Melihat tatapan tidak menyenangkan Ruby, Lily menuangkan wine ke gelas Ruby.
Segera Ruby mengambil gelasnya. Seolah tidak mendengar suara Vidrian, Ruby menyesap anggurnya dengan santai.
Jauh di lubuk hatinya, Ruby tahu betul apa maksud Vidrian.
Rubika..
Nama yang tidak asing.
Lalu, apa? Kenapa? Apa masalahnya? Kenapa Vidrian menyebutkan nama itu dengan enteng di depannya? Apakah pria itu menyesal atas semua yang terjadi di masa lalu hingga nama itu terpatri seperti kutukan?
Bahkan jika Vidrian menangis darah, Rubika tidak mungkin kembali. Dia sudah tidak ada. Wanita malang itu sudah mati, tenggelam dalam penderitaan. Sekarang tidak ada lagi Rubika. Nama itu hanya tinggal kenangan, sejarah kelam yang mungkin tidak semua orang mengetahui kisah pilunya.
Melihat tatapan Vidrian mendarat padanya dan tidak berpindah untuk waktu yang lama seolah sedang menanti kebenaran, Ruby terkekeh. "Rubika? Maaf, sepertinya Anda salah mengenali orang. Saya tidak mengenal orang yang Anda sebutkan."
Vidrian terdiam. Perkataan Ruby seperti belati yang menikam tepat di jantungnya. Menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Namun itu tidak lantas membuatnya kehilangan kendali. "Benarkah? Benarkah kau bukan Rubika dan tidak mengenal Rubika?"
"Nama saya Ruby, Ruby Diedrich, istri mendiang Osvaldo Diedrich. Mengingat status Anda, seharusnya Anda tahu persis siapa saya," Ruby berkata santai. Senyum menawan tidak surut dari bibirnya. Namun semakin ia tersenyum, semakin rumit pula artinya.
Vidrian terkekeh. "Lucu sekali," cibirnya. Namun ia tidak tahu untuk siapa cibiran itu di tujukan. Apakah untuk wanita di depannya atau justru untuk dirinya sendiri?
"Bukankah sudah jelas?" Ruby masih mempertahankan ketenangannya, tidak sedikit pun terganggu dengan apa yang Vidrian katakan meski sejujurnya itu membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Apakah begitu?" Vidrian mencibir lagi. Memang siapa yang sedang Ruby bodohi? Ia? Maaf, ia tidak sebodoh itu untuk mempercayainya. Pada akhirnya ia masih tidak percaya. Lebih tepatnya, tidak akan percaya dan tidak akan pernah.
Ruby meletakan gelasnya dengan elegan, kemudian tatapannya mendarat pada wajah tampan Vidrian. "Jangan bercanda dengan saya, Tuan. Saya tidak mengerti apa yang Anda katakan. Namun perkataan Anda membuat seolah saya adalah orang yang Anda kenal. Anda tahu, saya merasa tidak nyaman atas tuduhan tidak berdasar yang Anda berikan."
"Oh ya?"
"Tidakkah?"
Vidrian mengulas senyum tipis. "Kalian memiliki wajah yang sama. Tidak mungkin bagiku melupakannya. Aku hanya tidak percaya kau masih menyangkalnya." Vidrian cukup gigih untuk mempertahankan apa yang ia pikir benar sejak awal. Ruby adalah Rubika. Titik.
"Sederhana, karena saya bukan orang itu. Apa jawaban itu tidak membuat Anda puas?"
"Ya, aku sangat tidak puas," jawab Vidrian. "Itu bukan jawaban yang ku inginkan."
"Lalu jawaban seperti apa yang Anda harapkan?"
Vidrian terdiam. Kenapa Ruby masih bertanya? Bukankah sudah jelas jika ia ingin Ruby menjawab 'iya'? Tetapi apa yang akan terjadi setelah itu? Bisakah Ruby kembali padanya? Bisakah mereka kembali bersama?
Agaknya, hal semacam itu tidak mungkin terjadi mengingat sudah bertahun-tahun Ruby menyembunyikan diri darinya.
Tidak mendapat jawaban dari Vidrian, Ruby kembali buka suara, "Tuan, apa perlu saya ingatkan lagi, kami di sini untuk membicarakan bisnis. Jika Anda tetap seperti ini, saya tidak yakin apakah bisnis ini masih bisa di lanjutkan atau tidak." Ruby menekankan kata perkata nya dengan sangat jelas.
Intinya ia tidak suka pria ini.
Ia masih di sini, itu menunjukkan bahwa ia menghargai kolaborasi bisnis yang mungkin akan mereka lakukan di masa depan. Jika bukan untuk itu, ia tidak akan membiarkan pria di depannya bernafas dengan leluasa. Ia pastikan pria itu akan merasakan rasa sakit berkali-kali lipat dari yang ia rasakan di masa lalu.
"Rubika, dengar, aku.."
"Apa Anda tidak mengerti bahasa manusia?" Ruby memotong perkataan Vidrian tanpa ampun. Ia benar-benar tidak tahu dimana orang ini meletakan otaknya. Namun ia tidak berharap kebodohan orang ini sudah melewati angka maksimal.
"Ya?"
"Saya bukan Rubika. Jangan keras kepala." Ruby mulai kehilangan kesabarannya, namun ia berusaha menekannya sekuat yang ia bisa. Segala emosi, ia di ajari bahwa bersikap rasional dan tenang adalah yang paling penting. Dalam keadaan apapun, ia tidak berencana untuk melanggar apa yang sudah ia pelajari selama bertahun-tahun.
"Rubika, jangan seperti ini. Jika kau membenciku atas semua yang terjadi di masa lalu, aku benar-benar minta maaf. Aku.."
"Diam!" Bersamaan dengan bentakkan Ruby, sebuah pistol mengarah langsung ke kepala Vidrian. Pelakunya tidak lain adalah Lily.
Dengan tenang Lily membidik kepala Vidrian seolah sedang membidik hewan buruan. Wajahnya yang tenang tidak sesuai dengan matanya yang tajam. Aura haus darah memancar darinya dan ia siap menembakan pelurunya kapan pun Ruby memberi perintah.
Asisten Vidrian terkejut. Namun daripada takut, ia lebih seperti kaget dan tidak menyangka orang dari Diedrich Group akan menunjukkan otoritasnya secepat ini.
Ia tahu Diedrich Group tidak sesederhana itu. Di balik kesuksesan dan tingginya perusahaan itu berkibar, orang di baliknya adalah orang yang hebat, kuat, berkuasa dan juga kejam. Namun ia tidak menduga tuannya akan ditodong pistol di kepalanya tanpa basa-basi.
Sementara asistennya terkejut, Vidrian tampak jauh lebih tenang. Meski pistol di arahkan di kepalanya, ia tidak tampak takut atau terintimidasi.
Ia hanya terlalu larut akan perasaan melankolisnya sampai lupa siapa Ruby. Dia adalah istri mendiang Osvaldo Diedrich, wanita paling berkuasa setelah kematian Osvaldo. Wanita itu mengatur segalanya tentang keluarga dan perusahaan. Tidak pernah ada satu masalah pun yang gagal Ruby tangani.
Ia tidak menyangka kepribadian wanita itu seperti yang dirumorkan. Tegas, kejam dan berdarah dingin. Atau.. apakah mungkin ia salah mengenali orang? Tetapi jika memang salah mengenali orang, mungkinkah ada dua orang yang sangat mirip di dunia ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Laila Antoniii
Jadi rubika itu
2023-06-28
1
Rahmadina
nampaknya ada kesalahpahaman antara Ruby dan Vidrin sehingga Ruby sangat membencinya
2023-06-05
2
Runa💖💓
ceritanya masih penuh teka teki
makin penasaran dengan alurnya🤔🤔
2023-06-04
3