Bab. 2

"Ini gara-gara Dinar dan Hani yang menggangguku pagi tadi sehingga lupa bawa payung segala, padahal sudah ada pepatah mengatakan sedia payung sebelum hujan," gumam Dewi yang kesal jika teringat dengan ulah adik dan adik sepupunya itu.

Dewi kembali teringat dengan kejadian tadi pagi, ketika adik sepupunya dan juga adik bungsunya itu mengerjainya. Dewi terkadang kesal juga dengan kejahilan mereka yang selama akan menikah dengan Ismail selalu saja usil.

Dengan terpaksa Dewi berjalan dibawah guyuran hujan yang turun cukup lebat malam itu. Beberapa menit kemudian, Dewi memutuskan untuk berjalan di bawah guyuran air hujan sembari menunggu ojek yang kebetulan melewati jalan yang dilaluinya itu. Walaupun kemungkinan besar sudah sangat jarang ada ojek yang melewati jalan itu, jika sudah lewat dari jam sepuluh malam.

"Bismillahirrahmanirrahim semoga saja ada ojek yang lewat atau Abang Ismail yang melihatku berjalan," gumam Dewi yang semakin cemas menunggu kedatangan tunangannya itu.

Dewi yang mulai melangkahkan kakinya itu meninggalkan amperan toko tempatnya bekerja. Seluruh pakaian dan sekujur tubuhnya sudah basah kuyup, tubuhnya pun mulai menggigil kedinginan. Dewi terus berjalan dengan tas sebagai pelindungnya dari terpaan hujan.

"Ya Allah… sudah sejauh ini aku berjalan tapi seolah semua pengendara mobil atau motor sudah enggan untuk melewati daerah ini," cicitnya Dewi yang celingak-celinguk memperhatikan keadaan sekitarnya yang semakin nampak sepi saja.

Baru sepersekian detik ia bergumam, tiba-tiba ada seorang yang menarik tangannya dengan kekuatan penuh.

"Aahhh! Siapa?!" Teriaknya Dewi refleks melayangkan tas selempangnya ke arah orang itu.

Sedangkan orang yang menarik tangannya tidak menggubris dan peduli dengan perkataan dari Dewi dan malah menggendong tubuhnya Dewi ke arah sebuah rumah kecil yang sering dipakai warga untuk melakukan ronda malam.

"Lepaskan! jika Anda tidak lepaskan saya akan berteriak, aku yakin orang-orang akan datang ke sini," gertaknya Dewi yang tidak mau mengalah walaupun tubuhnya dalam gendongan orang itu.

"Hahaha!! silahkan kamu teriak saja, karena aku yakin tidak akan ada orang yang mendengar teriakanmu di tengah malam buta ini, apalagi sedang hujan, mereka semua meringkuk dalam selimutnya!" ketusnya orang itu lagi.

Dewi terus memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri dari gendongan pria yang memakai topeng hitam itu. Dia sekuat tenaga melakukan perlawanan, walaupun apa yang dilakukannya itu sia-sia belaka.

"Aku mohon lepaskan aku! Kamu siapa kenapa kamu bersikap seperti ini padaku!? Aku tidak mengenal Anda, aku juga tidak punya salah kepadamu jadi aku mohon tolong turunkan aku!" Teriaknya Dewi dalam gendongan.

"Saya tidak perlu tau apa alasanku yang terpenting kamu cukup diam! Jangan mencoba untuk melawanku karena apa yang kau perbuat itu tidak ada arti dan gunanya, semuanya sia-sia belaka," dengusnya pria itu.

Dewi tercengang mendengar perkataan dari orang itu yang jelas sekali jika dia seorang pria. Tetapi Dewi tidak menyerah sedikitpun, dia terus memukuli punggung lebar pria itu.

"Tolong!!! To-long!! Siapapun yang dengar teriakanku aku mohon datanglah!!" Jeritnya Dewi yang terus berupaya mencari pertolongan dengan berteriak sekencang-kencangnya.

"Dewi Mirasih! Hentikan semua ini jika tidak nyawa kamu yang akan melayang!" Ancamnya pria itu.

Dewi melototkan kedua bola matanya karena kaget dan keheranan mendengar perkataan dari mulut pria yang sama sekali tidak diketahuinya.

"Kenapa orang ini mengetahui nama lengkapku, siapa dia sebenarnya?" Cicitnya Dewi yang masih berusaha untuk meloloskan diri dari gendongan laki-laki bertopeng kain.

Pria itu melempar tubuhnya Dewi keatas balai-balai yang lebih mirip gazebo itu dengan kasar.

Bruk.. badebuk!

Suara tubuhnya Mirah yang terlempar mengenai papan gazebo itu.

"Auh sakit! hiks hiks sakit!" Keluhnya Dewi ketika dirinya sudah menyentuh lantai kayu tersebut.

Pria itu mengayunkan sebilah pisau yang mengkilap terkena terpaan cahaya sinar lampu tepat di sekitar pipinya yang tertutup kain hijabnya.

"Jika kamu berani coba-coba untuk meminta tolong lagi! Jangan salahkan saya jika bertindak lebih kejam padamu gadis cantik!"gertaknya Pria yang memakai topeng itu.

Kedua pasang matanya Dewi melotot saking takut, panik dan tidak menyangka jika di dalam hidupnya akan mengalami kejadian seperti ini.

"Ja-ngan… a-ku mo-hon le-pas-kan a-ku,"ratapnya Dewi yang seluruh tubuhnya mulai gemetaran saking takutnya ditambah dengan cuaca dingin malam itu dengan tubuhnya yang kedinginan.

Pria itu hanya menyunggingkan senyum liciknya yang penuh kemenangan karena berhasil membuat Dewi gemetar ketakutan.

Berulang kali Dewi mengucap istighfar dan meminta pertolongan kepada Allah SWT sambil mengamati sekitarnya untuk mencari benda yang bisa digunakan untuk melawan penjahat itu.

"Kenapa pria ini melakukan semua ini padaku? kesalahan apa yang telah aku perbuat sehingga membuatnya murka padaku," lirih Dewi.

"Saya akan melakukan segala cara untuk menggagalkan rencana pernikahanmu dengan pria yang disukai oleh adikku, kalau perlu aku akan menodai kesucianmu asalkan kamu tidak jadi menikah dengan Ismail," batinnya Pria itu.

Dewi beringsut ke arah belakang hingga punggungnya terbentur ke dinding papan gazebo kayu itu. Tubuhnya semakin menggigil kedinginan menahan rasa takut, kedinginan, kecemasan dan juga rasa khawatir bercampur menjadi satu bagian di dalam hati dan pikirannya saat itu.

Dewi menutupi bagian tubuh depannya agar tidak terlalu terekspos keluar, karena seluruh pakaiannya sudah basah kuyup hingga beberapa tonjolan tubuhnya sudah tampak jelas.

"Sia-pa kau sebenarnya? a-ku mohon to-long jangan seperti ini," rengeknya Dewi yang berusaha menghalau langkahnya pria itu.

Hanya sudut bibirnya pria itu yang nampak kelihatan dibalik topengnya, "Kamu tidak perlu mengetahui siapa saya yang jelasnya malam ini aku akan menunjukkan kepadamu akibat dari merebut Ismail dan kamu berencana akan menikah dengannya, ini lah akibatnya!" Gertaknya orang dibalik topeng.

"Apakah orang ini melakukan semua ini padaku karena gara-gara aku akan menikah dengan Abang Ismail? apa aku salah menerima lamaran dari pria yang aku sayang? Kalau seperti ini Aku harus mencari cara untuk meloloskan diri dari sini, bagaimana pun caranya aku harus bisa kabur," batinnya Dewi Mirasih yang sesekali melirik ke arah kanan kiri.

Tubuhnya semakin mundur agar tidak bersentuhan dengan pria yang bukan keluarganya sendiri dan jelas-jelas bukan mahramnya. Rasa takut itu pasti ada, tetapi Dewi terus berusaha untuk tetap tenang dan melakukan perlawanan sambil diam-diam mencari benda apa yang kira-kira bisa dipergunakannya.

"Setelah aku lolos dari sini aku akan mencari tahu siapa pria ini sebenarnya, apakah motifnya melakukan tindakan kejahatan hanya karena aku akan menikah dengan Mas Ismail, tapi kenapa aku merasa pria ini tidak asing bagiku," Dewi sibuk dengan pemikirannya sambil berusaha untuk terus menghindar.

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

penasaran siapa pria itu

2023-08-27

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

ssiapa sh orang ini...

2023-08-08

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

pengecut tuh cowok 😠

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 28
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab.71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98.
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103.
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128.
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 134
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143. Kedatangan Tamu
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 152
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158.
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162. Otewe Season Dua
163 Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164 Bab. 164. Iringan Pengantin
165 Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166 Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167 Bab. 167. Ketakutan
168 Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169 Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170 Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171 Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172 Bab.172. Pria Tolol
173 Bab. 173. Sungkeman
174 Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175 Bab. 175. Ditahan Dulu
176 Bab. 176. Kehidupan Baru
177 Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178 Bab. 178. Palang Merah
179 Bab. 179. Adelio Prustasi
180 Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181 Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182 Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183 Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184 Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185 Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186 Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187 bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 192
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218 Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
243 Bab. 243
244 Bab. 244
245 Bab. 245
246 Bab. 246
247 Bab. 247
248 Bab. 248
249 Bab. 249
250 Bab. 250
251 Bab. 251
252 Bab. 252
253 Bab. 253
254 Bab. 254
255 Bab. 255
256 Bab. 256
257 Bab. 257
258 Bab. 258
259 Bab. 259
260 Bab. 260
261 Bab. 261
262 Bab. 262
263 Bab. 263
264 Bab. 264
265 Bab. 265
266 Bab. 266
267 Bab. 267
268 Bab. 268
269 Bab. 269
270 Bab. 270
271 Bab. 271
272 Bab. 272
273 Bab. 273
274 Bab..274
275 Bab. 275
276 Bab. 276
277 Bab. 277
278 Bab. 278
279 Bab. 279
280 Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan
Episodes

Updated 280 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 28
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab.71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98.
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103.
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128.
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 134
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143. Kedatangan Tamu
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 152
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158.
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162. Otewe Season Dua
163
Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164
Bab. 164. Iringan Pengantin
165
Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166
Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167
Bab. 167. Ketakutan
168
Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169
Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170
Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171
Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172
Bab.172. Pria Tolol
173
Bab. 173. Sungkeman
174
Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175
Bab. 175. Ditahan Dulu
176
Bab. 176. Kehidupan Baru
177
Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178
Bab. 178. Palang Merah
179
Bab. 179. Adelio Prustasi
180
Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181
Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182
Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183
Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184
Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185
Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186
Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187
bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 192
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218
Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242
243
Bab. 243
244
Bab. 244
245
Bab. 245
246
Bab. 246
247
Bab. 247
248
Bab. 248
249
Bab. 249
250
Bab. 250
251
Bab. 251
252
Bab. 252
253
Bab. 253
254
Bab. 254
255
Bab. 255
256
Bab. 256
257
Bab. 257
258
Bab. 258
259
Bab. 259
260
Bab. 260
261
Bab. 261
262
Bab. 262
263
Bab. 263
264
Bab. 264
265
Bab. 265
266
Bab. 266
267
Bab. 267
268
Bab. 268
269
Bab. 269
270
Bab. 270
271
Bab. 271
272
Bab. 272
273
Bab. 273
274
Bab..274
275
Bab. 275
276
Bab. 276
277
Bab. 277
278
Bab. 278
279
Bab. 279
280
Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!