Bab. 5

Pria itu kembali menatap nyalang ke arah pria yang bernama Pak Adi itu, "Bagaimana kalau pria itu tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya?" Tanyanya Pak Adi seraya menunjuk ke arah Syam.

Syam sudah muak dan capek dengan tuduhan yang tidak beralasan itu akhirnya dengan berat hati ia memutuskannya untuk bersedia menikah dengan Dewi.

"Saya akan bertanggung jawab atas perbuatanku kalau memang saya bersalah, tapi disini saya bukan pelaku penganiayaan terhadap gadis tersebut, hanya saja menolongnya yang tanpa sengaja tertabrak mobilku," sangkalnya Syam yang tidak mungkin mengiyakan apa yang tidak diperbuatnya itu.

"Ya Allah… kenapa Anda selalu saja mengelak dan menyangkal bahwa Anda lah pelaku utamanya yang membuat seluruh pakaian gadis itu koyak dan berantakan, lagian semua bukti mengarah kepada Anda dan dilokasi kejadian hanya Anda yang ada tidak ada seorang pun," dengusnya Pak Ardi.

Syamuel itu masih duduk dengan bersandar ke sandaran kursi dengan raut wajahnya yang menyiratkan kebingungan dan panik serta gelisah.

Samuel menatap mereka satu persatu, "Berapa kali harus saya bilang jika saya bukan pria atau orang yang telah membuat perempuan itu berpenampilan seperti ini, bersumpah sekalipun saya tidak akan pernah melakukannya dan mengakui kesalahan yang sama sekali tidak pernah saya perbuat," sanggah Pria itu lagi.

Pak Amiruddin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari pria itu," ya elah hari gini mana ada maling yang mau ngaku,jika semua maling ngaku pasti penjara akan penuh dan pekerjaan polisi semakin ringan dan santai," sarkasnya Pak Amir yang tertawa mencemooh.

"Benar sekali apa yang Bapak Amir katakan, saya juga bisa berkilah dan menyangkal semua tuduhan atas kejahatan yang saya lakukan, jadi stop bicara omong kosong atau pun berhenti membual karena, disini tidak saksi yang bisa menolongmu kecuali perempuan itu yang sadar barulah kita bisa bertanya padanya," imbuhnya Pak Andi yang paling ngotot untuk menghukum pria tersebut.

Syam kembali terdiam, baginya terus melawan dan menyangkal berbagai tuduhan pun tidak ada gunanya dia perbuat hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Sesekali pria itu menghembuskan nafasnya dengan cukup kasar. Dia dilema dengan keadaan yang menimpa kehidupannya.

"Kenapa hidupku harus bertemu dengan masalah seperti ini, padahal tadi pagi aku pamitan dengan bunda dalam keadaan baik dan tidak melakukan hal yang tidak benar,tapi apa yang aku dapatkan malah masalah sebelum hari pernikahanku," Syam membatin.

Para Bapak-bapak itu sama sekali tidak ada yang bubar sebelum berhasil menghukum pria yang tertangkap basah memeluk seorang perempuan yang tidak sadarkan diri yang pakaiannya berantakan.

Pak Ali menatap ke arah Pak Andi, "Jadi bagaimana Pak kalau dia tidak mau mengakui perbuatannya?" Tanyanya Pak Ali yang sudah ikut duduk bersama dengan rekan kerjanya yang lain.

"Kita tunggu informasi selanjutnya dari dokter dan tunggu perempuan tersebut sadar, karena kunci dari masalah ini hanya mereka berdua, supaya kedepannya tidak ada kekeliruan dan kesalahpahaman," Pak Arsyad menengahi perdebatan mereka yang akhirnya ikut bersuara dengan permasalahan dan kemelut yang mereka alami.

Semua menurut perkataannya dari Pak Arsyad selaku kepala RT setempat. Mereka beranggapan dengan terus memaksa pria itu untuk berbicara jujur sesuai dengan kriteria dan tuntutan mereka itu sangatlah sulit.

Awalnya mereka hanya berempat tapi dua orang baru saja datang bergabung sehingga cukup enam pria dewasa yang selalu mendesak dan memaksa Syam untuk tanggung jawab. Keenam laki-laki yang sudah lanjut usia itu duduk di atas kursi panjang untuk menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh beberapa dokter dan perawat.

Berselang beberapa menit kemudian, pintu ruangan ICU terbuka lebar seorang pria yang memakai jas almamater kebesarannya berwarna putih berjalan mendahului beberapa asistennya. Dokter tersebut berjalan ke arah beberapa bapak-bapak yang sabar menunggu hasil pemeriksaan medis terhadap Dewi Mirasih. Mereka cemas dan was-was terhadap hasil pemeriksaan kesehatannya Dewi.

"Maaf, siapa diantara kalian anggota keluarga dari pasien?" Dokter tersebut melihat satu persatu pria yang kemungkinannya lebih tua dari usia dokter pria tersebut.

"Maaf pak Dokter memangnya ada apa dengan pasien perempuan muda itu, apa yang terjadi padanya?" Pak Arsyad mewakili yang lainnya.

"Maaf kondisi pasien sudah sadar tetapi, kondisi mental dan psikisnya terganggu akibat guncangan yang cukup berat yang dihadapinya, kalau boleh tahu apa yang menyebabkan hal tersebut? Mungkin diantara kalian ada yang mengetahui penyebabnya?" Tanyanya dokter yang bername tag Dokter Irwansyah Ibnu Jamil.

Semua orang saling bertatapan satu sama lainnya dan kompak mengarahkan pandangannya ke arah pria muda yang sedari tadi nampak gelisah dan panik tersebut.

"Mungkin Dokter bisa bertanya kepada anak muda yang duduk di pojok dokter karena kunci jawabannya ada di tangannya, pungkas Pak Adi yang sudah jengah melihat sikap menentangnya pria tersebut.

"Dokter sebaiknya kita tanyakan padanya agar segera teratasi masalah yang menimpa perempuan muda tersebut, karena kami tidak mengenali siapa kedua orang itu," tampiknya Pak Amir.

"Sus! tolong panggil pria itu ke sini," pintanya Pak dokter Irwansyah.

"Baik dokter," balasnya sang perawat perempuan yang memakai hijab berwarna putih itu.

Perawat yang ditugaskan untuk memanggil sang pria saksi kunci dari kejadian yang menimpa Mirah segera dipanggil untuk menghadap sang dokter.

Hanya butuh waktu beberapa detik saja pria tersebut sudah berdiri di depan dokter muda itu. Keduanya sama-sama terkejut ketika saling berhadapan satu dengan yang lainnya. Dokter dan pria itu bersamaan mengarahkan telunjuknya ke arah dada lawan bicaranya.

"Dokter Irmansyah Ibnu Jamil," sapanya pria yang sudah melepas jas yang sejak tadi dipakainya menutupi tubuhnya yang atletis.

"Samuel Abidzar Al-Ghifari," cercanya Dokter Irman yang disertai dengan senyuman sumringahnya ketika melihat siapa pria tersebut dengan jelas.

Dokter Irman segera memeluk tubuh pria yang disapa Aiman tersebut, "Ya Allah… tiga tahun lebih aku mencarimu bro dan akhirnya kita bertemu juga di sini, gimana kabarnya?"

Ke enam pria yang menjadi saksi pertemuan dua sahabat lama yang beberapa tahun silam terpisah dengan kesibukan masing-masing.

"Alhamdulillah baik seperti yang kamu lihat," imbuhnya Aiman.

"Hem!! Maaf Pak Dokter sebaiknya jumpa kangennya nanti dilanjutkan, kami tidak ingin membuang waktu kami hanya untuk melihat pertemuan kalian berdua," ketusnya Pak Amir.

Dokter Irwan terkekeh mendengar perkataan dari salah seorang pria yang berdiri tidak jauh dari tempat keduanya bercengkrama.

"Maaf pak,saya terlalu gembira bisa bertemu dengan kawan lamaku," elaknya pak Irwan.

"Pak Syam tolong jujur katakan kepada dokter apa yang kau lakukan pada perempuan yang terbaring lemah di dalam ICU!" Tegasnya Pak Adi sembari menunjuk ke arah kamar perawatan ICU.

Samuel mendapat pelototan dari teman lamanya itu yang sangat mengenal dengan jelas siapa Aiman dan bagaimana kesehariannya itu.

"Mak-sud-nya a-pa, kenapa bisa kamu terlibat dalam kecelakaan yang menimpa perempuan itu?" Tanya Irwan yang penuh dengan tanda tanya yang timbul di dalam benaknya.

Samuel segera menjelaskan duduk perkaranya sesuai dengan fakta yang terjadi yang dialaminya tanpa mengurangi ataupun melebih-lebihkan dari awal hingga Mirah pingsan dengan detail insiden tersebut.

"Oh seperti itu kejadiannya, tapi semua bapak-bapak yang hadir di sini hanya melihat kamu memeluk perempuan muda tersebut, dalam keadaan yang pakaiannya robek kalau seperti ini semuanya sulit untuk menemukan siapa yang berkata jujur atau bohong," ujarnya Irmansyah.

"Maaf Pak dokter saya menyela pembicaraan kalian berdua kalau masalahnya semakin rumit dan ribet seperti ini bagaimana kalau kita bertanya kepada perempuan itu,a

Saya yakin akan terjawab setelah kita bertemu dengannya," selanya Pak Arsyad.

Dokter muda itu tersenyum sumringah, "Baiklah kalau seperti itu, semoga saja Mbak Itu sudah tenang dan emosinya terkontrol," ucapnya dokter Irwan.

