4. Kampung halaman.

Hari masih pagi dan ada tamu berkunjung ke rumah Dan Sanca. Dia adalah sahabat Bian.

"Kemarin baik-baik saja khan Bi.. Sekarang kamu demam begini." Kata Erika.

Dari balik pintu, Bang Rawa mengintip gadis cantik sahabat adik bungsunya.

"Iya, mungkin capek aja banyak kegiatan di kampus." Jawab Bian.

"Eehh Bi, di luar ada cowok ganteng. Siapa??" Tanya Erika.

"Yang mana, bukannya kamu sudah pernah tau Abangku??" Bian balik bertanya.

"Iihh.. aku sudah tau wajah Bang Seba, juga sudah sekilas tau wajah Bang Rawa.. tapi yang satunya tuh, yang pakai kaos hitam dan celana jeans." Kata Erika lagi.

"Oohh.. Mas Dewo." Jawab Bian santai.

"Ganteng Biiii.. kenalin donk..!!" Pinta Erika selayaknya seperti gadis lain yang suka melihat wajah tampan seorang pria beserta seluruh penampilan gagahnya.

"Nggak bisa, Dewo sudah nikah." Tiba-tiba ada seseorang yang menyela pembicaraan mereka berdua. "Kalau mau sama Abang deh. Abang masih nganggur. Sama gantengnya seperti Dewo khan..!!"

Erika tertawa mendengarnya. "Bang Rawa ada-ada saja."

"Lho Abang serius. Kalau kamu mau sama Abang, sekarang juga Abang lamar." Kata Bang Rawa.

"Ya sudah, langsung bilang Mama Papa ya..!! Erika tunggu Bang." Jawab Erika.

Mata Bang Rawa membulat besar antara percaya dan tidak dengan pendengarannya. "Jangan bercanda Rika. Abang serius."

"Kalau Abang serius. Rika pun serius Bang."

"Laaahh.. beneran nih gue jadi kawin??" Gumam Bang Rawa masih menyadarkan dirinya sendiri.

"Baaang..!!" Tegur Erika.

"Eeiya.. sabar ya Rika. Abang mau persiapan dulu..!!"

Erika mengangguk gemas melihat tingkah Bang Rawa yang luar biasa.

:

Papa Sanca dan Mama Hemas kaget sampai harus menyiapkan lamaran dadakan untuk calon istri Bang Rawa sedangkan Bang Seba harus segera kembali ke tempat tugas sekarang juga. Kini tinggalah Bang Dewa dan Bian di kamar hanya berdua saja karena si mbok juga sedang pergi ke pasar.

"Kamu nggak apa-apa?" Agaknya Bang Dewa juga merasa bersalah karena sudah membuat Bian menjadi syok.

"Apa maksudnya seperti itu semalam?? Saudara Bian saja tidak pernah sekurang ajar itu sama Bian." Tegur Bian.

Bang Dewa menggaruk kepalanya. Bingung darimana harus membuka pembicaraan dengan masalah seperti ini.

"Bian menjaganya dengan baik hanya untuk pria yang mencintai Bian dengan tulus. Bian tidak akan menyerahkan milik Bian yang paling berharga untuk laki-laki yang tidak berhak." Ucap Bian sejelas jelasnya.

"Tapi kita sudah menikah, tidak ada salahnya dan tidak berdosa jika melakukannya."

"Bian tau Mas, tapi Mas Dewo nggak cinta sama Bian. Semua hanya nafsu dan tidak ada rasa di antara kita." Tolak Bian.

"Lalu apa maumu? Melakukan hubungan suami istri juga adalah ibadah. Di luar semua rasa ragumu, Mas juga berdosa kalau tidak memberikan hakmu sebagai istri Mas."

"Bian nggak mau, kita batalkan saja pernikahan kita..!!!!!" Pekik Bian terlihat sangat stress dengan kejadian semalam.

"Mas minta maaf untuk kejadian semalam dan Mas tidak akan mengulangi lagi. Tapi tolong jangan minta pisah. Ayah dan ibunya Mas sudah tua. Beliau ingin punya menantu."

Mendengar permintaan Bang Dewo, Bian tidak sanggup menolak apalagi ini tentang orang tua sedangkan dirinya juga memiliki orang tua. Orang tua yang belum pernah mendapatkan balas kasih darinya. Bian menyadari kenakalannya sejak kecil sudah terlalu merepotkan kedua orang tuanya.

"Baiklah, hanya demi ayah ibu.. bukan demi Mas Dewo."

"Iya.. nggak apa-apa." Jawab Bang Dewa pasrah.

...

Kondisi Bian sudah semakin sehat. Malam ini Bang Dewa meminta ijin untuk membawa Bian ke kampung halamannya di kampung. Desa terpencil di kaki gunung kidul.

Perjalanan mereka tempuh menggunakan bus kota. Bian yang sebenarnya tidak biasa menggunakan kendaraan umum terus saja mual dan muntah. Kehidupannya sebagai Nona muda memang sangat kental namun ia juga bukan seorang wanita yang mudah menyerah dengan keadaan.

"Apa mau turun saja. Mas sewa mobil sendiri biar kamu nggak mabuk." Saran Bang Dewo.

"Nggak Mas, Bian nggak kuat aroma bus kota." Bian mencari posisi yang nyaman untuk duduk dan akhirnya sela leher Bang Dewo adalah spot paling nyaman. Aroma maskulin Bang Dewo membuatnya tenang.

Melihat Bian mulai tenang, Bang Dewa memakaikan jaketnya dan akhirnya istri kecilnya itu bisa tidur.

***

Pagi buta, di saat suara adzan belum terdengar.. mereka sudah sampai di kampung halaman Bang Dewa.

Menyusuri jalan persawahan, tak lama mereka tiba di rumah Bang Dewa tepat saat adzan subuh tiba.

Pintu rumah terbuka dan ibu tua melihat sosok berpakaian loreng berdiri di hadapannya.

"Ya Allah, Dewooo.. anakku. Akhirnya kamu bisa pulang juga Le." Ibu sampai menangis. Mungkin karena terlalu rindu dengan putra keduanya.

Seketika Bang Dewa bersimpuh mencium kaki ibunya. Ia menyimpan air mata yang selalu ia tahan di hadapan ibunya.

Sang ibu tertegun melihat sosok di samping Bang Dewa. "Ini siapa le?" Tanya ibu.

"Maaf Bu, Dewa baru bilang. Ini istri Dewa. Menantu ibu." Kata Bang Dewa mengenalkan Bian pada Ibunya.

Ibu memicingkan matanya di bawah temaram lampu. Bian menunduk takzim mencium tangan ibunya lalu bersimpuh karena sudah salah, menikah belum meminta restu ibu.

"Bian salah Bu. Tolong maafkan Bian belum berbakti sama ibu."

"Ya Allah Tuhan. Ndoro Ayu Sabian Tunggadewi." Pekik ibu kaget. "Ini benar Ndoro Ayu????"

Bian yang masih mabuk perjalanan darat segera lari menghindar. Bang Dewa segera menghampiri dan membantu Bian.

"Allahu Akbar.. apa menantuku sedang hamil????"

Bang Dewa sempat terkejut mendengarnya tak terkecuali Bian yang syok bukan main tapi saat melihat ibu bersujud syukur, hati Bang Dewa dan Bian menjadi tidak tega.

"Yaaah.. ayah.. bangun yah. Kita mau mendapat cucu. Menantu kita hamil."

"Haaah apa????" Ayah terbangun kaget. "Menantu siapa maksudmu Bu??"

"Menantu kita. Istrinya Dewo. Lagi hamil muda." Kata Ibu.

"Maas.. ini bagaimana?????" Seketika kaki Bian lemas, Bang Dewa pun sigap menahan tubuhnya.

"Nggak tau dek. Jalani saja dulu..!!"

...

Ayah sibuk menyiapkan kasur yang hangat khusus untuk menantunya sedangkan ibu memasak banyak makanan.

"Makan yang banyak Gusti Ayu..!!"

Bang Dewa masih belum paham. Ia masih menerka situasi.

"Ibu, gelar itu khiasan. Milik kesultanan. Bian juga rakyat biasa. Bian menantu ibu, istrinya Mas Dewo. Panggil nama saya Bian ya Bu.!!" Pinta Bian.

Ibu menangis dan memeluk menantunya. Tak menyangka Sekar Kedaton yang terkenal itu sungguh sangat rendah hati dan baik budi.

"Iya ndhuk." Ibu membelai pipi halus Bian. "Sini ibu pijati. Cucu ibu pasti capek selama dalam perjalanan."

Bang Dewa mengangguk karena tidak mungkin untuk menolak permintaan ibu.

:

Siang itu ibu menatap Bang Dewa dengan tatapan kecewa dan kesal.

"Dewo, apa kamu sering menyakiti hati istrimu?? Denyut calon bayimu belum terasa. Tidak teraba di tangan ibu. Kamu jangan buat istrimu banyak pikiran dan stress, semua mempengaruhi kandungannya."

Bibir Bang Dewa terasa terkunci. Bagaimana bisa terasa dan teraba sedangkan dirinya sekalipun belum pernah menyentuh Bian. Kejadian yang lalu hanya sekedar pengenalan bentuk tubuh saja dan tidak lebih dari itu.

"Tidak pernah Bu. Mas Dewo lembut dan sangat baik sama Bian." Bian yang menjawab saat Bang Dewo tidak sanggup bersuara.

Tak lama terdengar suara gaduh di depan rumah. Suara menubruk bale yang sangat kencang.

"Suara apa itu Mas??"

Belum ada penjelasan apapun, seorang pria terhuyung masuk ke dalam rumah ayah dan ibu. "Waahh.. ada perempuan cantik nih."

"Jaga matamu Mas. Bian istriku..!!" Bentak Bang Dewa melihat kelakuan Mas Siman yang menatap Bian dengan tatapan kurang ajar.

"Istri cantik begini, join lah..!!"

buugghh..

"Jaga sikap dan ucapanmu Mas. Bian wanita terhormat. Ibu dari anak-anakku..!!!"

baagghh.. buugghh..

Bang Dewa begitu terbakar amarah hingga menghajar kakak kandungnya tanpa ampun.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mira Lusia

Mira Lusia

lama fokus di trahnya bang rama sakti jadi blm kenal sama trah lainnya..mana namanya byk yg aamaan to

2024-10-01

0

mommyanis

mommyanis

saking lamanya selesai baca cerita diujung peluru 1,2&3...jadi harus mengingat kembali tokoh2 sebelumnya.

2023-07-17

3

Buna_Ama 🌹

Buna_Ama 🌹

maaf nih Thor , bukan nya istri nya bang sanca itu nama nya fiaa yaa ?? terus anak cewek nya nama nya Rara . kok jadi Hemas sama bian ?

2023-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!