Sayangnya aku sama sekali tidak bisa menyelidiki kasus itu, terlebih saat ini pemberitaan tentangku masih belum benar-benar hilang, meskipun aku tahu sudah tidak sebanyak dulu lagi masyarakat yang mengidolakan aku, tetapi aku tahu mereka para fans ku di luar sana pasti masih cukup marah dan merasa kecewa atas apa yang sudah aku lakukan kepada mereka semua.
Aku hanya bisa tertunduk dan diam membisu tanpa bisa melakukan apapun ketika aku dalam kondisi seperti ini, sampai tidak lama Rasya mulai kembali bertanya kepada.
"Ros....kenapa kamu diam, kamu selebritis terkenal, kamu punya banyak cinta di luar sana, karyamu dan semua senandungmu itu sangat bagus, aku sangat mengidolakan kamu bahkan sejak kamu masih mengikuti perlombaan sebelumnya." Ucap Rasya kepadaku.
"Itu dulu, bukan saat ini Rasya." balasku kepadanya.
"Kenapa begitu, mau dulu atau sekarang kamu tetap bisa bersinar dengan caramu sendiri, kamu hanya perlu percaya pada dirimu dan jangan memikirkan pendapat orang lain tentangmu, kamu bisa memulainya lagi dari awal, kabar ini lama kelamaan pasti akan hilang juga." balas Rasya kepadaku.
"Maafkan aku Rasya, tetapi dunia hiburan tidak sama dengan dunia nyata kita, banyak sekali orang-orang yang akan saling menggeser posisi kita, banyak juga yang tidak menyukai aku meski aku selalu melakukan yang terbaik untuk mereka, begitu pula dengan managerku, dia kakakku, dia orang yang sudah merawat aku dan melindungi aku sejak aku kecil, meski sekalipun dia adalah pelakunya, aku tidak akan tega untuk mengungkap semua ini, biarlah hubunganku dan dia cukup sampai disini, tapi aku tidak ingin menyulitkannya." Balasku kepada Rasya saat itu.
Dia tiba-tiba saja memeluk aku dengan sangat erat dan dia menepuk pelan punggungku saat itu, mendapatkan perlakuan seperti itu darinya, benar-benar membuat aku merasa terharu, sebab selama ini aku berjuang sendirian di dasar jurang penderitaan, tanpa ada sesiapapun yang mengetahui rasa sakitku, aku sungguh benar-benar seperti orang yang dibuang setelah aku melakukan satu kesalahan saja, padahal aku sama sekali tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun, aku tidak pernah merasa memiliki dendam dan menyulitkan hidup orang lain, tetapi entah kenapa aku harus mengalami hidup seperti ini.
"Sudah.....kamu tidak pantas untuk bersedih, kamu orang yang sangat baik Rosa....aku mempercayai itu, sekalipun di seluruh dunia ini sudah tidak ada yang memihak dirimu, percayalah bahwa masih ada aku yang akan menjadi satu satunya orang, berdiri paling depan untuk dirimu." Ucap dia kepadaku saat itu.
Aku sangat senang dan langsung saja tersenyum dengan lebar kepadanya, aku langsung mengangguk kepada dia dengan tegas, dia benar-benar manusia paling baik yang pernah aku temui sejauh ini, bahkan Mike sendiri, yang aku anggap sebagai orang yang sangat aku percayai dan orang yang aku pikir sangat baik kepadaku, dia bisa mengusir aku dan membuang aku layaknya seperti sampah yang sudah tidak berharga lagi, bahkan kakakku sendiri juga melakukan hal yang sama, tetapi aku di pertemukan dengan manusia seperti Rasya, nyatanya cinta fans bisa sebesar ini, padahal dia baru saja bertemu denganku beberapa waktu yang lalu tetapi dia sudah sebaik ini padaku.
Membantu aku mencarikan rumah, memberikan pekerjaan kepadaku, bahkan dia mau mengantarkan ke rumah sakit dan mengaku bahwa dia adalah ayah dari bayi yang ada di dalam kandunganku ini, yang bahkan aku sendiri tidak tahu siapa ayahnya sebenarnya.
"Ros...aku mau bertanggung jawab atas bayi yang kamu kandung, tapi aku pikir ayahnya perlu tahu soal ini, kamu harus menemui pria itu, bukankah kamu bilang pria tersebut meninggalkan nomor ponsel dan sebuah nama padamu terakhir kalinya?" Ujar Rasya kepadaku saat itu.
"Tapi Rasya aku tidak yakin, saat malam itu aku berada dalam pengaruh obat yang sangat berat, aku tidak mengingat wajah pria itu sama sekali, aku sungguh tidak tahu apapun." Ujarku kepadanya.
"Aku akan menemani kamu untuk menemuinya, kamu tidak perlu mencemaskan hal itu," balas dia meyakinkan aku lagi.
Aku pun langsung mengangguk dengan patuh, setelah aku pikirkan apa yang diucapkan oleh Rasya memang benar, apapun jawaban dari pria itu nantinya, yang pasti aku sudah memberitahu dia bahwa dia meninggalkan seorang anak di dalam kandunganku, dan sebagai ayahnya tentu dia harus tahu, aku juga harus menikah dengan dia, setidaknya untuk memberikan sebuah status yang jelas untuk aku dan bayi ini.
Aku menuruti apa yang dikatakan oleh Rasya dan kami mulai menghubungi nomor ponsel pria itu yang aku masih simpan saat ini.
Hingga sebuah suara yang berat dan terdengar begitu tegas menjawab panggilan dariku, aku segera mengatakan siapa aku dan meminta untuk bertemu dengannya.
"Siapa ini?" Tanya pria tersebut dari sebrang sana.
"A....AA...aku...aku wanita yang bersamamu malam itu, kau mungkin sudah melupakan aku, tapi aku tidak melupakanmu, aku ingin kita bertemu, karena ada hal yang ingin aku katakan padamu, ini sangat penting." Balasku kepada pria itu dengan sebelah tanganku yang menggenggam tangan Rasya dengan begitu erat.
"Datanglah ke perusahaan JS Entertainment, katakan kau tamu dari tuan Jenson." Ucap pria itu dan panggilan pun langsung terputus begitu saja.
"Ee ..eee...ehh, tunggu hallo...hei..halo apa yang kau bilang?" Ucapku kepadanya.
Rasya menatap ke arahku dengan membulatkan matanya sempurna, dia juga segera menanyakan mengenai apa yang di katakan pria tersebut kepadaku saat itu.
"Kenapa? Apa dia tidak mau bertemu denganmu?" Tanya Rasya padaku.
"Bukan begitu, tapi dia bilang aku harus datang ke perusahaan JS Entertainment, kamu tahu kan perusahaan itu adalah perusahaan yang sangat besar dan itu adalah perusahaan saingan dari perusahaan tempat dulu aku debut, mereka pasti akan mengenali aku, jika aku pergi ke sana," balasku kepadanya saat itu.
Rasya langsung mengerutkan kedua alisnya dengan kuat dan terlihat dia berpikir keras saat itu untuk memikirkan solusi yang bisa dia berikan untukku saat itu.
"Aaahh.. bagaimana jika kamu menyamar saja, kamu bisa memakai wig yang lebih besar ataupun kamu bisa memakai masker dan kacamata, kamu bisa membukanya ketika bertemu dengan orang tersebut, agar dia bisa mengenalimu, dan nanti minta saja agar hanya ada kamu dan dia di ruangnya, bagaimana?" Ucap Rasya padaku.
Aku masih takut dan belum yakin untuk menampakkan diriku pada orang-orang di luar sana, aku sungguh takut penyamaran yang sudah sangat aku jaga selama ini akan terbongkar, aku tidak bisa menerima hujatan yang begitu keras dari banyak orang yang memiliki mulut sangat tajam terhadapku, aku sungguh tidak bisa mendengar semua ucapan yang bisa menyakiti hatiku lagi.
Aku baru saja ingin sembuh tidak mungkin harus membuka luka lama itu kembali, aku masih belum siap jika harus menghadapi hal se menyekitkan dulu lagi.
Jadi saat Rasya mengatakan hal itu, aku hanya bisa tertunduk dengan lesu, terus diam membisu, aku tidak bisa menjawabnya sama sekali.
"Maafkan aku Rasya, tapi aku sangat takut, sungguh aku merasa sangat cemas, aku tidak bisa jika harus bertemu banyak orang seperti dulu lagi, aku takut Rasya." Ucapku kepadanya.
"Kenapa kamu harus takut Ros, kamu tidak salah, kamu buka orang yang seperti mereka anggap terhadap dirimu, kamu tidak melakukan kesalahan apapun, kamu harus percaya pada dirimu sendiri, kebenaran tidak akan timbul jika kamu terus bersembunyi seperti ini, aku merasa sedih atas dirimu jika kamu tidak melakukan apapun dan malah harus terlupakan seperti ini." Ucap Rasya sambil memegangi kedua pundakku dengan begitu erat saat itu.
Dia juga memberikan tatapan yang sangat lekat padaku dan dia terus mengangguk seakan memberikan sebuah dukungan dan keyakinan yang kuat untukku saat itu.
Namun hal itu masih belum cukup untuk membuat aku berani melangkah melakukan hal itu, aku masih takut jika ternyata pria yang bersama denganku malam itu mengenali aku atau dia mengambil kesempatan dariku dan hal lainnya, terlebih aku tahu dia adalah orang dari perusahaan musuh dari tempat aku meniti karir sebelumnya.
"Bagaimana jika penyamaranku terbongkar? Atau bagaimana jika pria itu tidak mau bertanggung jawab atas bayiku, aku tidak mau merasakan sakit hati lagi Rasya." Balasku kepadanya.
"Aku masih terlalu lemah, aku tidak sekuat yang kamu pikirkan, aku ini bukan Ros yang penuh percaya diri seperti dulu lagi, aku tidak seperti itu Rasya, aku hanya takut orang-orang akan semakin membenci aku, jika aku kembali muncul di depan publik." Tambahku lagi kepdanya.
Lagi dan lagi Rasya langsung menenangkan aku, dengan memelukku sangat erat dan dia terus mengusap rambutku dengan begitu lembut, aku sangat senang, karena masih bisa memiliki seseorang seperti dia, yang masih mau memperdulikan aku dan mau ada sebagian orang yang terus menemani aku seperti ini.
"Maafkan aku Ros, maaf jika aku memaksamu seperti itu, aku tidak akan memaksa dirimu, jika memang kamu tidak sanggup untuk pergi biar aku saja yang pergi, aku akan mengatakan semuanya kepada orang itu." Balas Rasya padaku.
Aku sama sekali tidak menginginkan permintaan maaf darinya, karena dia sama sekali tidak salah, jadi aku tidak mau dia meminta maaf kepadaku sampai seperti itu.
"Tidak Rasya...aku tidak butuh maaf darimu, kamu tidak bersalah, akulah yang seharusnya berterimakasih kepadamu, kamu terlalu baik untuk manusia seperti aku, kamu sangat baik Rasya aku, yang bersalah karena datang menjadi beban dalam hidupmu." Balasku kepadanya.
"Tidak Ros...kamu bukan beban, kamu berlian bagiku, kamu orang yang aku kagumi dan aku cintai, mungkin dulu aku hanya bisa menatapmu dari televisi saja, tetapi sekarang aku senang bisa memelukmu dan menggenggam tanganku secara langsung, ini kebahagiaan yang luar biasa untukku, jadi jangan berkata seperti itu lagi." Balas Rasya yang semakin membuat aku terharu dengan semua kebaikannya.
"Rasya.... Kenapa kamu harus sebaik ini denganku, kamu manusia atau malaikat, aku sangat bersyukur bisa di pertemuan dengan orang seperti kamu." Balasku memeluknya dengan lebih erat.
Sampai ke esokan paginya aku tetap memilih untuk pergi dengan Rasya, setelah aku pikirkan lagi, tidak mungkin aku membiarkan Rasya pergi seorang diri menemui pria yang yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan dia, pria itu jelas tidak akan mempercayai Rasya, jika hanya dia yang pergi sendirian, jadi aku memutuskan untuk tetap pergi menemui pria tersebut sesuai dengan janji yang dia katakan di panggilan telpon denganku saat itu.
Aku pikir pria itu adalah salah satu karyawan di perusahaan JS Entertainment, maka dari itu dia meminta aku datang ke tempat kerjanya, jadi aku segera menyamar dan sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik, tentunya dengan bantuan dari Rasya.
Aku pergi dengan rasa yang masih cemas, tapi selama perjalanan pergi ke sana Rasya terus meyakinkan aku, dia mengantar aku dengan motornya dan dia menunggu aku di luar sebab dia tidak bisa masuk ke dalam perusahaan karena tidak membawa kartu pengenalnya saat itu.
Aku bahkan sudah membuat kartu pengenal ku sendiri jadi aku bisa masuk untuk menemui tuan Jenson tersebut, sejak awal mereka meminta aku menunjukkan kartu pengenal sebelum masuk ke dalam sana, aku sudah merasa heran mengata pengamanannya harus seketat ini.
"Apa dia seorang direktur? Sampai pengamanannya harus seketat ini?" Batinku memikirkan saat itu.
Aku tidak bisa menyalahi aturan disana, dan untungnya aku sudah membuat identitas baru, jadi aku tidak akan di ketahui oleh mereka semua, setelah menunjukkan kartu identitas diriku barulah aku di ijinkan untuk masuk sedangkan Rasya harus menungguku di luar, aku sebenarnya sangat merasa cemas karena Rasya tidak bisa ikut menemaniku saat itu, tetapi aku tidak boleh menunjukkan rasa cemas itu di hadapan Rasya aku tidak mau membuat dia mencemaskan diriku.
"Rosa...apa kamu yakin bisa pergi sendiri? Atau jika tidak, biarkan aku pulang dulu dan membawa kartu identitas diriku, kita bisa pergi bersama nantinya." Balas dia padaku.
"Tidak usah, aku tidak mau merepotkan dirimu, aku bisa kok, lagi pula dia mungkin bukan pria yang jahat, kamu tenang saja." Balasku padanya dan melepaskan tangan Rasya yang menggenggam tanganku saat itu.
Dia pun membiarkan aku pergi dan aku segera mengikuti seorang wanita yang akan mengantarkan aku menuju ruangan yang sudah di siapkan oleh pria tersebut, aku tidak menduga jika pria itu masih bisa mengingat aku, padahal ini sudah beberapa Minggu berlalu, terus saja aku di bawa menaiki ke lantai atas sampai tiba di depan sebuah ruangan yang tertutup wanita itu mempersilahkan aku untuk masuk dan dia bahkan membukakan pintunya untukku.
"Silahkan nona, tuan Jenson sudah menunggu anda di dalam sana." Ujar wanita itu kepadaku.
Aku segera mengangguk dan masuk ke dalam dengan menguatkan diriku sendiri.
Saat aku masuk ku lihat ada seorang pria yang berdiri di depan dinding kaca yang ada di ujung ruangan saat itu.
Aku segera berjalan mendekatinya dan langsung menyapa dia dengan sebaik yang aku bisa, karena aku tidak mengenali dia, aku pun menyapanya dengan panggilan yang dikatakan oleh wanita tadi sebelumnya, sebagai bentuk menghormati dirinya.
"Permisi tuan Jenson." Ucapku sambil membungkuk kecil padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments