"Nampaknya semua ada di sini."
"Ah iya, kami menanam semua yang kami bisa tanam, aku menemukan property ini setahun yang lalu. Kurasa properti terbaik yang pernah kupunya, kebunnya luar biasa. Pemiliknya meninggal dan anaknya menjual ini, ini tak begitu mahal, malah sangat underprice karena membeli ini harus menerima langsung ada dua keluarga yang tinggal di sini, dan dia membuat wasiat kebunnya harus tetap berjalan, karena kau lihat rumahnya walau cukup besar, memang sangat biasa, seperti rumah pedesaan, jauh dari kata mewah, semua yang di sini sudah bekerja lama dari pemilik sebelumnya. Mereka mencintai kebun mereka, kebun ini penyuplai groceries lokal organik. Ada dua keluarga tinggal di tanah ini. Mereka tinggal di bungalow itu. Jika aku datang ke sini rasanya seperti aku kembali ke masa kecil." Dia menceritakan kebanggaannya pada kebun ini dengan senyum di wajahnya.
"Kurasa property ini menemukan pemilik yang ditakdirkan untuknya." Mr. Xavier tertawa, tawa lepas yang berbeda dengan sisinya selalu terlihat serius.
"Kau benar aku memang sangat menyukai tempat ini. Ayo kita ke rumah." Dia sekarang memimpin jalan melewati row-row tanaman yang kebanyakan sedang tumbuh dan berkembang di awal musim semi.
"Jika aku datang akhir musim panas, di sini pasti banyak buah."
"Benar sekali, tapi ada strawberry di rumah kaca, kurasa sudah ada yang matang. Kau mau?"
"Boleh? Bukankah itu untuk di jual?"
"Untuk menjamu tamu juga, ayo..." Dia membuatku tersenyum lebar untuk membiarkanku masuk ke rumah kaca yang cukup besar itu.
Ini pertanian modern! Row itu ditanam hidroponik dengan pengaturan pipa air modern dengan elevating, sensor suhu, kelembapan, dan lampu UV. Strawberries bergantungan di sisi-sisinya dengan indah.
"Wow, ini luar biasa." Aku tak menyangka skala yang bisa dibuat di sini.
"Disini mereka menyuplai strawberry sepanjang tahun. Ayo ambillah semaumu." Dia memberiku keranjang panen. Aku melaju ke sela sela itu memetiknya tapi kesulitan karena kukuku yang agak panjang.
"Ini pakailah ini, jangan merusak kukumu." Dia ternyata mengerti aku membutuhkan gunting kecil dan memberiku apa yang kuperlukan.
"Terima kasih." Aku berjalan melewari row-row tanaman menjalar itu dan memetik yang sudah matang. "Sudah Sir?" Aku hanya memetik kira-kira seukuran kotak kecil.
"Sedikit sekali? Bawalah pulang beberapa..." Dia mencari untukku sehingga mungkin muat 3 kotak. Dia baik hati sekali membungkuskan untukku, aku meringis lebar melihat keranjang penuh itu. "Nanti biarkan Alma mengepaknya untukmu. Aku bawakan ke rumah."
Aku melewati row-row tanaman kembali ke rumah dengan hati bahagia seperti gadis kecil yang tengah tamasya dan melupakan sejenak aku sedang putus cinta. Hanya karena di berikan hadiah strawberry...
Kami sampai di rumah, dan dia mempersihkanku masuk. Seketika perhatianku beralih menyapu ruangan rumah. Dia benar rumah ini di bangun seperti rumah pedesaan, fungsional, tapi tak ada sentuhan desain apapun, temboknya kokoh, plain dengan warna putih gading, plafon sederhana dengan lampu gantung tua, perabot kayu seperti jaman 80an, bahkan beberapa foto-foto tua lama belum disingkirkan, walaupun bersih terawat, ini rumah tua yang pemiliknya sudah meninggal tercetak jelas di sana.
"Sir, kau belum menganti apapun rupanya?" Aku memberi komentar padanya dengan pandangan bahwa dia tidak perduli dengan isi rumah ini, tipe yang berpikir sebuah ada sebuah kamar tidak bocor yang bisa ditiduri sudah cukup, dia akan baik-baik saja dengan itu. Dan sekarang dia menyuruhku untuk membereskannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
💜Ilalang Senja💜
idaman semuanya....💟🩵♥️💚💛❤️🩶🤍🩷💙💜🧡💟
2025-03-13
1
Greenlime
Rumah impian ini... Salah satu mimpi dunia terbesar ku ya ini nih.. Punya rumah kaya rumah nya babang xavier 😁
2024-05-17
1
Sartini Cilacap
Jadi ngiler lihat strawberry nya
2023-10-06
2