Bab. 4

Sebelum mobil pria itu memasuki jalan yang dimana Dewi berada, ia hampir saja menabrak kucing hitam yang tiba-tiba muncul dan melintas di depan mobilnya.

"Semoga saja kucing itu bukan pertanda tidak baik, amin ya rabbal alamin," cicitnya.

Suara decitan ban mobil malam itu tidak terlalu nyaring dan bising, karena terganggu dengan genangan oleh air hujan yang cukup banyak menggenangi jalan raya.

Dewi yang berdiri tidak seimbang akhirnya terduduk di atas jalan raya,"ahh tidak!!" Pekik Dewi yang berlindung dengan caran menutupi wajahnya.

Sedangkan pengemudi mobil tersebut segera turun dari mobil dan berusaha untuk menolong dan memeriksa kondisi orang yang ditabraknya.

"Astaghfirullah aladzim, kenapa aku bisa menabrak orang," kesalnya pengemudi mobil itu dengan memukul perlahan setir mobilnya itu.

Pengemudi mobil itu bergegas membuka pintu mobilnya, ia segera berjalan untuk memeriksa kondisi dari perempuan yang ditabraknya.

Orang itu melihat dan mendapati seorang gadis yang terduduk di atas aspal yang mengalir air hujan diatasnya. Orang itu segera mengulurkan tangannya ke arah Dewi

"Ayo Mbak pegang tanganku agar kamu bisa bangun, karena saya akan periksa kondisinya Mbak terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit," usulnya pria pengendara mobil tersebut.

Dewi menatap intens ke arah pria yang hampir saja menabraknya itu dengan tatapan matanya yang sendu. Kepalanya sudah pusing tujuh keliling, dadanya terasa sesak, bibirnya pucat pasi dan tubuhnya gemetar saking takut sekaligus kedinginan.

"Tu-an to-long sa-ya!" Lirih Dewi yang berusaha sekuat tenaga yang tersisa untuk menggapai tangan pria itu.

Sang supir pun tanpa pikir panjang segera menyambut tangannya Dewi dengan tatapan yang penuh kekhwatiran.

"Apa Mbak baik-baik saja?" Tanyanya.

Tubuhnya Dewi yang tertarik cukup kuat hingga kedua tubuh mereka saling berdempetan tapi, Dewi sudah kedahuluan tidak sadarkan diri sebelum mampu berbicara sepatah kata pun.

"Kamu baik-baik saja kan?" Tanyanya pria itu yang cukup terkejut mendapati Dewi yang pingsan.

Perkataan dan pertanyaan dari pria itu tidak mendapatkan balasan dan jawaban dari Mirah, karena sudah pingsan dalam dekapan hangatnya orang asing.

"Aku baru bertanya saja dia sudah pingsan, padahal tidak ada darah yang menetes dari tubuhnya," gumam pria itu.

Orang itu menepuk-nepuk pipinya Mirah bertujuan untuk menyadarkan Mirah yang telanjur pingsan itu.

"Kenapa malah pingsan, kalau seperti ini bukannya menyelesaikan masalah malah menambah masalah saja," ketus orang itu.

Hujan pun mulai perlahan reda, orang itu baru berusaha untuk menggendong Dewi ke dalam mobilnya, tapi baru saja berusaha untuk melakukan hal tersebut, upayanya terganggu dan teralihkan karena teriakan dan lampu senter yang menyorot ke arah keduanya itu sehingga keduanya masih dalam keadaan berpelukan.

"Hey! Apa yang kalian lakukan!?" Teriak beberapa orang yang memakai jas hujan sambil membawa beberapa senter dan alat pentungan.

Ke lima bapak-bapak itu berjalan terburu-buru ke arah Dewi dan pria yang menolongnya dan mereka mengelilingi Mirah yang masih dalam dekapan hangat pelukannya pria yang sama sekali tidak dikenalnya.

"Iya tengah malam begini berpelukan mesra, saya yakin mereka baru saja melakukan hal yang tidak senonoh," imbuh pria yang memakai kopiah itu.

"Apa yang pak Ardi katakan benar adanya, coba bapak-bapak perhatikan pakaian perempuan itu yang basah kuyup dan robek hingga perutnya kelihatan,saya yakin pasti mereka sudah berbuat maksiat!" Geram pria yang disapa Pak Abi itu.

"Iya benar banget tuh Pak Abi, mereka mengelak dan menentang perkataan dan tuduhan kita itu sudah jelas-jelas tidak berguna karena buktinya sudah sangat nyata kalau mereka adalah pasangan mesum,"

"Stop Pak,apa yang kalian lihat tidak benar adanya, kami hanya kebetulan bersama saja, sedang saya di sini berusaha untuk menolong gadis ini karena tertabrak mobilku, masalah bajunya sobek maafkan saya tidak paham masalah itu juga," sanggah pria itu.

Pria itu berusaha untuk memeluk erat tubuhnya Dewi, karena ia takut jika Dewi terjatuh ke atas aspal yang akan menambah parah sakitnya Dewi.

"Seperti inilah pergaulan anak muda jaman sekarang berani berbuat tapi, tidak berani bertanggung jawab, lagian tidak usah ngeles dan banyak bacok,bukti sudah kami lihat sendiri dan kami sendirilah yang menjadi saksinya, apa lagi yang perlu kamu sanggah, semuanya akan sia-sia saja," pungkas Pak Arsyad ketua RT setempat.

Mereka semua saling melempar pandangan satu sama lainnya. Kelima warga masyarakat itu tidak habis pikir jika mendapati dua anak muda mudi dalam keadaan yang cukup membingungkan.

"Kalau begini kita bawa ke kantor polisi saja karena kerumahnya Pak camat pasti tidak akan berguna pasti keduanya akan menentang terus apa yang kita katakan," tukasnya pak Amir.

Pak Aco menatap jengah ke arah pria itu dan Dewi yang masih berpelukan, "Edede kalau menurut saya ini Pak sebaiknya bawa mbaknya dulu ke puskesmas untuk memeriksa kondisi kesehatannya, aku takut pria ini terlalu kuat anunya, sehingga pasangannya harus pingsan seperti ini," sarannya Pak Aco.

"Bapak-bapak yang terhormat dan budiman dimana kalian simpan rasa iba dan hati kalian semua, kalian ini kenapa enggak nolongin perempuan ini dulu baru menginterogasi kami, bukannya prihatin melihat kondisi perempuannya melainkan hanya menuduh kami dengan keadaan seperti ini, padahal apa yang kalian lihat tidak semua itu benar dan sesuai dengan kenyataan," ketusnya sang pria yang memakai setelan jas lengkap seolah-olah dia akan mengikuti acara yang sangat resmi.

Pak Adi dan pak Ali saling bertatapan satu sama lainnya dengan beberapa anggota siskamling malam itu.

"Benar juga apa katanya, tapi kamu tidak boleh lalai dari tanggung jawab kamu, karena kami yakin kalian sudah melakukan hal yang tidak wajar," timpalnya Pak Ali.

Berselang beberapa menit kemudian mereka sudah berada di jalan menuju salah satu puskemas yang terdekat dari lokasi kejadian penggrebekan yang dilakukan oleh beberapa warga masyarakat setempat yang sedang berjaga malam itu.

Pria itu menyeka rambutnya dengan gusar karena perjalanannya harus terganggu. Dia duduk di atas salah satu kursi panjang bercat putih gading tersebut dan sesekali menatap ke arah ICU.

"Kalau gitu bawa kedalam mobil kami akan menuntun ke tempat puskesmas terdekat, kasian perempuan muda ini kalau dibiarkan seperti ini terus," usulnya Pak Ali.

Sebagian ikut masuk ke dalam mobil dan yang lainnya segera mengambil motor mereka untuk menyusul mobil sedan hitam tersebut yang melaju dengan kecepatan sedang menuju pusat kesehatan masyarakat setempat.

Pria itu terpaksa menuruti perintah dan perkataan dari bapak-bapak untuk menghindari masalah yang berkepanjangan.

"Semalam aku mimpi apa sehingga sekarang aku harus menghadapi masalah seperti ini, tadi hampir nabrak kucing sekarang hampir juga nabrak orang, Bos beli mobil ini hari apa sih sehingga aku terkena sial," umpatnya.

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

ada salah paham

2023-08-27

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

awal yg seru

2023-07-03

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

awal yg seru

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 28
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab.71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98.
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103.
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128.
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 134
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143. Kedatangan Tamu
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 152
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158.
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162. Otewe Season Dua
163 Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164 Bab. 164. Iringan Pengantin
165 Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166 Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167 Bab. 167. Ketakutan
168 Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169 Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170 Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171 Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172 Bab.172. Pria Tolol
173 Bab. 173. Sungkeman
174 Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175 Bab. 175. Ditahan Dulu
176 Bab. 176. Kehidupan Baru
177 Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178 Bab. 178. Palang Merah
179 Bab. 179. Adelio Prustasi
180 Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181 Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182 Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183 Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184 Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185 Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186 Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187 bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 192
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218 Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
243 Bab. 243
244 Bab. 244
245 Bab. 245
246 Bab. 246
247 Bab. 247
248 Bab. 248
249 Bab. 249
250 Bab. 250
251 Bab. 251
252 Bab. 252
253 Bab. 253
254 Bab. 254
255 Bab. 255
256 Bab. 256
257 Bab. 257
258 Bab. 258
259 Bab. 259
260 Bab. 260
261 Bab. 261
262 Bab. 262
263 Bab. 263
264 Bab. 264
265 Bab. 265
266 Bab. 266
267 Bab. 267
268 Bab. 268
269 Bab. 269
270 Bab. 270
271 Bab. 271
272 Bab. 272
273 Bab. 273
274 Bab..274
275 Bab. 275
276 Bab. 276
277 Bab. 277
278 Bab. 278
279 Bab. 279
280 Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan
Episodes

Updated 280 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 28
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab.71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98.
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103.
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128.
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 134
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143. Kedatangan Tamu
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 152
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158.
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162. Otewe Season Dua
163
Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164
Bab. 164. Iringan Pengantin
165
Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166
Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167
Bab. 167. Ketakutan
168
Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169
Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170
Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171
Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172
Bab.172. Pria Tolol
173
Bab. 173. Sungkeman
174
Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175
Bab. 175. Ditahan Dulu
176
Bab. 176. Kehidupan Baru
177
Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178
Bab. 178. Palang Merah
179
Bab. 179. Adelio Prustasi
180
Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181
Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182
Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183
Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184
Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185
Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186
Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187
bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 192
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218
Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242
243
Bab. 243
244
Bab. 244
245
Bab. 245
246
Bab. 246
247
Bab. 247
248
Bab. 248
249
Bab. 249
250
Bab. 250
251
Bab. 251
252
Bab. 252
253
Bab. 253
254
Bab. 254
255
Bab. 255
256
Bab. 256
257
Bab. 257
258
Bab. 258
259
Bab. 259
260
Bab. 260
261
Bab. 261
262
Bab. 262
263
Bab. 263
264
Bab. 264
265
Bab. 265
266
Bab. 266
267
Bab. 267
268
Bab. 268
269
Bab. 269
270
Bab. 270
271
Bab. 271
272
Bab. 272
273
Bab. 273
274
Bab..274
275
Bab. 275
276
Bab. 276
277
Bab. 277
278
Bab. 278
279
Bab. 279
280
Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!