Petuah Mama Riana

Hari hampir gelap. Nay masih menikmati waktu santainya dengan menonton drama korea dikamar pribadinya.

Tengkurap diatas kasur berukuran KING dengan seprei warna hitam dan putih bergampar kartun mickey mouse, memandang fokus kearah laptopnya.

Kamar mewah dengan dinding berwarna putih dan hitam itu nampak sangat luas. Dinding kaca disebelah ranjang tidur menampilkan pemandangan pusat kota yang menawan.

Disudut paling jauh, ada lemari boneka yang sangat besar. Segala jenis model boneka lengkap tertata rapi didalamnya.

Apalagi kamar ini ada dilantai dua. Jauh dari suara bisik para pelayan yang beraktifitas dilantai satu.

Secara keseluruhan, kamar Nay benar benar rapi. Penataan yang tepat membuatnya nyaman dipandang. Siapa saja pasti akan betah berlama lama dikamar itu.

Nay mengambil ponselnya setelah layar berkedip pertanda ada pesan masuk.

Satyaku 💌

Sayang, lagi apa?

nanti malam jangan lupa ya. Setengah 7 nanti aku akan menjemputmu..

Nay membaca pesan itu dengan rasa yang bahagia. Jantungnya selalu berdebar menerima pesan singkat Satya yang begitu lembut.

Nay 💌

Nonton drakor nih 😁

Iya, ini masih jam 4 Satya. apa perlu aku bersiap siap sekarang?

Dasar kamu...

Klik.. Nay mengirimnya.

Ahh Satya, kenapa kau selalu membuat ku jatuh cinta berkali kali padamu. batin Nay.

Satyaku 💌

Bukan begitu Nayla sayang.. aku hanya mengingatkan mu...

Teruskan aktifitas mu sayang..

Nay membacanya. sekali lagi jantungnya berdebar. Nay amat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.

Tok.. tok.. tok..

"Naylaa.. apakah mama boleh masuk sayang?"

Suara ibu dibalik pintu menghentikan senyum merekah dibibir Nay.

"Iyaa ma.. masuklah, aku tidak menguncinya.."

Nay menutup laptopnya. Berpindah posisi duduk ditepi ranjang.

Wanita itu bernama Riana. Membuka pintu kamar Nay, membawa buket bunga mawar mawar ditangan kanannya. dan bingkisan kado dengan pita merah ditangan kirinya.

"Selamat Ulang Tahun sayang..."

Kata Mama Riana. Mama berjalan mendekati Nay.

"Ahh mama..."

Nay berlari memeluk mamanya.

Mata Nay tampak berkaca kaca. Hitung saja sudah berapa banyak kebahagian yang menghampiri nya hari ini?

Oh tuhan.. terimakasih. Nay sangat bersyukur.

"Anak Mama sudah tumbuh besar sekarang."

Mama Riana membalas pelukan Nay. Mengusap lembut rambut Nayla.

"Nay, mama sangat menyayangimu... Mama tahu kalau mama selalu sibuk dengan acara ibu ibu komplek sehingga membuat mu merasa kesepian. Tapi ketauhilah Nay..

Mama melakukan itu untuk kalian semua juga. Membangun kerukunan sesama tetangga itu juga penting sayang... Karena itulah mama selalu membebaskanmu, Mama percaya padamu sayang "

Mama Riana memandang kedua manik mata Nayla.

Nayla juga memandang matanya. Mata mama sangat teduh dipandang. Mata yang selalu memberi ketenangan.

Lalu Mama Riana menyerahkan sebuket bunga dan bingkisan kotak kado itu pada Nayla.

"Ini hadiah dari Mama,.."

"Ah Mama, terimakasih Mama. Nayla sangat menyayangimu Ma..

Boleh aku membuka nya sekarang?"

Tanya Nayla dengan manjanya. Bibirnya merekah. Senyum manis itu tak kunjung berhenti

"Tentu saja sayang.." Jawab Mama Riana sambil tersenyum...

Nayla membuka bingkisan kado itu. Jam tangan mewah berwarna keemasan. Ini jam tangan yang sangat diinginkan oleh Nayla. Nayla senang bukan kepalang

"Wahh, ini cantik sekali ma.." Senyum Nay semakin melebar. Menampilkan gigi putihnya.

"Eh tunggu... Nay,

Liontin kamu baru? Eh apa itu? Inisial "S"?

Apa itu dari... Sat..yaaa.??"

tanya mama Riana dengan terkejut.

Nayla menahan malu. Dengan terbata dia menjawabnya.

"I .. iya Ma. Ini dari Satya.." jawab Nay sambil tersenyum kikuk.

Mama Riana tersenyum. Kini dia mengerti kenapa putri semata wayangnya itu tampak sangat bahagia.

"Apa kau mencintainya Sayang?" Tanya Mama. Tangan Mama membelai rambut Nayla.

Mengusapnya dengan penuh sayang..

***

"Apa kau mencintainya sayang?"

Pertanyaan itu masih terngiang dipikiran Nayla. Bagaimana tidak.

Dengan tanpa malunya Nay mengakui kalau dia dangat mencintai Satya.

Lalu Nay teringat pesan mamanya. Itu membuatnya takut..

#Flashback...

"Apa kau mencintainya sayang?"

Nayla tampak kaget dengan pertanyaan Mama. Dia takut akan membuat mamanya marah. Tapi segera ditepisnya pikiran itu.

Toh selama ini Mama Riana tau kalau Satya adalah kekasih Nayla.

Dan mama tampak mendukung mendukung saja. Asalkan Nayla bahagia.

"Nay, . ee... Nay.." Jawab Nayla terbata bata.. Nay sangat malu mengatakan pada Mamanya.

"Katakan sayang.." Mama Riana tampak tidak sabar menunggu jawaban Nayla.

"I.. iya Ma.." Nayla meringis malu. "Nayla benar benar mencintai Satya.."

"Kenapa?" Tanya mama riana sambil tersenyum mengejek.

"Haaa.. kenapa apanya Ma?" Jawab Nayla. Nayla tampak sangat maluu..

"Maksud Mama.. Apa yang membuatmu begitu mencintai Satya? eemmmm Bagaimana Dia?"

Tanya mama Riana yang semakin membuat Nayla malu..

"Satya baik Ma.." Jawab Nayla pelan. Fikiran Nayla masih menyusun kalimat bagaimana dia harus menjawab pertanyaan Mamanya.

"Satya memperlakukan Nayla dengan sangat baik Ma.."

"Tidak apa apa sayang.. Mama mendukung mu..

Apapun itu asal membuat putri kesayangan Mama bahagia..." Jawab mama Riana sambil tersenyum. Dan lagi lagi membelai lembut rambut putri semata wayangnya itu.

Betapa Nay sangat bahagia memiliki Mama yang sangat pengertian. Mengerti dan memahami masa masa muda anaknya.

Walaupun mama Riana jarang ada waktu untuk Nayla, tapi perhatian perhatian kecilnya membuat Nay tidak merasa kehilangan sosok seorang ibu.

"Tapi Nayla masih ingat kan pesan Mama?" Mama Riana masih melanjutkan obrolannya.Tapi senyum dibibirnya masih meneduhkan Nayla.

"Mama tidak menerima menantu yang suka meminum - minuman keras. Bukan apa apa, Mama tidak mau anak Mama mengalami kekerasan dalam rumah tangganya"

Nayla mengangguk patuh..

"Kamu tau sayang? Seorang laki laki akan melupakan segalanya ketika dia mabuk. Dia bahkan bisa saja lupa siapa orang yang dia sayang. Dia akan fokus pada dirinya sendiri."

Mama Riana menarik nafasnya dalam dalam...

lalu melanjutkan kata katanya...

"Seorang yang mabuk, dia terlalu frustasi dengan masalahnya. Dia bisa memukul siapa saja yang dirasa mengganggunya. Dia bisa berkelahi dengan orang dijalan hanya karena masalah yang sepele. Dia juga dengan mudah memukul istri dan anak anaknya tanpa ampun ketika mereka sedikit mengganggunya."

Mama Riana masih membelai rambut Nayla dengan lembut penuh kasih sayang..

Mama Riana berusaha menjelaskan selembut mungkin agar Nayla dapat menerima dan memahaminya.

"Mama tidak bisa mambayangkan, bagaimana hidup mama kalau saja Mama tahu kamu menerima kekerasan dari suamimu nanti. Mama tidak bisa membayangkan sayang. Kamu terlaly berarti untuk mama."

Mama Riana mencium pipi kanan Nayla

"Mama dan papa membesarkan mu dengan penuh kasih sayang dan penuh kepercayaan.

Makanya, mama tidak ingin Nayla salah pilih."

Nayla pun mendengarkan dengan tersenyum mengangguk nganggukkan kepala tanda mengerti.

#Flashback OFF

Nayla kembali teringat Satya.

Aku percaya Satya.. batin Nayla.

Tidak masalah, toh Satya sudah tau kemauan mama Riana dan papa Zeko.

Bahkan Satya sudah berjanji pada Nayla, Satya akan bersungguh sungguh untuk mendapatkan Nayla.

Satya sudah berjanji kalau dia akan meninggalkan kebiasaan buruknya. Satya bilang semua itu demi Nayla.

Nayla percaya karena selama ini, dia tidak pernah melihat Satya meminum minuman haram itu sejak Satya berusaha mendekati Nayla.

Satya menunjukkan perubahan baiknya itu dihadapan Nayla.

Episodes
1 Nayla Anjani Deka
2 Petuah Mama Riana
3 Menyesali Beberapa Gelas
4 Asa dan Jalan Buntu
5 Linangan Penyesalan
6 Papa dan Mata-matanya
7 Reyhan Atmadja
8 Bertemu Bocah Kecil
9 Pemilik Toko Buku
10 Mari Bertunangan
11 Karena Aku Sahabatnya
12 Berdarah
13 Manusia Penolong
14 Detak Jantung
15 Manfaat Dering Ponsel
16 Jalan Hidup yang Dramatis
17 Sebuah Kepercayaan
18 Kedua Kalinya
19 Tunjukkan Baktimu
20 Gelang Persahabatan
21 Bertemu Naura Lagi
22 Bukti Tak Terbantahkan
23 Dua Garis Merah
24 Menjaga Tiga Hati
25 Diambang Kebingungan
26 Aulia Martha Nuansari
27 Sebuah Pengakuan
28 Pernikahan Impian
29 Pesta Pernikahan
30 Tragedi Pagi Hari
31 Klasik Semi Modern
32 Bagian Dari Kita
33 Khumaira Nur Jeni
34 Ibarat Sebuah Rumah
35 Saran Dari Sahabat
36 Sebelum Menyesal
37 Belum Saling Memahami
38 Semesta Tidak Merestui
39 Di Persimpangan Jalan
40 Bukan Supir Pribadi
41 Pendengar Yang Baik
42 Pertama Yang Tertunda
43 Mobil Baru
44 Mengejar Senja
45 Senja dan Filosofinya
46 Kabar Baik Tapi Menyakitkan
47 Kesalahpahaman
48 Akibat Terlalu Emosi
49 Amarah Dan Gairah
50 Bertemu Wanita Ular
51 Teman Berbagi
52 Bolehkah Aku Serakah?
53 Menghadiri Acara Wisuda
54 Dunia Memang Sempit
55 PROLOG : Rumah Reyhan
56 Balada Berbelanja
57 Pesta Pernikahan
58 Sampai Kau Mencintaiku
59 Lupa Punya Suami
60 Ayolah Berdamai
61 Mama Baru?
62 Klasik Semi Modern
63 Bingkai Foto
64 NOVEL BARU !!
65 Di Ruang Makan
66 Kesempatan Emas
67 Khumaira Nur Jeni
68 Pantas di Cintai
69 Cemburu ?
70 Kesan Pertama Yang Buruk
71 Hanya Kalah Populer
72 Sebelum Menyesal
73 Membersihkan Kamar Pribadi
74 Belum Saling Memahami
75 Obrolan Malam
76 Suasana Pagi
77 Semesta Tidak Merestui
78 Persimpangan Jalan
79 Cara Pertama : Negoisasi
80 Orang Kepercayaan
81 Pendengar Yang Baik
82 Terlalu Munafik
83 Malam Yang Panjang
84 Terlambat Ke Kampus
85 Tunggulah Aku...
86 Mobil Baru
87 Surga Dunia
88 Mengejar Senja
89 Senja dan Filosofinya
90 Makna Sebuah Pertemuan
