Sebelum mobil pria itu memasuki jalan yang dimana Dewi berada, ia hampir saja menabrak kucing hitam yang tiba-tiba muncul dan melintas di depan mobilnya.
"Semoga saja kucing itu bukan pertanda tidak baik, amin ya rabbal alamin," cicitnya.
Suara decitan ban mobil malam itu tidak terlalu nyaring dan bising, karena terganggu dengan genangan oleh air hujan yang cukup banyak menggenangi jalan raya.
Dewi yang berdiri tidak seimbang akhirnya terduduk di atas jalan raya,"ahh tidak!!" Pekik Dewi yang berlindung dengan caran menutupi wajahnya.
Sedangkan pengemudi mobil tersebut segera turun dari mobil dan berusaha untuk menolong dan memeriksa kondisi orang yang ditabraknya.
"Astaghfirullah aladzim, kenapa aku bisa menabrak orang," kesalnya pengemudi mobil itu dengan memukul perlahan setir mobilnya itu.
Pengemudi mobil itu bergegas membuka pintu mobilnya, ia segera berjalan untuk memeriksa kondisi dari perempuan yang ditabraknya.
Orang itu melihat dan mendapati seorang gadis yang terduduk di atas aspal yang mengalir air hujan diatasnya. Orang itu segera mengulurkan tangannya ke arah Dewi
"Ayo Mbak pegang tanganku agar kamu bisa bangun, karena saya akan periksa kondisinya Mbak terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit," usulnya pria pengendara mobil tersebut.
Dewi menatap intens ke arah pria yang hampir saja menabraknya itu dengan tatapan matanya yang sendu. Kepalanya sudah pusing tujuh keliling, dadanya terasa sesak, bibirnya pucat pasi dan tubuhnya gemetar saking takut sekaligus kedinginan.
"Tu-an to-long sa-ya!" Lirih Dewi yang berusaha sekuat tenaga yang tersisa untuk menggapai tangan pria itu.
Sang supir pun tanpa pikir panjang segera menyambut tangannya Dewi dengan tatapan yang penuh kekhwatiran.
"Apa Mbak baik-baik saja?" Tanyanya.
Tubuhnya Dewi yang tertarik cukup kuat hingga kedua tubuh mereka saling berdempetan tapi, Dewi sudah kedahuluan tidak sadarkan diri sebelum mampu berbicara sepatah kata pun.
"Kamu baik-baik saja kan?" Tanyanya pria itu yang cukup terkejut mendapati Dewi yang pingsan.
Perkataan dan pertanyaan dari pria itu tidak mendapatkan balasan dan jawaban dari Mirah, karena sudah pingsan dalam dekapan hangatnya orang asing.
"Aku baru bertanya saja dia sudah pingsan, padahal tidak ada darah yang menetes dari tubuhnya," gumam pria itu.
Orang itu menepuk-nepuk pipinya Mirah bertujuan untuk menyadarkan Mirah yang telanjur pingsan itu.
"Kenapa malah pingsan, kalau seperti ini bukannya menyelesaikan masalah malah menambah masalah saja," ketus orang itu.
Hujan pun mulai perlahan reda, orang itu baru berusaha untuk menggendong Dewi ke dalam mobilnya, tapi baru saja berusaha untuk melakukan hal tersebut, upayanya terganggu dan teralihkan karena teriakan dan lampu senter yang menyorot ke arah keduanya itu sehingga keduanya masih dalam keadaan berpelukan.
"Hey! Apa yang kalian lakukan!?" Teriak beberapa orang yang memakai jas hujan sambil membawa beberapa senter dan alat pentungan.
Ke lima bapak-bapak itu berjalan terburu-buru ke arah Dewi dan pria yang menolongnya dan mereka mengelilingi Mirah yang masih dalam dekapan hangat pelukannya pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Iya tengah malam begini berpelukan mesra, saya yakin mereka baru saja melakukan hal yang tidak senonoh," imbuh pria yang memakai kopiah itu.
"Apa yang pak Ardi katakan benar adanya, coba bapak-bapak perhatikan pakaian perempuan itu yang basah kuyup dan robek hingga perutnya kelihatan,saya yakin pasti mereka sudah berbuat maksiat!" Geram pria yang disapa Pak Abi itu.
"Iya benar banget tuh Pak Abi, mereka mengelak dan menentang perkataan dan tuduhan kita itu sudah jelas-jelas tidak berguna karena buktinya sudah sangat nyata kalau mereka adalah pasangan mesum,"
"Stop Pak,apa yang kalian lihat tidak benar adanya, kami hanya kebetulan bersama saja, sedang saya di sini berusaha untuk menolong gadis ini karena tertabrak mobilku, masalah bajunya sobek maafkan saya tidak paham masalah itu juga," sanggah pria itu.
Pria itu berusaha untuk memeluk erat tubuhnya Dewi, karena ia takut jika Dewi terjatuh ke atas aspal yang akan menambah parah sakitnya Dewi.
"Seperti inilah pergaulan anak muda jaman sekarang berani berbuat tapi, tidak berani bertanggung jawab, lagian tidak usah ngeles dan banyak bacok,bukti sudah kami lihat sendiri dan kami sendirilah yang menjadi saksinya, apa lagi yang perlu kamu sanggah, semuanya akan sia-sia saja," pungkas Pak Arsyad ketua RT setempat.
Mereka semua saling melempar pandangan satu sama lainnya. Kelima warga masyarakat itu tidak habis pikir jika mendapati dua anak muda mudi dalam keadaan yang cukup membingungkan.
"Kalau begini kita bawa ke kantor polisi saja karena kerumahnya Pak camat pasti tidak akan berguna pasti keduanya akan menentang terus apa yang kita katakan," tukasnya pak Amir.
Pak Aco menatap jengah ke arah pria itu dan Dewi yang masih berpelukan, "Edede kalau menurut saya ini Pak sebaiknya bawa mbaknya dulu ke puskesmas untuk memeriksa kondisi kesehatannya, aku takut pria ini terlalu kuat anunya, sehingga pasangannya harus pingsan seperti ini," sarannya Pak Aco.
"Bapak-bapak yang terhormat dan budiman dimana kalian simpan rasa iba dan hati kalian semua, kalian ini kenapa enggak nolongin perempuan ini dulu baru menginterogasi kami, bukannya prihatin melihat kondisi perempuannya melainkan hanya menuduh kami dengan keadaan seperti ini, padahal apa yang kalian lihat tidak semua itu benar dan sesuai dengan kenyataan," ketusnya sang pria yang memakai setelan jas lengkap seolah-olah dia akan mengikuti acara yang sangat resmi.
Pak Adi dan pak Ali saling bertatapan satu sama lainnya dengan beberapa anggota siskamling malam itu.
"Benar juga apa katanya, tapi kamu tidak boleh lalai dari tanggung jawab kamu, karena kami yakin kalian sudah melakukan hal yang tidak wajar," timpalnya Pak Ali.
Berselang beberapa menit kemudian mereka sudah berada di jalan menuju salah satu puskemas yang terdekat dari lokasi kejadian penggrebekan yang dilakukan oleh beberapa warga masyarakat setempat yang sedang berjaga malam itu.
Pria itu menyeka rambutnya dengan gusar karena perjalanannya harus terganggu. Dia duduk di atas salah satu kursi panjang bercat putih gading tersebut dan sesekali menatap ke arah ICU.
"Kalau gitu bawa kedalam mobil kami akan menuntun ke tempat puskesmas terdekat, kasian perempuan muda ini kalau dibiarkan seperti ini terus," usulnya Pak Ali.
Sebagian ikut masuk ke dalam mobil dan yang lainnya segera mengambil motor mereka untuk menyusul mobil sedan hitam tersebut yang melaju dengan kecepatan sedang menuju pusat kesehatan masyarakat setempat.
Pria itu terpaksa menuruti perintah dan perkataan dari bapak-bapak untuk menghindari masalah yang berkepanjangan.
"Semalam aku mimpi apa sehingga sekarang aku harus menghadapi masalah seperti ini, tadi hampir nabrak kucing sekarang hampir juga nabrak orang, Bos beli mobil ini hari apa sih sehingga aku terkena sial," umpatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sunarti
ada salah paham
2023-08-27
1
Hanipah Fitri
awal yg seru
2023-07-03
1
Hanipah Fitri
awal yg seru
2023-07-03
0