Pintu kamar perawatan itu kembali terbuka dan masuklah beberapa orang dewasa dengan tampan yang cukup sangar dan garang. Mereka bergerombol masuk ke dalam kamar perawatan Dewi. Beberapa perawat menjaga Dewi yang baru saja bisa tenang, karena memberontak dan mengamuk.

"Pergi!! Jangan masuk ke kamarku!!" Teriak histeris dari Dewi yang kembali mengamuk padahal sebelumnya sudah aman terkendali.

Khusus untuk yang mendukung Novel recehan aku ini mulai dari awal, ada beberapa orang yang akan mendapatkan hadiah give away berupa pulsa sedikit insya Allah akhir bulan aku umumkan. Tapi harus inbox aku yah untuk kirim nomor ponsel kalian.

Terpopuler

Comments

jubaedah

jubaedah

lanjut

2023-09-05

0

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

MK nya klo mau merid jgn berkeliaran "pamali"

2023-08-08

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

seru

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 28
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab.71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98.
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103.
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128.
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 134
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143. Kedatangan Tamu
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 152
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158.
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162. Otewe Season Dua
163 Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164 Bab. 164. Iringan Pengantin
165 Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166 Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167 Bab. 167. Ketakutan
168 Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169 Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170 Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171 Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172 Bab.172. Pria Tolol
173 Bab. 173. Sungkeman
174 Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175 Bab. 175. Ditahan Dulu
176 Bab. 176. Kehidupan Baru
177 Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178 Bab. 178. Palang Merah
179 Bab. 179. Adelio Prustasi
180 Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181 Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182 Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183 Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184 Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185 Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186 Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187 bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 192
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218 Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
243 Bab. 243
244 Bab. 244
245 Bab. 245
246 Bab. 246
247 Bab. 247
248 Bab. 248
249 Bab. 249
250 Bab. 250
251 Bab. 251
252 Bab. 252
253 Bab. 253
254 Bab. 254
255 Bab. 255
256 Bab. 256
257 Bab. 257
258 Bab. 258
259 Bab. 259
260 Bab. 260
261 Bab. 261
262 Bab. 262
263 Bab. 263
264 Bab. 264
265 Bab. 265
266 Bab. 266
267 Bab. 267
268 Bab. 268
269 Bab. 269
270 Bab. 270
271 Bab. 271
272 Bab. 272
273 Bab. 273
274 Bab..274
275 Bab. 275
276 Bab. 276
277 Bab. 277
278 Bab. 278
279 Bab. 279
280 Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan
Episodes

Updated 280 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 28
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab.71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98.
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103.
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128.
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 134
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143. Kedatangan Tamu
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 152
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158.
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162. Otewe Season Dua
163
Bab. 163. Kemurkaan Irwansyah
164
Bab. 164. Iringan Pengantin
165
Bab. 165. Kecemasan Mempelai Pengantin
166
Bab. 166. Cemas Hal Yang Wajar
167
Bab. 167. Ketakutan
168
Bab. 168. Shaira dan Adelio Punya Cerita
169
Bab. 169. Ketegaran Hati Andre
170
Bab. 170. Sah Yang Ketiga
171
Bab. 171. Kedatangan Hanzal Abdul Djailani
172
Bab.172. Pria Tolol
173
Bab. 173. Sungkeman
174
Bab. 174. Sungkeman Jilid 2
175
Bab. 175. Ditahan Dulu
176
Bab. 176. Kehidupan Baru
177
Bab. 177. Indahnya Mahligai Pernikahan
178
Bab. 178. Palang Merah
179
Bab. 179. Adelio Prustasi
180
Bab. 180. Kekhwatiran Dewi
181
Bab. 181. Perasaan Yang Berbeda-beda
182
Bab. 182. Pujian Untuk Adelio Arsene
183
Bab. 183. Kenyataan Memilukan
184
Bab. 184. Penyesalan Dina Anelka Mulya
185
Bab. 185. Kehancuran Bu Karisma
186
Bab. 186. Pelaku Sebenarnya
187
bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 192
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217. Kembalinya Ariella dan Arabela
218
Bab. 218. Percobaan Pertama Gagal
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242
243
Bab. 243
244
Bab. 244
245
Bab. 245
246
Bab. 246
247
Bab. 247
248
Bab. 248
249
Bab. 249
250
Bab. 250
251
Bab. 251
252
Bab. 252
253
Bab. 253
254
Bab. 254
255
Bab. 255
256
Bab. 256
257
Bab. 257
258
Bab. 258
259
Bab. 259
260
Bab. 260
261
Bab. 261
262
Bab. 262
263
Bab. 263
264
Bab. 264
265
Bab. 265
266
Bab. 266
267
Bab. 267
268
Bab. 268
269
Bab. 269
270
Bab. 270
271
Bab. 271
272
Bab. 272
273
Bab. 273
274
Bab..274
275
Bab. 275
276
Bab. 276
277
Bab. 277
278
Bab. 278
279
Bab. 279
280
Bab. 280. Pengumuman Novel Baru dan Sepatah Kata Ucapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!