Angkatan Yandi dan teman temannya telah lulus dengan sempurna, begitupun Yandi..ia menjadi salah satu lulusan dengan nilai terbaik karena memang dia termasuk siswa yang cerdas,
akan tetapi itu ternyata tak membuat dirinya bahagia karena sejak hari terakhir ujian hingga acara perpisahan sekolah ia samasekali tak melihat Nayra.
Ia mencoba mencari gadis itu dan bahkan mencoba mencari tahu tentang gadis itu pada teman temannya tapi hasilnya nihil.
Yandi memaksa Kris untuk mencari tahu tapi tetap saja tak ada yang tahu, sungguh ia menjadi kacau.
Nayra sebenarnya juga menyandang predikat lulusan dengan nilai terbaik namun sertifikatnya tk ada yang mengambil
" rein....!!! " panggil Kris yang berjalan bersisihan dengan Yandi dan Iyung di koridor sekolah ketika selesai menyelesaikan administrasi dan kelengkapan kelulusan dan melihat Rein berjalan bersama Boni, Rein berhenti dan menunggu mereka
" kuliah dimana...?"
Tanya Iyung membuka obrolan
" belum pasti ini...." jawab Rein singkat, Rein memang terkenal irit bicara
" kau tahu kenapa nayra gak pernah keliatan...?!" tanya Kris kemudian, Rein mengambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan
" kudengar dia mondok...tapi ya gak tau lagi..." jawabnya kemudian.
Sungguh Yandi tak suka demi memdengar jawaban Rein yang seolah tahu banyak tentang Nayra
" mondok dimana..?! " tanya Kris lagi
" kurang tahu aku kris..." jawab Rein tenang
" kurang tahu atau tidak mau ngasih tahu.." sela Yandi membuat Rein menoleh kaget padanya
" yan...apa maksud mu? " tanya Rein menyelidik
" tidak ada " jawab Yandi sambil menatap Rein dengan tajam sejenak kemudian melangkah pergi
" yung..kris bisa kalian jelaskan ada apa ini..." Rein tampak kebingungan
" tidak ada apa apa ...jangan terlalu dipikirkan " jawab Iyung sembari menepuk bahu Rein kemudian melangkah di ikuti Kris. Rein masih berdiri terpekur di sana.
Sore hari diteras rumah Yandi, nampak tiga orang remaja rupawan sedang duduk santai
" kau tak seharusnya bicara seperti itu pada rein yan..rein tak ada sangkutpautnya dengan masalahmu dan nayra.." Iyung mencoba menengahi sahabatnya, walaubagaimanapun juga mereka adalah kawan dan tim yang solid
" sekarang katakan...kau menyukainya ? " imbuh Jyung
" entahlah ..aku tak tahu " jawab Yandi sambil membuang muka kelain arah
" bagaimana dengan bunga...!!" tanya Kris kini
" aku memang tak begitu suka kau berhubungan dengannya, tapi bukan berarti aku setuju kau bermain hati dengan yang lain darinya yan..." tambahnya
" aku tak tahu kris...aku sendiri bingung dengan apa yang kurasakan, aku....aku ingin sekali bertemu dengannya dan mendengar dia memaafkan aku, mungkin perasaanku ini karena merasa bersalah padanya saja..." jawab Yandi mencoba memahami yang dia rasakan.
Kris dan iyung turut mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan
" entahlah...sebenarnya kupikir kita ini masih terlalu kecil bila harus memikirkan hal hal seperti itu, belum waktunya......" lagi lagi Iyung berkomentar sok bijak yang di balas dengan pelototan Yandi dan Kris bersamaan dan kemudian di lempar dengan dengan bantal oleh keduanya,
iyung memiringkan tubuhya sembari tertawa terpingkal pingkal.
Siang itu tampak dua orang remaja sedang duduk berhadapan terpisah meja dibsebuah cafe yang memang di khususkan untuk remaja
" sorry yan....q datang terlambat " terdengar suara Rein yang baru saja datang dan duduk
" gak masalah, aku juga baru tiba.." jawab Yandi
" mana yang lain...sepi sepi aja..?? " tanya Rein kemudian mengedarkan pandangan mencoba menemukan teman temannya yang lain
" tidak ada hanya kita berdua rein....." jawab Yandi kemudian membuat Rein segera menoleh padanya, Rein sedikit mengernyitkan keningnya tanda ia sedikit bingung..pasalnya ia tak begitu dekat dengan Yandi meski satu tim basket, dirinya berteman dengan Yandi karena Kris dan juga karena ia anggota tim basket sekolah
" ada apa....?! " tanya Rein kemudian
" ok langsug saja...ada hubungan apa kamu dan nayra...." tanya Yandi frontal dan serius
" yan....sebenarnya ada apa, kau ada masalah dengan nayra atauuuuuu....kau " Rein mencoba memahami keadaan
" aku hanya bertanya tentang itu rein..."
" tidak ada apa apa yan...aku dan dia hanya berteman, hanya saja mungkin suatu hari nanti saat kami benar benar telah siap dan pantas kami akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius..." jawab Rein tenang dan yakin setelah ia benar benar memahami yang terjadi antara Yandi dan dirinya sekarang
" aku mencoba mengikatnya...namun ia tak mau, tak ada istilah atau kegiatan yang kita kenal pacaran padanya, ia pun tak mungkin menikah di usia kita sekarang...." lanjut Rein membuat dunia Yandi seakan akan tiba tiba runtuh, ludahnya seakan tercekat ditenggorokan, tubuhnya benar benar seakan membeku tiba tiba.
" dimana dia sekarang....! " tanya Yandi pelan
" aku sudah bilang, dia dikirim ke pesantren tapi aku tak tahu di mana itu " jawab Rein cepat
" ok....!!!! " sekali lagi Yandi menjawab pelan
" terimakasih sudah datang " ucap Yandi sembari berdiri dan hendak berlalu namum terhenti karena Rein menghentikannya
" yan...." panggilan Rein menghentikan Yandi
" doakan kami...tolong, doa mu sangat penting bagiku karena kau sahabat ku..." lanjut Rein yang tak mendapat balasan apapun dari Yandi yang terus melenggang pergi.
Yandi menatap langit langit kamarnya sejak tadi pikirannya terus melayang pada pembicaraannya tadi dengan Rein
" sedalam itukah perasaan mereka..sehingga diusia mereka yang semuda ini mereka sudah berani berfikir kesana, secinta itukah nayra pada rein....akkkh!!!! " pekik Yandi pelan menjambak rambutnya sendiri.
" ok pa....aku berangkat, iya aku serius "
Klik telepon dimatikan, Yandi mematikan telponnya setelah menyetujui rencana sang papa untuk dirinya berkuliah di Australia
" goodbye semua....."bisiknya pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Lily
wah.. ternyata Rein irit ngomong juga, cocok dong sama nayra
2024-03-23
0