Benar-benar sebuah kota malam. Kota yang penuh akan hologram serta lampu neon, jauh lebih banyak dan terasa lebih hidup ketimbang kota di atas. Di atas, terdapat sebuah hologram berwarna oranye dengan tulisan 'Welcome to Unheaven'. Tak jauh di belakang, drone-drone berwarna hitam dengan lampu neon berwarna sama terbang rendah, memancarkan sinar oranye yang digunakan untuk mengecek ID tiap orang serta mencari jika terdapat sesuatu yang berada di luar dari sistem, mengingat beberapa Scavenger berhasil lolos dan mencuri barang milik Unheaven hanya untuk ditangkap kemudian hari karena tak tahu jika di dalam barang tersebut, telah diberi sebuah alat pelacak yang membuat kami lebih mudah untuk mencari informasi mengenai mereka.
Mereka tak berasal dari dunia ini.
Scavenger adalah mereka yang memiliki pekerjaan sama seperti Mercenary, bedanya, mereka tak bekerja untuk siapapun melainkan diri sendiri dan kebanyakan terdiri dari para Rebel yang terus berusaha melawan sistem, tak terima dengan kedatangan Codes, sebuah perlawanan sia-sia. Karena itu jugalah mereka harus selalu berpindah tempat agar tak ditemukan oleh Codes dan dimusnahkan mereka. Jumlah mereka tak banyak, tetapi berkat itu jugalah mereka begitu licin layaknya belut.
Entah mengapa saat kejadian tersebut terjadi, mereka justru tertangkap oleh kami para manusia padahal grup kali ini terdiri dari ras Halfling jenis serigala dan memiliki kemampuan fisik jauh di atas manusia.
Langkah kembali kulanjutkan, melewati gerbang masuk di mana dua orang Enforcer sementara berjaga, sebuah satuan keamanan milik Redstar yang khusus ditugaskan hanya di dalam kota demi tetap menjaga keamanan agar warga yang hanya dapat tinggal menunggu di kota seperti anak kecil dan mereka yang berumur, setidaknya merasa lebih aman.
Dengan mereka ditugaskan untuk juga menjaga keamanan di dalam dunia bawah tanah ini adalah tanda bahwa pemimpin kota di atas hanyalah sebuah pion saja. Penguasa sebenarnya seperti yang kukatakan, berada tepat di depan.
Aku memerhatikan gedung besar tersebut, membaca tulisan hologram di samping dengan gaya vertikal "The Hive.. " Ucapku. Sebuah nama yang begitu orisinal sampai aku bosan mendengarnya, telah terlalu sering digunakan.
Tapi untuk apa aku mempermasalahkan sebuah nama? Aku memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan. Karenanya, aku berjalan sedikit lebih cepat setelah mengecek waktu pada jam tangan analog, sebuah peninggalan dari dunia yang lama, mendapati jarum pendek telah menunjuk ke angka 8 sementara jarum panjang di angka 5.
Lima menit menuju jam sembilan, aku harus sedikit bergegas. Orang ini akan kesal jika aku terlambat sedetik saja dan aku benar-benar tak memiliki energi untuk menghadapi ocehannya yang bagaikan gerbong kereta api.
Dalam langkah cepat, aku menyusuri jalan sembari menghindari orang-orang baik yang mengarah ke depan maupun yang berlawanan arah. Untungnya, malam ini tak terlalu ramai sehingga aku dapat dengan cepat sampai di sebuah Cafe.
Lucu bukan? Sebuah cafe di dunia seperti sekarang, terutama di daerah para kriminal berkumpul. Tetapi, jangan salah, cafe ini adalah milik salah satu orang berkuasa The Hive. Seseorang yang katanya masih merindukan dunia lama, terutama suasana sebuah cafe. Itulah alasan dia membuat cafe ini, satu-satunya yang berada dalam kota, bahkan bisa saja dalam Redstar karena kebanyakan orang akan lebih memilih untuk memesan makanan maupun minuman demi dinikmati dalam rumah masing-masing. Itupun jika kau dapat menyebut apartemen kecil dengan satu kamar tidur sebuah rumah.
Layaknya cafe biasa, pada kaca depan terdapat beberapa hiasan seperti bentuk secangkir kopi, biji kopi serta buku. Kenapa buku? Karena ini juga adalah satu-satunya tempat yang kutahu, masih menyimpan buku tradisional dan bukannya digital seperti yang digunakan kebanyakan orang sekarang. Sebuah teknologi canggih yang kurasa sudah tak pantas disebut sebagai buku.
Oh hey, ada sebuah iklan hologram baru di samping toko. Druid? Mahluk legenda dalam dunia elf?
Sebuah tawa keluar melihatnya.
Siapa yang masih percaya terhadap legenda seperti itu. Iklan ini hanyalah omong kosong. Aku tak habis pikir, di era yang sudah seperti ini, masih saja ada yang menyebarkan berita hoax.
Kugelengkan kepala dan masuk ke dalam, melihat hanya terdapat dua pelanggan saja kali ini dengan satu orang tepat berada di sofa yang terletak di ujung ruangan. Sebuah balok besi hitam besar tampak di samping sofa tersebut dengan lampu neon berwarna biru mengitari bagian tengahnya, sebuah tempat penyimpanan barang langka seperti Body Part berkode Z.
Begitu duduk pada sofa yang berada di depannya, ia mengambil sebuah kotak besi panjang berukuran seperti sebuah penghapus dari dalam jubah kulit berwarna hitam miliknya dan meletakkan benda tersebut di atas meja kopi transparan yang disangga menggunakan dua buah balok kayu berwarna krem indah. Ia menekan benda itu pada permukaan lebarnya yang kemudian terpisah menjadi dua bagian, perlahan menjauh, menarik keluar sebuah layar hologram berwarna oranye yang menyertakan informasi mengenai barang di dalam kotak penyimpanan.
"Seperti yang dirimu minta, kau tinggal membayarnya seperti biasa" Ucapnya dengan tenang, lalu menyesap kopi dari cangkir putih cantik yang awalnya tak kusangka masih ada di dunia karena gelas-gelas keramik seperti itu telah tak diproduksi dan kebanyakan di buang, tergantikan oleh sebuah gelas besi canggih, mampu memanaskan maupun mendinginkan minuman sesuai keinginan Sang pemilik, plus dapat membersihkan diri sendiri. Siapa yang tak mau? Siapa yang ingin menghabiskan waktu mencuci jika barang tersebut dapat melakukannya untukmu.
Aku mengeluarkan Futurephone milikku, benda yang sama seperti miliknya dan mengarahkan benda tersebut di atas Futurephone dia. Tak sampai 2 detik, sebuah nada notifikasi terdengar dengan layar pada FP miliknya menampilkan jumlah poin yang baru saja terkirim. Terdapat cukup banyak angka nol pada bagian belakang angka pertama.
"Terima kasih, senang dapat bekerja denganmu. Tapi, kalau aku boleh tahu, untuk apa?" Tanyanya penasaran "Ini adalah ketiga kalinya kau memesan Body Part tetapi bukan untuk dirimu sendiri. Aku lihat tangan kirimu masih menggunakan nomor seri yang sama"
"Rahasia buyer, Ric. Kau tahu itu" Jawabku singkat lalu menyesap kopi yang sama dari cangkir kedua, telah dipesankan oleh pria di depanku yang kini menggaruk-garuk kepala canggung, tak memedulikan rambut ungu berkuncir kudanya berantakan.
Dia mengangguk mengerti, memeriksa sekitar, terutama bagian depan cafe untuk sesaat sebelum kembali fokus padaku yang masih menikmati minuman favorit "Aku tahu, tapi dengarkan aku" Ucapnya pelan sembari mendekatkan badan "Ada kabar bahwa sesuatu yang besar akan terjadi, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya"
"Kau sadar caramu mengatakan ini terlihat mencurigakan bukan?" Keluhku tanpa perasaan kesal karena Rico sudah lama menjadi teman bisnis yang dapat kupercaya, sesuatu yang sangat jarang terjadi terutama pada seorang Mercenary. Aku adalah salah satu yang beruntung dapat bertemu seseorang sepertinya. Namun tetap saja aku tak dapat menahan helaan napas karena kebiasaannya ini "Sudahlah, jangan mengulangnya lain kali" Tukasku entah untuk yang keberapa kalinya "Apa maksudmu sesuatu yang besar? Bukankah selama ini hal-hal tak masuk akal selalu terjadi? Terutama jika kita membicarakan garis depan"
Ia kembali mengecek keadaan, semakin mendekatkan tubuh hingga membuatku sedikit terganggu terutama dengan sepasang mata biru yang menatapku seolah-olah dia adalah bocah 6 tahun yang akan mengatakan sebuah rahasia besar "Apa ada kemungkinan barang ini untuk para Elf?"
Seketika aku tersedak oleh kopi sampai menarik perhatian dua orang di belakang yang menanyakan 'Apa kau baik-baik saja?' yang buru-buru di jawab oleh Rico 'Tenang saja! Dia hanya sedikit emosional mendengar kabar bahagia!' dengan sebuah ancungan jempol.
Kabar bahagia katamu?
"Darimana kau tahu itu?" Tanyaku waspada.
Rico seketika mengambil jarak, khawatir aku akan melalukan sesuatu yang buruk yang dia tahu tak mungkin kulakukan padanya. Namun, 'kenangan' itu, telah membuat pria berbadan kekar yang telah melalui berbagai macam pertarungan hidup dan mati, trauma "Umm tenanglah X, aku hanya menyambungkan beberapa informasi dan kebetulan salah satu informasi tersebut adalah misimu. Akan kuceritakan sebagai gantinya"
Ia mengambil cangkir kopi, memerhatikannya sejenak sebelum menenggak habis minuman yang menimbulkan perasaan nyaman itu, tanda dia akan membicarakan sesuatu yang benar-benar serius "Para Elf, berniat untuk bergabung bersama Rebels"
Tanpa dapat kutahan, cangkir pada tangan kananku seketika pecah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments