Mabuk

"Apakah Om ini akan jadi ayahku? Soalnya selain om Wisnu tidak ada yang datang ke rumah ini," Daniel menunjuk Ether.

"Tidurlah Daniel kau jangan banyak bicara oke, kau masih sakit," Bella meminta anaknya tidur dan tidak banyak omong lagi.

Ether keluar dari kamar Daniel, ia mulai melihat-lihat isi rumah Bella.

"Kau bisa pulang sekarang," ujar Bella.

"Kau tidak ada niatan memberiku minum dulu apa setelah aku mengantarkan mu pulang?" tanya Ether.

"Baik kau mau apa?" Bella berjalan ke dapur, Ether mengikuti Bella ke dapur lalu duduk di kursi.

"Kau memangnya nyaman tinggal di rumah sekecil ini?" tanya Ether.

"Nyaman, aku bukan dirimu yang punya uang banyak untuk membeli rumah."

"Kau hanya tinggal berdua? Dimana ibu dan ayahmu."

"Mereka meninggal dua tahun lalu akibat kecelakaan," Bella meletakkan segelas jus mangga di depan Ether.

Ether tersenyum melihat jus itu, "Ternyata kau masih ingat apa yang ku suka."

Bella duduk di depan kursi Ether, "Sudahlah minum saja jangan banyak bicara."

"Baik," karena memang sudah haus Ether langsung meminumnya beberapa tegak.

Beberapa saat kemudian Ether pun pamitan pulang ada kerjaan yang benar-benar tidak bisa ia tinggalkan saat ini, "Cari tahu siapa ayah dari anak itu," titah Ether pada asisten yang kini sedang menyetir.

"Baik Tuan."

"Saya tidak suka menunggu jadi carilah dengan cepat."

"Baik Tuan."

Sementara itu Bella saat ini sedang menatap Daniel yang tengah tertidur pulas, "Sayang kalau suatu saat kau tau siapa ayahmu, mama harap kau tidak pergi bersamanya. Aku benar-benar tidak akan bisa hidup tanpamu," kini ketakutan Bella muncul, ia takut Ether akan mengambil hak asuh Daniel darinya.

"Mama masih ingin melihat setiap hari dan tumbuh jadi pria pemberani," lanjutnya, ia mengecup kening Daniel sebelum akhirnya ia pergi.

__________

Paginya setelah mengantarkan Daniel sekolah ia segera ke kantor, di kantor Rose langsung menghampiri Bella, "Jadi anakmu sudah membaik?" tanyanya.

"Sudah, bahkan dia sudah ingin sekolah. Kata dokter kemarin Daniel hanya demam biasa."

"Ah syukurlah, ibu angkatnya ini sangat mengkhawatirkan dia," Rose sok dramatis sembari menyimpan tangannya di dada.

"Sudah cukup," Bella memukul tangan Rose perlahan.

"Ya sudah aku kembali bekerja, katanya hari ini kita akan kedatangan investor perusahaan yang akan mendanai hasil kerja kerasmu itu, jadi bersiaplah untuk persentase nanti, biar investornya semakin yakin, karena kan belum ada tanda tangan perjanjiannya, bisa saja investor menarik kembali semua uangnya."

"Baik Ibu ketua, aku akan mempersiapkan diriku dengan sebaik-baiknya."

"Bagus," Rose berjalan ke kursinya untuk ikut mempersiapkan data-data yang nanti akan di tampilkan saat rapat.

Bella menghela nafasnya, ia berharap semuanya berjalan dengan lancar tak ada gangguan.

Waktu rapat telah tiba, CEO juga beberapa perwakilan dari masing-masing tim menghadiri rapat tersebut. Alangkah terkejutnya Bella saat melihat Ether ternyata ada di sana, Bella berusaha biasa saja dan tidak mengenal Ether kini.

Ether memperkenalkan dirinya sebagai pemilik saham terbesar Black House perusahaan game yang sudah punya beberapa cabang di negara lain, perusahaan ini berpusat di jepang. Bella semakin kaget mengetahui Ether sekarang sesukses ini.

Rapat itu pun di mulai, Bella menjelaskan bagaimana game yang sedang ia rancang tersebut. Semua tampak takjub pada ide dan perancangan yang Bella kerjakan itu, dan tampaknya Ether setuju untuk menandainya.

Rapat itu selesai kini sudah waktunya makan malam, Bella makan bersama tim nya.

"Ah leganya akhirnya kerja keras kita benar-benar di Terima baik oleh mereka," ujar Julian.

"Bagaimana kalau nanti malam kita minum? Aku yang akan traktir kalian semua," usul Rose.

Ke enam orang di sana langsung bersorak setuju, "Bagus nanti malam ke tempat makan biasa oke."

"Jadi kau mau ikut? Ayolah sudah lama kita tidak melakukannya?" Rose menatap Bella yang sedari tadi hanya melamun saja.

"Hah Apa?" tanya Bella tidak mendengar apa yang Rose katakan.

"Tuh kan? Kau sedang memikirkan apa sih memangnya?"

"Tidak, aku tidak memikirkan apapun. Baiklah nanti malam aku akan ikut."

Rose tersenyum, "Bagus."

Sebenarnya Bella sedang memikirkan bagaimana bisa Ether jadi pemilik saham terbesar Black House.

Di tempat lain Ether sedang bersama asisten pribadinya, "Kau sudah lakukan tugasmu belum?" tanya Ether.

"Ini Tuan beberapa informasi mengenai Daniel," Asisten nya itu bernama Mark.

Mark memberikan identitas Daniel yang ia dapatkan dari rumah sakit yang pernah melahirkan Daniel dulu, Mark mendapatkannya dengan cara menyogok dan memaksa pihak rumah sakitnya.

"Jadi anak itu bernama Daniel Padilla, berusia lima tahun bergolongan darah O. Mengapa firasat ku mengatakan kalau dia itu adalah anakku, tapi bagaimana mungkin. Ah tapi mungkin juga sih," gumamnya kebingungan.

"Kau cari tahu lagi sampai benar-benar bisa kau pastikan siapa ayahnya," titah Ether lagi.

"Baik Tuan."

"Lalu bagaimana pekerjaan kita di markas?" tanya Ether.

"Semuanya berjalan dengan lancar Tuan, membeli saham Black House juga sangat tepat untuk menutupi pekerjaan Tuan yang sebenarnya."

"Yah tidak buruk juga, semoga saja mereka tidak menyadari semua itu. Baik kau boleh pergi, aku ingin istirahat."

"Baik Tuan," Mark keluar dari ruangan kerja Ether.

_________

Malamnya Bella dan yang lain sudah sampai di tempat makan-makan, "Hari ini aku membawa wine terbaik di seluruh dunia," Rose memamerkan Wine yang ia punya.

Semua pun tampak senang, sebelum makan mereka meminum Wine terlebih dahulu. Barulah setelah itu mereka mulai makan-makan, beberapa saat kemudian sudah waktunya pulang.

Bella minum terlalu banyak hingga membuat dirinya setengah sadar, Ether tak sengaja melihat Rose yang kesusahan membawa Bella masuk mobilnya.

"Tuan Ether," Rose kaget ada Ether di sana.

"Boleh saya yang bawa Bella pulang?" tanya Ether.

Rose malah melamun sambil memandangi Ether, "Saya mengenalnya, dia teman lama saya. Ini fotonya juga masih ada," Untuk membuat Rose percaya kalau ia mengenal Bella ia langsung menunjukkan foto ia bersama Bella lima tahun yang lalu.

"Ah baiklah," Rose memberikan Bella yang mabuk berat pada Ether.

"Kalau begitu sampai jumpa."

"Kau bawa mobilnya," Ether meminta Mark mengendarai mobil Bella.

"Baik Tuan."

Ether membawa Bella pulang ke rumahnya, ia membawa Bella menuju kamarnya. Karena mendengar suara bising Daniel yang sudah tidur pun jadi terbangun, ia berdiri di depan kamar ibunya sambil menatap Ether yang tengah menyelimuti ibunya.

"Om, kok ada di sini?" tanya Daniel sambil menguap.

"Kau mengapa belum tidur?" tanya Ether.

"Kebangun Om, om sih berisik jadinya kebangun deh."

"Ya sudah tidur lagi sana!"

"Tidak bisa, Mama harus membacakan dulu buku dongen."

"Mama mu sudah tidur, dia kecapean. Bagaimana kalau Om saja yang membacakannya."

Daniel mengangguk sambil senyum.

Terpopuler

Comments

Nani Mardiani

Nani Mardiani

Makan siang thor.

2023-05-24

0

Rosee

Rosee

next, semangat thoor
kapan-kapan mampir yuk ke novel aku makasih

2023-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!