Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Vero segera melajukan mobil milik Liora karena kebetulan mobilnya sedang mogok. Sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara didalam mobil, hanya keheningan yang menemani mereka.
Vero terus memperhatikan Liora sedangkan Liora sendiri merasa tidak perduli dan memilih untuk melihat kearah jendela.
Vero yang tidak tahan dengan suasana hening pun memilih angkat bicara. "Apa yang terjadi pada Anda, Nona?" Dia menoleh sekilas ke arah wanita itu.
Tanpa menolehkan kepalanya, Liora menjawab dengan acuh. "Bukan urusanmu."
Vero merasa sangat kesal menghadapi wanita seperti Liora, habis sudah kesabarannya. Dia langsung menginjak rem secara mendadak membuat Liora merasa terkejut.
"Apa kau gila?" teriak Liora dengan kesal.
Dengan tatapan berapi-api, Vero membalas ucapan wanita itu. "Ya, aku gila karna menghadapi wanita sepertimu." Dia menujuk tepat ke arah Liora sangking kesalnya
"Aku memang benar-benar sudah gila." Vero benar-benar merasa frustasi.
Tentu saja semua itu sangat mengejutkan untuk Liora. Baik tindakan maupun ucapan laki-laki itu padanya.
"Sebenarnya ada apa dengannya sih?" Liora terus bertanya-tanya tentang manusia yang ada di sampingnya saat ini.
Sejenak keadaan menjadi hening, Vero bergegas membuka jaket dan kaos yang dia gunakan memperlihatkan tubuhnya yang atletis.
"Buka bajumu," perintah Vero Liora membuat wanita itu langsung melihat ke arahnya.
"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Liora dengan tatapan penuh curiga.
"Memperkosamu." Jawaban yang membuat orang kalang kabut.
"Apa?" Dengan ekspresi kaget Liora bergegas mengambil pistol yang ada disaku celananya dan menodongkan senjata itu tepat dikepala Vero.
Vero yang berniat untuk mencairkan suasana malah menambah ketegangan. Jelas saja suasana menjadi mencekam karna pistol itu bisa saja meledakkan kepalanya. Namun, tidak ada ekspresi takut sedikitpun diwajahnya membuat Liora cukup kaget.
"Kau mau menembakku ?" tanya Vero dengan santai.
"Beraninya kau mengatakan itu padaku!" ucap Liora dengab tajam
"Maaf, aku hanya bercanda Nona. Aku ingin membantu mengikat kain dilenganmu supaya tidak semakin banyak darah yang keluar, Anda bisa kehabisan darah nanti," tutur Vero panjang lebar.
Liora hanya diam sambil memperhatikan kata-kata Vero. "Apa dia sungguhan?" Dia mencoba mengamati kejujuran laki-laki itu, matanya bergerak kesana kemari mengamati wajah Vero.
"Ya tuhan, dia lucu dan menggemaskan sekali." Vero sudah tidak tahan ingin tertawa.
Merasa jik lelaki yang ada di sampingnya berkata jujur, Liora segera menurunkan pistolnya dan menyimpan kembali ke dalam saku.
"Hahahaha." Vero yang sudah tidak tahan untuk tertawa akhirnya lepas begitu saja, tentu membuat Liora terheran-heran.
Deg.
"Kenapa tawanya manis sekali." Tanpa sadar Liora terus menatap laki-laki itu
Sadar bahwa Liora terus menatapnya membuat Vero malu dan salah tingkah. "Ehem, a-aku mau membalut lukamu." Dia mengoyak bajunya menjadi beberapa bagian.
"Kenapa jadi aku yang malu sih?"
"Aku pikir kau benar-benar mau memperkosaku."
Jawaban yang tidak disangka oleh Vero malah membuatnya keget. "Apa?" Dia menjerit sambil mundur ke belakang.
Liora bergegas melepas baju yang dia pakai memperlihatkan kulit putih terawat membuat Vero yang melihat itu semakin menjadi salah tingkah.
Glek.
Vero menelan salivenya dengan kasar. Dadanya berdegup kencang seolah jantungnya ingin melompat keluar dari rongga dada.
"A-apa yang kau lakukan?" Vero bertanya dengan wajah merah padam.
Dengan ekspresi bingung, Liora memperlihatkan luka dilengannya yang menganga lumayan lebar. "Kau bilang mau membalutnya."
Melihat luka dilengan Liora, sontak membuat vero membelalakkan kedua matanya. "Astaga, kenapa separah ini?" Tanpa pikir panjang, Vero langsung membalut luka itu dengan kain yang sudah di siapkannya tadi.
Melihat apa yang dilakukan Vero membuat hati Liora menjadi hangat, sungguh malam ini dia seperti kembali pada dirinya 5 tahun yang lalu.
Sifatnya yang tidak mudah untuk didekati entah kenapa memberi sedikit celah untuk lelaki itu, hingga dia bisa memberi sedikit kehangatan dalam hatinya yang selama ini beku hingga berdebar-debar.
"Apa yang terjadi, kenapa jantungku berdebar-debar?" Dada Liora terus bergejolak, membuatnya merasa heran sendiri.
"Nah, sudah selesai," ucap Vero setelah selesai membalut luka wanita itu, dia kemudian kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
"Masih ada waktu sampai kita tiba dirumah sakit, sebaiknya Anda istirahat saja. Em ... dan pakai kembali pakaian Anda," ucap Vero dengan canggung, tentu saja dia merasa ketar-ketir saat melihat tubuh wanita itu.
"Tidak perlu bicara formal padaku, bicara saja seperti yang kau lakukan tadi." Percayalah Liora mengutuki ucapannya barusan, entah setan macam apa yang merasuki jiwanya hingga bisa berkata seperti itu.
"Baiklah," ucap Vero dengan bahagia. Sungguh dia merasakan ada sesuatu yang spesial antara mereka berdua saat ini, padahal wanita itu hanya menyuruh untuk berbicara tidak formal.
"Namaku Cavero, An- maksudku kau bisa memanggilku Vero," ucap Vero sedikit gugup dengan senyum secerah mentari pagi.
Melihat Vero tersenyum, Liora langsung memalingkan wajahnya membuat Vero mengernyitkan kening bingung.
"Loh, apa aku berlebihan." Vero jadi merasa tidak enak.
Liora yang memalingkan wajah merasa jika jantungnya akan meledak sangking kuatnya berdebar, bahkan suaranya dapat dia dengar.
Deg.
Deg.
Deg.
"Astaga, jantungku," teriak Liora merasa jantungnya akan melompat keluar dari rongga dada
Mendengar teriakan Liora, sontak membuat Vero langsung menghentikan mobilnya. "Ada apa, apa yang sakit?" Dia bertanya dengan khawatir.
Wajahnya Liora merah padam dengan kepala tertunduk. "I-itu, jantungku."
"Bertahanlah, kita akan segera sampai."
Belum sempat Liora menyelesaikan perkataannya sudah dipotong oleh Vero, dan terjadilah kesalahpahaman yang akan menggemparkan keluarga Liora nantinya.
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Liona di dirimu mungkin ada❤❤sama Vero
2023-12-10
0