Bab 4. Pertemuan yang Kedua Kali.

Butuh waktu sekitar 40 menit untuk sampai ditempat yang mereka tuju. Terlihat perkelahian antara musuh dan anak buah Liora yang sudah diperintahkan untuk berjaga di area pabrik.

Dengan dua buah pistol dikanan dan kirinya, Liora bergegas keluar mobil dan membidik para musuh-musuhnya.

Dor.

Dor.

Dor.

Seketika musuh tergeletak bersimbah darah, dan tak butuh waktu lama untuk mereka melumpuhkan semuanya.

Prok, prok, prok, terdengar suara tepuk tangan seseorang dari kejauhan yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka.

Dengan sigap Zarga segera berlari kedepan Liora untuk melindungi sang nona. "Siapa kau?" Dia menodongkan pistol ke arah laki-laki itu.

"Bukan urusanmu!" jawab laki-laki itu sambil terus berjalan sampai ke hadapan mereka.

"Kami tidak ada urusan denganmu, kenapa kau mengganggu pabrik kami?" tanya Zarga yang sudah mulai kehilangan kesabarannya.

"Hahahahaha." Bukannya menjawab pertanyaan Zarga, pria asing tersebut malah tertawa seakan-akan semuanya lucu baginya.

Liora terus memperhatikan pria yg ada dihadapannya tersebut. "Aku seperti pernah melihatnya." Dia mengamati setiap inci postur tubuh laki-laki itu.

"Kenapa?" pertanyaan Liora seketika menghentikan tawa yang ada di bibir lelaki itu. "Jawablah selagi aku masih bertanya!"

"Menarik, sangat menarik," ucap pria itu sambil melepaskan topi dan masker yang ia pakai.

Seketika Liora dan Zarga terkejut saat melihat sosok lelaki yang telah menyerang mereka.

"Kau!" Tunjuk Zarga dengan geram.

"Tenang, Tuan. Aku melakukannya dengan tidak sengaja," ucap laki-laki itu dengan smirik khas dibibirnya.

"Kau jangan main-main ya." Zarga pun tak kalah geram atas tindakan dari lelaki tersebut.

"Apa maksudmu tentang semua ini, Tuan Samuel?" tanya Leliora yang ternyata mengenal pria yang sudah menyerangnya.

"Saya akan menceritakannya Nona, tapi sebelum itu saya harus membereskan mereka." Samuel menunjuk orang-orang yang sudah terkapar tidak berdaya di hadapan mereka.

"Paman Zarga, urus mereka semua!" perintah Liora yang langsung diangguki oleh Zarga.

"Tidak ada lagi yg harus anda urus, Tuan. Dan suruh anak buah Anda untuk keluar semua!" ucap Liora dengan tegas karena dia tahu bahwa masih banyak orang-orang yang bersembunyi.

"Level anda memang berbeda ya, Nona," ucap Samuel sambil memberi kode pada semua anak buahnya.

Seketika semua anak buah samuel berkumpul dan memberi hormat pada nya.

"Jika saya memang berniat untuk menyerang anda, sudah pasti semua anak buah saya akan turun. Tapi lihat, hanya seperempat dari mereka yang bertindak,"

"Aku tahu," balas Leora sambil menatapnya tajam.

"Sangat mengagumkan, Nona," tutur Samuel penuh kebanggaan.

"Saya rasa basa-basinya sudah cukup, Tuan. Bisa anda jelaskan maksud dari semua ini?"

ucap Liora yang sudah bosan menunggu penjelasan dari Samuel.

"Ehem, baiklah," jawab Samuel merasa sedikit canggung.

Liora lalu membawa Samuel dan beberapa anak buahnya untuk masuk ke dalam pabrik, sedangkan yang lainnya pergi meninggalkan tempat itu.

Dari kejauhan mereka sedang diawasi oleh seseorang, sepertinya tidak ada yang menyadari keberadaan laki-laki itu.

"Sial, ternyata gagal." laki-laki itu langsung melaporkan semuanya pada bosnya, dan menunggu perintah yang akan dia lakukan selanjutnya.

"Tembak Liora!"

Dengan senapan jitu model terbaru yang telah disediakan, laki-laki itu segera membidik Liora tepat didada. Setelah tepat sasaran, dengan hati-hati dia mulai menarik pelatuk senapannya.

Dor.

Suara tembakan nyaring terdengar ke semua telinga manusia yang ada di tempat itu. Sontak membuat semua orang kaget, terlebih-lebih Zarga yang langsung berlari ke tempat di mana nonanya berada.

Darah terus mengalir membasahi pakaian yang dikenakan oleh Liora. Dengan cepat Zarga melihat kondisi nona mudanya, terlihat jelas gurat khawatir dan kemarahan yang terpancar dari mereka semua.

"Cari dia sampai dapat!" teriak Zarga pada semua anak buahnya.

Samuel pun tidak tinggal diam, dia memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mengejar seseorang yang telah menembak Liora.

"Nona," ucap Zarga dengan perasaan takut.

"Aku tidak apa-apa." Liora menganggukkan kepalanya. Nasib baik sepertinya masih berpihak padanya, tembakan tadi berhasil dia hindari dan hanya sedikit mengenai lengan kanan.

"Nona tidak apa-apakan?" tanya Samuel yang ikut cemas karena kejadian tadi, dan dijawab dengan anggukan kepala Liora.

"Urus semuanya disini, aku akan pergi," ucap Liora seraya bangkit dan berjalan ke arah luar.

"Tapi nona, kita harus segera kerumah sakit,"

"Paman urus semuanya disini, minta penjelasan darinya." Tunjuk Liora pada Samuel.

Zarga langsung menganggukkan kepalanya membuat Liora bergegas pergi dari tempat itu. Dia masuk ke dalam mobil dan segera melaju dengan kencang.

Sepanjang perjalanan, Liora sibuk memikirkan apa yang baru saja terjadi. "Siapa yang merencanakan ini semua? Hanya sedikit saja orang yang tahu kalau aku punya pabrik anggur itu."

Pertanyaan-pertanyaan terus berputar dalam kepalanya, hingga dia tidak sadar jika ada sebuah mobil yang sedang berhenti di pinggir jalan.

Brak.

Suara benturan keras mengagetkan Liora yang langsung tersadar dari lamunan, terlihat mobilnya sudah menabrak sebuah mobil yang ada di hadapannya.

"Astaga, apa yang terjadi?" gumamnya dengan panik.

Tidak berselang lama, terlihat seorang pria berjalan mendekati mobil Liora dan langsung mengetuk jendela kacanya.

Tok, Tok.

"Permisi, Nona."

Klak.

Liora bergegas keluar dari mobil dengan wajah dinginnya, lalu menatap lelaki yang ada di hadapannya dengan tajam.

"Kau?" Tunjuk lelaki yang tidak lain adalah Vero.

"Kenapa pria ini lagi?" Liora berdecak kesal.

"Kenapa Anda menabrak mobil saya?" tanya Vero yang sedikit kaget melihat wanita yang pernah menabraknya kini malah menabrak mobilnya.

Tanpa berniat menjawab pertanyaan Vero, Liora bergegas mengeluarkan uang dari dalam dompetnya.

"Berapa yang harus ku bayar?" tanya Liora dengan cepat.

"Apa-apaan sih, perempuan ini?" Vero kesal melihat keangkuhan Leora.

"Saya tidak butuh uang Anda, Nona," tolak Vero dengan sedikit penekanan pada kata uang anda.

Seketika Luora merasa bingung atas tanggapan Vero dan ingin segera berlalu dari sana karena sudah merasa cukup lelah.

"Anda mau ke mana, Nona. Anda belum bertanggung jawab," ucap Vero yang menahan Liora agar tidak pergi.

"Aku pasti sudah gila." Vero merutuki tindakannya yang mencekal tangan wanita itu.

Liora melihat tangannya yang dipegang oleh laki-laki itu tanpa membalas perkataannya. "Siapa dia, seenaknya saja memegang tanganku."

Vero yang hendak berbicara lagi merasakan ada sesuatu yang menetes ditangannya. Secepat kilat dia melihat ke bawah, dan betapa kaget dia ketika melihat tangannya sudah bersimbah darah.

Melihat apa yang dilakukan Vero, refleks Liora menarik tangannya dan menyembunyikan di balik punggung.

"Hey, apa yang terjadi?" teriak Vero dengan suara menggelegar melihat lengan Liora berdarah sampai menggagetkannya.

Liora yang terkejut tidak mampu berkata apa-apa melihat reaksi yang ditunjukkan Vero. Melihat tidak ada reaksi apa pun, Vero langsung menarik wanita itu ke dalam mobil.

"Apa yang kau lakukan?" geram Liora.

Tanpa memperdulikan ucapan Liora, Vero memaksanya untuk masuk ke mobil dan langsung memasangkan sabuk pengaman.

"Apa sih maunya?"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Vero🤔

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka yang Terus Terulang.
2 Bab 2. Pertemuan yang mengesalkan.
3 Bab 3. Penyerangan.
4 Bab 4. Pertemuan yang Kedua Kali.
5 Bab 5. Terlalu Cepat Mengambil Kesimpulan.
6 Bab 6. Kecemasan Para Anggota.
7 Bab 7. Salah Paham.
8 Bab 8. Kesibukan Seorang Pemimpin.
9 Bab 9. Tugas Khusus.
10 Bab 10. Kembali Pulang.
11 Bab 11. Club Malam.
12 Bab 12. Mungkin Aku Jatuh Cinta.
13 Bab 13. Sama-sama Suka.
14 Bab 14. Kejutan di Pagi Hari.
15 Bab 15. Kehilangan Akal Sehat.
16 Bab 16. Identitas Vero.
17 Bab 17. Rekaman Suara.
18 Bab 18. Penemuan Awal.
19 Bab 19. Gadis Tukang Tabrak
20 Bab 20. Makan Siang Bersama.
21 Bab 21. Tamu Tidak diundang.
22 Bab 22. Undangan Pesta.
23 Bab 23. Ketertarikan yang Aneh.
24 Bab 24. Suasana Pesta Sally.
25 Bab 25. Kembali Diserang.
26 Bab 26. Terluka Cukup Dalam.
27 Bab 27. Penolakan yang Sangat Tegas.
28 Bab 28. Sebuah Tantangan.
29 Bab 29. Pengkhianat
30 Bab 30. Musuh Dalam Selimut.
31 Bab 31. Prasangka.
32 Bab 32. Ungkapan Cinta.
33 Bab 33. Negara M.
34 Bab 34. Masa Lalu.
35 Bab 35. Malam yang Indah.
36 Bab 36. Hari Terburuk.
37 Bab 37. Hari yang Malang.
38 Bab 38. Menyalahkan Diri Sendiri.
39 Bab 39. Penyelidikan Dalam Klan.
40 Bab 40. Meras Curiga.
41 Bab 41. Pesta Liora.
42 Bab 42. Calon Suami.
43 Bab 43. Perjanjian di Masa Lalu.
44 Bab 44. Patah Hati.
45 Bab 45. Perselisihan di Masa Lalu.
46 Bab 46. Keadaan Pagi yang Memalukan.
47 Bab 47. Kembali Ke Perusahaan.
48 Bab 48. Penolakan Marvel.
