Part 5 : Demit Sialan

Sementara itu di kediaman pak Aji, Tyas sedang mencoba untuk akrab dengan para penghuni rumah tersebut. Sebagai sesama seorang pekerja, Tyas tidak ingin menutup diri, apalagi untuk dirinya yang menjadi anak baru disini.

''Mbak, emang bapak sama ibu sudah lama ya ke luar kotanya?'' tanya Tyas memulai percakapan.

''Dari hari Jum'at, Yas, katanya sih besok siang pulangnya.'' jawab mbak Sela.

''Ohh, iya iya.'' jawab Tyas mengerti.

''Emm Mbak, aku 'kan bingung ya disini harus ngapain, jadi jangan sungkan-sungkan bimbing aku ya, hehe.'' ucap Tyas.

''Lah kamu 'kan kerjanya di kantor, Yas.'' sahut mbak Marni.

''Iya sih, tapi 'kan kalau di rumah nggak mungkin juga mau diem aja, aku bukan bosnya loh, Mbak, hehe.'' jelas Tyas polos.

Hahaha

Marni dan Sela langsung spontan tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Tyas yang apa adanya itu.

''Salah ya, Mbak?'' tanya Tyas bingung sembari nyengir.

''Nggak, nggak, kamu ini polos banget, santai aja, nanti lama-lama juga paham sendiri apa yang harus kamu lakukan, tapi, jangan semua pekerjaan rumah kamu bantu, nanti kita di potong gajinya, haha.....'' jawab mbak Marni sembari masih menahan gelak tawa.

''Hehe, iya Mbak, siap.'' jawab Tyas.

''Oh ya, aku 'kan belum tau juga kantornya dimana, besok gimana ya Mbak aku berangkat ke kantornya pak Aji?'' tanya Tyas lagi yang masih bingung.

Keberangkatannya ke kota ini memang bukan di awali dari kemauannya, ia menuruti kemauan bapaknya. Tyas tidak ingin membuat bantahan, ia tidak berani. Ia hanya bisa mengucapkan basmallah sebelum mengiyakan permintaan bapaknya. Lagipula ini bukan permintaan yang buruk.

''Nggak jauh sih kantornya, dekat kok. Oh iya, besok ngikut mas Adnan aja sekalian biar bareng ke kantornya.'' jawab mbak Marni.

''Mas Adnan tuh yang tadi nyupir ya, Mbak?'' tanya Tyas yang mencoba mengingat-ingat nama tersebut, karena takut salah orang.

''Iyups, setiap hari dia juga antar jemput sekolah anak-anak.'' jawab mbak Sela.

''Tapi, mas Adnannya mau nggak ya Mbak kalau aku ikut? soalnya aku malu, Mbak, hehe'' tutur Tyas ragu.

''Ya kenalan dong biar nggak malu, kamu juga nanti bakal sekantor sama dia.'' sahut mbak Marni yang masih berhadapan dengan tumpukan pakaian yang ia setrika.

''Besok tolong bilangin ya, Mbak..hehe'' pinta Tyas sungkan, namun, terpaksa.

''Oke.'' jawab mbak Marni bersedia.

''Mbak, pak Aji galak nggak sih?'' tanya Tyas setengah berbisik. Masih banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Marni dan juga Sela yang lebih senior di rumah ini.

''Nggak kok, tenang aja, Yas, pak Aji orangnya suka becanda, jadi siap-siap aja kalau sampai nanti ada yang deketin kamu, sudah bisa di pastikan bakal di ejek suruh cepet-cepet nikah.'' jawab mbak Marni.

''Aku takut di marahin, haha.'' akhirnya Tyas tertawa.

Hahaha

Kedua gadis itu pun juga ikut tergelak.

''Yaaa itu juga harus siap-siap.'' sahut mbak Marni menakut-nakuti.

''Ihh, serius Mbak?'' tanya Tyas benar-benar khawatir.

''Ya serius, namanya juga bos, kalau lagi ada masalah pasti emosi, makanya kamu hati-hati aja.'' ucap mbak Marni mengingatkan.

''Aku jadi deg-degan gini.'' ujar Tyas.

''Udah santai aja, baru juga nyampai, nanti lama-lama juga bakal terbiasa sama keadaan kayak apapun.'' ucap mbak Marni.

''Oke oke, makasih ya Mbak ... Oh ya, mbak Sela kemana tadi?'' tanya Tyas lagi.

''Sama-sama, di ruang tengah lagi nemani Tata main.'' jawab mbak Marni.

''Aku kesana dulu ya, Mbak.'' ucap Tyas pamit.

''Ohh, iya iya.'' jawab mbak Marni masih setia dengan tumpukan pakaian.

Dengan langkah was-was karena takut anaknya bos tidak menerimanya, ia melangkah pelan-pelan akan menghampiri mbak Sela dan Tata. Tata masih tampak semangat bermain, padahal ia baru tiga puluh menit yang lalu pulang dari playground.

''Ehh, Mbak Tyas, sini main sama Tata....'' panggil mbak Sela.

Tyas pun langsung duduk di samping Tata sembari menyapa gadis kecil itu.

''Waahhh Mbak dulu mainannya juga kayak gini lho, suka bikin rumah-rumahan juga.'' ucap Tyas.

''Oh ya?'' balas Tata.

''Hu'um.'' jawab Tyas.

Tyas malah semangat ikut bermain. Tata pun juga langsung tampak menerima kehadiran Tyas.

''Bagus rumah bikinan Mbak Tyas, Tata suka Tata sukaaa.....'' Tata bertepuk tangan senang.

''Yeeyyyy, toss dulu dooong.'' akhirnya Tyas dan Tata mulai lebih akrab melalui perantara mainan.

##

Setelah pak Rahman dan yang lainnya undur diri untuk beristirahat, Adnan masih terjaga di depan kamarnya sampai hampir tengah malam sembari bermain hp untuk membuka aplikasi menonton.

WUUUUSSSSHHHH

Tiba-tiba angin kencang seperti menyiram sesuatu di tubuhnya, terutama bagian wajah karena Adnan sampai merasa kelilipan sesuatu.

Adnan sangat terkejut dan langsung berdiri, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, semuanya tenang. Bahkan dedaunan pada pohon pun tidak ada yang bergerak secara berlebihan.

''Kenapa, Nan?'' tanya yang lain saat melihat sikap aneh Adnan.

''Nggak papa, di gigit semut.'' jawab Adnan berbohong, karena di sana ada temannya yang penakut, yaitu Arya

''Oohhh.''

Adnan benar-benar merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Padahal dia termasuk sosok yang pemberani, tapi, karena sekarang ini sangat mendadak jadi ia langsung kaget.

Apakah ini efek menonton film? Ah tidak juga, karena Adnan menonton film action.

Kenapa yang lain biasa-biasa saja?

Adnan semakin bergidik ngeri mengingat kejadian singkat yang ia alami baru saja.

Apakah hanya perasaannya saja? Tidak, karena Adnan benar-benar merasa ada sesuatu yang masuk ke dalam matanya sampai terasa perih hingga saat ini.

Adnan melihat jam di layar hpnya ternyata sudah menunjukkan pukul 23.55 WIB. Mungkin ini sebuah peringatan di suruh istirahat, begitu pikir Adnan.

Adnan tidak ingin bercerita dengan teman-temannya, karena jika ia menceritakan kejadian yang baru ia alami, maka sudah bisa di pastikan bakal ada yang ketakutan yaitu Arya, dia laki-laki tulen dan normal, tapi, jika sudah berurusan dengan makhluk halus atau cerita horor lainnya, ia benar-benar tidak berani.

Sebagai seorang teman yang baik, Adnan tidak mau keseringan jail pada temannya itu. Arya merupakan satu-satunya teman yang level kebaikannya di atas rata-rata. Laki-laki itu tidak pernah menunjukkan kemarahannya atas sikap dan perbuatan apapun yang ia terima.

''Ngantuk banget nih, tidur duluan ya!'' seru Adnan.

''Yaaaa!'' jawab beberapa temannya yang masih bertahan di sana.

Adnan langsung merebahkan tubuhnya, ia melihat di sekelilingnya, tidak ada apa-apa. Semakin ia pejamkan mata itu, semakin sulit untuk cepat tidur.

''Demit sialan!'' gerutu Adnan dalam hati.

Terpopuler

Comments

Sabrina

Sabrina

lanjut thor

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2 Part 2 : Sedikit Cemburu
3 Part 3 : Pernah Muda
4 Part 4 : Pertemuan Pertama
5 Part 5 : Demit Sialan
6 Part 6 : Saya Jinak Kok
7 Part 7 : Om-om
8 Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9 Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10 Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11 Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12 Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13 Part 13 : Calon Orang Sukses
14 Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15 Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16 Part 16 : Kalah Sama Bocil
17 Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18 Part 18 : Sangat Berjasa
19 Part 19 : Dasar Pecarang
20 Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21 Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22 Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23 Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24 Part 24 : Cukup Tau Aja
25 Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26 Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27 Part 27 : Reflek
28 Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29 Part 29 : Keringat Dingin
30 Part 30 : Kelewat Gaul
31 Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32 Part 32 : Happy Birthday
33 Part 33 : Semoga Berjodoh
34 Part 34 : Kamu Itu Beda
35 Part 35 : Manisnya Kelewatan
36 Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37 Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38 Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39 Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40 Part 40 : Nasi Padang
41 Part 41 : Calon Mertua?
42 Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43 Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44 Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45 Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46 Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47 Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48 Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49 Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51 Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52 Part 52 : Playboy Cap Cicak
53 Part 53 : Benar-benar Kompak
54 Part 54 : Sweet Banget
55 Part 55 : Mimpi
56 Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57 Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58 Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59 Part 59 : Mumpung?
60 Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61 Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62 Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63 Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64 Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65 Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66 Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67 Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68 Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69 Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70 Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71 Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72 Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73 Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74 Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75 Part 75 : TERIMA KASIH
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2
Part 2 : Sedikit Cemburu
3
Part 3 : Pernah Muda
4
Part 4 : Pertemuan Pertama
5
Part 5 : Demit Sialan
6
Part 6 : Saya Jinak Kok
7
Part 7 : Om-om
8
Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9
Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10
Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11
Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12
Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13
Part 13 : Calon Orang Sukses
14
Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15
Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16
Part 16 : Kalah Sama Bocil
17
Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18
Part 18 : Sangat Berjasa
19
Part 19 : Dasar Pecarang
20
Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21
Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22
Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23
Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24
Part 24 : Cukup Tau Aja
25
Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26
Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27
Part 27 : Reflek
28
Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29
Part 29 : Keringat Dingin
30
Part 30 : Kelewat Gaul
31
Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32
Part 32 : Happy Birthday
33
Part 33 : Semoga Berjodoh
34
Part 34 : Kamu Itu Beda
35
Part 35 : Manisnya Kelewatan
36
Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37
Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38
Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39
Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40
Part 40 : Nasi Padang
41
Part 41 : Calon Mertua?
42
Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43
Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44
Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45
Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46
Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47
Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48
Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49
Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51
Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52
Part 52 : Playboy Cap Cicak
53
Part 53 : Benar-benar Kompak
54
Part 54 : Sweet Banget
55
Part 55 : Mimpi
56
Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57
Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58
Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59
Part 59 : Mumpung?
60
Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61
Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62
Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63
Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64
Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65
Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66
Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67
Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68
Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69
Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70
Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71
Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72
Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73
Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74
Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75
Part 75 : TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!