Bab. 3

Dewi sudah prustasi karena pria itu sama sekali tidak mengendorkan sedikit pun aksinya untuk melecehkan Dewi malam itu juga. Tanpa sengaja tangannya menyentuh sebuah benda yang berbentuk panjang. Senyuman tipis penuh kebahagiaan tersungging di bibirnya Dewi, walaupun apa yang ada di dalam benaknya belum tentu jadi kenyataan.

"Alhamdulillah ada benda yang bisa saya pakai untuk melawan, semoga saja berhasil," cicitnya Dewi yang sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk melakukan perlawanan.

Pria itu menatap nyalang ke arahnya Dewi, "Kau jangan berharap kamu bisa lolos dari sini, karena malam ini kamu harus melayani aku!" ancam pria itu.

Pria itu berupaya untuk menarik hijabnya Dewi yang sudah berantakan, tetapi Dewi tidak mungkin tinggal diam saja melihat apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Akhirnya ia pun melakukan hal yang sudah terpikirkan olehnya sejak tadi, walaupun percobaannya mungkin akan gagal.

"Saya tidak mungkin dengan sukarela memenuhi keinginanmu pria bajingan!" Murkanya Dewi

Dewi mengayunkan tangannya sekuat tenaga lalu mengangkat balok kayu itu dan langsung memukuli kepalanya pria bertopeng kain tersebut.

"Auh sakit!" Pekiknya pria itu sembari memegangi kepalanya yang kemungkinannya sudah berdarah.

"Rasakan akibatnya, aku tidak akan tinggal diam atas kejahatanmu ini,saya akan melapor polisi!" Ancam Dewi.

Dewi pun segera bangkit dari posisi duduknya dalam keadaan tenaga yang tersisa hanya mampu memukul dua kali kepala pria itu.

"Lebih baik saya mati dari pada harus disentuh oleh pria brengsek seperti kamu yang jelas-jelas bukan suamiku!" Geramnya Dewi yang berpegangan pada pembatas pos ronda tersebut untuk bertumpu agar tubuhnya tidak oleng.

Pria itu meringkuk meringis menahan kesakitan di kepalanya," dasar perempuan lontek, saya tidak akan biarkan kau hidup!" Hardik pria itu yang berusaha untuk bangkit walaupun kondisinya semakin parah karena sudah banyak darah yang menetes membasahi wajahnya.

Dewi tersenyum penuh arti dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut, dengan sekuat tenaga ia berjalan tergesa-gesa menuju jalan raya. Tetapi, karena tangan pria itu cukup panjang sehingga mampu menggapai ujung kemejanya Dewi dan menarik dengan kuat ujung bajunya itu sehingga robek.

Krek!!

Dewi terlambat bergerak sehingga ujung pakaiannya harus rela ditarik dan robek. Robekan ujung pakaiannya Dewi terdengar dengan nyata. Robekan itu terjadi karena, Dewi bersikeras untuk melawan dan akhirnya mereka saling tarik menarik.

"Tolong lepaskan saya, jangan ditarik terus bajuku, aku mohon dengan sangat Pak!" Pintanya Dewi yang tangan satunya menutupi bagian perutnya yang sudah kelihatan.

Pria itu tersenyum penuh kemenangan yang berasa sudah berhasil melumpuhkan Dewi, "Hahaha! Lepas jangan mimpi,kamu sudah lukai kepalaku tapi dengan seenaknya kamu meminta belas kasihku untuk melepaskan kamu, haha itu hanya mimpi kamu!" Dengusnya yang tidak mau mengalah walaupun rasa sakit dan perih dirasakannya tidak menyurutkan semangatnya untuk menganiaya Mirah.

Dewi pun tidak mau kalah,dia pun mulai menendang bagian sensitifnya pria itu dengan tenaga sepenuhnya, "Jangan harap kamu bisa menyentuh tubuhku dan kejahatan kamu bisa berhasil, aku yakin Allah SWT akan membantuku," kesalnya Dewi yang berlari terseok-seok karena kondisi fisiknya semakin lemah dan juga faktor kelelahan yang terus melakukan perlawanan.

Kalau aku tahu akan ada kejadian seperti ini dalam hidupku, dulu aku pasti akan ikut taekwondo. Dewi berusaha untuk menahan laju air matanya, karena baginya menangis dikala itu tidak ada gunanya. Bahkan hanya akan membuatnya tidak bisa berfikir jernih.

Pria itu kembali meringkuk di atas lantai papan sembari memukul lantai papan," sial!! Perempuan itu lumayan juga, aku terlalu menganggap remeh dan lemah kemampuannya," kesal pria itu yang masih setia memakai topengnya.

"Ya Allah… tolonglah hambaMu ini, aku mohon jangan biarkan pria itu berhasil dengan rencana licik dan jahatnya, lindungilah aku dari segala marabahaya dan dari kejahatan manusia maupun mahluk lainnya," gumamnya Dewi yang semakin mempercepat langkahnya sambil sesekali melihat ke arah belakang karena pria bertopeng itu mengikuti langkah kepergiannya.

Hujan semakin turun dengan derasnya, hingga kondisi jalan yang dilalui keduanya sudah hampir tertutupi dengan genangan air hujan tengah malam buta itu.

"Kamu mau lari ke mana? Jangan harap kamu bisa selamat dari kejaran ku!" Pria itu berjalan sambil menenteng kayu balok bekas alat pemukul yang dipakai oleh Dewi tadi.

Dewi tidak menggubris perkataannya pria itu dengan terus berlari dan terkadang hanya berjalan kaki saja. Hingga tanpa disadarinya ada sebuah mobil sedan hitam yang melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi berlawanan arah menuju ke arahnya.

"Ahh!! Tidak!!' jeritnya Dewi yang bukannya berpindah tempat agar tidak tertabrak, tetapi hanya mampu menutupi wajahnya dari amukan kecelakaan tersebut.

Dewi sudah tidak memilki kemampuan untuk bergerak cepat,ia sudah mati langkah karena terkejut melihat mobil yang datang tiba-tiba ke arahnya, apa lagi ketika Mirah berjalan cukup berada di tengah jalan.

Ciitt!!!

Sedangkan di tempat lain beberapa jam sebelum kejadian itu, kesibukan sudah jelas terlihat di dalam bangunan rumah bergaya modern itu, hilir mudik beberapa orang dengan pekerjaan dan aktifitas masing-masing semakin menambah kesibukan di sekitar area rumah itu.

Di dalam sebuah kamar, seorang gadis kira-kira berusia dua puluh tiga tahun entah kenapa sejak tadi pagi suasana hatinya tidak tenang dan menentu, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya yang menggambarkannya.

"Apa aku telpon Abang Syam saja yah? Aku semakin tidak tenang jika belum mendengar suaranya, walaupun tiga hari lagi kami resmi menjadi suami istri," gadis manis berikat rambut satu itu.

Gadis itu kebingungan dan ragu untuk menelpon calon suaminya, takutnya mengganggu aktivitas sang pujaan hatinya. Dengan keputusan yang bulat,ia akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi kekasihnya tersebut.

"Assalamualaikum, Sayang apa kamu jadi berangkat ke daerah malam ini?" Tanyanya Nadia dari seberang telepon.

"waalaikum salam, Insya Allah… jadi ini sudah siap-siap mau berangkat, emangnya kenapa?" Tanyanya balik Syamuel sambil membuka pintu mobil dinas yang sering dipakainya jika bepergian ke luar daerah urusan pekerjaan.

"Apa Mas Syam batalkan saja dulu keberangkatannya, entah kenapa feelingku tidak enak, apa lagi sisa tiga hari kita menikah loh,apa sebaiknya dibatalkan atau suruh teman kerjanya yang lain yang gantiin Mas untuk kali ini saja," ujarnya Nadia calon istrinya itu.

Samuel Abidzar Al-Ghifari hanya terkekeh mendengar perkataan dari calon istrinya itu," insya Allah… semuanya akan berjalan lancar, andai saja bisa Mas pasti tidak akan pergi,tapi ini sudah tanggung jawabnya Mas tidak mungkin melimpahkan kepada teman, kamu cukup bersabar, tenangkan hatimu dan paling penting doakan saja Mas supaya pulang tepat waktu dan selamat tanpa kekurangan apapun," imbuhnya Aiman.

"Amin ya rabbal alamin,kalau gitu aku tutup dulu telponnya Mas ada beberapa tetangga yang datang sepertinya ingin bertemu denganku, assalamualaikum," ucapnya Nadia yang terpaksa menutup sambungan teleponnya itu.

"Waalaikum salam,i love you forever Nadia Yulianti," cicitnya Syam sebelum menutup sambungan teleponnya itu.

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

Dwi kecelakaan

2023-08-27

1

Yani

Yani

Kayanya mobil Syam yang mau nanrsk Dewi

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 28
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab.71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98.
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103.
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128.
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 134
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143. Kedatangan Tamu
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 152
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158.
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162. Otewe Season Dua
163 Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164 Bab. 164. Iringan Pengantin
165 Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166 Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167 Bab. 167. Ketakutan
168 Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169 Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170 Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171 Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172 Bab.172. Pria Tolol
173 Bab. 173. Sungkeman
174 Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175 Bab. 175. Ditahan Dulu
176 Bab. 176. Kehidupan Baru
177 Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178 Bab. 178. Palang Merah
179 Bab. 179. Adelio Prustasi
180 Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181 Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182 Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183 Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184 Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185 Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186 Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187 bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 192
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218 Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
243 Bab. 243
244 Bab. 244
245 Bab. 245
246 Bab. 246
247 Bab. 247
248 Bab. 248
249 Bab. 249
250 Bab. 250
251 Bab. 251
252 Bab. 252
253 Bab. 253
254 Bab. 254
255 Bab. 255
256 Bab. 256
257 Bab. 257
258 Bab. 258
259 Bab. 259
260 Bab. 260
261 Bab. 261
262 Bab. 262
263 Bab. 263
264 Bab. 264
265 Bab. 265
266 Bab. 266
267 Bab. 267
268 Bab. 268
269 Bab. 269
270 Bab. 270
271 Bab. 271
272 Bab. 272
273 Bab. 273
274 Bab..274
275 Bab. 275
276 Bab. 276
277 Bab. 277
278 Bab. 278
279 Bab. 279
280 Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan
Episodes

Updated 280 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 28
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab.71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98.
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103.
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128.
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 134
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143. Kedatangan Tamu
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 152
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158.
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162. Otewe Season Dua
163
Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164
Bab. 164. Iringan Pengantin
165
Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166
Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167
Bab. 167. Ketakutan
168
Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169
Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170
Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171
Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172
Bab.172. Pria Tolol
173
Bab. 173. Sungkeman
174
Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175
Bab. 175. Ditahan Dulu
176
Bab. 176. Kehidupan Baru
177
Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178
Bab. 178. Palang Merah
179
Bab. 179. Adelio Prustasi
180
Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181
Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182
Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183
Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184
Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185
Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186
Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187
bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 192
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218
Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242
243
Bab. 243
244
Bab. 244
245
Bab. 245
246
Bab. 246
247
Bab. 247
248
Bab. 248
249
Bab. 249
250
Bab. 250
251
Bab. 251
252
Bab. 252
253
Bab. 253
254
Bab. 254
255
Bab. 255
256
Bab. 256
257
Bab. 257
258
Bab. 258
259
Bab. 259
260
Bab. 260
261
Bab. 261
262
Bab. 262
263
Bab. 263
264
Bab. 264
265
Bab. 265
266
Bab. 266
267
Bab. 267
268
Bab. 268
269
Bab. 269
270
Bab. 270
271
Bab. 271
272
Bab. 272
273
Bab. 273
274
Bab..274
275
Bab. 275
276
Bab. 276
277
Bab. 277
278
Bab. 278
279
Bab. 279
280
Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!