91 Kabar Baik Menyakitkan
92 Perdebatan Kecil
93 Menyenangkan Diri
94 Dikuasai Amarah
95 Emosi Masih Berlanjut
96 Kantor Deka Group
97 Menangis Dalam Diam
98 Antara Amarah dan Gairah
99 Pemberi Harapan Palsu
100 Wanita Ular
101 Saham Incaran
102 Teman Berbagi
103 Keripik Yang Malang
104 Bolehkah Serakah?
105 Menghadiri Acara Wisuda
106 Suamiku Hebat
107 Prediksimu Salah
108 Dunia itu Sempit
109 PROLOG : RUMAH REYHAN
110 Kenangan Telur Goreng
111 Berbelanja
112 Bencana Berbelanja
113 Hukuman Dan Hadiah
114 Menjelang Maghrib
115 Berbincang
116 Di Kebun Binatang
117 Membagi Kekhawatiran
118 Meet Up Bertiga
119 Demi Sang Bayi
120 Obat Jahannam
121 Pertemuan Pribadi
122 Photo Pembawa Masalah
123 Dua Tamparan
124 Tugas Dari Kantor
125 Amplop Coklat
126 Terpaku Ditempat
127 Atas Dasar Apa?
128 Terlambat Menyadari
129 Hobi Lama
130 Flashdisk
131 Maaf, Aku Terlambat
132 Pikiran Kotor
133 Serangan
134 Sang Pelindung
135 Jalan Ninja
136 Jangan Sekarang
137 Kesalahpahaman
138 Tamu
139 Bukti Perjuangan
140 Hacker
141 Ke-egoisan
142 Keputusan Berpisah
143 Pancingan
144 Bentuk Terimakasih
145 Kecemasan
146 Nomor Asing
147 Menolak Panggilan
148 Salam Perpisahan
149 Selesai Satu
150 Scandal
151 Sama-sama Berjuang
152 Keras Kepala
153 Diam-diam Pulang
154 Kisah Pilu
155 Katanya Pesta
156 Larut Malam
157 Melibatkan
158 Perempuan Asing
159 Dengan Kelembutan
160 Akulah Pemerannya
161 Terungkap
162 Saran Paman
163 Pelangi Setelah Badai
164 Tahanan VVIP
165 Rumah Unik
166 Kasih Sayang Seorang Ibu
167 Perbandingan Signifikan
168 Sebuah Rayuan
169 Seperti Bunglon
170 Sadewa Lagi
171 Panggilan Terbaik
172 Danau Pernyataan Cinta
173 Griya Lansia
174 Semua hal Mengagumkan
175 Si Jagoan
176 Raja Dari Segala Raja
177 Reyhan, Suamiku
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Nayla Anjani Deka
2
Petuah Mama Riana
3
Menyesali Beberapa Gelas
4
Asa dan Jalan Buntu
5
Linangan Penyesalan
6
Papa dan Mata-matanya
7
Reyhan Atmadja
8
Bertemu Bocah Kecil
9
Pemilik Toko Buku
10
Mari Bertunangan
11
Karena Aku Sahabatnya
12
Berdarah
13
Manusia Penolong
14
Detak Jantung
15
Manfaat Dering Ponsel
16
Jalan Hidup yang Dramatis
17
Sebuah Kepercayaan
18
Kedua Kalinya
19
Tunjukkan Baktimu
20
Gelang Persahabatan
21
Bertemu Naura Lagi
22
Bukti Tak Terbantahkan
23
Dua Garis Merah
24
Menjaga Tiga Hati
25
Diambang Kebingungan
26
Aulia Martha Nuansari
27
Sebuah Pengakuan
28
Pernikahan Impian
29
Pesta Pernikahan
30
Tragedi Pagi Hari
31
Klasik Semi Modern
32
Bagian Dari Kita
33
Khumaira Nur Jeni
34
Ibarat Sebuah Rumah
35
Saran Dari Sahabat
36
Sebelum Menyesal
37
Belum Saling Memahami
38
Semesta Tidak Merestui
39
Di Persimpangan Jalan
40
Bukan Supir Pribadi
41
Pendengar Yang Baik
42
Pertama Yang Tertunda
43
Mobil Baru
44
Mengejar Senja
45
Senja dan Filosofinya
46
Kabar Baik Tapi Menyakitkan
47
Kesalahpahaman
48
Akibat Terlalu Emosi
49
Amarah Dan Gairah
50
Bertemu Wanita Ular
51
Teman Berbagi
52
Bolehkah Aku Serakah?
53
Menghadiri Acara Wisuda
54
Dunia Memang Sempit
55
PROLOG : Rumah Reyhan
56
Balada Berbelanja
57
Pesta Pernikahan
58
Sampai Kau Mencintaiku
59
Lupa Punya Suami
60
Ayolah Berdamai
61
Mama Baru?
62
Klasik Semi Modern
63
Bingkai Foto
64
NOVEL BARU !!
65
Di Ruang Makan
66
Kesempatan Emas
67
Khumaira Nur Jeni
68
Pantas di Cintai
69
Cemburu ?
70
Kesan Pertama Yang Buruk
71
Hanya Kalah Populer
72
Sebelum Menyesal
73
Membersihkan Kamar Pribadi
74
Belum Saling Memahami
75
Obrolan Malam
76
Suasana Pagi
77
Semesta Tidak Merestui
78
Persimpangan Jalan
79
Cara Pertama : Negoisasi
80
Orang Kepercayaan
81
Pendengar Yang Baik
82
Terlalu Munafik
83
Malam Yang Panjang
84
Terlambat Ke Kampus
85
Tunggulah Aku...
86
Mobil Baru
87
Surga Dunia
88
Mengejar Senja
89
Senja dan Filosofinya
90
Makna Sebuah Pertemuan
91
Kabar Baik Menyakitkan
92
Perdebatan Kecil
93
Menyenangkan Diri
94
Dikuasai Amarah
95
Emosi Masih Berlanjut
96
Kantor Deka Group
97
Menangis Dalam Diam
98
Antara Amarah dan Gairah
99
Pemberi Harapan Palsu
100
Wanita Ular
101
Saham Incaran
102
Teman Berbagi
103
Keripik Yang Malang
104
Bolehkah Serakah?
105
Menghadiri Acara Wisuda
106
Suamiku Hebat
107
Prediksimu Salah
108
Dunia itu Sempit
109
PROLOG : RUMAH REYHAN
110
Kenangan Telur Goreng
111
Berbelanja
112
Bencana Berbelanja
113
Hukuman Dan Hadiah
114
Menjelang Maghrib
115
Berbincang
116
Di Kebun Binatang
117
Membagi Kekhawatiran
118
Meet Up Bertiga
119
Demi Sang Bayi
120
Obat Jahannam
121
Pertemuan Pribadi
122
Photo Pembawa Masalah
123
Dua Tamparan
124
Tugas Dari Kantor
125
Amplop Coklat
126
Terpaku Ditempat
127
Atas Dasar Apa?
128
Terlambat Menyadari
129
Hobi Lama
130
Flashdisk
131
Maaf, Aku Terlambat
132
Pikiran Kotor
133
Serangan
134
Sang Pelindung
135
Jalan Ninja
136
Jangan Sekarang
137
Kesalahpahaman
138
Tamu
139
Bukti Perjuangan
140
Hacker
141
Ke-egoisan
142
Keputusan Berpisah
143
Pancingan
144
Bentuk Terimakasih
145
Kecemasan
146
Nomor Asing
147
Menolak Panggilan
148
Salam Perpisahan
149
Selesai Satu
150
Scandal
151
Sama-sama Berjuang
152
Keras Kepala
153
Diam-diam Pulang
154
Kisah Pilu
155
Katanya Pesta
156
Larut Malam
157
Melibatkan
158
Perempuan Asing
159
Dengan Kelembutan
160
Akulah Pemerannya
161
Terungkap
162
Saran Paman
163
Pelangi Setelah Badai
164
Tahanan VVIP
165
Rumah Unik
166
Kasih Sayang Seorang Ibu
167
Perbandingan Signifikan
168
Sebuah Rayuan
169
Seperti Bunglon
170
Sadewa Lagi
171
Panggilan Terbaik
172
Danau Pernyataan Cinta
173
Griya Lansia
174
Semua hal Mengagumkan
175
Si Jagoan
176
Raja Dari Segala Raja
177
Reyhan, Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!