Janin Yang Tidak Dianggap

Janin Yang Tidak Dianggap

Ros

Namaku Ros aku adalah seorang aktor sekaligus model terkenal di negaraku, siapa yang tidak mengenaliku, semua orang selalu menyapaku menyebut aku secantik bunga ros sesuai dengan nama yang aku miliki, aku selalu hidup di penuhi dengan banyak materi dan di kelilingi orang-orang yang sayang kepadaku, tapi rupanya itu hanya pemikiran belakangku saja, ternyata disaat kita sudah sukses justru akan semakin banyak orang yang tidak menyukai kita termasuk pada diriku.

Hari ini aku baru saja selesai syuting film acting terbaruku sekaligus film action pertama yang aku mainkan, cukup memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga untukku karena biasanya aku hanya mendapatkan job bermain drama romantis dan fantasi saja, tetapi kini aku bahkan sudah bisa di akui dalam dunia film action yang tentu saja dalam menjalani projects ini lebih sulit di bandingkan projects lain yang sudah biasa aku mainkan selama ini.

Aku punya meneger yang merupakan kakak kandungku sendiri tapi dia sama sekali tidak memiliki wajah yang mirip denganku, kedua orangtua kami sudah meninggal dunia, bahkan aku tidak pernah tahu apa alasan kepergian mereka yang secara tiba-tiba tersebut, aku hanya berpikir mungkin itu sudah takdir aku dan kakakku.

Semenjak ibu dan ayah meninggal kakak yang mengurusi aku dan bekerja untuk membiayai sekolahku, tetapi aku juga tetap ikut bekerja dengan mengambil job model kecil-kecilan saat aku masih di universitas dahulu, dan hasil dari jerih payah kami berdua sudah terbayarkan saat ini.

"Ros...kamu berkeringat sekali, ini minum dulu kau jangan sampai mengesampingkan kesehatanmu," ucap kakakku memberikan minum untukku.

Aku menerimanya dengan senang hati dan langsung ku teguk hingga habis.

Kami segera ulang karena syuting hari ini sudah selesai dan berjalan dengan lancar.

Namun saat aku hendak masuk ke dalam mobil tiba-tiba saja datang kak Mike memanggil kakakku sehingga kakak menyuruh aku untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu saat itu.

Yah...Mike adalah pria yang sudah di cintai oleh kakakku dalam waktu yang sangat lama mereka juga sudah bersahabat sangat dekat selama ini, tapi tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka berdua karena sampai sekarang mereka masih belum menjadi pasangan kekasih juga, padahal aku sudah sangat menantikan hal itu agar kakak bisa bahagia dengan kak Mike dan dia tidak perlu mengurusi aku lagi seperti ini.

"Desi...." Teriak Mike kepadanya saat itu.

Desi terlihat begitu senang, sebuah senyuman lebar tergambar sangat jelas di wajahnya dia melihat Mike menghampiri dirinya dan langsung berbicara dengan dia saat itu.

"Ada apa Mike kenapa kau berlari terburu-buru seperti itu?" Tanya Desi kepadanya.

"Desi ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu, bisakah kau meluangkan waktu untukku malam ini?" Ujar Mike kepadanya.

"Kebetulan aku luang malam ini, jadi aku akan datang. Dimana kita akan bertemu?" Balas Desi dan bertanya balik mengenai tempatnya.

"Bagaimana jika di restoran hotelku, nanti aku akan kabari kamu dimana tempat tepatnya, oke." Balas Mike sambil memegangi tangan Desi dan segera saja dia pergi dengan cepat dan melambaikan tangannya pada kakakku.

Aku terus saja memperhatikan wajah kak Desi saat pertama kali masuk ke dalam mobil saat itu, wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum dan aku tahu dia pasti merasa sangat senang karena Mike memegangi tangannya seperti tadi, aku juga menjadi penasaran dengan apa yang sudah mereka bicarakan di luar sana sampai membuat kakakku terlihat sebagai itu.

"Ekhm....cie...cie...kak apa yang dia bicarakan padamu kenapa kamu terlihat begitu senang seperti itu, apa kalian..." Ucapku terus menduga-duga sendiri.

"Aishh...diam, kau ini selalu saja berbicara sembarangan, dia tidak mengatakan apapun tapi Mike mengajakku untuk bertemu di restoran hotelnya, dia bilang ada hal penting yang ingin dia katakan padaku." Balas kak Desi kepadaku.

"Apa? Kak...aku yakin jangan-jangan kak Mike mau mengungkapkan perasaannya kepadaku, kau harus dandan cantik untuk malam ini jika begitu," balasku kepadanya.

Kakak langsung menghempaskan pemikiranku karena sebelumnya dia pernah mendengar sesuatu dari mulut kak Mike yang mengatakan bahwa dia menyukai seorang wanita, tapi dia takut untuk mengungkapkan perasaannya tersebut.

"Hmm...itu belum tentu, bukankah Mike bilang dia menyukai seseorang, bisa saja seseorang itu bukan aku, kau jangan membuat aku semakin berharap banyak dengannya, ayo pak jalankan mobilnya." Balas kakakku yang langsung saja terlihat menjadi lesu.

Aku segera menghibur dirinya karena aku tidak ingin melihat dia terus sedih seperti itu hanya karena seorang pria yang tidak jelas seperti kak Mike ini.

"Kakakku sayang, sudahlah jangan galau begini dong, nanti kamu jadi jelek lagi, sudah..sudah...jangan di pikirkan lagi," ucapku menghibur kakak sambil memeluknya dengan erat hingga berhasil membuat kakakku tersenyum lagi saat itu.

Sampai malamnya tidak kakak pergi sendiri dan dia tidak mau aku antarkan saat itu, dia terlihat begitu bersemangat karena sudah membuat janji dengan kak Mike, hingga sesampainya dia disana, Mike sudah duduk di salah satu kursi yang di sediakan dan di tata rapih disana.

"Desi silahkan duduk," ujar Mike sambil mendorongkan kursi untuk Desi.

Hal tersebut semakin membuat Desi merasa senang dan dia juga mulai berharap banyak bahwa Mike akan mengungkapkan perasaannya kepada dia malah itu.

Hingga tidak lama dia pelayan yang memainkan biola datang dan memberikan lagi romantis di antara mereka berdua juga Mike yang tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah cincin dari jas yang dia kenakan saat itu.

Lalu Mike tiba-tba turun dari kursinya dan berjongkok di bawah kaki Desi saat itu.

"Aku sangat mencintaimu selama ini, maukah kamu menjadi kekasihku, teman hidupku dan terus menikah denganku?" Ucap Mike kepada Desi yang membuatnya sangat kaget sampai hampir terharu saat itu.

Namun disaat Desi sudah tersenyum lebar dan dia hampir menganggukkan kepala dan menjawab ucapan dari Mike tiba-tba saja Mike langsung berdiri dan dia malah berbicara mengenai Ros kepada Desi saat itu.

Yang ternyata semua yang dia lakukan barusan hanyalah sebuah gladi yang akan dia lakukan untuk Ros nantinya.

"Aahhh... bagaimana apakah menurutmu itu pengungkapan cintaku sudah bagus? Aku belajar sangat lama untuk bisa melakukan ini pada Ros, bagaimana menurutmu Desi," ucap Mike yang membuat hati Desi seketika menjadi hancur.

Dia baru saja di bawa melayang sangat tinggi tapi seketika di jatuhkan dengan sangat kencang ke dasar bumi, hingga hatinya hancur berkeping-keping.

Desi sangat kesal dan dia sudah mengepalkan kedua lengannya dengan kuat dia mengeratkan giginya dan berusaha untuk tidak menunjukkan kekesalan dan rasa sakit ini kepada Mike saat itu.

"Desi...Desi....ada apa denganmu? Apa rencanaku untuk mengungkapkan cinta pada Ros sangat buruk ya?" Tanya Mike yang merasa bingung melihat Desi hanya diam saja seperti itu kepadanya.

"Iya...buruk...kau sangat buruk sekali, lagu tadi, biolanya dan tempat ini sangat tidak cocok untuk Ros, termasuk kau, kau tidak cocok sama sekali untuk bersanding dengan adikku. Brak!" Ucap Ros dengan kencang menggebrak meja tersebut lalu pergi dengan perasaan kesal saat itu juga.

Mike tidak mengejarnya sama sekali dia hanya berdiri sambil mengacak rambut belakang kepalanya dengan kasar dan dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada Desi saat itu, sebab yang dia tahu Desi tidak pernah marah dengannya meski dia melakukan kesalahan apapun selama ini.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat begitu marah padaku? Apa ada ucapanku yang salah?" Gerutu Mike dengan mengerutkan kedua alisnya merasa semakin bingung saat itu.

Desi terus saja menangis dengan tersedu-sedu sambil menyetir di tengah malam seorang diri, dia benar-benar sangat kesal dan membenci apa yang baru saja dilakukan oleh Mike kepadanya termasuk dia juga mulai membenci adiknya Ros karena dia selalu di sukai oleh banyak orang yang memiliki banyak penggemar di luar sana yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang begitu besar kepada dirinya, sedangkan dia sendiri selama ini hanya hidup di belakang layar adiknya, walau sebelumnya Desi tidak masalah dengan semua itu asalkan Mike masih ada di sampingnya namun kini Desi merasa bahkan Mike yang dia anggap orang paling spesial untuknya juga malah memilih adiknya Ros dibandingkan dirinya yang sudah lama berteman dengan Mike sejak di sekolah dasar hingga sebesar saat ini.

"Aaarrghhkkk....aku benci Mike...aku benci Ros, aku benci semua orang di dunia ini!" Teriak Desi sangat kencang saat itu.

Dia benar-benar sangat frustasi sekali dan tidak bisa pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini, sehingga dia justru malah pergi ke bar yang ada di sekitar sana seorang diri, dengan perasaan yang hancur dan pikiran yang sudah sangat kacau Desi pergi ke bar dan meminum banyak minuman sendirian.

Tetapi karena dia sudah biasa dan sangat kuat meminum alkohol jadi dia masih cukup sadar saat itu meski jalannya sudah agak sempoyongan.

Tidak sengaja di saat Desi tengah menikmati minuman di tangannya dia mendengar seorang pelayan yang berbicara dengan seseorang di sampingnya saat itu yang tengah mencari perempuan untuk memuaskan nafsu bosnya.

"Sayakan minta untuk hari ini kenapa kau membatalkannya apa kau mau mati hah!" Bentak pria tersebut dengan mata merah dan sangat kasar pada pelayan di bar tersebut.

"Maafkan saya tuan tetapi wanita itu kabur jadi saya tidak bisa mencari gantinya dalam waktu yang cepat tolong maafkan saya, saya janji besok akan mencari gantinya yang lebih bagus dari dia, tolong jangan p*kuli saya tuan, saya mohon." Balas pelayan tersebut.

Desi mulai memiliki ide yang sangat buruk dalam benaknya kala itu dan dia langsung menghampiri kedua pria yang tengah bertengkar hebat saat itu, dan dia malah menawarkan adiknya sendiri kepada pria yang tengah mencari wanita malam saat itu.

"Hei....lepaskan dia, aku bisa memberikanmu wanita yang sangat cantik dan masih tersegel," ucap Desi dengan tatapan sinis dan begitu picik pada pria tersebut.

Pria yang berbadan kekar itu langsung melepaskan cengkeramannya pada pelayan disana dan langsung menatap tajam pada Desi saat itu.

"Siapa kau beraninya ikut campur dengan urusanku, apa kau tidak tahu siapa aku hah?" Bentak pria botak tersebut cukup menakutkan.

"Aku tidak tahu siapa kau tapi sekali lagi aku katakan aku bisa memberikan kau wanita yang cantik, terkenal dan masih tersegel untukmu malam ini juga." Balas Desi kepada pria tersebut yang membuat pria itu semakin tertarik sebab dia takut dengan bosnya.

"Mana wanitanya aku harus melihat wajahnya dahulu, bosku hanya menginginkan wanita yang bersih dan cantik." Balas pria tersebut.

Sebuah senyuman licik terpancar jelas pada wajah Desi saat itu dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan wajah Ros kepada pria tersebut hingga membuat pria itu juga pelayan disana langsung tertawa dengan keras dan tidak mempercayai apa yang ditunjukkan oleh Desi saat itu.

"Ahahaha...kau mau menipuku juga ya, apa kau tidak tahu foto siapa yang kau tunjukkan, orang mabuk sepertimu masih saja mau berbisnis dasar wanita konyol," ucap pria itu yang langsung saja di balas oleh Desi saat itu juga.

"Diam kalian semua! Aku benar-benar bisa membawa selebritis terkenal ini untuk datang kemari, kalau kalian tidak mempercayai ucapanku, tunggulah disini aku akan menghubunginya dan membuat dia datang kemari dalam waktu yang cepat!" Balas Desi saat itu.

"Baiklah baiklah ayo lakukan apapun itu kami akan menunggumu melakukannya, tapi jika sampai kau berbohong maka kau sendiri yang harus menggantikan wanita itu, bagaimana?" Ucap pria botak yang licik tersebut.

"Tentu." Balas Desi saat itu yang langsung menyetujuinya karena dia sangat yakin bahwa adiknya Ros yang polos dan baik hati itu akan mudah dia tipu.

Langsung saja Desi mengirimkan sebuah pesan minta tolong kepada Ros dan mengatakan bahwa dirinya tengah mabuk berat di salah satu barndan di goda banyak pria, sehingga tentu saja hal itu membuat Ros yang baru mendapatkan pesan tersebut langsung panik dan pergi secepatnya ke bar tersebut.

Sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh Desi sebelumnya, Ros benar-benar datang ke bar tersebut dalam waktu yang sangat cepat dan dia langsung menghampiri Desi yang berpura-pura mabuk saat itu.

"Astaga...Desi apa kau baik-baik saja? Desi bangun Desi," ucapku terus mencemaskan kondisinya saat itu.

Padahal di sisi lain Desi sudah bekerjasama dengan dua pria di belakangnya yang kini sangat kaget melihat aktris terkenal Ros benar-benar datang ke tempat tersebut.

Mereka pun mulai melanjutkan rencananya dan memberikan sebuah minuman kepada Ros saat itu juga.

Sedangkan Desi langsung berperan dengan pura-pura mabuk dan memaksa Ros untuk meminum minuman yang sudah di beri obat p*rangsang di dalamnya.

"Ros...apa itu kau...ahahaha...Ros ku yang cantik kau benar-benar datang," ucap Desi saat itu sambil memegangi wajah Ros dan di hatinya sudah sangat membenci Ros.

"Iya Desi ini aku, ayo cepat kita pergi dari sini, disini berbahaya untukmu," ucapku sambil hendak memapahnya namun Ros malah menyuruh aku meminum minuman yang sudah terlanjur dia pesan sebelumnya.

"Ros....ayolah kau minum dulu ini, aku ingin minum denganmu walau hanya sekali seumur hidup, bukankah kau juga tidak masalah jika minum satu tegukan saja, lagi pula kau kuat minum lebih daripada aku bukan?" Ucap Desi kepadaku.

Dia terlihat sangat aneh malam ini, jelas-jelas dia tahu kalau aku tidak pernah minum dan memang aku tidak kuat meminum minuman keras seperti itu, tetapi dia terus memaksaku yang membuat aku tidak bisa menolaknya lagi sebab dia mengancam tidak akan pulang sebelum aku meminumnya da bersulang dengan dia saat itu.

"Desi aku menyetir aku sungguh tidak bisa meminumnya," ucapku jujur padanya.

"Baiklah aku tidak akan pulang jika kau tidak minum aku mau tidur disini saja," ucap Desi membuat aku sangat cemas tidak karuan dan merasa bingung tidak menentu.

"Aaahhh...jangan begitu Desi, oke aku akan menurutimu, aku minum ini aku minum," ucapku padanya.

Di saat aku tengah meminumnya sedikit saja tiba-tiba Desi menyentuh gelasnya dan terus mendorong gelas itu ke mulutku dia memaksa aku untuk meneguk semua minuman di gelas itu dan aku terpaksa meminumnya karena itu terlalu refleks saat dia mendoronga gelasnya pada mulutku.

Terpopuler

Comments

Seroja

Seroja

Rose

2024-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Ros
2 Kehilangan Hal Berharga
3 Diusir
4 Menemui Tuan Jenson
5 Bertemu Tuan Jenson
6 Mencaritahu
7 Melahirkan
8 Memberikan Nama
9 Nayla dan Rasya
10 Mengantar Teguh
11 Menjemput Teguh
12 Bertengkar Dengan Teguh
13 Melarikan Diri
14 Masalalu
15 Memutuskan
16 Bermimpi
17 Hari Kelulusan
18 Segera Pergi
19 Gagal Melarikan Diri
20 Di Perjalanan Pulang
21 Mempercepat Pindah
22 Bertemu Rasya dan Nayla
23 Melihat Mike dan Desi
24 Bekerja di Butik
25 Kekesalan Tuan Jenson
26 Salah Naik Taxi
27 Didesak Teguh
28 Menemui Nenek
29 Mencari Teguh
30 Menjemput Teguh
31 Menemui Tuan Jenson
32 Diobati Tuan Jenson
33 Diantar Pulang
34 Sangat Kaget
35 Rencana Roy
36 Kenyataan Tentang Rasya dan Nayla
37 Pilihan Yang Sulit
38 Kejadian Memalukan
39 Bertemu Mike
40 Kesenangan Tuan Jenson
41 Kecemasan Desi
42 Di Meja Makan
43 Kekesalan Tuan Jenson
44 Diketahui Teguh
45 Kembali Syuting Iklan Pertama
46 Memberikan Semangat
47 Merasa Heran
48 Bermain Dengan Tuan Jenson
49 Salah paham
50 Memilih Gaun
51 Rencana Desi dan Mike
52 Mengungkapkan Perasaan
53 Sebuah Kesalahan
54 Hari Pernikahan
55 Dibela Tuan Jenson
56 Berusaha Jadi Istri Yang Baik
57 Menonton TV
58 Ke Kantor Tuan Jenson
59 Penjelasan Tuan Jenson
60 Kecemburuan Ros
61 Bertemu Nenek
62 Bicara Dengan Tuan Jenson
63 Mengatakan Keinginan
64 Mike Sebagai Juri
65 Mengobrol Dengan Moris
66 Mengejar Desi
67 Dijemput Tuan Jenson
68 Dikecupnya Tiba-tiba
69 Ketahuan
70 Mendesakku
71 Ditertawakan Roy
72 Mengobati Kaki Tuan Jenson
73 Pengumuman Tasting
74 Perhatian Tuan Jenson
75 Keinginan Teguh
76 Di Kamar Tuan Jenson
77 Bersama Seutuhnya
78 Rencana Liburan
79 Perihal Nama Panggilan
80 Panggilan dari Produser
81 Rapat Bersama
82 Bertabrakan dengan Moris
83 Kedatangan Tuan Jenson
84 Ketahuan Moris
85 Kejahatan Desi
86 Diikuti Seseorang
87 Bertemu Nayla
88 Kepikiran
89 Di Pesawat
90 Berebut Ros
91 Siap Tidur
92 Sekretaris Roy Bertemu Moris
93 Berlibur
94 Bercanda Dengan Tuan Jenson
95 Kabar Mengejutkan
96 Menyembunyikan Dahulu Identitas
97 Banyak Wartawan
98 Diikuti
99 Menduga Pelakunya
100 Pertemuan Ketiga Moris dan Roy
101 Menenangkan Desi
102 Masa Lalu Desi
103 Kebenaran Yang Terungkap
104 Solusi Terbaik
105 Merasa Cemas Tak Menentu
106 Mendesak Desi
107 Berhasil Membawa Pulang Rasya
108 Rahasia Rasya
109 Kesialan Desi
110 Keadaan Desi
111 Pergi Ke Lokasi Syuting
112 Kekonyolan Moris
113 Hampir Celaka Oleh Mike
114 Menangis
115 Menenangkan Diri
116 Pulang
117 Membujuk Tuan Jenson
118 Menjelaskan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ros
2
Kehilangan Hal Berharga
3
Diusir
4
Menemui Tuan Jenson
5
Bertemu Tuan Jenson
6
Mencaritahu
7
Melahirkan
8
Memberikan Nama
9
Nayla dan Rasya
10
Mengantar Teguh
11
Menjemput Teguh
12
Bertengkar Dengan Teguh
13
Melarikan Diri
14
Masalalu
15
Memutuskan
16
Bermimpi
17
Hari Kelulusan
18
Segera Pergi
19
Gagal Melarikan Diri
20
Di Perjalanan Pulang
21
Mempercepat Pindah
22
Bertemu Rasya dan Nayla
23
Melihat Mike dan Desi
24
Bekerja di Butik
25
Kekesalan Tuan Jenson
26
Salah Naik Taxi
27
Didesak Teguh
28
Menemui Nenek
29
Mencari Teguh
30
Menjemput Teguh
31
Menemui Tuan Jenson
32
Diobati Tuan Jenson
33
Diantar Pulang
34
Sangat Kaget
35
Rencana Roy
36
Kenyataan Tentang Rasya dan Nayla
37
Pilihan Yang Sulit
38
Kejadian Memalukan
39
Bertemu Mike
40
Kesenangan Tuan Jenson
41
Kecemasan Desi
42
Di Meja Makan
43
Kekesalan Tuan Jenson
44
Diketahui Teguh
45
Kembali Syuting Iklan Pertama
46
Memberikan Semangat
47
Merasa Heran
48
Bermain Dengan Tuan Jenson
49
Salah paham
50
Memilih Gaun
51
Rencana Desi dan Mike
52
Mengungkapkan Perasaan
53
Sebuah Kesalahan
54
Hari Pernikahan
55
Dibela Tuan Jenson
56
Berusaha Jadi Istri Yang Baik
57
Menonton TV
58
Ke Kantor Tuan Jenson
59
Penjelasan Tuan Jenson
60
Kecemburuan Ros
61
Bertemu Nenek
62
Bicara Dengan Tuan Jenson
63
Mengatakan Keinginan
64
Mike Sebagai Juri
65
Mengobrol Dengan Moris
66
Mengejar Desi
67
Dijemput Tuan Jenson
68
Dikecupnya Tiba-tiba
69
Ketahuan
70
Mendesakku
71
Ditertawakan Roy
72
Mengobati Kaki Tuan Jenson
73
Pengumuman Tasting
74
Perhatian Tuan Jenson
75
Keinginan Teguh
76
Di Kamar Tuan Jenson
77
Bersama Seutuhnya
78
Rencana Liburan
79
Perihal Nama Panggilan
80
Panggilan dari Produser
81
Rapat Bersama
82
Bertabrakan dengan Moris
83
Kedatangan Tuan Jenson
84
Ketahuan Moris
85
Kejahatan Desi
86
Diikuti Seseorang
87
Bertemu Nayla
88
Kepikiran
89
Di Pesawat
90
Berebut Ros
91
Siap Tidur
92
Sekretaris Roy Bertemu Moris
93
Berlibur
94
Bercanda Dengan Tuan Jenson
95
Kabar Mengejutkan
96
Menyembunyikan Dahulu Identitas
97
Banyak Wartawan
98
Diikuti
99
Menduga Pelakunya
100
Pertemuan Ketiga Moris dan Roy
101
Menenangkan Desi
102
Masa Lalu Desi
103
Kebenaran Yang Terungkap
104
Solusi Terbaik
105
Merasa Cemas Tak Menentu
106
Mendesak Desi
107
Berhasil Membawa Pulang Rasya
108
Rahasia Rasya
109
Kesialan Desi
110
Keadaan Desi
111
Pergi Ke Lokasi Syuting
112
Kekonyolan Moris
113
Hampir Celaka Oleh Mike
114
Menangis
115
Menenangkan Diri
116
Pulang
117
Membujuk Tuan Jenson
118
Menjelaskan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!