Luki yang berada di samping Marvel, mewakili untuk turun dari motor dan menghampiri Mei. Pemuda itu membuka tas yang ia bawa dan memberinya beberapa uang berwarna merah kepada gadis yang sudah berani menghadang jalan mereka.
Luki dengan senyum seringainya berjalan menuju ke arah Mei. Sedangkan Marvel hanya memperhatikan keduanya. Setelah Luki sampai di depan gadis itu, ia memberikan uang sebagai ganti rugi yang diminta Mei.
"Kamu butuh ini, kan?" Luki memegang uang itu di tangannya sambil ia buat kipas-kipas, seolah-olah Luki sedang mempermainkan Mei terlebih dahulu. Terdengar tawa mereka begitu kencang melihat Luki yang mengipas-ngipaskan uang itu sambil berjalan mengitari Mei yang masih terdiam.
Luki berhenti tepat di samping Meisie, setelah itu ia memberikan uang itu tapi dengan cara yang membuat Mei menjadi marah. Bagaimana tidak, Luki mencolek dagu gadis itu dengan uang yang dibawanya.
"Kurang ajar."
Rupanya perlakuan Luki memancing amarah gadis itu. Dengan cepat, Mei memberikan pukulan pada perut Luki. Pemuda itu kesakitan, setelah itu tendangan demi tendangan Luki dapatkan tanpa ampun.
Mei bukanlah gadis biasa. Ia memiliki kemampuan bela diri yang lagi-lagi diajarkan oleh sang Daddy. Hanya dengan beberapa detik, pemuda itu lari dan kembali mengendarai motornya.
Meisie pun berkata kepada geng motor itu dengan lantang. "Jangan mentang-mentang kalian ditakuti oleh orang-orang sini, kalian pikir aku juga takut. Aku tidak butuh uang itu. Aku hanya butuh permintaan maaf dari kamu. Tapi sepertinya percuma bicara dengan pemuda tidak berguna seperti kalian. Dasar sampah jalanan!"
Setelah mengatakan hal itu, Mei pun kembali ke motornya dan pergi meninggalkan kawanan geng motor itu. Dengan gaya khasnya, Mei dengan lincah mengendarai motor sport itu tanpa kesulitan. Marvel terdiam, tapi dalam hatinya menyimpan sejuta tanda tanya. Siapa gadis itu? Berani sekali dia menantang geng motornya.
"Ah brengsek tuh cewek, awas saja kalau ketemu lagi, bakal aku bikin dia bertekuk lutut. Sudah berani-beraninya dia mempermalukan aku." gerutu Luki sambil memegangi wajahnya yang memar-memar karena terkena pukulan dari Mei.
"Bro, kenapa kamu diam saja, seharusnya kamu lakukan sesuatu kepada gadis itu. Berani sekali dia menantang kita. Pokoknya kita harus buat gadis itu menyesal."
"Dia seorang cewek, kita tidak pernah melawan seorang wanita. Sudahlah, ayo kita pergi!" Marvel kembali menghidupkan mesin motornya. Kawanan geng motor itu kembali menerabas jalanan. Di sepanjang jalan, pikiran Marvel tidak pernah lepas dari gadis yang baru saja ia temui. Ada hal yang menarik perhatiannya. Dia sangat berbeda dari kebanyakan gadis yang lainnya. Untuk sejenak Marvel menarik ujung bibirnya. Senyum itu sedikit menghiasi wajah Marvel yang tertutup helm motor.
*
*
*
Di sebuah rumah sederhana namun masih terlihat begitu adem dan asri, seorang pria yang sudah berusia 60 tahunan. Mendekati Mei yang saat itu sedang berdiri melihat pemandangan anak-anak yang sedang bermain bola dari teras rumahnya. Mei menatap keasyikan anak-anak kampung itu. Sang Kakek, pak Surya terlihat berbicara kepada sang cucu yang sudah seminggu lebih ini tinggal di rumahnya.
"Apa yang kamu pikirkan, Nak? Kamu rindu dengan rumah?"
Mei menoleh ke arah sang kakek dan tersenyum. "Mei justru ingin lebih lama tinggal di sini, Kek. Di sini suasananya asyik dan menenangkan, Mei bisa berekspresi dengan bebas di sini. Mei bisa nyanyi sesuka hati di sini. Di rumah boro-boro. Daddy pasti udah mencak-mencak denger Mei nyanyi. Boleh ya Mei tinggal di sini sama kakek?" Ucapan sang cucu membuat pak Surya tertawa.
"Dari dulu Daddy kamu memang seperti itu. Kakek sih tidak masalah kamu tinggal bersama kakek. Aku dan nenekmu pasti tambah senang. Tapi, kamu harus minta izin dulu sama kedua orang tuamu."
Mei menghela nafasnya, sang Daddy pasti tidak mengizinkannya untuk tinggal lama-lama di rumah kakeknya. Tapi, bagaimanapun juga Mei tetap ingin tinggal bersama sang kakek. Ia pun memikirkan bagaimana cara untuk merayu sang Daddy agar setuju dirinya tinggal lebih lama di kampung halaman Naura.
Hingga tiba-tiba saja melintas di jalan depan rumah dan mereka berhenti untuk beristirahat, segerombolan geng motor yang pernah Mei temui. Iya, geng motor yang dipimpin oleh Marvel. Mei menatap sinis pada gerombolan geng motor itu. Seharusnya hari itu Mei menghajar pemuda itu. Tapi agaknya tenaganya sangat disayangkan hanya untuk sekedar menghiraukan pemuda-pemuda berandal itu.
Di saat Mei sedang memperhatikan pemuda-pemuda itu. Seketika Marvel pun menoleh ke arah rumah Pak Surya. Spontan Mei melototkan matanya saat Marvel melihat ke arah rumahnya.
"Bukankah itu gadis yang pernah marah-marah? Oh rupanya dia tinggal di sini, apa hubungannya dengan Pak Surya? Apa dia cucunya?" Batin Marvel saat melihat Mei ya sedang berdiri di teras rumah pak Surya.
"Apa lihat-lihat!" suara itu terdengar dari bibir Mei. Sang Kakek pun bertanya kepada cucunya. "Mei, kamu kenapa?"
"Oh nggak kok, Kek. Itu tuh mereka pernah bikin Mei kesal." gerutu Mei sambil menunjuk ke arah geng Marvel dan motornya. Pak Surya menoleh ke arah Marvel dan kawan-kawannya.
"Oh ... mereka, nggak usah dihiraukan. Mereka memang seperti itu." Ucap sang Kakek.
"Tapi, mereka itu udah bikin Mei gedek, Kek. Masa ya gerobak dorong Mei ditabrak sama tuh cowok yang berbaju kuning. Dan keselnya lagi dia nggak mau minta maaf. Emang dasar pemuda berandalan." umpat Mei dengan wajah ketusnya.
Pak Surya tersenyum saat Mei menunjuk ke arah pemuda yang memakai baju berwarna kuning, kemudian pria tua itu menjelaskan siapa sebenarnya pemuda yang ditunjuk oleh sang cucu itu. "Oh ... dia itu namanya Marvel, dia anaknya Bu Linda. Sebenarnya kakek juga kasihan sama pemuda itu, dulu dia itu pemuda yang baik, pendiem, ramah. Sejak perceraian kedua orang tuanya, dia jadi seperti itu."
Sejenak Mei terdiam, rupanya pemuda itu bernama Marvel. Dia baik, pendiem dan ramah ah mungkin itu cuma hoax. Mei tetap menganggapnya liar.Tak berselang lama, rombongan geng motor itu pergi. Mei melihat kepergian Marvel dan kawan-kawannya dengan tatapan menyelidik. Apa benar yang dikatakan oleh sang kakek?
*
*
*
Waktu berjalan semakin cepat, pada akhirnya Mei diizinkan oleh sang Daddy untuk tinggal di rumah pak Surya. Karena kebetulan Sam dan Naura harus terbang ke China untuk sesuatu hal. Dan mereka tidak mungkin meninggalkan Mei sendirian tinggal di rumah sebesar itu, meskipun banyak pelayan dan pengawalan di rumah. Mei lebih suka berada di rumah Pak Surya dan Bu Lani. Lagipula jarak kampus yang ditempuh dari rumah sang kakek tidak terlalu jauh. Mei bisa berangkat menggunakan motor matic bersama sang sepupu, Mia.
Hari ini, Mei pertama kali masuk ke kampus. Tentu saja ada serangkaian kegiatan untuk menyambut mahasiswa baru di Universitas di mana Mei akan kuliah. Kegiatan yang biasa disebut sebagai ospek itu harus Mei lakukan sebagai bentuk kegiatan penyambutan mahasiswa baru dan pengenalan lingkungan kampus.
Tentu saja, ketentuan dari BEM mengharuskan setiap mahasiswa baru untuk berpenampilan unik. Kali ini Mei sudah menyiapkan alat kuncir rambut dan kalung bawang putih dengan. Tak lupa tas kresek warna merah besar mereka gunakan sebagai tas. Bisa dibayangkan bagaimana penampilan mahasiswa baru itu di kampus.
Kali pertama Mei menginjakkan kakinya di kampus. Bagi mahasiswa cewek rambut mereka kuncir dengan tali rafia sebanyak lima kunciran. Sementara di dada di pasang papan nama yang bertuliskan nama mereka. Agar kakak-kakak senior mereka bisa tahu nama-nama satu persatu dari mahasiswa baru itu.
Bisa dibayangkan bagaimana penampilan Mei dan Mia yang baru saja datang ke kampus mereka. "Eh kira-kira diapain ya?" gerutu Mei sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah.
"Kita nurut aja, Mei. Namanya juga ospek." Balas Mia.
Sementara itu, ada sepasang mata yang tampaknya sedari tadi melihat kedatangan Mei yang baru saja masuk ke halaman kampus.
"Dia? Rupanya gadis itu kuliah di sini? Waahh asik nih, bisa ngerjain tuh cewek belagu!"
Senyum mengembang dari bibir seorang pemuda yang menjadi salah satu BEM di kampus itu. Ia berdiri di suatu tempat dengan pandangan matanya tertuju pada Mei. Iya, dia adalah Marvel.
Waktunya semua mahasiswa baru berkumpul. Mereka akan mendapatkan materi sebelum ospek dimulai. Untuk sejenak, Mei melihat seorang pemuda yang sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Ck, ngapain sih tuh orang lihat-lihat?" Mei terlihat memalingkan wajahnya dari tatapan mata Marvel. Karena sejatinya Mei belum tahu jika Marvel adalah pimpinan geng motor yang pernah bermasalah dengannya.
Tiba waktunya, Marvel yang memberikan materi. Kebetulan Mei berbaris di barisan paling depan. Ini adalah kesempatan Marvel untuk mengerjai gadis yang sudah berani menantang geng motornya.
"He kamu, maju ke sini!" tunjuk Marvel kepada Mei.
"Saya, Kak?" jawab Mei sambil menunjuk dirinya.
"Iya kamu, siapa lagi!"
Mei pun melangkah untuk maju dan menghadap ke arah teman-teman mahasiswa barunya.
Marvel memperhatikan penampilan Mei dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kali ini Marvel benar-benar ingin mengerjai Mei hingga membuat gadis itu menyesal sudah berani melawan geng motornya.
"Apa ini? Kita sudah bilang bahwa rambut cewek harus dikuncir menjadi lima bagian. Kenapa kamu cuma 4? Ini juga, kalung bawang putihnya harus panjang bukan cuma pendek gini!" teriak Marvel sambil menahan tawanya.
"Loh, masa sih cuma 4, tadi 5 loh kak kunciran nya. Waahh ini pasti lepas gara-gara kena helm." Seru Mei membela diri sambil memegangi kepalanya yang ternyata memang benar kunciran rambutnya lepas satu.
"Terus! Kamu pikir kita akan memaafkan? Enak aja, itu sudah peraturan. Sekarang kamu lari sebanyak lima kali mengitari lapangan ini. Kalau tidak kamu tidak akan bisa lulus ospek." ucap Marvel dengan sinis. Sejenak Mei melihat lapangan yang luas itu, matanya membelalak sempurna ketika ia membayangkan harus berlari sebanyak 5 kali.
"Hah? Eh yang benar aja dong ngasih hukuman. Mengelilingi lapangan seluas stadion ini sebanyak 5 kali? Parah ya Kakak. Kalau saya pingsan gimana hayo? Mau nggak tanggung jawab. Sok-sokan nyuruh orang lari sejauh itu. Dasar kejam!" umpat Mei yang tak sengaja terdengar Mia, sang sepupu.
"Udah, Mei. Kita harus nurut apa kata senior, daripada kita dapat hukuman lebih berat lagi."
...**BERSAMBUNG...
VISUAL**.
Ini dia si Marvel. Si bad boy yang akhirnya jatuh cinta kepada gadis pengamen yang pernah dibencinya.
Meisie Listia Alfonso. Putri kesayangan Daddy Sam.
...MOHON MAAF JIKA VISUAL TIDAK SESUAI KEINGINAN. VISUAL HANYA KEHALUAN AUTHOR SAJA 🙏😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Suardi Suardi
suka visual nya👍
2023-09-30
0
iyel
next 😁
2023-05-07
0
Santi Joseph Rarsina
next
2023-05-06
0