Setelah keluar dari perusahaan, Liora berjalan cepat kw arah di mana mobil Alex berada. Dia masuk dan duduk dengan nyaman. Tidak berselang lama datanglah laki-laki itu dan langsung masuk ke dalam mobil.
Alex melihat wajah nonanya melalui kaca spion dalam. Entah apa yang ingin dia sampaikan, yang pasti dia terus melihat ke arah wanita itu.
"Nona," panggil Alex pelan sambil memperhatikan suasana hati nona mudanya.
"Hem." Liora hanya berdehem saja untuk menjawab panggilan Alex tanpa memalingkan wajahnya dari jendela mobil.
"Apa nona baik-baik saja?" tanya Alex dengan hati-hati.
Liora langsung memalingkan wajahnya melihat ke arah Alex dengan tatapan bingung. "Kenapa?"
Dengan ragu, Alex menceritakan bahwa tadi dia sempat melihat Vero masuk ke dalam lift yang sama dengan Liora. Dia ingin menghentikan laki-laki itu tetapi tidak sempat, itu sebabnya dia takut ada sesuatu yang terjadi pada mereka di dalam lift.
"Tdak terjadi apa-apa, dan memangnya dia mau melakukan apa?" Liora tersenyum sinis.
Alex hanya diam sambil memperhatikan raut wajah sang nona, terlihat jelas jika sudah terjadi sesuatu pada wanita itu beberapa saat yang lalu.
Setelah berkendara kurang lebih 20 menit, akhirnya mereka sampai dirumah sakit terbesar yang ada dikota itu.
Dengan langkah seribu, Liora dan Alex bergegas menuju ruangan di mana kakaknya berada. Pintu perlahan terbuka memperlihatkan seorang pria tengah tersenyum dengan mata berkaca-kaca menyambut kedatangan mereka.
Liora terpaku di depan pintu melihat sosok lelaki tampan yang selama ini dia rindukan tengah menatapnya dengan hangat.
"Ka-Kakak?" panggil Liora dengan bergetar.
Dengan lemah pria yang dipanggilnya kakak itu tersenyum sembari menganggukkan kepala, tentu saja dengan tangis yang tidak dapat ditahan lagi.
Dengan cepat Liora menghamburkan diri ke pelukan sang kakak dengan perasaan bahagia yang tidak terkira.
Tangis kerinduan dan kebahagiaan pecah menjadi satu diruangan itu. Arya dan Alex yang melihatnya pun tak kuasa untuk menahan tangis.
Dengan tubuh gemetaran, Liora terus memeluk sang kakak dengan erat, seakan-akan takut kalau dia melepasnya maka laki-laki itu akan pergi meninggalkannya.
Sementara itu, laki-laki yang di peluk oleh Liora hanya bisa meneteskan air mata. Tubuhnya masih sangat lemah, hingga tidak bisa membalas pelukan sang adik.
Setelah cukup lama berpelukan, Liora mulai merenggangkan pelukannya dan menatap hangat wajah sang kakak. Wajah yang selama ini selalu dia pandangi ketika tengah terbaring koma.
Iya, dialah Leonardo Grazielle. Putra sulung dari pasangan Lioneil dan Lyodra yang berhasil selamat dari sebuah kejadian mengerikan. Akibat kejadian yang dialaminya, Leon terluka parah hingga koma selama 5 tahun.
Liora dan orang-orangnya terus berusaha untuk menyembuhkan Leon dengan segala cara, dan ternyata usahe mereka membuahkan hasil yang baik.
"Sudah-sudah. Inikan hari yang bahagia, kenapa menangis terus sih?" ucapan Arya seketika menghentikan keharuan yang terjadi antara kakak beradik itu.
Dengan sinis Liora menatap Arya seakan ingin mencabik laki-laki itu saat ini juga. "Dasar menyebalkan, merusak suasana aja sih."
Semua yang ada diruangan itu tersenyum melihat kemarahan Liora dan kejahilan Arya.
***
Suasana bahagia masih terus menyelimuti hati mereka saat ini. Siang telah berganti malam, tetapi Leora masih enggan untuk meninggalkan sang kakak yang masih harus banyak istirahat untuk masa pemulihan.
Drtt.
Drtt.
Terasa getaran ponsel disaku jas mahal milik Alex, membuatnya segera menjawab panggilan dari seseorang sembari melangkah keluar ruangan.
Tidak berselang lama, Alex kembali lagi dengan raut wajah yang sedikit tegang menandakan ada sesuatu yang terjadi.
"Ada apa?" tanya Liora yang melihat ada sesuatu yang tidak beres pada sekretarisnya.
"Maaf, Nona. Ada pekerjaan yang harus kita lakukan." Alex memberitahu dengan pelan takut membangunkan tuan mudanya.
Tanpa banyak bertanya lagi, Liora bergegas keluar dengan diikuti sekretarisnya. Setelah mereka pergi, Leon segera membuka mata.
Ternyata Leon tadi sempat terbangun tetapi dia tidak jadi membuka mata ketika mendengar Alex memberitahu Liora kalau ada pekerjaan.
"Apa yang terjadi?"
Leon yang penasaran bergegas memencet tombol pemberitahuan yang ada disebelah ranjangnya. Tidak butuh waktu lama, datanglah Arya dan beberapa dokter lain yang selama ini merawatnya.
Dengan wajah penuh kekhawatiran, Arya langsung menghampiri Leon. "Apa yang terjadi?mana yang sakit? Katakan padaku." Dia memeriksa kondisi Leon dan menyentuhnya disana sini.
Melihat kegusaran sahabatnya itu, Leon tidak mampu menahan tawa. "Haha lucu sekali dia, dan kenapa pula dia menyentuh aset ku yang berharga? 'Kan gak mungkin juga aku sakit dibagian itu."
Melihat Leon tertawa, Arya merasa bahwa sahabatnya itu hanya ingin mengerjainya. "Cih, apa-apaan ini ?" Dia duduk di samping Leon dengan gusar.
Merasa tidak ada sesuatu yang terjadi, Dokter dan beberapa perawat yang lain pun meninggalkan ruangan itu.
"Kenapa?" tanya Arya kembali.
Dengan susah payah dan penuh perjuangan, akhirnya Leon dapat sedikit mengeluarkan suaranya.
"A-adikku."
Mendengar apa yang dikatakan Leon, Arya langsung cepat tanggap dan segera mengambil ponselnya nya untuk menelepon Liora.
Setelah selesai berbicara, dengan wanita itu, Arya segera mematikan panggilan teleponnya. "Dia ada sedikit urusan di perusahaan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Dia menjelaskan apa yang Liora lakukan saat ini. "Dia baik-baik aja kok."
"Semoga," gumam Arya lagi tanpa bisa didengar oleh Leon.
Arya tahu bahwa telah terjadi sesuatu karena tidak biasanya Liora ke perusahaan pada malam hari.
Walaupun masih merasa ada sesuatu yang aneh, Leon memilih diam dan tidak bertanya lagi. Dia memutuskan untuk istirahat kembali agar tubuhnya cepat pulih.
Sementara itu, di tempat lain Liora bersama orang-orangnya harus menyelesaikan serangga-serangga yang mengganggu kedamaian mereka.
Setelah menerima panggilan telepon dari anak buahnya, Liora dan Alex bergegas untuk ke markas mereka.
Terlihat beberapa orang telah menunggu kedatangan mereka. "Selamat datang, Nona."
Zarga, sang tangan kanan segera melaporkan bahwa ada yang sedang mencoba untuk menerobos server pertahanan perusahaan, dan mencoba untuk mencuri persediaan di pabrik Liora.
"Beraninya mereka." Liora mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
Sebagai seorang pembisnis, tentu tak lepas dari kejahatan seseorang yang mencoba menghancurkan usahanya. Sejak orang tua Liora meninggal, dia terjun ke dalam dunia hitam. Dia tidak akan segan untuk menghancurkan semua musuh-musuhnya, apalagi bagi mereka yang berniat untuk menghancurkan usahanya.
Alasan terbesar Liora terjun ke dunia mafia adalah untuk mencari tahu dalang dibalik kematian orang tuanya, dan juga untuk melindungi perusahaan dari orang-orang yang berniat jahat. Namun, tidak ada yang tahu tentang semua itu kecuali orang-orang terdekatnya.
Liora segera memerintahkan Alex untuk memblok seluruh pertahanan sistem yang telah dibobol oleh musuh, sedangkan dia dan Zarga akan pergi untuk ke salah satu pabrik anggurnya.
"lihat saja mereka."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
seru mbak Author
👍❤
2023-12-10
0
Aditya HP/bunda lia
tambah seru ayo di lanjut ...
2023-05-07
0