"Kenapa kamu datang ke kampusku?" Pertanyaan yang ditahan tahannya sejak di area kampus, terlontar sudah saat mobil yang dikendarai 'Elvan' Keluar dari gerbang.
"Aku ditugaskan Kelvin untuk mengawasi mu!" Jawabnya tidak berbohong keseluruhannya karena ia memang ingin melihat secara langsung area kampus Aleta.
Seketika kepala Aleta menoleh cepat ke wajah pria yang masih disangkanya adik ipar. "Mengawasi? Kenapa?" tanya Aleta antusias. Ia berharap, itu adalah sebuah tanda perhatian Kelvin padanya.
"Tidak tahu!" Kelvin menjawab acuh tak acuh membuat Aleta mengerucutkan bibirnya.
Sebenarnya, saat waktu para mahasiswa di kelas, Kelvin sudah berhasil mendapatkan IPK Aleta. Aleta adalah salah satu mahasiswi cerdas, tidak bodoh sama sekali seperti laporan Deli.
"Aku akan pulang ke rumah orang tua ku. Turunkan saja aku di halte bus depan." Aleta berupaya menjaga jarak. Takutnya, ia menyinggung Elvan dan berujung membalasnya dengan cara melapor yang tidak tidak ke Kelvin.
Alih alih mendengarkan, Kelvin kian menancap pedal gasnya.
"Elvan!"
"Diam lebih baik atau kamu mau aku laporkan ke suami cacatmu, kalau istrinya keluyuran mencari __."
"Tidak tahu malu!" Aleta menserga. Melempar pandangannya cepat ke arah jendela. Kelvin sempat melihat wajah merah Aleta yang kesal di buatnya. Sudut bibir nya terangkat tipis, ternyata seru juga menggoda gadis berkaca mata ini. Ia tidak ingin mengakui kebenaran lebih cepat kalau ia adalah Kelvin, bukan Elvan. Ia lakukan karena ingin menghibur dirinya yang sangat monoton sebelum ia bertemu dengan gadis penuh misteri wajahnya itu.
Dalam perjalanan, sama sekali tidak ada percakapan selanjutnya. Hingga mobil akhirnya sampai di depan kediaman keluarga San.
Aleta buru buru membuka seat belt. Namun entah kenapa terasa susah. Bukan hanya pemilik saja yang menyebalkan, tapi mobil nya pun demikian. Dumel Aleta.
"Aku bantu!"
Adik ipar nya itu langsung menggerakkan badannya. Jarak mereka terlalu dekat. Aleta sampai gugup dibuat Kelvin. Ia juga sempat terhipnotis akan aroma wangi parfum yang dikenakan Kelvin. Tidak dipungkiri, pesona pria ini sangat kuat. Wajah Aleta memerah dengan perasaan tidak karuan.
Melihat bibir Aleta begitu dekat, otak Kelvin tiba tiba mengingat kejadian tadi pagi. Ia ingin mengulang rasa manis bibir itu.
"Terimakasih!" Aleta ingin turun. Tapi bahunya reflek di tekan Kelvin.
"Terimakasih mu terlalu buru buru sehingga tidak berkesan tulus. Aku ingin terima kasih yang lainnya."
Meski wajah Aleta tidak menarik, tapi bibir yang cip*kable itu sudah membuatnya candu. Toh, gadis yang bertanya 'apa?' ini sudah menjadi istrinya yang sah. Semuanya di tubuh Aleta adalah miliknya.
Oleh sebab itu, ia mengambil kesempatan cepat untuk menikmati ke-dua kali nya bibir pink Aleta.
Aleta shock. Elvan sungguh kurang ajar.
Aleta memberontak, tapi kekuatan serta ruang geraknya yang sempit, menyusahkannya.
Dari luar mobil, Olivia menyaksikan hal tersebut. Ia tidak percaya, ternyata Aleta tidak sepolos yang ia pikirkan.
"Aleta!" Bentak Olivia.
Aleta terkesiap hebat. Sementara Kelvin dengan terpaksa menjauh sembari mendumel pelan, "Mengganggu saja..."
Cepat cepat Aleta keluar dari mobil. Tidak punya muka saat ini untuk memandang wajah Olivia. Ia terciduk oleh adiknya langsung. Cemas mendapat masalah baru akan perbuatan asusila Elvan. Dengan langkah panjang panjang, ia berjalan ke arah teras meninggalkan Olivia dan Elvan.
"Picik juga dia. Menggoda pria yang nyaris sempurna karena ingin mendapat kepuasan yang tidak didapatkan dari suami cacat dan impoten seperti Kelvin." Batin Olivia kesal. Namun wajah ia sembunyikan kemarahannya karena ingin memiliki kesempatan berkenalan dengan Kelvin yang baru turun dari mobilnya.
Soal Aleta, Olivia akan urus nanti. Lebih penting menaklukkan terlebih dahulu hati pria tampan nan kaya raya ini.
"Aku Olivia. Adik Aleta, salam kenal."
Kelvin memasang kaca mata hitamnya dengan pergerakan sombong sombong macho. Ia tidak niat membalas jabatan tangan Olivia.
Adik Aleta itu, menarik kikuk tangannya.
"Kalau boleh tahu, Tuan apanya Aleta?" Pantang menyerah, ia berusaha mengambil hati pria tersebut meski sedikit dongkol akan kesombongan Kelvin, Olivia pura pura bersikap sebagai wanita lemah lembut yang sangat manis dan menggemaskan.
"Kalau saya mengatakan, aku adalah suaminya, kamu percaya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ana
nah loh 😁😁
2023-07-05
0
Itarohmawati Rohmawati
oliv : tentu saja tidak percaya
2023-05-15
1
Rhiedha Nasrowi
walah ya jelas Ndak bakal percaya 😅😅
2023-05-10
0