Setelah pamit pada om dan tantenya
dengan mencium tangan keduanya,
gadis semampai itu berjalan melewati
koridor walau belum ganti baju tapi tetap rapi namun wajah cantiknya tidak dapat
menunjukkan kecemasan dan kelelahan.
Sambil berjalan perlahan nyaris tanpa
suara, pelipisnya terus dipijiti dengan
tangan kanan dan terus bergantian
dengan tangan kiri, sesekali kepalanya di putar ke kanan ke kiri untuk diregangkan.
Pagi itu rumah sakit sudah mulai ramai, orang-orang yang berseliweran menatap wajah dan sosoknya yang menawan yang berjalan anggun dengan stelan khas
wanita karier berjalan sedikit gontai.
Rasa pegal menjalar dari leher hingga punggung. Keringat mengucur deras menjalari punggungnya walau masih pagi, tahu sendiri cuaca ibu kota, pasti panas dan orang-orang tersebut enggan berpaling menatap tubuh indah berblouse sedikit transparan.
Dia tidak menghiraukan siulan usil dan tatapan jelalatan lawan jenis dan cibiran iri sesama jenisnya, dibenaknya yang terbayang adalah kasur yang empuk, bantal bulu angsa, gemericik shower, berendam air hangat di bathtub, teh manis hangat, nasi hangat dan ayam goreng plus telor ceplok.
Kruyyyukkkkkk ...... suara perut yang merdu mengawali pagi harinya yang hangat. Yappp, perut gadis itu belum terisi makanan hanya air mineral yang mengisi kehampaan raga nya. Entahlah, berasa tidak berselera.
Akhirnya, tubuhnya telah sampai di halaman parkiran dan membuka pintu dengan remote control. Tubuhnya disandarkan pada jok hitam kulit. Knop finger print di sentuh dan hoplaa mesin menyala. Tangan kirinya menekan tombol panel tape di kemudi Terdengar alunan T'Amo dari koleksi lama Rihana, mengalun merdu menenangkan telinga.
Tangannya membuka tas tangan kulit warna hitam dengan tali sling rantai gold. Dirogoh nya botol parfum Hermes 24 Faubourg yang selalu menemani segala aktifitasnya di siang hari yang panas.
Cccrreeessss......aroma vanilla merebak di ruangan yang cukup leluasa dengan nuansa beidge dan hitam. Parfume disemburkan ke sekujur tubuh.
"Hmmmm .... segarrr," gumamnya sambil terpejam.
Tangan kanannya membuka lebar kaca vcool untuk menyerahkan tiket saat melewati gardu parkir. Kaca ditutup kembali untuk memerangkapkan hembusan AC yang sejuk dan akhirnya sedan putih meluncur di jalanan yang ramai.
Saat bersamaan ....
Porsche hitam melaju cukup kencang kira-kira lima menit sebelum belok kanan ke arah mall-mall dan pertokoan di sepanjang jalan dua arah yang cukup lebar yah kira-kira empat meter lebarnya.
Hanya mobil dan pejalan kaki saja yang boleh memasuki kawasan tersebut, pertokoan berjejer di sepanjang jalan laju kecepatan melambat dan tiba-tiba .... ciiiiiitttt.... pedal rem diinjak dalam dan braaakkk..... tabrakan tidak dapat dihindari.
Tubuhnya terayun ke depan stir tanpa mengeluarkan pelampung pengaman yang ada di stir yang memang tidak terlalu kencang namun suara tumburannya cukup keras, terdengar jeritan dari orang yang lalu lalang di sekitar jalan maupun pengunjung mall dan pertokoan. Mereka berhamburan dan menyemut di sekitar kedua mobil. Walhasil kemacetan tidak dapat dihindari.
"Shhhhhiiiiiiittttt ..... !" makinya cukup panjang dan mata nya terbelalak kaget tidak menduga bahaya akan terjadi. Kepalanya hampir terantuk setir namun tertahan oleh safety belt yang mengikat cukup kencang.
"Shyetttt dah gue nabrak orang, celaka dua belas nih," rutuk dengan nada panik.
"Aduhhh apa tuh orang mati kagak yah!?" dengan wajah penuh kecemasan dan hati waswas sambil melepas safety belt. Tubuh jangkungnya segera melesat ke arah mobil yang ditabraknya. Si korban tidak tahu jelas keadaannya maupun gendernya karena kaca depan mobil yang sangat menyilaukan. "
"Tok .... tok .... tok ... tok ...
Mbak ... ibu ... adek .... ! Anda tidak apa-apa kah. Bisa mendengar saya?" sahutnya sambil melongok ke dalam kabin sopir yang sedikit terbuka.
"Ehhhh ternyata wanita! Duhhh ... ya Tuhan mudah-mudahan bukan wanita hamil ntar gue digampar suaminya," sambil terus nengetuk kaca jendela.
"Gak nyahut, jangan-jangan pingsan nih," gumamnya dengan penuh kecemasan.
Tiba-tiba beberapa orang security sekitar lima orang datang tergopoh-gopoh menghampiri, salah seorang menyapanya dengan ramah.
"Kenapa pak, ada yang terluka!?" tanyanya dengan muka yang cukup tenang.
Jordy menoleh ke asal suara yang berdiri di belakangnya. Sambil bergeser memberi ruang pada security tersebut dan berpaling.
"Eia pak, saya orang yang nabrak dan pengemudinya pingsan. Takut ada luka yang serius! Pintunya terkunci, apa ada alat yang bisa membuka tombol pintu, yah semacam besi pengait, kebetulan jendelanya sedikit terkuak," jawab Jordy memberi keterangan.
Tidak berapa lama berfikir, security itu menjawab lagi, "Oh ya ada sebentar saya ambilkan alat tersebut."
Security tersebut berlalu ke pos yang ada dalam mal dan membawa mistar stainless. Dia bilang, kejadian pintu terkunci dengan keadaan mesin menyala sering terjadi dan kejadiannya sering menimpa pada para ibu dan ABG labil yang baru belajar nyetir mobil. Biasanya dengan alat tersebut berhasil. Yah Jordy pasrah mengikuti arahan bapak security.
Saat orang tersebut mengutak-atik pintu, dua orang security lainnya, sibuk mengatur lalu lintas dari dua arah. Porsche hitam sudah sesuai jalur dan berada di tepi jalan dan mercedes putih justru salah jalur.
"Untungnya tidak ada petugas polisi yang berpatroli kalau ada bisa runyam urusannya," batinnya.
Dua orang security lainnya sibuk menghalau kerumunan orang yang semakin bertambah dan menghalangi proses evakuasi korban.
"Maaf beri ruang yah jangan ditonton, ini bukan sirkus!" seru seorang security.
"Ayo beri ruang!" sahut salah seorang dari mereka yang coba membuka kerumunan dengan tongkat yang selalu dibawanya.
Sedikit demi sedikit mereka membubarkan diri dan keadaan normal kembali setelah empat puluh menit kemudian.
Tidak berapa lama terdengar cekklekkk ....... suara pintu terbuka. Setelah terbuka terlihat jelas seorang wanita muda dengan rambut panjang menutupi dahinya tertelungkup di kemudi.
Ada luka memar di kening kirinya ketika disenderkan ke jok. Security memeriksa pernafasan si korban. Setelah yakin masih bernafas normal, dia masuk untuk menarik si korban dan membopong nya. Jordy dengan sigap menghampiri security tersebut.
"Eia pak, mau dibawa kemana?" cegah Jordy sambil menghalangi security yang membopongnya.
"Saya bawa ke dalam dulu," jawab security dengan tenang seolah sudah sering melihat kejadian seperti ini, lain halnya dengan raut muka Jordy yang masih tampak cemas.
"Kami akan memberi pertolongan pertama!" timpalnyanya lagi sambil melangkah ke arah mal.
"Ehhh ...... ehmmm.... begini aja, gimana kalau saya bawa ke rumah sakit terdekat. Khawatirnya ada luka serius yang membutuhkan penanganan cepat. Kalau di bawa ke dalam takutnya semakin gawat!" berusaha meyakinkan security atas segala kemungkinan susulan yang bakal terjadi..
Diam sejenak untuk mencerna saran Jordy. Tak berapa lama, "Baiklah kalau begitu, ya syukur Anda mau bertanggung jawab," berkata kalem.
"Ya, iya lah gue bertanggung jawab, emang gue cowok ganteng apaan!? Gak liat apa gue cemas setengah mati!" rutuknya kesal dalam hati mendengar jawaban security tersebut.
"Lantas, bagaimana dengan mobil Anda!?" sambil memandang lurus ke arah mobil yang sama mewah nya dengan kepunyaan korban dan terparkir berhadapan. Dengan senyum dipaksakan memberi jawaban padanya.
"Nanti saya telepon sopir untuk mengambil mobil. Pak Security, biar saya yang membopong mbak ini!" pintanya sambil mengulurkan tangannya siap meraih tubuh yang masih meringkuk.
"Tenang, mas, gak berat kok, biar saya saja yang menaruh di dalam mobil," tolaknya halus seakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang gak bakalan datang dua kali sambil mendekap erat bidadari cantik turun dari langit yang ada dipangkuannya. (Deuhhh, pak, siapa juga yang ingin dibopong karena celaka dan kepala benjut he he).
"Ihhhh ...... jangkrik, malah ngambil kesempatan dalam kesempitan!" rutuknya saat melihat security di depannya yang mendekap lebih erat sang gadis sambil berlalu.
"Iya, gimana pak apa ada yang mau dikatakan pada saya!" tiba-tiba berhenti menghadap Jordy yang mengikuti di belakangnya.
"Ohh nggak pak, saya gak ngomong apa-apa ke bapak saya hanya merutuki keapesan saya di pagi hari ini," berkata sambil ngeles.
"Oh, baiklah," lanjutnya dengan posisi diam di tempat.
"Pak, bisa jalan di depan untuk membuka pintu," pinta pak security kalem.
"Ihhhh .... kammmpretttttt pake nyuruh-nyuruh gue lagi, dasar coasimodo (coasimodo tokoh anime amerika, yang bongkok dan buruk rupa atau tokoh si punduk merindukan bulan)!" rutuknya tak henti dalam hati sambil melotot.
Pada akhirnya putera mahkota berhasil disuruh tanpa berkutik dengan membukakan pintu. Tanpa mengindahkan pelototan sang pangeran dengan hati-hati didudukkan di jok dan kepalanya disenderkan seolah menaruh vas kristal dan si security muda tersebut menatap sebentar ke arah si gadis seakan tak rela berpisah tapi akhirnya harus merelakan tuan puteri diantar oleh pangeran berkuda putih.
Jordy menarik tuas jok dan merubah posisi 110 derajat menjadi posisi rebahan supaya si gadis tidur dengan nyaman. Masih posisi di luar, dia mendial nomor Ivan.
Drrrreetttt ...... drrrreeettt ........ dreeettttt ...........
suara hp yang bergetar di meja. Terpampang nama 'Tuan Muda' di layar hape.
"Woiiii ..... sobat ..... di mana nehhh .... gue dah di ruangan lo!" teriak Ivan kencang karena dah 'ditanem' dua jam di ruangan tersebut.
"Van, gue lagi di jalan. Gue kecelakaan!" terangnya memelas.
"WHHHAATTT!! trus mobil nya gak kenapa-apa!?" respon Ivan sambil ngikik.
"Kampfretttt lo nyet gue seriussss!" sambil terus menyetir.
"Ha ha ha ha beneran lo celaka trus gimana lo luka gak!?" tanyanya kembali dengan nada asli khawatir.
"Bukan gue yang luka, gue nabrak orang! Tapi gue di jalur yang bener, emang si korbannya aja ambil jalan gue! Kirim sopir deh ke lokasi pake apa aja terserah yang penting cepat untuk bawa mobil gue tar gue shareloc!" sambil menekan tombol merah.
"Trettttt......percakapan selesai lokasi telah terkirim.
Singkat cerita, sopir perusahaan datang dan membawa mobil sport kesayangannya ke kantor. Dan sang pangeran telah duduk di belakang kemudi. Sambil berjalan, setiap menit sekali menatap gadis yang masih terpejam di sampingnya.
"Hemmm cantik juga nih cewek kalau posisi begini," gumamnya mengagumi.
Drrreettt .... dddrrrettt .... dddrrrettt .... hape bergetar di saku celana. HP dikeluarkan dari situ. Terpampang Ivan di layar.
"Apaan pretttt .... gue lagi nyetir! Eia takut lupa, gue kayanya gak bisa hadir di rapat intern soalnya harus nganterin. Korbannya cewek sendirian pula dan bawa mobil. Gue takut ada luka serius jadi gue bawa ke rumah sakit terdekat. Khawatir pemeriksaannya lama. Kalau dah beres gue balik kantor," pinta Jordy sambil nyetir.
"Eittt, tunggu dulu, lo kemane aja seminggu ngilang kaya jelangkung, kemaren ngiles jam dua, lah sekarang mau raib pula! Lo tau gak se Indonesia raya hebohhh berat, lo jadi trending topik, gue deh yang sibuk blokir berita lo, bokap lo marah lwaarrr biasaahh", memberi tentang situasi kemaren sambil bersandar pada meja.
"Iyeee gue tau tapi gue lom buka internet, gue liat di tabloid gosip! Kemaren doi ngehajar gue ampe muka gue babak belur. Gue juga belom ngasih penjelasan apapun karena gak sempet waktunya and nyokap juga kompak ngehajar gue sambil histeris," sahutnya sendu.
"Ya iya lah, gue temen lo dari kita sama-sama pake popok aja kesel apa lagi ortu yang brojolin lo," terang nya gemezzz ama kelakuan sobatnya.
"Tadi pagi gue duluan gak sempet ketemu bokap ntar gue WA aja, takut doi ngehajar lagi belom ditambah si Leon lagi," tambah Jordy.
"Ya elah, ada takutnya juga lo! Harusnya sebelum kejadian mikir ehhh pas udah beres baru deh otak lo jalan," sindir Ivan.
"Udehhh, Van, lo jangan nyeramahin gue, puseengg neh pala gue, yang boleh ceramah itu ustad bukan lo! Tugas lo, belain gue sampai titik darah penghabisan and kasih pengertian detailnya ke bokap, okay bro, gue tutup neh dah sampe parkiran!" jawab Jordy kesal.
Tretttt .... hape diakhiri.
"Heuhhhh dodol, giliran susah aja ngasih tau, pas seneng kagak ngajak," sambil geleng-geleng kepala mengingat tentang kelakuan absurd teman masa kecilnya ini.
"Kita dah pada ngingetin kali, tuh cewek gak bawa pengaruh positif tuk lo, gak percaya sih, ya udah lah sebodo amat, yah .... aku mah apa atuh cuma selingkuhan, ngatur-ngatur segala (nyomot lagu dangdut popular), kerja lagi ahhh," sambil ngeloyor ke habitatnya yang asli yaitu ruang komputer dan server.
Mereka bersahabat sebenarnya berlima dan bersahabat sejak orok yaitu Ivan Assante merupakan putera dari teman Nyonya Miranda pengusaha jual beli berlian, tersebar se Jakarta Raya dan jual beli besi kapal, kerja di Alvero karena gak ngerti tentang komoditas yang diperdagangkan keluarga nya. Jabatan Manager IT, lulusan S2 Jerman, Status romansa Jomblo akut, belum ada yang klik dalihnya, masuk ke perusahaan dari jalur prestasi bukan sensasi.
Reynaldi Kisaragi, putera pertama, teman tuan besar, nerusin usaha bokap, Kisaragi Group, lulusan Harvard University, usaha bidang farmasi (obat dan alat kesehatan) memonopoli bisnis se Indonesia Raya (termasuk mafia alkes hehe), status romansa memiliki tunangan rekan bisnis keluarga.
Devan Arnoldy, Lawyer dan bikin Lawyer office bareng bokap dan saudara nya, firma nya bukan kaleng-kaleng tapi firma besar yang ngurusin kelas paus bukan sekelas kakap, Alvero adalah top priority dari Arnoldy Law Firm & Partner. Kliennya mulai dari artis, pengusaha, perusahaan hingga para elit politik, status romansa memiliki tunangan sesama lawyer teman sekampus.
Farrel Aquinno blasteran Kanada-Jawa, membuka usaha cafe dan pub untuk kaum jetset ibu kota, pewaris jaringan usaha katering dan restoran se Indonesia, status romansa jomblo setengah akut, playboy dan gonta ganti cewek kaya ganti baju (maklum bos club malam). Doi ingin mandiri dengan membuka usaha sendiri tanpa ikut campur keluarganya.
Biasanya mereka pada mangkal di tempatnya sehabis pulang kerja. Yah, pertemanan mereka mirip tapi tidak sama seperti di drama meteor garden lah (suka-suka author yah jangan protes he he).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
like 👍🏻
2021-03-10
0
Titin
like ...
2020-12-17
0
💎Mrs.25
lanjut thor semangat
2020-07-02
0