Murid Baru

Like komen jangan lupa yaa.

--

Rian melangkahkan kakinya cepat, pagi ini ia tidak boleh terlambat datang karena ia harus lebih awal datang sebelum Dhea sampai di kelas dan membentaknya habis-habisan. Namun belum sampai ia di kelas, kesialan malah menimpanya.

'Bhuk' Rian menabrak seorang wanita yang sedang membawa tumpukan buku dan sangat ia yakini adalah kakak kelasnya. ****! Pasti urusan nya bakalan panjang. Wanita itu mengangkat wajahnya marah melihat Rian.

Bunga berdiri dari duduknya di lantai, banyak siswa-siswi yang melihat nya, sungguh memalukan. "Lo lagi, Lo lagi. Mau lo apa sih? Bawa sial mulu hidup lo!" Bentak nya tepat di wajah Rian.

"Eh maaf kak. Saya lagi buru-buru soalnya," jawab Rian yang tak ingin membuat semuanya semakin suram. Rian berharap Bunga akan membebaskannya kali ini.

Namun hal itu memang tidak akan pernah mungkin terjadi. "Maaf? Gue gak terima maaf lo! Sekarang lo pungutin buku-buku itu, terus simpen di meja bu Ratih!" Bunga menepuk rok dan baju seragam dengan kedua tangannya, lalu menatap Rian tajam kembali. "Dan tunggu pembalasan gue!" Sambungnya penuh kebencian lalu pergi meninggalkan Rian sendirian.

Rian bersumpah di dalam hatinya, agar kakak kelasnya yang satu itu ketimpa sial terus. Rian pikir ucapan Bunga sungguh terbalik, bukan Rian yang bawa sial tapi Bunga sendiri yang selalu bawa sial jika bertemu dengan Rian. Dengan hati kesal Rian memunguti buku-buku itu, tanpa peduli tatapan siswa-siswi yang berlalu lalang.

Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa dengan kencang di belakang nya, membuat Rian secara spontan menengok kebelakang.

"Woi! Lo lagi ngapain? Mungutin buku siapa aja tuh?" ejek Abdul.

"Bantuin gue, bukannya ketawa bego!"

Abdul mendekati Rian dan ikut membantu nya mengumpulkan buku tulis yang berserakan dibawah sambil terus mengejek Rian dengan puas.

Setelah semua buku sudah tersusun rapi Rian membawanya menuju ruang guru bersama Abdul. "Kenapa bisa nabrak? Wah, jangan-jangan lo mau ngedeketin si macan ya! Ckckck, modus juga idup lo Ian."

Rian menatap Abdul yang dari tadi berbicara terus dengan tajam. "Berisik lo. Gak pernah ada niatan gue modusin tuh macan, yang ada sial hidup gue," jawab Rian mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya.

"Ya terus kenapa bisa nabrak? Jam 7 aja belum, biasanya lo dateng telat juga kaga buru-buru amat," ucapnya mengorek semua isi hati Rian yang sebenarnya.

"Gue lagi ngehindarin monster cewek," jawab Rian asal.

"Hah? Siapa?" tanya Abdul bingung.

Tak lama kemudian, bagai ada petir yang menyambar. "Riannnnn!" terdengar suara teriakan cempreng dari belakang.

"Aduh, tuh kan si Dhea udah nyampe. Gue pasti di abisin sama dia Dul. Cepetan jalannya!" Rian dan Abdul mempercepat langkahnya memasuki ruang guru.

"Rian!" teriak Dhea di depan ruang guru sedangkan Rian dan Abdul sengaja berlama-lama di meja bu Ratih.

"Dhea, berisik! Cepet masuk kelas," perintah Bu Ratih membuat Dhea cemberut, Rian menjulurkan lidahnya mengejek membuat Dhea melotot kearah Rian lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan hati dongkol.

"Ini buku kelas 11?" tanya Bu Ratih bingung pada Rian.

Rian yang baru tersadar dari keadaan menegangkan tadi langsung menganggukkan kepalanya. "Eh, iya bu. Tadi saya di titipin sama kak Bunga".

"Oh, ya udah. Eh, kamu KM di X- TKJ 1 kan? Tugas minggu kemaren simpen di meja saya ya nanti, saya gak akan masuk kelas. Ada rapat guru, untuk tugas ibu titipin di piket."

Rian mengembang kan senyuman. "Oke bu. Saya permisi dulu ya," ucap Rian dengan hati senang.

"Saya juga permisi bu," pamit Abdul.

Baru saja Abdul akan membalikkan tubuhnya, Bu Ratih memanggilnya. "Eh, kamu kelas mana?" tanya Bu Ratih pada Abdul.

"X-TSM bu." Bu Ratih pun hanya menganggukan kepalanya.

***

Sesampainya di dalam kelas Rian dengan wajah santai nya duduk di bangku. Tak menghiraukan wajah merah padam Dhea.

"Rian!" Dhea menggebrak meja, membuat semua murid yang tengah ribut menatapnya.

"Lo rese banget sih! Andy gak mau ngejemput gue lagi!" teriaknya cempreng.

"Woi De! Kalo marah-marah nya ke Rian, berdua aja noh di lapangan. Gak usah teriak dikelas, mana cempreng banget suara lo," protes Dewi dengan wajah sinis.

"Diem, gue gak ngomong sama lo ya," jawab Dhea santai.

"Masa?" Tanya Rian mengejek.

"Iya!"

"Bodo!" Timpal Rian, membuat seisi kelas menertawakan Dhea.

"Ihh, lo ngeselin!" pekik Dhea yang semakin bertambah emosi

Tak lama bel berbunyi disertai seorang guru BK masuk bersama seorang laki-laki memakai seragam putih abu. "Sikap," ucap Rian spontan dengan tegas. "Berisalam."

"Assalamualaikum wr.wb," ucap mereka serentak.

"Waalaikumsalam anak-anak. Ibu bawa murid baru, Perkenalkan ini Galih, pindahan dari Sumatra." Semua mata pun langsung memperhatikan seorang laki-laki murid baru yang akan menjadi teman baru mereka.

"Ihh kenapa sih orang Sumatra ganteng semua?" teriak Dewi histeris.

"Alay lo. Kayak belum pernah liat cowok ganteng aja," sindir Dhea, ia masih kesal pada Dewi karena sudah ikut campur dan membuatnya malu, hatinya pun masih di penuhi dendam pada Rian yang membuatnya kesal saru kemarin.

"Apaan sih. Lo sirik aja!"

"Eh, udah-udah. Jangan pada berantem, malu-maluin," perintah guru BK. "Galih, silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai semuanya. Nama saya Galih Syahputra, saya asli dari Sumatra. Tepatnya di Padang."

"Ya udah, kamu pilih aja mau duduk dimana?"

Galih mulai mencari-cari tempat yang kosong. "Galih. Duduk sama gue aja ya," kata Dewi.

Galih hanya tersenyum menanggapinya, lalu ia berjalan kearah bangku seorang perempuan yang tengah sibuk dengan ponselnya, tak lama perempuan itu menyadari seseorang berjalan kearahnya, perempuan itu menatap Galih tajam. Saat ia hendak duduk perempuan itu mencegahnya. "Siapa yang bilang boleh duduk disini? Tuh sama si Dewi aja, ini ada orangnya. Telat!"

Galih tahu nama perempuan itu adalah Dhea, terlihat jelas dari tulisan yang tertempel di name tag-nya. Galih yang merasa di tolak mentah-mentah hanya bisa menyisirkan rambutnya dengan jari-jarinya. 'Harus stay cool' batinnya. Dengan santai ia melangkah menuju meja Dewi yang sudah menyambutnya dengan senyuman. 'Tenang, cuma sehari atau dua hari duduk sama dia'

________

Jangan paksa seseorang untuk berubah menjadi apa yang kau ingin, jangan buat ia tak nyaman pada dirinya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!