Bertemu Tuan Jenson

Saat pria itu berbalik dia terlihat lebih muda dari dugaan diriku sebelumnya, dan aku hanya bisa menatapnya dengan perasaan cemas juga sedikit gugup saat itu, sedangkan pria bernama tuan Jenson itu mulai berjalan mendekati aku dengan memberikan tatapan tajam dan kedua tangan yang dia simpan di belakang tubuhnya.

"Siapa kau?" Tanya dia kepadaku saat itu.

Aku baru ingat bahwa aku masih dalam penyamaran saat itu, dan segera saja aku menjelaskan semuanya terhadap dia.

"AA....aahh..begini tuan Jenson, mungkin kamu tahu wanita yang tidur denganmu malam itu adalah Ros, seorang aktor dan aktris terkenal, tetapi kau mungkin bingung karena yang datang malah wanita sepertiku, tetapi ini aku, aku Ros, jika kamu tidak percaya tunggulah sebentar, aku akan membuktikannya padamu." Ucapku kepada dia sambil segera berbalik dan melepaskan wig yang ada di kepalaku termasuk dengan topi juga kacamata serta masker yang aku kenakan saat itu.

Sampai ketika aku berbalik sambil mengibaskan rambutku, aku melihat tuan Jenson menatap terperangah kepadaku tanpa berkedip sedikitpun saat itu, dan barulah dia mengenali aku kembali, setelah aku melepaskan semua penyamaranku saat itu.

"Kau... Kenapa kau menyamar?" Tanya dia kepadaku saat itu.

Aku merasa bingung bagaimana cara menjelaskan kepadanya bahwa semua ini aku lakukan tentu saja agar semua orang tidak ada yang mengenali aku, sebab itu akan sangat bahaya untuk keselamatan diriku sendiri.

"Begini tuan kau tahu bukan aku selebritis terkenal sebelumnya, aku tidak mungkin mengekspos diriku di hadapan publik setelah kasus yang melandaku beberapa bulan yang lalu dan masih belum mereda sepenuhnya hingga saat ini, jadi aku tentu membutuhkan penyamaran ini untuk menemui dirimu," balasku menjelaskan kepadanya.

Dia terlihat terus diam menatap kepadaku dengan tatapan yang aneh dan sulit untuk aku ketahui saat itu, dia benar-benar memberikan tatapan yang sangat lekat kepadaku dan aku sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya tengah orang itu pikirkan terhadapku saat itu, sampai memberikan tatapan setajam itu padaku.

"Ya ampun apa yang dia pikirkan, tidak mungkin jika dia tidak mengenali aku, padahal jelas sekali dia bekerja di perusahaan musuh." Batinku memikirkan terus menerus saat itu.

Aku sudah menunggu pria itu agar mulai bicara lagi padaku, tetapi dia tetap saja tidak kunjung angkat bicara sedikitpun, jadi aku merasa semakin aneh dan bingung dalam menanggapinya saat ini, sehingga aku memutuskan untuk bicara lebih dulu padanya.

"Tuan ...tuan Jenson, tuan apa kamu baik-baik saja?" Tanyaku kepada dia beberapa kali.

Sampai akhirnya dia pun tersadar dan mulai mempersilahkan aku untuk duduk di sofa tamu yang ada disana saat itu.

"Oh....ya suda silahkan duduk dahulu." Balas dia kepadaku saat itu.

Aku segera mengangguk dan segera duduk di sofa berhadapan dengannya saat itu, suasana mulai terasa semakin tegang, dan aku terus saja merasa sangat tegang, tidak tahu harus bersikap seperti apa dengannya, karena dia benar-benar terlihat sangat aneh saat itu, jadi aku hanya bisa diam saja menunggu dia untuk bicara lebih dulu kepadaku.

"Apa yang ingin kau katakan, aku hanya memiliki sedikit waktu untukmu, jika kau hanya membutuhkan uang sebagai ganti rugi malam itu aku bisa memberikan sebanyak apapun yang kau inginkan, sebutkan saja nominalnya." Ucap pria itu membuat aku merasa sangat kesal da tersinggung dengan ucapannya.

"Apa? Maaf tuan mungkin kau orang kaya raya dan sebagainya, tetapi aku sama sekali tidak membutuhkan uangmu, aku datang kemari bukan untuk meminta hal itu darimu." Balasku dengan tegas kepadanya.

Dia mulai kembali mengerutkan kedua alisnya dan dia malah kembali menggeser sebuah cek dan bolpoin kepadaku, lalu menyuruh aku untuk menulis nominal uang yang aku inginkan dalam cek tersebut.

"Sudah jangan banyak tahan harga, aku sudah sering di suguhkan wanita seperti itu di kamarku namun aku tidak pernah mengambilnya, kau adalah wanita pertama dan aku tahu kau juga pertama kalinya melakukan hal itu denganku jadi aku akan memberikan sebesar apapun yang kau inginkan, kau bisa menuliskannya sendiri." Ucap dia kepadaku.

Aku sudah tidak sanggup lagi menerima penghinaan ini darinya, jadi saat itu juga aku langsung bangkit berdiri dan melemparkan cek yang dia berikan kepadaku, dan dengan cepat aku menunjukkan hasil tes kehamilanku kepadanya.

"CK.....sudah cukup kau memberikan penghinaan kepadaku, aku bukan wanita yang bisa anda beli tuan, tetapi kedatangan saya kemari untuk meminta tanggung jawab darimu, lihatlah ini." Ucapku kepadanya sambil memberikan hasil tes kehamilan diriku padanya.

Dia langsung mengambilnya dari tanganku dan mulai membacanya dengan perlahan, hingga tidak lama dia langsung tertawa pelan saat itu, lalu dia mulai menatap serius dan menghentikan tawanya sangat cepat.

"Ke..ke..kenapa kau memberikan tatapan menyeramkan seperti itu padaku?" Tanyaku kepadanya merasa sangat gugup.

"Apa kau pikir aku orang yang bodoh? Kau hanya ingin mengambil seluruh kekayaanku bukan? Makanya kau berpura-pura hamil agar aku menikahimu dan mengakui bayi dalam kandunganmu itu agar kau bisa mendapatkan seluruh harta yang aku punya, haha...sayangnya aku bukan orang bodoh yang bisa kau bodohi seperti ini, surat ini bukan surat asli, kau hanya ingin mengeruk semua milikku bukan? Makanya kau ingin menjadi istriku." Ucap dia malah berperasangka yang aneh-aneh terhadap aku saat itu.

Aku langsung mengerutkan kedua alisku menatapnya dengan penuh kesal dan kebencian, aku datang menemuinya hanya ingin memberitahu dia soal hal ini, aku juga tidak mengharapkan dia akan menerima semua ini dan bertanggung jawab atas bayi dalam kandunganku tersebut, namun nyatanya dia lebih menyakitkan untukku daripada yang aku pikirkan sebelumnya.

"Cukup tuan! Jika anda memang tidak bersedia untuk bertanggung jawab atas perbuatan anda sendiri kepada saya, saya tidak keberatan sama sekali sebab saya tahu malam itu saya juga di jebak seseorang dan di masukkan ke dalam kamar anda jadi saya juga tidak akan memaksa anda untuk bertanggung jawab terhadap saya apalagi menikahi saya dan menjadikan saya istri anda, saya tidak menginginkan semua itu, saya hanya ingin memberitahu anda mengenai anak anda sendiri, selebihnya anda mau mengakui bayi ini atau tidak itu tergantung diri anda sendiri, saya permisi tuan Jenson." Ucapku dengan tegas sambil menahan air mata yang sudah menggendong di pelupuk mataku saat itu, dengan cepat aku segera memakai wig dan topiku secepatnya lalu keluar dengan memakai masker dan kacamata hitam secepatnya.

Aku keluar dan mengambil kartu identitas milikku sampai aku bertemu dengan Rasya yang sudah menungguku di samping motornya sejak tadi, saat bertemu dengannya aku langsung berdiri terdiam dan tidak berani untuk membuka kacamata hitam yang aku kenakan saat itu, sebab mataku tengah menangis dan tidak bisa berhenti untuk mengeluarkan air mata saat itu, sementara aku tidak ingin Rasya melihat diriku yang begitu kacau dan berantakan seperti ini.

Jadi aku melarang dia saat dia hendak membuka kacamata hitamku saat itu.

"Ros apa kamu baik-baik saja?" Tanya dia sambil hampir saja memegangi kacamataku saat itu.

"Aku baik-baik saja Rasya. Ayo kita pulang." Ajak ku kepadanya dan dia pun mengurungkan niatnya yang hampir memegangi kacamata yang aku pakai saat itu.

Dia hanya bisa menghembuskan nafas pelan dan segera memberikan helm miliknya kepadaku, dia memahami aku dan tidak pernah memaksa aku untuk bercerita kepadanya, dia langsung mempersilahkan aku untuk naik ke motornya dengan cepat dan aku segera melakukannya.

Aku juga tidak mau berlama-lama di tempat yang membuat luka paling dalam lagi untukku, sebenarnya aku juga menyesal sudah mau menemui pria seperti tuan Jenson itu, yang memandang segala sesuatu hanya dengan uang, bahkan hal sensitif dan begitu untuk seperti ini saja dia masih menggunakan uang untuk menyelesaikan permasalahan yang dia perbuat denganku, dimana hal seperti ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang semata saja.

Dan aku sangat membenci hal itu, sedangkan disisi lain tuan Jenson memperhatikan Tos dari ruangan kantornya, dia juga menyaksikan dengan jelas dari atas sana ketika Ros naik ke atas motor seorang pria di belakang dirinya dan hal itu membuat tuan Jenson yang sebelumnya tersadar dan sedikit mempercayai Ros kini justru malah semakin tidak mempercayai Ros, sebab melihat hal tersebut di depan matanya.

"CK....dia bahkan datang menemui aku dengan membawa seorang pria bersamanya, jika pun dia sungguh hamil paling itu adalah bayi dari pria tersebut, meski aku yang pertama tidak berarti dia tidak melakukannya lagi dengan orang lain setelah melakukannya denganku, dia kan wanita malam." Gerutu tuan Jenson saat itu.

Dia sama sekali tidak mengetahui siapa Ros sebenarnya dan meski Ros sudah bicara panjang lebar di hadapan dia dan sudah mengatakan bahwa dirinya selebritis terkenal, tapi tetap saja tuan Jenson ini sama sekali tidak terlalu menanggapi ucapannya maka dari itu dia tidak mengingat apa yang sebelumnya di katakan oleh Ros kepada dirinya.

Dia masih tetap saja mengira bahwa Ros adalah wanita panggilan yang dengan sengaja dimasukkan oleh temannya atau pun oleh ibunya yang selalu mendesak dia agar segera menikah dan harus memiliki anak secepatnya sebab usia tuan Jenson saat ini sudah 29 tahun dan itu sudah seharusnya waktu yang matang untuk dia menikah dan memiliki keluarga sendiri, tidak terus bergantung kepada ibu dan ayahnya.

Walaupun kedua orangtuanya tersebut memang sangat kaya raya dan memiliki banyak aset dimana-mana.

Sedangkan aku selama perjalanan aku tidak bisa berhenti menangis, terus saja aku terisak sendiri dan berusaha keras untuk menyembunyikan tangisanku ini dari Raya tetapi sekuat apapun aku menyembunyikannya tangisan ini, tetap saja Rasya mengetahuinya, dia tiba-tiba saja menghentikan motornya di pinggir jalan dan segera turun lebih dulu, lalu membantu aku untuk melepaskan helm di kepalanya dengan cepat, dan dia akhirnya mengetahui bahwa aku memang menangis tersedu-sedu saat itu.