49 Bab 49. Suara Seseorang.
50 Bab 50. Terpaksa Berpisah.
51 Bab 51. Merasa Aneh.
52 Bab 52. Meminta Izin.
53 Bab 53. Pengusiran yang Mengesalkan.
54 Bab 54. Ajakan makan malam.
55 Bab 55. Saingan Cinta.
56 Bab 56. Terbongkarnya Rahasia.
57 Bab 57. Keributan Maily.
58 Bab 58. Belanja Ke Mall.
59 Bab 59. Rumah Sakit.
60 Bab 60. Lelaki Di Masa Lalu.
61 Bab 61. Ingatan Kejadian.
62 Bab 62. Flashback.
63 Bab 63. Markas.
64 Bab 64. Pelaku Pembunuhan.
65 Bab 65. Barra Zander.
66 Bab 66. Boran.
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Luka yang Terus Terulang.
2
Bab 2. Pertemuan yang mengesalkan.
3
Bab 3. Penyerangan.
4
Bab 4. Pertemuan yang Kedua Kali.
5
Bab 5. Terlalu Cepat Mengambil Kesimpulan.
6
Bab 6. Kecemasan Para Anggota.
7
Bab 7. Salah Paham.
8
Bab 8. Kesibukan Seorang Pemimpin.
9
Bab 9. Tugas Khusus.
10
Bab 10. Kembali Pulang.
11
Bab 11. Club Malam.
12
Bab 12. Mungkin Aku Jatuh Cinta.
13
Bab 13. Sama-sama Suka.
14
Bab 14. Kejutan di Pagi Hari.
15
Bab 15. Kehilangan Akal Sehat.
16
Bab 16. Identitas Vero.
17
Bab 17. Rekaman Suara.
18
Bab 18. Penemuan Awal.
19
Bab 19. Gadis Tukang Tabrak
20
Bab 20. Makan Siang Bersama.
21
Bab 21. Tamu Tidak diundang.
22
Bab 22. Undangan Pesta.
23
Bab 23. Ketertarikan yang Aneh.
24
Bab 24. Suasana Pesta Sally.
25
Bab 25. Kembali Diserang.
26
Bab 26. Terluka Cukup Dalam.
27
Bab 27. Penolakan yang Sangat Tegas.
28
Bab 28. Sebuah Tantangan.
29
Bab 29. Pengkhianat
30
Bab 30. Musuh Dalam Selimut.
31
Bab 31. Prasangka.
32
Bab 32. Ungkapan Cinta.
33
Bab 33. Negara M.
34
Bab 34. Masa Lalu.
35
Bab 35. Malam yang Indah.
36
Bab 36. Hari Terburuk.
37
Bab 37. Hari yang Malang.
38
Bab 38. Menyalahkan Diri Sendiri.
39
Bab 39. Penyelidikan Dalam Klan.
40
Bab 40. Meras Curiga.
41
Bab 41. Pesta Liora.
42
Bab 42. Calon Suami.
43
Bab 43. Perjanjian di Masa Lalu.
44
Bab 44. Patah Hati.
45
Bab 45. Perselisihan di Masa Lalu.
46
Bab 46. Keadaan Pagi yang Memalukan.
47
Bab 47. Kembali Ke Perusahaan.
48
Bab 48. Penolakan Marvel.
49
Bab 49. Suara Seseorang.
50
Bab 50. Terpaksa Berpisah.
51
Bab 51. Merasa Aneh.
52
Bab 52. Meminta Izin.
53
Bab 53. Pengusiran yang Mengesalkan.
54
Bab 54. Ajakan makan malam.
55
Bab 55. Saingan Cinta.
56
Bab 56. Terbongkarnya Rahasia.
57
Bab 57. Keributan Maily.
58
Bab 58. Belanja Ke Mall.
59
Bab 59. Rumah Sakit.
60
Bab 60. Lelaki Di Masa Lalu.
61
Bab 61. Ingatan Kejadian.
62
Bab 62. Flashback.
63
Bab 63. Markas.
64
Bab 64. Pelaku Pembunuhan.
65
Bab 65. Barra Zander.
66
Bab 66. Boran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!