Bab 2 Berhasil masuk Prusahaan.

Aku masuk untuk interview, menghadapi HRD bernama Pak Gunawan, lelaki yang dipercaya oleh almarhum ayah. 

Lelaki tampan berkulit kuning langsat itu menatap ke arah wajahku, lalu melihat ke arah kertas lamaran yang sudah aku siapkan bersama Gina. 

"Nama kamu Sinta. "

"Iya, pak. "

Pertanyaan yang begitu bertele tele membuat aku bosan, " jadi gimana pak, bisa saya bekerja di perusahaan ini. "

Gunawan yang terkesan judes itu, tak menjawab pertanyaanku, membuat aku mengepalkan tangan ingin meninju wajahnya saat ini. 

Ceklek … . 

Pintu ruangan ayah terbuka, dimana Angga dan Shireen keluar dengan perdebatan yang membuat aku penasaran. 

"Angga, kamu dengar tidak. "

"Ahk, apa lagi, sudah aku bilang tunggu dulu. "

Angga kini menatap ke arah wajahku, membuat aku menundukkan pandangan, ia mendekat dan melihat surat lamaran yang dibolak balik oleh Gunawan. 

"Kamu diterima."

 Mengambil bolpoin dan menandatanganinya saat itu juga. 

Gunawan hanya diam, dimana aku bertanya pada Angga, " terima kasih pak, jadi kapan aku bisa bekerja disini. "

"Sekarang juga kamu bisa bekerja disini, jadi sekretaris saya. "

Saking senangnya, aku berdiri, memperlihatkan betapa aku membutuhkan pekerjaan di perusahaan milik ayahku sendiri. 

Berjabat tangan dan tersenyum lebar ke arahnya, " terima kasih, pak. "

Tangan kekar Angga masih memegang tanganku, sampai Shireen berpura pura batuk. " Huuk. "

Angga melepaskan tanganku begitu saja,  membuat aku menundukkan pandangan berpura pura sok polos. 

Angga mulai pergi dari hadapanku, dimana Shireen janda bolong itu mengejar Angga. 

"Angga, kamu dengar dulu. "

Aku tersenyum, menyatukan kedua tangan. 

"Ayo."

"Hah, iya, kenapa pak. "

"Saya tunjukkan ruangan kamu. "

"Baik pak. "

Melangkahkan, mengikuti Gunawan yang  terkenal jutek itu. " Ini ruangan kamu.  Tak jauh dengan ruangan Pak Angga. "

"Baik, pak. Terima kasih. "

Tiba tiba saja Gunawan membisikan suatu perkataan kepadaku, " Jangan pakai rok pendek seperti itu, kalau kamu tidak ingin jadi mangsa Pak Angga. "

Aku mengerutkan dahi, dimana ia pergi. 

"Mm, bisa bisanya si Gunawan itu memberitahuku tentang kejelekan Angga. Tapi lumayan juga sih, toh aku kan masih istri sahnya, bakal seru nih. Hahhah. "

Saking kencangnya tertawa, membuat foto yang berada di meja ruanganku terjatuh. 

Mengambil poto itu, " Ini kan?"

"Mm, siapa yang suruh kamu menatap foto ini?" 

Aku terkejut, saat Angga tiba tiba muncul. 

"Pak Angga. Maafkan saya, tadi …."

Angga mendekat memegang tanganku yang masih memegang foto, " Hust, tak usah dijelaskan aku sudah paham. "

Tiba tiba saja, tangannya memegang pinggangku, membuat tubuh ini berdempetan dengan tubuhnya. 

"Pak, ini terlalu dekat. "

"Mm."

Apa yang dikatakan Gunawan benar, tangan Angga begitu jahil, ia hampir memegang daerah sensitif. 

Aku yang berpura pura lugu dan sok polos berusaha menjauh dan berkata, " ahk, maaf pak. "

Namun, Angga seperti orang yang tak bisa mengendalikan napsu, ia malah tersenyum dan menarik bajuku, " Kamu begitu cantik."

"Terima kasih, pak."

Aku tak menyangka sekali, jika lelaki bernama Angga ini, begitu mudahnya tergoda dengan wanita.

"Dasar b@j*ng*n, b€r*ngs*k." Gumamku dalam hati, mengatai Angga. 

Tangan kekar kini mengusap pelan pipiku, membuat aku berusaha menghindar lagi. " Aduh pak, jangan gini. Nanti kalau istri bapak tahu bagaimana. "

"Oh, yang tadi. Dia cuman istri sirih saya," Aku terkejut dengan kejujuran Angga, membuat rasa penasaran menggebu hati ini. " Kenapa hanya istri siri, kan bapak itu tampan, kaya raya. "

Angga memegang foto, memperlihatkan wajahku yang dulu. " Dia, istri sah saya."

"Jadi bapak punya dua istri dong. "

Angga menggelengkan kepala, ia melepaskan tangannya yang memegang pinggangku. " Istriku sudah  lama meninggal dunia. Ia dibunuh oleh seseorang yang tak bertanggung jawab."

Pintar sekali  si b€r*ngs*k Angga ini, mengarang cerita. Seolah olah orang lain pembunuhnya, hah, dia tidak tahu saja kalau istrinya ada dihadapannya sekarang. Dasar bod*.

Aku mulai mendekati Angga, memegang bahunya dan berkata, " yang sabar ya, pak. "

Angga menatap ke arahku, ia kini memeluk tubuh ini dengan begitu erat. 

"Terima kasih. "

"Oh ya, kenapa bapak malah menikah siri. "

"Mm, itu adalah privasi keluarga, jadi kamu tak harus tahu. "

"Maafkan saya sudah lancang, pak. "

Sialan tangan Angga benar benar nakal, sampai dimana suara pintu di buka lebar.

"Angga."

Ternyata itu adalah Shireen, pas sekali dia datang di saat aku berpelukan dengan Angga.

"Apa yang kalian lakukan?"

Shireen tampak murka sekali pada Angga dan padaku.

"Heh, kamu baru juga kerja di sini sudah gatal sama laki orang," pekik Shireen, membulatkan mata ke arah wajahku.

"Maaf bu, tadi saya hanya menenangkan Pak Angga, dia sedih karena .... "

Aku tidak meneruskan perkataanku, karena Angga memotong perkataanku tiba tiba, " kamu jangan salah paham, tadi itu aku lagi pusing. Tak sengaja jatuh langsung memeluk Sinta. "

"Ahk, alasan saja. Hah, pengakuan kalian beda beda."

Angga mulai membujuk Shireen keluar dari ruanganku, " kita bicarakan semua ini berdua. "

"Mas, kamu ini gila apa ya. Malah membela wanita murahan itu. "

Aku melihat Angga menarik paksa tangan istrinya pergi keluar ruangan, dimana wanita bolong itu mengatakan jika aku wanita murahan.

"Sialan, jelas jelas yang murahan dia."

"Ahk, mas. "

Aku mengikuti langkah kaki mereka berdua, setelah mendengar Shreen teriak.

Mengintip dibalik tembok.

"kamu kenapa?"

"Masih nanya aku kenapa, semua ini gara gara kamu!"

"Kok kamu nyalahin aku sih. "

"Anak kita marah di dalam perut, karena bapaknya suka genit sama cewek. "

Deg ....

Mendengar perdebatan mereka membuat aku menyandarkan badan pada tembok, meremas baju, perasaan yang tak karuan ini membuat aku seketika menitihkan air mata.

"Apa aku tidak salah dengar, Shireen hamil?"

"Aduh anak papah ini. " Mendengar suara Angga, membuat aku mengintip mereka kembali, " kenapa kamu tendang tendang mama kamu, hah. Kasihan dia. "

Angga mengusap ngusap perut Shireen membuat aku membayangkan kejadian dimana lelaki b@j*ng*n itu menusuk perutku, membuat janin yang ada dalam perutku ini ikut terbunuh.

Bayangan kejadian itu malah mengelilingi otakku, membuat aku meremas rambut, menahan rasa trauma pada hati ini. Berusaha menahan diri agar tidak berteriak, " tanah, Kaira. Kamu tak boleh menunjukkan siapa dirimu. Kamu harus kuat. "

Aku berusaha mengigat perkataan Gina, yang menyuruhku untuk bisa mengontrol emosi, menarik napas mengeluarkannya secara perlahan.

"Aku harus tenang. "

Seketika uluran tangan membuat aku terkejut, dimana aku duduk dengan posisi memegang kepala.

Menatap ke arah tangan itu, " perlu bantuan. "

Aku mulai meraih tangan Gunawan, untuk bisa berdiri, " terima kasih. "

Gunawan menatap ke arah wajahku dengan bertanya," kamu menangis, apa Pak Angga melakukan sesuatu padamu. "

Aku tak bisa menjawab perkataan Gunawan, membuat aku pergi dari hadapannya.

"Sinta."

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

blm apa2 udah lemah

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Rencana Kaira.
2 Bab 2 Berhasil masuk Prusahaan.
3 Bab 3 Gunawan curiga.
4 Bab 4 Hal yang menjijikan
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 Cinta Untuk Kaira. Season 2
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 35
35 Datangnya sang mertua.
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab
45 Bab Menjijikan bab (44 )
46 Berusaha 45- 46
47 Bab 47- 48
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bba 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bba 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 Rencana Kaira.
2
Bab 2 Berhasil masuk Prusahaan.
3
Bab 3 Gunawan curiga.
4
Bab 4 Hal yang menjijikan
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 Cinta Untuk Kaira. Season 2
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 35
35
Datangnya sang mertua.
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab
45
Bab Menjijikan bab (44 )
46
Berusaha 45- 46
47
Bab 47- 48
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bba 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bba 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!