"Ros ....sudahlah kenapa kamu menangis sampai seperti ini, ceritakan kesakitan kamu padaku, kau harus membaginya pada orang lain agar hatimu tida terlalu sakit, setidaknya meski aku tidak bisa memberikan solusi yang tepat untukmu, tetapi aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu agar kamu bisa merasa lega setelah menceritakannya padaku." Ucap Rasya yang sangat perhatian kepadaku.

"Hiks...hiks...Rasya kenapa kau sangat baik seperti ini, aku menjadi merasa bersalah karena selalu merepotkan kamu dalam segala hal selama ini hiks...hiks, aku tidak tahu bagaimana aku akan membalas semua kebaikanmu ini." Balasku kepadanya sambil terus menangis tanpa henti.

Sampai Rasya tiba-tiba saja memelukku dan dia terus menepuk pundakku pelan dan sesekali mengusap kepalaku dengan lembut sambil berusaha menenangkan aku.

"Sudah Ros...jika kamu memang tidak bisa menceritakan semuanya sekarang kamu bisa mengatakannya padaku saat kamu sudah tenang, atau jika kamu memang tidak ingin mengatakannya lagi, kau bisa tidak bercerita denganku, tetapi kau harus berhenti menangisi pria seperti dia." Ucap Rasya sambil mengusap sisa air mata di pipiku saat itu.

"Rasya aku tidak ingin membahasnya lagi, dia benar-benar pria yang brengsek." Balasku kepadanya di sela tangisanku.

Rasya tersenyum kepadaku dan dia mengangguk menyetujui apa yang baru saja aku katakan kepadanya tentang pria tersebut.

"Iya aku tahu dia pria yang buruk, dia tidak pantas bersanding denganmu, sudah jangan menangis lagi ya, aku bisa menikahi kami jika kamu merasa resah dengan statusmu nantinya, kita bisa membesarkan bayi di dalam perutmu bersama-sama." Ucap dia membuat aku sangat kaget mendengarnya.

"AA...AA..apa? Kamu mau menikahi aku?" Tanyaku kepadanya saat itu.

Aku tidak ingin membuat kehidupan Rasya menjadi sia-sia karena dia menikah wanita yang sudah hamil di luar nikah seperti aku ini, terlebih aku adalah mantan aktris dengan banyak sekali rumor yang aku terima selama aku menjadi selebritis di negara ini.

Aku tidak mau melibatkan orang lain pada masalahku sendiri terlebih aku juga tidak menyukai Rasya meski dia sudah bersikap sangat baik kepadaku.

Aku tidak bisa memaksa diriku sendiri ataupun Rasya agar menikah denganku hanya untuk mendapatkan sebuah status biasa di masyarakat.

"Rasya....tidak perlu, kita tidak saling mencintai dan kamu pantas mendapatkan cinta dari wanita yang lebih baik dariku, kamu tidak bisa menghancurkan masa depanmu karena aku, meski aku tidak memiliki status yang jelas aku tidak masalah, setelah bayi ini lahir aku akan pergi ke luar negeri dan memulai hidup yang benar-benar baru disana, kamu juga tidak akan repot lagi dengan adanya aku." Balasku kepadanya.

Namun yang tidak aku duga Rasya malah melarang aku untuk pergi ke luar negeri saat itu dan dia malah meminta agar aku tetap tinggal dengannya.

"Ros untuk apa kamu ke luar negeri, kamu bisa tetap tinggal denganku, selamanya juga tidak masalah, aku tidak akan pernah merasa terbebani oleh dirimu." Balas Rasya yang benar-benar membuat aku semakin merasa tidak enak kepadanya.

Karena dia terlalu baik untuk manusia yang sudah tidak suci lagi sepertiku.

Tapi untuk saat itu aku hanya bisa menanggapi ucapannya dengan anggukan saja, aku tidak mau membuat dia mencemaskan aku lagi, dan membuat dia terlalu banyak mendapatkan kesulitan hanya karena memikirkan masalah ku yang tidak ada sangkut pautnya dengan dia sedikit pun.

Episodes
1 Ros
2 Kehilangan Hal Berharga
3 Diusir
4 Menemui Tuan Jenson
5 Bertemu Tuan Jenson
6 Mencaritahu
7 Melahirkan
8 Memberikan Nama
9 Nayla dan Rasya
10 Mengantar Teguh
11 Menjemput Teguh
12 Bertengkar Dengan Teguh
13 Melarikan Diri
14 Masalalu
15 Memutuskan
16 Bermimpi
17 Hari Kelulusan
18 Segera Pergi
19 Gagal Melarikan Diri
20 Di Perjalanan Pulang
21 Mempercepat Pindah
22 Bertemu Rasya dan Nayla
23 Melihat Mike dan Desi
24 Bekerja di Butik
25 Kekesalan Tuan Jenson
26 Salah Naik Taxi
27 Didesak Teguh
28 Menemui Nenek
29 Mencari Teguh
30 Menjemput Teguh
31 Menemui Tuan Jenson
32 Diobati Tuan Jenson
33 Diantar Pulang
34 Sangat Kaget
35 Rencana Roy
36 Kenyataan Tentang Rasya dan Nayla
37 Pilihan Yang Sulit
38 Kejadian Memalukan
39 Bertemu Mike
40 Kesenangan Tuan Jenson
41 Kecemasan Desi
42 Di Meja Makan
43 Kekesalan Tuan Jenson
44 Diketahui Teguh
45 Kembali Syuting Iklan Pertama
46 Memberikan Semangat
47 Merasa Heran
48 Bermain Dengan Tuan Jenson
49 Salah paham
50 Memilih Gaun
51 Rencana Desi dan Mike
52 Mengungkapkan Perasaan
53 Sebuah Kesalahan
54 Hari Pernikahan
55 Dibela Tuan Jenson
56 Berusaha Jadi Istri Yang Baik
57 Menonton TV
58 Ke Kantor Tuan Jenson
59 Penjelasan Tuan Jenson
60 Kecemburuan Ros
61 Bertemu Nenek
62 Bicara Dengan Tuan Jenson
63 Mengatakan Keinginan
64 Mike Sebagai Juri
65 Mengobrol Dengan Moris
66 Mengejar Desi
67 Dijemput Tuan Jenson
68 Dikecupnya Tiba-tiba
69 Ketahuan
70 Mendesakku
71 Ditertawakan Roy
72 Mengobati Kaki Tuan Jenson
73 Pengumuman Tasting
74 Perhatian Tuan Jenson
75 Keinginan Teguh
76 Di Kamar Tuan Jenson
77 Bersama Seutuhnya
78 Rencana Liburan
79 Perihal Nama Panggilan
80 Panggilan dari Produser
81 Rapat Bersama
82 Bertabrakan dengan Moris
83 Kedatangan Tuan Jenson
84 Ketahuan Moris
85 Kejahatan Desi
86 Diikuti Seseorang
87 Bertemu Nayla
88 Kepikiran
89 Di Pesawat
90 Berebut Ros
91 Siap Tidur
92 Sekretaris Roy Bertemu Moris
93 Berlibur
94 Bercanda Dengan Tuan Jenson
95 Kabar Mengejutkan
96 Menyembunyikan Dahulu Identitas
97 Banyak Wartawan
98 Diikuti
99 Menduga Pelakunya
100 Pertemuan Ketiga Moris dan Roy
101 Menenangkan Desi
102 Masa Lalu Desi
103 Kebenaran Yang Terungkap
104 Solusi Terbaik
105 Merasa Cemas Tak Menentu
106 Mendesak Desi
107 Berhasil Membawa Pulang Rasya
108 Rahasia Rasya
109 Kesialan Desi
110 Keadaan Desi
111 Pergi Ke Lokasi Syuting
112 Kekonyolan Moris
113 Hampir Celaka Oleh Mike
114 Menangis
115 Menenangkan Diri
116 Pulang
117 Membujuk Tuan Jenson
118 Menjelaskan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ros
2
Kehilangan Hal Berharga
3
Diusir
4
Menemui Tuan Jenson
5
Bertemu Tuan Jenson
6
Mencaritahu
7
Melahirkan
8
Memberikan Nama
9
Nayla dan Rasya
10
Mengantar Teguh
11
Menjemput Teguh
12
Bertengkar Dengan Teguh
13
Melarikan Diri
14
Masalalu
15
Memutuskan
16
Bermimpi
17
Hari Kelulusan
18
Segera Pergi
19
Gagal Melarikan Diri
20
Di Perjalanan Pulang
21
Mempercepat Pindah
22
Bertemu Rasya dan Nayla
23
Melihat Mike dan Desi
24
Bekerja di Butik
25
Kekesalan Tuan Jenson
26
Salah Naik Taxi
27
Didesak Teguh
28
Menemui Nenek
29
Mencari Teguh
30
Menjemput Teguh
31
Menemui Tuan Jenson
32
Diobati Tuan Jenson
33
Diantar Pulang
34
Sangat Kaget
35
Rencana Roy
36
Kenyataan Tentang Rasya dan Nayla
37
Pilihan Yang Sulit
38
Kejadian Memalukan
39
Bertemu Mike
40
Kesenangan Tuan Jenson
41
Kecemasan Desi
42
Di Meja Makan
43
Kekesalan Tuan Jenson
44
Diketahui Teguh
45
Kembali Syuting Iklan Pertama
46
Memberikan Semangat
47
Merasa Heran
48
Bermain Dengan Tuan Jenson
49
Salah paham
50
Memilih Gaun
51
Rencana Desi dan Mike
52
Mengungkapkan Perasaan
53
Sebuah Kesalahan
54
Hari Pernikahan
55
Dibela Tuan Jenson
56
Berusaha Jadi Istri Yang Baik
57
Menonton TV
58
Ke Kantor Tuan Jenson
59
Penjelasan Tuan Jenson
60
Kecemburuan Ros
61
Bertemu Nenek
62
Bicara Dengan Tuan Jenson
63
Mengatakan Keinginan
64
Mike Sebagai Juri
65
Mengobrol Dengan Moris
66
Mengejar Desi
67
Dijemput Tuan Jenson
68
Dikecupnya Tiba-tiba
69
Ketahuan
70
Mendesakku
71
Ditertawakan Roy
72
Mengobati Kaki Tuan Jenson
73
Pengumuman Tasting
74
Perhatian Tuan Jenson
75
Keinginan Teguh
76
Di Kamar Tuan Jenson
77
Bersama Seutuhnya
78
Rencana Liburan
79
Perihal Nama Panggilan
80
Panggilan dari Produser
81
Rapat Bersama
82
Bertabrakan dengan Moris
83
Kedatangan Tuan Jenson
84
Ketahuan Moris
85
Kejahatan Desi
86
Diikuti Seseorang
87
Bertemu Nayla
88
Kepikiran
89
Di Pesawat
90
Berebut Ros
91
Siap Tidur
92
Sekretaris Roy Bertemu Moris
93
Berlibur
94
Bercanda Dengan Tuan Jenson
95
Kabar Mengejutkan
96
Menyembunyikan Dahulu Identitas
97
Banyak Wartawan
98
Diikuti
99
Menduga Pelakunya
100
Pertemuan Ketiga Moris dan Roy
101
Menenangkan Desi
102
Masa Lalu Desi
103
Kebenaran Yang Terungkap
104
Solusi Terbaik
105
Merasa Cemas Tak Menentu
106
Mendesak Desi
107
Berhasil Membawa Pulang Rasya
108
Rahasia Rasya
109
Kesialan Desi
110
Keadaan Desi
111
Pergi Ke Lokasi Syuting
112
Kekonyolan Moris
113
Hampir Celaka Oleh Mike
114
Menangis
115
Menenangkan Diri
116
Pulang
117
Membujuk Tuan Jenson
118
Menjelaskan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!