Part 4 : Pertemuan Pertama

Kendaraan yang sangat banyak membuat Adnan harus mengemudikan mobil dengan kecepatan yang sangat rendah. Dari kejauhan, nampak pak Rahman berdiri di pinggir depan pintu kedatangan, Adnan langsung mengenalinya.

Begitu sampai di dekat pak Rahman, Adnan berhenti dan membuka setengah kaca mobil, ia lalu keluar dari mobil.

''Gimana kabarnya Nan?'' tanya pak Rahman mengulurkan tangannya setelah di dekat pria itu.

Adnan langsung membalas jabatan tangan Pak Rahman sembari cengengesan karena seharusnya dirinya yang lebih dulu mengulurkan tangannya.

''Alhamdulillah sehat Pakde, monggo (silakan)'' jawab Adnan mempersilahkan pak Rahman untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu karena di belakangnya sudah antri.

Pak Rahman mengangguk.

''Ini Rian suaminya Linda, ini Rehan, ini Tyas.'' jelas pak Rahman mengenalkan rombongan yang dibawanya.

''Ohh, iya iya, Pakde.'' jawab Adnan.

Adnan langsung berjabat tangan dengan satu persatu sembari sekedar bertanya kabar kepada Linda dan Rehan yang sudah ia kenal sebelumnya.

Terakhir, Adnan berjabat tangan dengan Tyas, ntah apa yang ia rasakan, Adnan merasa jantungnya deg-degan, padahal ini pertemuan pertama bagi mereka. Ia memandang wajah gadis itu sesaat, kalau bukan karena gadis itu menarik tangannya, mungkin Adnan tidak akan melepaskan karena tidak sadar.

''Ayo-ayo masuk, sudah ngantri di belakang.'' ajak Adnan salah tingkah.

Adnan menyusuri jalanan yang cukup ramai, banyak kendaraan lalu lalang, seperti biasa jika hari libur, banyak manusia yang keluar rumah untuk sekedar berlibur atau lainnya.

Di dalam mobil, Adnan yang mendominasi obrolan dengan pak Rahman. Saat Adnan melihat kaca di depannya, tak sengaja ia menatap gadis yang duduk tepat di belakangnya. Menyadari mendapat tatapan dari Adnan, gadis itu langsung menunduk dalam.

Adnan menoleh ke samping untuk menyembunyikan senyum tipisnya.

''Kita mampir dulu makan siang ya, biasalah Pakde sesuai perintah pak Bos.'' ucap Adnan dengan nada guyonan.

''Nurut saja, haha'' jawab pak Rahman di ikuti dengan sedikit tertawa.

Adnan berhenti di sebuah rumah makan yang sudah tidak jauh dari kediaman pak Aji.

Rumah makan yang sudah sering Adnan kunjungi juga jika tidak masak. Karena rumah makan tersebut bersebalahan dengan Masjid, maka mereka sekalian melaksanakan shalat dzuhur.

##

''Si Aji baru pulang besok katanya ya?'' tanya Pak Rahman.

''Iya Pakde.'' jawab Adnan.

''Tyas tinggalnya di rumah Aji, 'kan?'' tanya pak Rahman beralih menoleh ke arah gadis yang sedari tadi hanya terdiam jika tidak mendapatkan pertanyaan itu.

''Iya Pakde, katanya begitu.'' jawab Tyas dengan suara pelan.

Adnan langsung membawa rombongan ke rumah pak Aji. Sebelumnya Adnan sudah mengirim pesan ke salah satu ART di rumah pak Aji bahwa ia sudah siap meluncur, maka dari itu saat tiba di kediaman pak Aji, pintu gerbang sudah terbuka lebar.

''Assalamu'alaikum.'' ucap mereka.

''Wa'alaikumussalam, masuk Pakde, Om, Mbak.'' jawab ART-nya yang bernama Marni itu.

Semua masuk sambil menenteng oleh-oleh untuk keluarga bos.

Karena tidak ada kedua bosnya, maka si Mbak Marni yang mengobrol, kebetulan ia sudah kenal dengan pak Rahman yang sering datang kesini.

''Om Adnaaaaan!!'' suara kecil nan melengking itu membuyarkan obrolan mereka.

''Tata sini, salaman dulu dong sama semuanya.'' suruh mbak Marni.

Dengan langkah yang malu-malu dan jari tangan yang dimasukkan ke dalam mulutnya, ia bersalaman satu persatu, setelah selesai langsung lari dan memeluk Adnan manja.

''Oh ya, katanya ada yang mau tinggal disini?'' tanya mbak Marni.

''Oh, iya ini Tyas yang mau tinggal disini.'' jawab pak Rahman menunjuk Tyas.

Tyas mengangguk sembari tersenyum.

Tanpa di sadari, Adnan ikut tersenyum menatap gadis itu.

''Oom dari mana?'' tanya Tata membuyarkan pandangan Adnan.

''Eh, itu Om tadi jemput Pakde di Bandara.'' jawab Adnan yang terkaget.

''Kok Tata nggak di ajak?'' tanyanya cemberut.

''Lihat tuh yang datang 'kan banyak, terus yang di bawa juga banyak, nanti kalau Tata ikut mau duduk dimana coba?'' tanya Adnan balik.

''Duduk sama Om Adnan lah.'' jawab Tata sambil menarik-narik kumis tipis Adnan.

''Ya nggak bisa dong, Om Adnan kan masih nyetir, semalam 'kan udah main, kapan-kapan lagi ya, nunggu perintah dari pak bos.'' jelas Adnan.

''Hah, siapa Om?'' tanya Tata.

''Kapan-kapan kita main lagi kalau di suruh sama papanya Tata, okee.'' Adnan memperjelas kalimatnya.

''Janji ya Om Adnan?'' Tata langsung mengangkat jari kelingkingnya mengajak Adnan untuk berjanji.

''Iya, bos kecil.'' jawab Adnan gemas.

Adnan dan lainnya berpamitan dari kediaman bosnya, kecuali Tyas yang memang akan tinggal di rumah ini.

##

Malam hari, Adnan yang sudah kenal dengan pak Rahman jadi harus menemani ngobrol bersama dengan Rehan, Rian, dan lainnya. Pak Rahman memilih bermalam di mess karena lebih ada teman laki-laki, sementara di kediaman pak Aji yang saudaranya sendiri tidak ada siapa-siapa, kecuali pekerja dan keponakannya.

''Gimana Nan, sudah ada apa belum nih?'' goda pak Rahman.

''Halah Pakde belum ada yang cocok.'' jawab Adnan dengan nada candaan.

''Ya, pelan-pelan saja, biar dapatnya juga yang bener-bener pas.'' ujar pak Rahman.

''Iya Pakde, hehe.'' jawab Adnan kikuk.

Dalam hati, Adnan juga sudah siap untuk move on dengan memiliki pendamping lagi. Namun, selama ini belum ada yang benar-benar membuat hatinya mantap membawa ke pernikahan.

Tiba-tiba pikirannya tertuju pada Tyas, gadis yang baru ia temui hari ini, meskipun katanya mereka berasal dari kampung yang sama. Ia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hati saat menatapnya, seperti merasakan getaran saat melihat gadis yang masih nampak malu-malu itu dengan suasana barunya itu.

Ntahlah......

Malam semakin larut, satu persatu menuju kamarnya masing-masing untuk beristirahat, sementara Adnan masih larut ke dalam pikirannya sendiri. Ada juga beberapa teman lainnya yang masih terjaga di sana.

Episodes
1 Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2 Part 2 : Sedikit Cemburu
3 Part 3 : Pernah Muda
4 Part 4 : Pertemuan Pertama
5 Part 5 : Demit Sialan
6 Part 6 : Saya Jinak Kok
7 Part 7 : Om-om
8 Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9 Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10 Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11 Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12 Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13 Part 13 : Calon Orang Sukses
14 Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15 Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16 Part 16 : Kalah Sama Bocil
17 Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18 Part 18 : Sangat Berjasa
19 Part 19 : Dasar Pecarang
20 Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21 Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22 Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23 Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24 Part 24 : Cukup Tau Aja
25 Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26 Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27 Part 27 : Reflek
28 Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29 Part 29 : Keringat Dingin
30 Part 30 : Kelewat Gaul
31 Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32 Part 32 : Happy Birthday
33 Part 33 : Semoga Berjodoh
34 Part 34 : Kamu Itu Beda
35 Part 35 : Manisnya Kelewatan
36 Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37 Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38 Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39 Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40 Part 40 : Nasi Padang
41 Part 41 : Calon Mertua?
42 Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43 Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44 Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45 Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46 Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47 Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48 Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49 Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51 Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52 Part 52 : Playboy Cap Cicak
53 Part 53 : Benar-benar Kompak
54 Part 54 : Sweet Banget
55 Part 55 : Mimpi
56 Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57 Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58 Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59 Part 59 : Mumpung?
60 Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61 Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62 Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63 Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64 Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65 Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66 Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67 Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68 Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69 Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70 Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71 Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72 Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73 Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74 Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75 Part 75 : TERIMA KASIH
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2
Part 2 : Sedikit Cemburu
3
Part 3 : Pernah Muda
4
Part 4 : Pertemuan Pertama
5
Part 5 : Demit Sialan
6
Part 6 : Saya Jinak Kok
7
Part 7 : Om-om
8
Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9
Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10
Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11
Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12
Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13
Part 13 : Calon Orang Sukses
14
Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15
Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16
Part 16 : Kalah Sama Bocil
17
Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18
Part 18 : Sangat Berjasa
19
Part 19 : Dasar Pecarang
20
Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21
Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22
Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23
Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24
Part 24 : Cukup Tau Aja
25
Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26
Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27
Part 27 : Reflek
28
Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29
Part 29 : Keringat Dingin
30
Part 30 : Kelewat Gaul
31
Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32
Part 32 : Happy Birthday
33
Part 33 : Semoga Berjodoh
34
Part 34 : Kamu Itu Beda
35
Part 35 : Manisnya Kelewatan
36
Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37
Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38
Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39
Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40
Part 40 : Nasi Padang
41
Part 41 : Calon Mertua?
42
Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43
Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44
Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45
Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46
Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47
Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48
Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49
Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51
Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52
Part 52 : Playboy Cap Cicak
53
Part 53 : Benar-benar Kompak
54
Part 54 : Sweet Banget
55
Part 55 : Mimpi
56
Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57
Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58
Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59
Part 59 : Mumpung?
60
Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61
Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62
Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63
Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64
Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65
Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66
Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67
Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68
Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69
Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70
Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71
Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72
Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73
Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74
Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75
Part 75 : TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!