Sungguh gempar kerajaan antah berantah karena keputusan raja untuk mengangkat istri barunya menjadi ratu di Kerajaan ini. Banyak dari kalangan bangsawan dan juga kesatria tidak menyetujui keputusan raja ini karena menurut mereka ini amat sangat konyol. Seorang dari kalangan bawah, memimpin mereka yang merupakan kalangan atas.
Putra mahkota pun menjadi salah satu orang yang tidak menyetujui keputusan gila dari ayahandanya. Putra mahkota, menjadi ketua dari kelompok yang menentang keputusan raja dan sekarang menjadi pemimpin demo di depan kerajaan agar raja segera mencabut keputusannya itu.
Tidak ingin masalah ini menjadi konsumsi masyarakat di kerajaan ini, raja pun mempersilahkan putra mahkota sebagai wakil dari para pendemo untuk berbincang dengannya. Semoga saja dengan saling terbuka satu sama lain, masalah ini tidak berkepanjangan.
" Kenapa kau ikut-ikutan orang-orang itu menentang keputusan ku? " tanya raja. Kini mereka berdua tengah duduk di ruang kerja raja.
" Aku tidak ikut-ikutan mereka, hanya tujuan kami sama karena itu aku menjadi bagian dari mereka.. " jawab Dierez terlihat malas sekali diajak bicara dari hari ke hati oleh sang ayah.
" Kenapa kau menentang keputusan ku? Itu adalah pesan terakhir mendiang ratu.. Jadi wajar kan aku menepati janji ku pada mendiang ibu mu.. " raja masih kekeh dengan keputusannya.
" Dengarkan saya baik-baik yang mulia.. Meskipun ini keinginan mendiang ibu saya, apakah perlu menikahi wanita itu ketika tanah makam ibu saja masih basah.. Meskipun ini keinginan ibu saya, apa perlu anda mengangkat langsung wanita itu menjadi ratu disaat tanah di makam ibu ku belum kering?? " sarkas putra mahkota.
Raja tersentak dengan ucapan putranya. Tidak percaya bahwa pemikiran putranya tentang dirinya seperti itu. Apakah benar dia terlalu terburu-buru. Tapi tidak tahu sejak kapan, raja tidak ingin kehilangan Maledine. Karena alasan itulah raja buru-buru menikahi Maledine, dia ingin mengikat gadis itu disisinya.
" Kenapa harus dia? Bukankah anda masih memiliki selir lain yang latar belakangnya bisa dipertanggung jawabkan? " tanya Dierez. Dia curiga ayah dan ibunya sudah dikuasai oleh wanita itu, karenanya keduanya sampai segitunya menginginkan wanita itu untuk menjadi bagian dari Kerajaan ini.
" Sudah aku katakan, ini adalah janji ku pada mendiang ibu mu.. Lagipula apa salahnya Maledine menjadi ratu di Kerajaan ini. Dia mampu melakukan tugas, sama seperti yang dilakukan oleh mendiang ratu. " jawab raja terdengar menyebabkan sekali di telinga Dierez.
" Apa yang wanita itu persembahkan sampai ayahanda dan ibunda menjadi orang yang mendukung wanita itu? Rasanya sangat aneh,. " sarkas Dierez. Putra mahkota memang terkenal bermulut tajam sejak dulu.
" Dia itu baik hati, lemah lembut, dia juga pintar.. Aku yakin dia bisa menggantikan posisi ratu terdahulu dengan sangat baik.. " ucap raja terdengar sangat percaya diri.
" Apa anda tidak mengerti sama sekali dengan arti ratu yang sebenarnya? Tidak semudah itu seseorang bisa dianggap ratu.. Bukan karena kemampuannya saja, tapi karena orang itu diakui oleh masyarakat dan bawahannya dari itu baru bisa menjadi ragu.. Sama halnya seperti saya, saya dan Pangeran kedua bersaing mendapatkan posisi sebagai putra mahkota, dan karena saya mendapatkan dukungan dari banyak orang, karena itu saya menjadi putra mahkota. " ujar Dierez panjang lebar.
Raja tidak percaya ada kata-kata seperti ini yang meluncur dari mulut putranya. Raja merasa bangga karena putranya telah beranjak semakin dewasa. Tapi raja juga sedih karena putranya sama sekali tidak bisa memahaminya. Sungguh raja sebenarnya tidak menginginkan dirinya dan putranya ini berada di jalan yang berbeda.
" Baik... Jika seperti maka aku putuskan agar kau mengawasi Maledine.. Temukan sikap, tutur kata maupun tindakannya yang sekiranya bagi mu tidak sesuai dengan peraturan sebagai ratu.. Jika kau bisa menemukannya, maka aku akan mengubah keputusan ku.. " akhirnya raja memutuskan.
" Apakah anda bisa dipercaya dalam hal ini? Jika bisa maka saya akan menyanggupi, namun jika niat anda hanya ingin mempermainkan saya, maafkan saya tapi saya tidak akan pernah memaafkan anda.. " kecam Dierez.
" Aku tidak akan membohongi mu.. Itu janji ku.. " ucap raja mantap.
Setelah perbincangan yang sangat panjang ini. Akhirnya keduanya sepakat melakukan seperti apa yang disetujui oleh ayah dan anak ini. Dierez akan mulai mengawasi Maledine, dan memutuskan apakah ada sikap dan sifat dari Maledine yang tidak sesuai dengan peraturan sebagai ratu. Jujur saja, Dierez tidak sabar ingin segera melakukannya dan menyadarkan ayahnya dari bisikan jahat wanita yang menjadi istri barunya itu.
*****************
Sesuai dengan arahan dari raja, Dierez kini tengah berada di taman yang ada di samping kastil tempat ratu biasa tinggal. Sebenarnya ketika mengetahui, bahwa ayahnya benar-benar meletakan gadis ulat itu di tempat tinggal ratu ini, Dierez sudah kesal setengah mati. Ingin rasanya dia menelan habis gadis itu agar segera menghilang dari dunia ini.
" Apa yang dilihat oleh ayah ku dari gadis ular ini? Gadis dengan modelan seperti ini saja, banyak di pasar.. " sarkas Dierez mengomentari Maledine.
" Apa perlu aku amati dari dekat ya? Siapa tahu aku jadi paham kenapa gadis ular ini bisa membuat mendiang ibu ku dan ayah ku menyukainya.. " gumam Dierez.
Maledine yang tengah diawasi oleh Dierez dari kejauhan ini tengah melamun di taman sambil menata bunga. Sesekali Maledine memotong tangkai bunga dan menyusunnya, sesekali dia terdiam dan melamun. Hatinya gundah saat ini, karena masalah yang timbul karena keputusan raja mengangkatnya sebagai ratu.
Sebenarnya Maledine sama sekali tidak menginginkan posisi sebagai ratu. Dia pun sudah pernah mengutarakan penolakannya pada keputusan raha ini Tapi raja selalu mengatakan bahwa dia ingin menepati janjinya yang terakhir pada mendiang ratu. Akhirnya Maledine hanya pasrah dan dengan tabah menerima nasib yang tengah dia jalani saat ini.
" Apakah kau tahu arti dari bunga yang tengah kau pegang itu? " Dierez tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan, sehingga dia tepat berada di samping wajah Maledine.
" Yang.... Mulia.... " ujar Maledine merasa gugup.
" Lily oranye, memiliki arti kesombongan, kebencian dan penghinaan.. Sepertinya itu sangat cocok dengan situasi kita saat ini.. Bukankah begitu, yang mulia R-A-T-U.. " Dierez terlihat seperti sedang menghina Maledine secara halus.
" Kesombongan... Menggambarkan diri mu yang dengan tidak tahu dirinya menjadi ratu di Kerajaan ini padahal apa status mu sebenernya.. Kebencian.. Melambangkan rasa yang tengah aku rasakan ketika melihat mu. Sungguh kau itu sangat tidak tahu diri. Penghinaan... Ratu, apa anda bahwa dengan anda menjadi ratu, anda itu telah menghina Kerajaan ini.. " Dierez berucap dengan mimik wajah menghina.
" Kenapa diam? Yang aku katakan adalah benar kan? " Dierez tersenyum miring ketika melihat mata Maledine sudah berkaca-kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments