Sementara itu, di tempat lain terlihat seorang pemuda sedang berjalan menuju tempatnya bekerja dengan wajah cerah seperti mentari pagi.
Tin, tin.
Terdengar suara klakson mobil dari seseorang yang langsung menghentikan langkah kaki laki-laki itu.
"Hay, Vero," sapa seorang gadis dari dalam mobil.
Lelaki bernama Vero itu membalas sapaan gadis tersebut dengan senyum manisnya sembari mendekat ke arah mobil.
"Apa kau butuh tumpangan?" tanya gadis itu dengan lembut.
Vero menggelengkan kepalanya. "Aku cuma mau ke kafe aja, Kok. Kau sendiri mau kemana?" Dia merasa heran karna masih pagi tapi sahabatnya sudah berkeliaran kemana-mana.
"Aku ada urusan," jawab gadis itu dengan cepat. "Kalau gitu aku pergi ya." Dia lalu melambaikan tangannya dan berlalu pergi dari tempat itu.
Vero pun membalas lambaian tangan gadis itu dan berlalu melanjutkan langkah kakinya. Tidak berselang lama, dia sudah sampai di kafe sederhana miliknya. Tempat itu terlihat masih sepi dan gelap. Dia lalu bergegas membuka pintu dan jendela sembari merapikan meja dan kursi.
Sangking khusyuk nya bekerja, Vero tidak sadar jika ada karyawan yang sudah sampai ditempat itu.
"Wah, apa-apaan ini Kak? Kenapa Kakak cepat sekali datangnya?" tanya Laila, salah satu karyawan mengagetkannya.
Vero sampai berjingkat kaget sambil memegangi dada nya yang berdebar keras. Mungkinkah sia sedang jatuh cinta?
"Dasar enggak tau sopan santun kamu ya, datang-datang ngagetin orang," gerutu Vero kesal sambil meletakkan tangannya dipinggang.
Karyawannya hanya cengengesan saja saat melihat kemarahan Vero. "Tapi kenapa Kakak datang sepagi ini ?" Dia kembali bertanya.
Vero langsung menjelaskan kalau hari ini mereka mendapat pesanan dari salah satu perusahaan terbesar yang ada di kota ini, itu sebabnya dia mau mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin.
Setelah mendengar penjelasan Vero, Laila dan temannya segera mempersiapkan semuanyal Tidak lupa untuk membersihkan tempat itu terlebih dahulu.
Setelah selesai menyiapkan semua pesanan, Vero bergegas untuk mengantarnya ke perusahaan bernama Grazie Group. Dengan perlahan dia memasuki lobi perusahaan dan segera menuju meja resepsionis.
"Selamat siang, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" sapa resepsionis dengan ramah.
Vero bergegas membalas sapaannya dan memberitahukan maksud dan tujuan dia datang ke perusahaan itu.
Setelah cukup jelas, mereka mengantar Vero ke ruangan sekretaris dan bertemu dengan Alex, sekretaris pribadi Liora.
Vero dipersilahkan masuk ke ruang meeting untuk menyajikan makanan dan minuman yang dibawanya. Namun, belum sempat dia membuka pintu. Pintu ruangan itu sudah terbuka, dan dari dalam keluarlah seorang gadis dengan tergesa-gesa hingga tidak sadar menabrak Vero yang sedang membawa minuman.
Vero yang tidak stabil langsung terjatuh dan menyiram gadis itu dengan minuman yang dibawanya.
Gadis yang tak lain adalah Liora langsung berdecak kesal dan bergegas meninggalkan laki-laki itu dengan tatapan tajam mematikan, membuat Vero merinding seketika.
"Apa-apaan sih dia?" Vero merasa kebingungan.
Lantai yang tadinya mengkilap tanpa ada noda sedikit pun, kini sudah berubah menjadi hitam terkena tumpahan kopi yang dibawa oleh Vero.
Alex yang melihat Vero terjatuh bergegas untuk menolongnya. "Apa anda baik-baik saja?"
Vero berusaha bangkit sembari memegangi kakinya yang sedikit terkilir. "Saya tidak apa-apa, Tuan." Dia tersenyum simpul, lalu memperhatikan minuman yang tercecer di atas lantai.
Melihat itu, Alex langsung meminta maaf atas apa yang telah terjadi dan dia memberikan ganti rugi untuk kejadian itu.
Vero yang melihat Alex menyodorkan uang padanya langsung ditolak dan bergegas pergi dari sana. Dia berjalan menuju lift dengan sedikit tertatih.
Ketika sedang menunggu pintu lift terbuka, Vero melihat seorang wanita berjalan ke arah lift yang ada disebelahnya. Iya, dialah wanita yang sudah menabraknya tadi.
Liora berjalan lurus kedepan dan langsung masuk ke dalam lift, saat ini dia benar-benar sedang buru-buru.
Vero yang tidak tahan menunggu langsung bergegas menahan pintu lift wanita itu. "Tunggu, Nona." Tangannya meraih pintu lift tersebut.
Liora yang berada di dalam lift hanya diam menatap laki-laki itu dengan sinis, dia merasa heran kenapa laki-laki itu sangat berani sekali masuk ke dalam lift miliknya.
Vero terus memperhatikan Liora dari samping, bagaimana mungkin wanita itu sudah berganti pakaian?
"Dan apa ini? Apa dia tidak punya rasa bersalah sama sekali?" Vero kesal melihat keacuhan wanita itu.
Liora yang merasa kalau lelaki disampingnya terus memperhatikan merasa risih dan sejurus kemudian ... "Apa mau mu ?" Dia menatap laki-laki itu dengan tajam.
Vero yang tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari wanita itu merasa kaget dan gugup.
"A-apa maksud Anda?" tanyanya dengan tergagap.
"Apa kau tidak tahu, kalau lift ini khusus untuk siapa?" tanya Liora kembali.
Glek.
Tentu saja Vero tahu kalau lift ini khusus digunakan untuk para pimpinan perusahaan, tapi karna rasa penasaran dan rasa malas menunggu membuatnya masuk ke dalam lift ini.
"Maaf." Vero menjawabnya seraya tertunduk.
"Kenapa malah jadi aku yang minta maaf ?" batin Vero bergelak.
"Tapi Nona, kaki saya sakit. Maka dari itu saya masuk ke lift ini," ucap Vero panjang lebar membela diri sambil menunjuk kakinya yang terkilir.
Liora hanya melirik sekilas ke arah kaki yang ditunjuk laki-laki itu. "Kalau gitu lanjutkan jalanmu, dan jangan menatapku!!"
Vero yang mendengar ucapan wanita itu hanya mematung ditempat dengan perasaan kesal, bisa-bisanya wanita itu sama sekali tidak merasa bersalah.
Vero yang ingin membalas ucapan wanita itu pun kalah cepat dengan pintu lift yang terbuka, dengan cepat Liora pergi meninggalkannya yang mematung disana.
"Dasar laki-laki gila," umpat Liora kesal sembari berjalan cepat ke arah mobilnya berada.
Vero yang melihat wanita itu pergi pun mendengus sebal. "Dasar perempuan gila." makinya geram sambil melanjutkan langkah kakinya.
Liora segera melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit. Beberapa saat yang lalu dia mendapat kabar dari Arya bahwa kakaknya sudah sadar, hingga langsung membuatnya berlari meninggalkan ruang meeting.
"Semoga kakak benar-benar sudah sadar."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak kisah Liora🤔
2023-12-10
0
Aditya HP/bunda lia
jangan galak2 gitu lah Liora ntar di jodohin lho sama othor ... 🙈
2023-05-05
0