Satya memasuki sebuah mall besar dekat kampusnya. Matanya mencari cari restauran bernama "HANTAKKE KITCHEN" didalam mall itu.
Dia berjalan santai mengikuti petunjuk arah yang menggantung ditiap belokan.
Ah ternyata dilantai dua.
Satya terus berjalan, menaiki eskalator sambil memandang ponselnya. Melihat walpaper foto Nayla bak princess yang tampak tersenyum manis. Sangat cantik.
Satya ikut tersenyum. Membayangkan betapa beruntungnya dia dicintai Nayla yang sempurna.
Nayla gadis yang baik, tinggi, putih dan... cantik.
Satya tau betapa banyak laki laki yang menginginkan Nay. Betapa banyak laki laki yang menunggu celah retaknya hubungan mereka. Jangan sampai lengah... itu prinsip yang akan selalu diingat satya.
Satya masih saja berfikir. Entah kenapa, Nayla justru memilih Satya.
Padahal, ada laki laki yang lebih segalanya dibanding dia yang sedang terang-terangan mengejar Nayla dikampus.
Sesampainya dilantai dua, Satya berjalan maju sedikit. Lalu berbelok kanan... dan
itu dia...
"HANTAKKE KITCHEN"
Satya masuk melewati kasir. Matanya mencari cari sosok yang sudah menunggunya didalam sana.
"Heeeeh.."
Akhirnyaa Satya menemukan mereka.. Meraih satu kursi lagi dan duduk dikursi itu.
"Ya ampun lama bangett sih lo.." Kata Andi.
"Tau tuh Satya... sudah kayak putri keong saja." Timpal Joan.
Yaa.. Dia Andi dan Joan. Sahabat Satya sedari SMA
Andi dan Joan juga kuliah dikampuss yang sama dengat Satya dan Nayla. Mereka mengenal Nayla dengan baik.
Mereka juga tau siapa Nayla.
Tapi mereka beda jurusan.
Kadang mereka iri, Satya yang seperti itu bisa memenangkan Nayla? ahh beruntungnya...
Hanya saja, iri tinggallah iri.
Persahabatan mereka sudah sangat kuat. Sudah banyak yang mereka lalui bersama.
"Maap.." Kata satya sambil merebut lalu memakan makanan Andi yang tinggah setengah itu. Satya berhasil melahapnya meskipun hanya satu suapan.
"Eh busettt... pesen sendiri sana!!" Sahut andi tak terima makananya direbut. Andi kembali merebut makananya.
"Lagian kalian.. telat dikit marah marah..
Kayak cewek pms. hahaha" ledek Satya kepada Andi dan Joan.
Dimeja itu ada dua porsi nasi milik Andi dan Joan..
Satu piring kepiting yang tinggal bagian cangkangnya saja yang masih belum tersentuh.
Lalu satu piring sayuran.
Dan tak lupa, Satu botol wine yang juga tinggal setengahnya. Tentu saja
Satya bertekad tidak akan meminumnya.
Nayla lebih penting dari segalanya.
Apalagi nanti malam dia akan bertemu Nayla. Satya tidak mau Nayla mencurigainya jika Satya meminum wine itu sekarang.
Satya menaikkan tangannya, memanggil pelayan.
"Aku mau steak daging aja mbak, sama jus lemon aja."
Andi dan Joan saling menatap..
"Buahahahahahh" Tawa Andi dan Joan bersamaan.
"Sejak kapan seorang Satya minum juice???" ledekk Joan. Joan terheran heran dengan Satya. Empat Tahun bersahabat dengan nya, belum pernah sekalipun Satya pesan juice ketika mereka makan bersama.
"Tau tuh Satya.." Tambah Andi. Masih terkekeh geli.
"Broo, nyalimu kecil sekali? Kamu takut sama Nayla? Kita ga akan ngomong sama dia. Toh biasanya kamu juga minum, dan aman aman aja kan? haha." Andi masih terkekeh meledek Satya.
"Nayla ga akan tau."Tambah Joan tertawa keras.
"Bukan gitu broo.. Nanti malam gue mau makan malam sama dia." Satya membela dirinya.
"Gue ga mau kalau sampek gue mabuk disini dan nanti malam dia curiga."
"Kalian tau lah, gimana gue cintanya sama dia" Satya mencoba menjelaskan.
"Oke baiklahh.. kita mengerti hahaha. Dasar bucin" jawab Andi masih dalam mode mengejek.
"Setidaknya minum lah beberapa gelas" pinta Joan. "Lo masih anggap kita sahabat lo kan?"
"Beberapa gelas lo ga akan mabukk"
Joan terkekeh geli. Ahaha begitukah cinta?
***
Satya mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Menyalip semua mobil didepannya tanpa ampun. Dia merutuki kebodohannya.
Sekarang perasaan takut kehilangan Nayla memenuhi hati dan fikirannya.
Kali ini, Satya mungkin saja akan benar-benar kehilangan Nayla...
Mata nya terasa panas. Sekuat mungkin dia menahan air mata.
Laki-laki pantang menangis..
"Apa Nayla tidak pernah memperingatkanmu?"
Kata kata itu masih memenuhi fikirannya
#Flashback...
"Setidaknya minumlah beberapa gelas.. Kau tidak akan mabuk..!!" pinta Joan.
"Oke okee.. baiklaahh
Tapi ingat, jangan smpek Nay tau yaaa.." Satya meng-iya-kan bujukan Joan.
Kalau saja nanti malam Satya tidak ada janji dengan Nayla , Joan tidak akan susah susah membujuk Satya meminum wine kesukaan mereka bertiga. Satya akan meminumnya dengan senang hati tanpa diminta.
Joan menuangkan ke satu gelas kecil. Lalu memberinya pada Satya..
"Nihh, minum.."
Satu tegukan, dan Satya sudah meminumnya..
"Mantap.." Kata satya menikmati wine yang tak lain minuman kesukaannya itu.
Tanpa Satya sadari, ada empat empat mata yang mengawasinya.
Dia Pak Zeko, ayah Nayla. Dan Dendi, sekertarisnya.
Rahang pak Joan mengeras. Tidak disangka Satya berani membohongi putrinya.
Pak Zeko tidak berniat menguntit Satya. Dia pergi ke mall hanya untuk mencarikan kado spesial untuk putri kesayangannya. Tanpa diduga, matanya malah menangkap sosok yang beberapa kali pernah menemuinya dan memperkenalkan diri sebagai pacar Nayla.
Awalnya Pak Zeko biasa saja, sampai dia melihat botol wine dimeja mereka.
Dengan berjalan sangat pelan pak Zeko masuk ke restauran itu. Lalu memilih duduk tepat dibelakang Satya agar Satya tak melihatnya.
Dengan jarak yang begitu dekat, pak Zeka menangkap dengan jelas apa yang mereka bertiga bicarakan.
Satya, jangan harap kau akan mendapatkan Nayla.
Pak Zeko berdiri. Membalikkan badan menghadap Satya.
Tepat saat saya memegang segelas wine yang akan die teguk ke dua kalinya.
"Satyaa..."
Pak Zeko memanggil Satya dengan nadanya tidak tinggi, tapi dingin dan tegas. Nada seseorang ketika menahan amarahnya.
Deg...
Jantung Satya berdetak cepat. Suara itu terasa tidak asing ditelinga nya.
Satya pernah mendengarnya. Bahkan Satya mengenali suara siapa itu.
Perlahan satya menaruh kembali ke meja gelas wine nya yang akan dia minum tadi.
Andi dan Joan tak kalah terkejud. Mereka menatap Pak Zeko yang sudah berdiri dibelakang Satya dengan raut muka merah yang terlihat jelaas sedang menahan amarah.
Laki laki yang duduk dibelakang Satya itu ternyata mengenali sahabatnya. Siapa dia.? batin Andi dan Joan
Satya menoleh kebelakang, wajahnya nampak pucat pasi.
Sial.. sial.. sial...
Satya merutuki kebodohannya...
"Om..." Satya mencoba menyembunyikan ketegangannya.
"Apa putriku tidak pernah memperingatkan mu?"
Pertanyaan pak Zeko yang membuat bingung Andi dan Joan. Siapa sebenarnya laki laki ini?Siapa pula putrinya.? batin Andi dan Joan.
Hanya Satya yang paham kemana arah pertanyaan itu.
Satya diam tidak bisa membela dirinya. Dia tau pak Zeko pasti sudah mendengar apa saja yang mereka bertiga bicarakan sedari tadi.
"Ma.. maafkan saya Om.." Hanya itu kata yang mampu Satya ucapkan. Bibirnya bergetar mengucapkan kata maaf.
Matanya memanas. Hatinya berkecamuk gelisah.
Dia sudah ketangkap basah oleh calon mertuanya itu.
"Apa kamu pikir berlianku pantas bersanding dengan pecundang sepertimu?" Pak Zeko benar benar marah kali ini. Dia tidak berbicara dengan nada tinggi, hanya saja setiap kata yang keluar dari mulutnya menyayat habis hati Satya.
" Tinggalkan Nayla dengan caramu sendiri, atau aku yang akan membuatnya membencimu, Satya."
Pak Zeko melenggang pergi. Meninggalkan Satya yang masih berdiri dengan muka pucat pasi.
#Flashback Off
Satya menambah kecepatan mobilnya. Dia menyesali sikap bodohnya. Hatinya gelisah.
Dia kehilangan Nayla.
Apa yang harus kulakukan? batinnya.
Nay, maafkan aku...
Air mata Satya jatuh juga pada akhirnya.
Penyesalan memang selalu datang belakangan Satya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments