Mobil terparkir di halaman rumah sakit yang tidak terlalu besar yang letaknya cukup strategis dari jalan utama. Setelah berhenti lantas mesin dimatikan. Jordy mengambil isi tas dan membongkarnya untuk mengetahui identitas sang gadis dan matanya tertumbuk pada dompet hitam, dicarinya benda yang diinginkan, KTP dan kartu nama. Perlahan situation ditariknya benda berwarna biru yang berisi data wanita yang tergolek di
sampingnya.
"Alexandra E. Wiyana, lahir Jakarta 23 Juni 1999 bla ...bla...bla... hmmm selisih tujuh taun denganku rupanya, pekerjaan karyawati," lanjutnya lagi.
Kemudian dompet tersebut ditelusuri kembali karena penasaran. "Kerja dan jabatannya apa yah di usia semuda itu memiliki tunggangan di atas 1 M, gue aja dapet porche di usia dewasa dan harus kerja keras walau kerja di bawah ayah kandung sendiri malah kaya kerja rhodi, sambil geleng-geleng kepala.
"Atau .... jangan-jangan simpanan bos tajir pemakan segala atau opsion terakhir pelakor nih!" batinnya.
Isi dompet terus dibongkar tapi tidak menemukan sehelai kartu nama. Hanya ada ATM dan kartu kredit dari berbagai bank. Digeledah lebih dalam ternyata menemukan HP dalam keadaan padam.
"Ahhh sial, mati nih hp! Gak bisa ngorek data. Atau mungkin dia anak pejabat yang tajir dengan status sebagai pegawai hanya untuk pengisi waktu luang, pekerjaan utamanya adalah cuma ngehabisin duit bapaknya yang kaya atau hasil korupsi."
"Cih, gak tau malu! Mabok pula, kalo mabok harusnya gak bawa mobil berbahaya kan?!" kok bisa yah gue ditakdirkan berurusan dengan spoil brat macam gini, ortunya apa gak waswas anak gadisnya ilang," dengusnya kesal. "Ya udah lah diperiksa dokter dulu trus siuman. Seenggaknya gue gak nelantarin anak gadis orang terlepas dari apapun pekerjaan yang digelutinya!" Pokoknya niat gue nolong dan itu ibadah kali aja dosa gue berkurang he he.'
Setelah memutuskan seperti itu, gadis itu dibopong masuk ke ruang UGD tak lupa membawa tas kecil warna hitam yang disandarkan ke bahunya, jaga-jaga kalau pihak rumah sakit meminta identitas pasien. Suasana sangat ramai pagi itu. Jam di dinding menunjukkan pukul 09:45 WIB.
Jordy membopong gadis itu ke dalam ruangan, untung nya masih ada tersisa satu ranjang kosong. Seorang perawat menggiringnya ke meja pendaftaran. Untungnya masih lowong jadi langsung terlayani.
"Maaf pak, baru daftar pertama yah?" tanya petugas wanita dengan ramah. "Boleh tahu nama isterinya?" lanjut petugas wanita sambil terus mengetik di atas tuts keyboard.
"Ohh ..... ehmm .... isteri .... oh ya namanya Alexandra E. Wiyana", sahutnya terbata sambil tangannya menggenggam KTP gadis itu.
"Maaf pak, tidak boleh disingkat harus lengkap," pinta nya sambil tersenyum semanis madu.
Jlebbb ....
"****** deh!" batinnya sambil menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.
"Gini mbak, di KTPnya tertulis seperti itu, yah isi aja sesuai yang tertera, kalo gak percaya nih lihat sendiri!" jawabnya ketus sambil menyodorkan ke arah si mbak.
Dalam hati sih si mbaknya membatin, "Biasa aja kale gue kan nanya nama isterinya kenapa mesti sewot!?" sambil menerima benda tersebut. Dibacanya satu persatu sebelum mulai mengisi data kembali. Di situ tertulis kolom status perkawinan belum menikah.
"Pantesan sewot, selingkuhan toh rupanya!" sambil melirik ke arah depan sambil mencibir. Yang bersangkutan terus memainkan hp di bawah meja.
"Cih, ganteng sih boleh, kalo cuma di PHP in sih gue juga ogah," rutuknya sambil menggidikkan bahu dan mengisi data yang tertera di KTP.
Beberapa menit kemudian pengisian data registrasi rampung. "Registrasi sudah beres ini KTP dan berkas nya silahkan diserahkan kepada petugas di UGD," sahutnya ramah dengan menyunggingkan senyum masih semanis madu maklum tuntutan peran harus menampilkan service excellent kalo gak potong gaji. Berkas tersebut diterimanya dengan kasar tanpa menoleh pada si
mbaknya yang mendelik.
Di ruang UGD, berkas diserahkan ke petugas administrasi UGD, perawat wanita mengecek tekanan darah lantas hasilnya dilaporkan pada dokter jaga. Dokter pria berkaca mata menghampiri Alexa dan memeriksa dada dengan stetoskop. Setelah beres segera mencabutnya dari telinga.
"Dok, bagaimana keadaan teman saya, apakah kondisinya gawat dan memerlukan rawat inap atau CT Scan soalnya dahinya memar terantuk kemudi," menanyakan dengan nada tak sabaran setelah dokter beranjak menuju meja administrasi.
"Ohh, gak perlu! Teman Anda menderita darah rendah atau anemia sehingga tekanannya ngedrop 60/70. Biasanya tidak mesti menyebabkan pingsan. Teman Anda kurang tidur dan istirahat cukup. Saya akan resepkan multi vitamin, kapsul penambah darah dan obat tidur. Jaga-jaga aja kalo emang susah tidur. Pastikan makan yang teratur!" saran dokter sambil meresepkan obat dan surat sakit untuk tiga hari.
Setelah menerima lembaran berisi resep obat dan amplop putih berisi surat sakit, bergegas ke apotek masih di dalam lingkungan rumah sakit untuk menebusnya. Sesampainya di sana kebagian nomor antri 57 dan antrian yang tertera di papan antrian yang tergantung menunjukkan angka 10.
"Sial, masih 46 lagi. Apes kok bertubi-tubi gini yah. Tuh anak sakit aja bikin repot apalagi sehat! Gue gak pernah seumur hidup ngantri begini!" rutuk nya sambil menjambak rambut.
Sabar dan ikhlas yah babang ganteng!
Yaeya lah secara pangeran gitu loch. Saat sakit ada dokter pribadi yang datang, walau cuma batuk pilek, kalo mesti rawat inap punya rumah sakit sendiri gak perlu repot daftar dan ngantri obat. Ini adalah pengalaman pertama nya yang tak mungkin terlupakan sampe tujuh turunan he he
Akhirnya waktu berjalan dengan cepat dan tiba lah giliran babang kita yang ganteng ini mendapat gilirannya yang terus ngerutuk karena waktu bagaikan setahun.
Di saat yang sama, Alexa tersadar dari mimpi indahnya. Matanya yang indah mengerjap sekali. Setelah kesadarannya optimal, yang pertama dilihat adalah plafond kamar dengan banyak lampu terang menyala walau di siang hari, terus matanya turun ke gordyn dan infus. Tangan kanannya diangkat tinggi.
"Kenapa diinfus yah! Seingat ku, masih di dalam mobil," keningnya berkerut sambil mengingat.
Srekkkk ..... suara gordyn disibakkan dengan keras.
"Sudah sadar!" dengan suara bariton yang empuk nan lembut.
Matanya bulat dan besar menatap ke arah datangnya suara. Seorang pria jangkung dengan wajah tampan, stelan yang pas di badan, hanya mengenakan kemeja yang digulung dan rompi, datang mendekati dan duduk di kursi di sisi kanan.
"Anda siapa?" tanyanya spontan sambil beringsut.
Badan gadis itu ditegakkan setengah duduk. Kini pandangan mereka sejajar.
"Namaku Jordy," aku yang bawa kamu kemari," sapanya ramah sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat".
"Alexa!" jawabnya singkat sambil menjabat tangan Jordy.
Sudut pandang Jordy ......
"Ya, Tuhan, indah sekali makhluk Mu yang satu ini! Bola matanya berwarna kuning seperti klereng! Aku baru melihat bola mata seindah itu! Bulu matanya tebal dan panjang serta dinaungi halis tebal, hidungnya kecil dan bibir mungilnya berwarna pink. Kalo jadi artis pasti laku nih tipe begini. Gue sering lihat bola mata bewarna biru, hijau, abu-abu dan cokelat belum pernah yang seperti. Oh ya seperti mata kucing," menatap lurus sambil berdecak kagum.
Sudut pandang Alexa ....
"Emang tampan sih, tapi kenapa pria ini memandang ku seolah belum pernah liat cewek apa?! Dasar cowok mesum pengen ditabok tujuh kali bolak balik!?" gumamnya kesal.
"Astaga naga .... kenapa juga gue dag dig dug begini yah. Ada yang salah apa dengan jantung ini. Kaya ada sesuatu yang berdesir dan bikin sesek. Apa sekalian diperiksa aja yah soalnya gue juga kan korban kecelakaan! Kenapa gue gak bisa berpaling dari mata kucingnya! Gak lah, gue cuma cinta Elena, she is love my life! Lagi pula, ni bocah hanya anak manja, bukan tipe gue banget!"
Yaeya lah bang, lo mah pake kaca mata kuda, copot napa, cewek di dunia tuh banyak bukan si Elena aja, makanya gaul heh
"Maaf .... apa ada yang aneh dengan wajah ku!?" tanya Alexa sopan sambil mengipaskan tangan antara pria itu dan dirinya.
"Owww ... ehhh .... sso....oo...ry, gak kok, cuma gue kagum aja ama mata kucing kamu! Aku baru nemuin bola mata kaya gitu!" sahu Jordy terbata-bata.
Duhhh **** lo Jo, ampe kepergok gini kaya maling sendal! Kenapa sih pake acara kelamaan natapnya, desisnya menahan malu. Semburat merah merona di wajah dan kuping nya. Panas pastinya.
"Khik ... khik....khik....khik," terdengar cekikikan halus dari si mata kucing di hadapannya sambil menutup mulut supaya tidak terlalu kencang, kesannya tidak sopan.
"Hei apa yang kamu ketawain!?" tanyanya dengan mata Jordy mendelik.
"Gak kok tadi lucu aja, wajah dan kuping mu memerah kaya perawan yang digombalin, jadi aku spontan ketawa deh," sahut nya cekikikan seketika berganti dengan senyum.
"Sial nih bocah dah berani ngetawain gue," rutuknya tengsin.
"Oh ya aku harus memanggil mu apa, Kakak, Mas atau Om!?" sahut gadis itu sambil tersenyum.
"Apaaaa ..... Om, shittt lagi-lagi ni bocah makin lama makin ngelunjak. Sejak kapan gue kawin sama tante nya. Gak liat apa wajah ganteng nan muda begini! Emang keliatan tua, sontoloyo!" batinnya. "Ehemmm .... panggil aja K a k a k! Lagian umur kita hanya terpaut tujuh taun kok!" jawab Jordy sok berwibawa.
"Hemmm baiklah .... Kak Jordy, panggil aja aku Lexa. Oh ya kenapa aku ada di rumah sakit, seingat ku, aku ada di mobil!"
"Ih jadi gak inget apa yang terjadi!? Kamu tuh pingsan dan mobilku nabrak mobil kamu. Eit no ralat hampir! Tapi ku periksa mobil kamu gak ada benturan atau lecet. Untung aku sigap mengerem dan laju mobil pelan kalo gak benturan hebat tak terelakkan. Jadi bisa disimpulkan kamu berhenti di tengah jalan! Kok bisa sih anak gadis ceroboh kaya gitu. Kalo sakit atau kurang tidur harus nya jangan maksain nyetir selain ngebahayain diri sendiri juga orang lain. Kalo ada apa-apa kamu gak kasihan sama orang tua mu, mereka juga yang repot!?" omel Jordy pada gadis itu.
Bla .... bla ....bla....
"Entah mengapa, aku kok seperti mendengar lagu yang merdu yah saat pria di hadapan ku ini terus nyerocos. Ahhhh aku teringat papa yang selalu ngomel kalo aku sakit. Bukannya disayang malah diceramahin. Mulutnya itu cukup pedas juga saat mengomeli ku. Tapi .... aku tau itu untuk kebaikanku. Aku mendengar nada ke khawatiran di dalamnya," batin gadis itu.
"Seperti kekasih yang memarahi belahan jiwa nya. Lohhh .... wait ...a minute.... kekasih ... pujaan hati?! Kok bisa-bisanya menyimpulkan seperti itu. Kita baru mengenal dan aku bikin dia repot. He is a stranger! Nooo besar!!! Gak mungkin aku kesengsem pada pria antah berantah nan mesum ini pada pertemuan pertama di rumah sakit pula! Gak romantis amat. Gak mungkin lah cinta pada pandangan pertama. Non sense! Kaya bukan aku deh. Pokok nya tidakkkkkkkkkk...........".
Pengenalan visual para tokoh
Jordan Alvero
Alexandra Eyckerman Wiyana
Elena Ariana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap 👍🏻
2021-03-10
0
Rosè
pelukabel banget dah itu jordy
2021-01-13
0
radit
keren kak
2020-09-28
0