Paginya ternyata Ether ketiduran di kamar Daniel dengan buku dongen yang masih ia genggam, Bella mengecek kamar anaknya itu untuk membangunkan Daniel ke sekolah ia kaget saat melihat Ether juga ada di sana.
"Ether? Mengapa dia ada di sini?" tanya Bella pada dirinya sendiri, ia langsung menghampiri anaknya lalu membangunnya.
"Daniel bangun sekolah."
Ether terbangun lalu duduk sambil menatap Bella, Bella pun menatap Ether sekilas lalu kembali membangun anaknya.
"Lain kali kalau mabuk jangan sampai seperti itu, bagaimana kalau kau nanti kenapa-napa," ujar Ether.
"Kau yang mengantarkan ku?"
"Menurut?"
"Terimakasih, karena sudah mengantarkan ku pulang," Daniel terbangun Bella langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi.
Ether keluar dari kamar Daniel, ia langsung pergi ke dapur untuk mencari makanan. Ether mengambil roti lalu memanggangnya, Bella dan Daniel ke dapur.
"Makanlah," Ether sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua juga.
"Terimakasih, pulang lah," titah Bella.
Bel berbunyi, "Biar aku yang buka," Ether pergi membukakan pintu masuk.
Ternyata itu adalah Wisnu yang akan mengantarkan Daniel ke sekolah, "Bukannya kau yang waktu itu menyelematkan Daniel? Mengapa ada di sini?" tanya Wisnu heran.
"Kau mengapa ke sini?" tanya balik Ether.
"Masuklah! Jangan hiraukan dia," titah Bella dari jauh.
Wisnu masuk tanpa memperdulikan Ether, "Dia mengapa ada di sini?" tanya Wisnu sedikit menaikkan nada suaranya.
Ether kembali ke dapur dan kembali makan tanpa memperdulikan mereka.
"Ma hari ini aku ingin di antarkan mama," ujar Daniel merengek.
"Baiklah Om akan antarkan kau bersama Mama mu," balas Wisnu.
"Aku pengen sama Om itu," Daniel menunjuk Ether.
Ether tersenyum menaikkan alisnya dengan mulut penuh makanan.
"Tidak Om itu pasti sibuk, dia harus segera pulang," balas Bella.
"Tidak aku tidak sibuk," timpa Ether.
Wisnu mendekati Daniel, "Biasanya juga Om yang mengantarkan kau ke sekolah, jadi biarkan Om saja."
"Tidak aku mau sama Om itu," Daniel menghampiri Ether.
Ether mengangkat Daniel ke pangkuannya, "Baiklah Om yang baik hati ini akan mengantarkan mu ke sekolah."
"Maaf yah, hari ini kau pulang saja nanti ku hubungi jika ada sesuatu," Bella tersenyum ramah dan merasa bersalah pada Wisnu.
"Ah tidak masalah, ya sudah saya pamit dulu," walaupun agak sakit hati tapi Wisnu menerimanya dengan lapang dada.
"Kau mau apa sih sebenarnya?" tanya Bella.
"Aku hanya ingin mengantarkan anak ini ke sekolah, memangnya salah? Lagipula anakmu juga ingin aku yang mengantarnya," Ether merasa menang telak.
_________
Mereka bertiga pergi bersama, di perjalanan Daniel terus menatap Ether, "Om, Om sudah punya pacar?" tanya Daniel tiba-tiba.
Ether menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau jadi Ayah ku saja?" tanyanya lagi.
Ether tersenyum, "Tanyakan saja pada Mama mu apakah dia mau?"
Daniel segera menatap Bella, "Ma dia mau jadi ayahku, mama mau yah?"
"Kau bicara apa sih Daniel? Sudah jangan bahas itu lagi."
"Ma Om ini saja sudah mau jadi ayahku mengapa Mama tidak mau," Daniel memasang wajah marah.
"Tidak semudah itu, Daniel."
"Ya sudah kau bisa memanggil ku Ayah mulai hari ini," ujar Ether.
"Tidak," tegas Bella.
"Ayah," Daniel tersenyum sambil menatap Ether.
Ether mengelus puncak kepala Daniel, "Anak yang baik."
"Daniel jangan panggil dia ayah, dia bukan ayah mu."
"Tapi Ma Om itu sendiri boleh katanya aku memanggilnya ayah, Ma aku akan memamerkan dia pada teman-teman ku yang sudah mengejekku."
"Siapa yang sudah berani mengejek anakku, Ayah tidak akan membiarkannya nanti, kau bebas memamerkan ayahmu ini."
Bella yang ngoceh-ngoceh tidak mereka dengarkan sama sekali, "Ah sudahlah terserah kalian."
__________
Sesampainya di sekolah Bella harus pergi duluan karena ada rapat, Daniel kini bersama Ether.
"Aku punya ayah sekarang," Daniel memegang tangan Ether di depan teman-teman nya.
"Wah ayahmu ganteng," ujar teman-teman nya.
Daniel tersenyum bahagia, "Makasih yah Ayah," Daniel sangat senang sekarang.
Sementara itu di Bella baru sampai di kantor ia kini sedang bersiap-siap ke ruang rapat untuk persentase.
"Kau di antarkan pak Ether semalam," ujar Rose yang baru saja datang ke dekat Bella.
"Mengapa kau memberikanku ke dia?"
"Yah dia maksa, tapi memangnya kau sedekat itu dengannya?"
Bella langsung menatap Rose, "Aku akan memberi tau kau satu rahasia, tapi jangan bilang pada siapapun, janji?"
Rose mengangguk sambil mengangkat jempolnya.
"Ether adalah ayah kandungnya Daniel."
"Hah?" Rose berteriak karena kaget.
Semua mata orang di sana langsung menatap ke arah Rose, Bella menutup mulut Rose.
"Jangan teriak! Nanti orang lain curiga."
Rose mengangguk, Bella melepaskan tangannya yang berada di mulut Rose, "Jadi dia adalah orang yang sudah meninggalkanmu lima tahun lalu itu? Sialan mengapa dia kembali?"
"Aku juga tidak tau, makannya aku pusing saat dia datang."
"Dia tau kalau Daniel anaknya?"
"Tidak, aku berniat untuk tidak memberitahunya."
"Mengapa? Daniel harus tau siapa ayahnya."
"Aku tidak mau Ether mengambil hak asuh Daniel, aku tidak tau akan jadi seperti apa hidupku tanpa dia."
"Ah baiklah, aku akan menjaga rahasia mu. Ayok kita rapat sekarang, mereka sudah menunggu kita di ruang rapat."
Mereka langsung pergi ke ruang rapat, Bella menunjukkan hasil kerja kerasnya dan semua cukup kagum padanya. Bella memang cukup pintar dalam menyelesaikan tugasnya, "Kita masih harus memperbaiki beberapa hal dalam game tersebut," ujar Pak Galih sebagai CEO perusahaan ini.
"Baik Pak, saya akan memperbaiki beberapa kekurangan dalam game ini secepatnya," balas Bella.
"Yah karena minggu depan game ini akan di luncurkan, jadi kita akan melakukan percobaan pada hari rabu nanti."
"Baik Pak."
"Setelah game ini berhasil di luncurkan kita masih punya satu game lain hasil kerja keras Pak Riko. Kita akan mulai mengecek game itu, jika memungkinkan maka kita juga akan meluncurkannya mumpung ada investor yang bersedia mendanainya."
"Apakah investornya masih Pak Ether?" tanya Rose.
"Yah, padahal pesaing kita adalah perusahaan game yang cukup terkenal tapi untungnya kita Pak Ether masih mempercayai kita. Kerja keras kita di game ini saja belum terlihat hasilnya tapi dia sudah bersedia mendanai game lainnya."
Rose langsung memandang Bella sambil tersenyum, Rose merasa itu karena adanya Bella di perusahaan ini jadi Ether bersedia melakukannya tanpa melihat hasil terlebih dahulu.
Rose mendekat pada Bella, "Sepertinya dia masih menyukaimu," ledek nya.
"Cukup nanti ada yang dengar, lagian mana mungkin pria itu masih menyukaiku."
"Nanti makan bareng di luar, aku masih penasaran mengapa Ether bisa mencintaimu dulu," Rose tertawa kecil sembari kembali menjauh dari Bella.
"Sialan kau ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments