Bab 5

"Sinta, tolong kamu siapkan berkas penting untuk meeting sekarang ya," perintah Angga kepadaku, dimana aku menganggukan kepala berjalan masuk ke dalam ruangan bekas almarhum ayah.

Menatap tas Shireen, membuat aku mulai berdrama layaknya orang yang tengah syok kehilangan berkas penting di dalam ruangan Angga.

"Berkasnya tidak ada."

Menghampiri Angga yang masih berdiri mengobrol dengan Gunawan, " maaf sebelumnya pak, berkas itu tidak ada di ruangan ini?"

Angga mengerutkan dahinya, " bukannya aku simpan di meja kerjaku?"

" Sudah saya cari tapi tidak ada!"

Angga terlihat panik lelaki berbadan kekar itu, masuk ke dalam ruangan. Membuat aku yang melihatnya hanya tersenyum sinis, " sepertinya akan ada perdebatan yang semakin seru."

"Hmm." Aku terkejut mendengar Gunawan berpura-pura batuk di hadapanku, iya terlihat begitu mencurigaiku. Sejak pertama kali masuk ke perusahaan Angga, sampai saat ini.

" Wajahmu terlihat happy begitu, apa kamu sedang merencanakan sesuatu?"

Pertanyaan Gunawan membuat aku gelisah, berusaha menenangkan hati agar tidak terlihat panik, " Ahk, itu hanya perasaan anda saja. "

"Gunawan, Sinta. " Teriakan Angga membuat kami berdua berlari, menghampiri Angga yang terlihat menahan rasa kesal.

"Ada apa, Angga?"

"Berkas penting untuk kita meeting tidak ada?"

Gunawan masih terlihat begitu santai, dia menjawab perkataan Angga, " Apa ada seseorang yang sengaja menyembunyikan bekas itu. "

Kedua mata Gunawan malah melirik ke arahku, membuat aku hanya bisa menunjukkan kepala.

Lelaki yang menjadi kepercayaan Almarhum Ayahku dulu, mengusap pelan dagunya.

"Sinta, aku bukan menuduhmu ya. Hanya saja aku curiga padamu?"

Aku berusaha melawan rasa takut, mengangkat kepala menatap ke arah Gunawan yang menyudutkan ku sebagai tersangka.

"Tidak apa apa, karena saya tahu saya ini baru bekerja disini, jadi anda berpikir jika saya yang sudah sengaja menyembunyikan berkas itu.".

" Pintar, oh ya kenapa kamu tidak membela diri. "

Aku hanya tersenyum kecil dan menjawab," Untuk apa, toh jika saya tertuduh tidak ada bukti kalau saya bersalah. "

Gunawan malah diam setelah aku menjawab pertanyaannya.

Shireen tiba-tiba saja muncul di hadapan kami bertiga, " serius sekali, ada masalah apa sih?"

Angga mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan, " Berkas untuk meeting sekarang hilang. "

Wanita yang selalu aku sebut janda bolong itu, terkejut dengan perkataan Angga, " Loh kok bisa. "

Iya melipatkan kedua tangan, tatapan matanya kini tertuju ke arah ku, " Kok aku curiga sama gadis ini ya."

"Gimana kalau kita geledah tas ya, saja, " ucap Shireen kepada Angga dan juga Gunawan.

Kedua lelaki berbadan kekar itu setuju, di mana aku yang hanya seorang pegawai baru mempersilahkan mereka mengecek tasku.

Dan yang lebih dulu memegang tasku itu adalah

Shireen, wanita yang menjadi musuhku itu begitu antusias dan juga bersemangat, saat membuka tas yang tergeletak di atas meja tempat kerjaku.

"Kita lihat sama sama, apa isinya. Kalau benar wanita itu bersalah dan menyembunyikan berkas penting untuk meeting sekarang. Aku pastikan dia akan dipecat saat ini juga."

Sebuah ancaman yang sangat luar biasa yang baru aku dengar, dari perkataan wanita yang selalu aku sebut janda bolong itu.

Saat itu juga aku mempersilahkan semua orang yang ada di ruangan mengecek tasku.

"silahkan."

Shireen mengambil dengan menampilkan raut wajah sinisnya, ia terlihat tak suka denganku.

Menggeledah, namun mereka hanya melihat alat make-up dan juga dompetku saja.

"Gimana? Masih menyalahkan saya yang sudah menyembunyikan berkas itu? Kenapa tidak kalian cek tas milik nyonya ini!"

Angga dan Gunawana kini menatap ke arah Shireen, dimana wanita itu mengerutkan dahinya," Halo, untuk apa aku mengambil berkas itu?"

Aku menatap tajam ke arah Shireen, " kalau nyonya merasa tak mengambil berkas penting untuk metting kenapa nyonya seperti orang yang takut. "

Shireen menunjuk ke arahku wajahku, " kamu ini orang baru di perusaahan, jadi jangan seenaknya menuduh orang. "

Angga kini mengambil tas Shireen tanpa meminta izin sedikit pun, " Angga."

Angga tak mempedulikan panggilan dari istrinya, yakini menggeledah tas sang istri, sampai di mana lelaki berbadan kekar itu terkejut, membulatkan kedua matanya mengambil berkas yang ternyata ada di tas sang istri.

"Ini apa, Shireen. "

Aku tersenyum melihat wanita yang berada di hadapanku itu terkejut, Iya seperti gugup saat ingin menjawab perkataan Angga.

"Angga, aku .... "

Belum perkataan Shireen terucap semuanya, Angga membentak istrinya itu," jangan banyak alasan, sudah sebaiknya kamu cepat pulang, biar kita selesaikan saja di rumah. "

"Angga, kamu dengar dulu penjelasanku, aku benar-benar tidak mengambil berkas penting itu, untuk apa coba," ucap Shireen, terlihat ia semakin panik dan gelisah.

"Sudah cukup. " Menunjuk ke arah sang istri, Angga mempelihatkan kekecewaanya, " jangan bicara lagi, cepat pulang ke rumah. "

Shireen menangis, ia memegang tangan Angga, " percaya padaku. "

Angga melepaskan tangan Shireen, " Ayo Gunawan, Sinta, waktu meeting akan di mulai sebentar lagi. "

Kami berdua mengikuti langkah Angga, meninggalkan Shireen sendirian di ruangan.

Wah, menarik, ini yang aku harapkan.

Aku tersenyum tipis, menatap sekilas ke arah wanita itu, " ini belum seberapa Shireen masih ada kejutan yang sudah aku persiapkan untuk kamu nikmati bersama Angga. "

Setelah sampai di ruangan Metting, aku melihat Angga menggerutu kesal, ia sepertinya tak bisa menggendalikan diri untuk tidak marah.

Membuat kesempatan untukku.

Berjalan perlahan mendekat, memegang punggung Angga, " mm, kenapa? Masih kesal?"

Angga memijat kepalanya, dimana aku berusaha melayangkan kata kata lembut, " biar nanti saya pijat ya. "

Menghindar dari hadapan Angga, saat metting sudah dimulai.

Angga perlahan melirik ke arahku, ia tersenyum kecil. " Sepertinya Angga mulai tertarik padaku."

Mengedipkan mata, mempelihatkan kecentilanku padanya. " Bukannya seperti ini yang ia inginkan. "

Aku terus bergumam dalam hati, dimana sosok Gunawan mendekat dan berbisik, " apa sesuatu mengganggu matamu."

Melirik ke arah Gunawan dan mendelik kesal, " ya, sarang tawon masuk, memangnya kenapa?"

Gunawan menjauh dariku ia berucap, " dih, galak amat. "

Sepertinya aku harus waspada terhadap Gunawan, karena ia selalu menggangguku.

Beberapa jam kemudian meeting sudah selesai, aku membereskan semua berkas-berkas penting yang sudah ditandatangani oleh Angga.

Di mana orang-orang sudah keluar, dan sekarang hanya ada aku dan juga Angga di dalam ruangan metting.

"Hem."

Angga memperlihatkan gerak-geriknya, suara langkah kakinya mendekat ke arahku, membuat aku berusaha tetap tenang dan memperlihatkan gemulai indahnya tubuhku ini di hadapan Angga, agar ia semakin tertarik kepadaku.

"Sinta."

Bisikan manja itu mulai dilayangkan oleh Angga pada telinga, perlahan membalikan tubuh untuk menghadap ke arahnya.

"Sinta, kamu cantik. "

Tangan kekar itu mulai mengelus rambut panjangku, dimana kedua pipi memerah.

"Terima kasih atas pujiannya. "

Wajah Angga semakin mendekat, sampai.

Brakkk.

Episodes
1 Bab 1 Rencana Kaira.
2 Bab 2 Berhasil masuk Prusahaan.
3 Bab 3 Gunawan curiga.
4 Bab 4 Hal yang menjijikan
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 Cinta Untuk Kaira. Season 2
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 35
35 Datangnya sang mertua.
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab
45 Bab Menjijikan bab (44 )
46 Berusaha 45- 46
47 Bab 47- 48
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bba 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bba 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 Rencana Kaira.
2
Bab 2 Berhasil masuk Prusahaan.
3
Bab 3 Gunawan curiga.
4
Bab 4 Hal yang menjijikan
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 Cinta Untuk Kaira. Season 2
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 35
35
Datangnya sang mertua.
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab
45
Bab Menjijikan bab (44 )
46
Berusaha 45- 46
47
Bab 47- 48
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bba 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bba 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!