2. Anggota baru yang meresahkan.

"Kamu jangan main-main Bian..!!! Semua orang sudah mendengar ucapan bodohmu itu. Apa Papa tidak mendidikmu sampai kamu harus bermalam sama laki-laki di dalam kost?? Sekarang nama Papa jelek.. Nama Mas Dewo ikut terseret. Makanya sebelum berucap dan bertindak harus di pikir dulu..!!!!!" Bentak Papa Sanca.

"Ampun Pa..!!! Bian nggak mau nikah dulu. Bian mau jadi perawat, pengen masuk tentara juga." Tolak Bian.

Bang Sadewa memang sangat kesal namun semua sudah terjadi. Ia pun tidak tega melihat tangis sedih Bian.

"Jadi bagaimana ini??? Rekan Papa satu Indonesia sudah memberikan selamat, semoga kembali cepat dapat cucu." Omel Papa Sanca.

"Ijin Dan. Mohon maaf saya lancang. Saya menerima apapun keputusannya, tergantung Dinda Sabian saja. Bersedia atau tidak untuk saya nikahi." Kata Bang Dewa.

"Jelas saja kau mau. Targetku adalah laki-laki yang kulitnya bersih, tidak hitam seperti Abangku atau Papaku. Skin care ku mahal.. makanya aku ingin kerja biar bisa beli apa yang aku mau. Aaahh.. pokoknya targetku bulan kamu. Lelaki impianku itu seperti Bang Hisyam." Cerocos Bian memanaskan hati.

Papa Sanca, Bang Rawa dan Bang Seba hanya diam mendengarnya. Saat itu Mbak Raya mendekat ingin menasihati Bian namun Bang Seba mencegahnya.

"Wajah saya ya begini, kulit saya memang hitam terbakar matahari, tapi apa yang saya kerjakan adalah pekerjaan halal. Besar kecilnya saya syukuri. Kalau kamu tidak ada rasa bangga terhadap saya.. saya pun tidak masalah. Biar do'a Ayah dan Ibu saya yang mengiringi langkah saya. Ayah saya hanya seorang prajurit berpangkat kecil. Hanya purnawirawan berpangkat Peltu tapi ibu saya tidak pernah mengeluh betapa pun beratnya hidup menjadi seorang istri tentara. Ibu saya menjalani hari sebagai pedagang kecil di pasar dan kadang menjadi tukang pijat kampung. Saya juga tidak pernah malu akan hal itu. Ubah pola pikirmu, hidup ini tidak akan menjadikanmu Nona selamanya." Jawab Bang Dewa mengeluarkan seluruh isi hatinya tanpa ada rasa takut.

Bian tersenyum kecil. Sekali lagi ia menatap paras wajah Bang Dewa yang tegas. Tangan pria itu sudah mengepal kuat menahan rasa emosi.

"Kalau kau memaksa menjadi suamiku, kau harus tahan dengan segala sikapku, termasuk diriku yang menolak hadirmu. Aku masih suka main bersama temanku, aku punya kehidupan yang tidak bisa kau ganggu. Aku ingin kebebasan dan tidak ingin anak dari kamu." Ancam Bian.

"Di dalam kepercayaan kita mengatakan bahwa istri harus menurut apa kata suami dalam artian sikap yang benar. Selama saya masih berada dalam garis lurus, kamu wajib mengikuti apa kata saya. Tapi jika saya menyimpang dari ajaran yang seharusnya, kamu boleh menuntut hak dan keadilanmu. Saya tidak mau tau.. menurut suami hukumnya wajib."

Papa Sanca dan kedua Abang pusing tujuh keliling mendengar adik dan calon iparnya berdebat namun juga tidak ada yang salah dari setiap jawaban Bang Dewa. Mbak Raya sudah ketar ketir sampai perutnya mulas.

"Bang.. mereka jangan di paksa..!!" Bisik Mbak Raya.

"Dindaa.. jangan lihat covernya. Bian akan selamat bersama Dewo. Percayalah.. Abang ini laki-laki, Abang paham maksud dan keinginan Dewo." Balas Bang Seba. "Kamu jangan berpikiran terlalu jauh. Abang saja yang mikir Bian."

"Oke, nikah ya nikah saja. Apa susahnya." Jawab Bian.

...

Melalui perdebatan dan perjuangan yang panjang akhirnya Bang Dewa menikahi Bian, gadis pecicilan, urakan dan usil tiada tara.

"Bian belum siap sekarang, besok saja Bian ikut sama kamu." Kata Papa Sanca sembari menggendong cucunya. "Hmm.. atau kamu pulang saja ke rumah Papa??"

"Biar saya di mess dulu Pa. Pelan-pelan saja supaya Bian juga bisa beradaptasi dengan keadaan." Bang Dewa bukannya mau menolak hidup bersama Bian, tapi ia sungguh menghindari hal yang tidak di inginkan termasuk pertengkaran yang mungkin saja terjadi di antara mereka.

Papa Sanca pun mengerti, beliau mengijinkan Bang Dewa mencari ruang dan memberi kepercayaan serta keputusan pada menantunya.

Bang Seba dan Bang Rawa pun mempercayakan segala sesuatunya pada Bang Dewa. Mereka menepuk bahu adik iparnya itu.

"Atas nama pribadi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini." Kata Bang Dewa.

"Ini sudah suratan. Termasuk kamu harus momong adikku yang luar biasa itu." Jawab Bang Seba.

Bang Dewa tersenyum simpul. Sungguh hatinya masih terasa mengambang namun tak ada sedikitpun rasa sesal dalam hatinya.

"Ijin Para senior..!! jika di ijinkan, apa bisa saya membawa Bian bertemu dengan orang tua saya?" Tanya Bang Dewa.

"Silakan..!! Itu hak mu. Saya rasa kalau ada niat baikmu seperti itu, kami pihak keluarga juga tidak akan menolak. Nanti salamkan pada orang tuamu dulu. Mohon maaf kami belum sempat datang kesana secara resmi karena keadaan."

"Siap."

***

Bang Dewa meletakan punggungnya pada sandaran ranjang. Sejenak ia memejamkan matanya teringat hari-hari bersama Melani. Rasa sakit itu masih terasa menghujam ulu hati. Dirinya masih tidak percaya wanita yang ia cintai bisa menusuk dirinya dari belakang. Kini dirinya tau Melani tidak menginginkan dirinya karena dirinya berasal dari keluarga yang tidak berada.

"Tega sekali kamu dek. Apa yang tidak Abang berikan untuk kamu. Berbahagialah kamu bersama pria pilihanmu dan Abang juga akan bahagia bersama gadis yang sudah Abang pilih." Gumamnya namun jelas keadaan tidak bisa membohongi hatinya yang tengah hancur lebur. Bang Dewa berdiri kemudian mengambil air wudhu berniat mengadukan semua pada Yang Maha Kuasa.

:

Tangis Bang Dewa pecah. Ia benar-benar menunduk pasrah. Sakit hatinya sungguh tidak terarah.

'Tuhan tolong beri aku jawaban atas semua takdirMu. Bagaimana caraku menjalani hari yang berat ini. Bisakah kau buka hati Sabian untukku? Dan bisakah Engkau menyadarkan hambaMu yang tiada daya ini.. bahwa hamba telah memiliki gadis yang harus kumuliakan dan kusayangi sepenuh hati. Tolong hambaMu ini Ya Tuhan, tolong..!!'.

Saking lelahnya menghadapi rasa sakitnya, Bang Dewa tertidur di atas sajadah.

~

Bang Dewa melewati jalanan berkabut, lirih ia mendengar suara tangis lirih. Suaranya begitu pilu menyayat hati. Tak tau mengapa hatinya tergerak mengikuti suara tersebut sampai di balik gelapnya kabut ia melihat sosok Sabian tengah menangis tanpa pakaian.

"Astagfirullah hal adzim.. kenapa kamu disini sendirian??" Bang Dewa segera melepas pakaiannya untuk menutupi tubuh Bian di balik gelap dan dinginnya hari.

"Bajuku tertiup angin, aku tidak tau jalan pulang. Mereka menyakitiku.. aku takut..!!" Ucapnya sembari menangis terisak.

"Siapa?? Siapa yang berani menyakitimu???? Cepat katakan..!! Biar kuhajar dia tanpa ampun..!!!" Jawab Bang Dewa tak main-main.

"Melani akan marah kalau Mas mendekatiku..!!"

Hati Bang Dewa terketuk dan terpukul, Bian sangat ketakutan bahkan gadis itu masih mengingat nama Melani.

"Mas janji akan menghapus namanya dalam hati dan hidupku. Mas janji akan menyayangi dan mencintaimu. Hanya ada nama Sabian yang akan kamu dengar dari bibirku. Belah dada ini jika aku mengingkari."

Bang Dewa berniat memeluk Bian namun bayang itu hilang dan ia hanya bisa menggenggam tangannya saja.

"Biaaaann..!!!" Bang Dewa tersentak kaget dan terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal. "Ya Allah Ya Rabb.. Bian..!!"

Bang Dewa mencari ponselnya dan menghubungi Bang Seba di hari menjelang pagi.

"Assalamu'alaikum.. Ada apa Wo. Ganggu kenikmatan aja." Jawab Bang Seba di seberang sana sembari mengucek matanya yang masih berat.

"Wa'alaikumsalam.. kirim nomer ponsel Bian Bang..!!"

"Iya nanti."

"Sekarang Bang, saya mau jemput Bian."

"Ini belum subuh Wo..!!!" Kata Bang Seba mendadak terserang jengkel.

"Kalau nggak di kirim, Bian saya culik tanpa persiapan..!!" Ancam Bang Dewa.

"Ada apa sih Wo.. Dewoooo..!!!! Abang lagi nggak bisa gerak nih. Tangan Abang di begal bumil."

"Ya sudah, saya otewe ke rumah panglima."

"Heeehh Letnan sarap..!!!!!" Bentak Bang Seba.

tuuuuuttt..

"Aseeeeemm.. Ono opo sih."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mutyanti Ummu Al Ghozi

Mutyanti Ummu Al Ghozi

iya ini sebelum cerita ini
cerita lain judulnya apa?

2023-10-14

1

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

alhamdulilah...💪💪💪

2023-09-02

1

mommyanis

mommyanis

do'anya bang Dewo langsung ditunjukkan jawabannya 👍👍👍

2023-07-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!