Part 3 : Pernah Muda

Adnan langsung memarkirkan mobil di garasi belakang, jam 21.00 WIB ia sampai di markas para karyawan yang di sediakan oleh pak Aji, biasa di sebut mess.

"Tidak ada panggilan lagi." gumam Adnan melihat layar hpnya tanpa notifikasi panggilan masuk dari nomor anaknya.

"Mungkin Rani abis mainan terus capek jadi tidur cepet." batin Adnan mencoba berfikir positif.

Adnan langsung bergabung dengan anak-anak lain yang tengah bersantai menikmati malam Minggu. Para laki-laki yang tengah berkumpul saling beradu asap rokok, di hadapannya ada kopi dan juga berbagai macam cemilan.

"Abis apel tempat siapa pak duda?" canda seorang teman yang senior disana.

"Ngapelin anaknya bigboss, haha." jawab Adnan dengan candaan juga.

"Lanjutkan anak muda....." ujar Dika mengacungkan jembolnya.

"Tepatnya pernah muda Bro....." sahut Adnan.

Tumben sekali malam ini tidak ada yang keluar, mereka menghabiskan dengan berkumpul di teras dan membeli makanan ringan sampai larut malam, ada yang hanya sekedar berbincang-bincang, ada yang bermain game online.

##

Pagi hari seperti biasa jika terdapat tanggal merah, meskipun matahari sudah mulai terbit, para penghuni belum ada yang keluar kamar kecuali para wanita yang berstatus istri. Jendela dan pintu masih tertutup rapat, lampu di teras-teras masih menyala, tanda bahwa penghuninya belum ada yang membuka mata.

''WOY WOY!!!!!'' teriak teman sekamar Adnan yang secara tiba-tiba, teriakannya langsung membuat Adnan ikut terbangun karena kaget.

''Kenapa Bro?'' tanya Adnan bingung dan langsung mematikan suara di hpnya yang berbunyi.

''Ada kunti, dimana kuntinya?'' tanya Bagas bergerak layaknya pemburu hantu.

Adnan menepuk keningnya sendiri.

''Haddeeehhhh, ini alarm yang bunyi, kuntinya yang ori masih cuti lahiran.'' ujar Adnan sembarang.

''Sialan lu Bro, bikin gue kaget.'' ucap Bagas kesal dan langsung memilih untuk beranjak bangun.

Jam di dinding menunjukkan pukul 08.10 WIB, Adnan juga bergegas mencuci muka dan melakukan rutinitas di pagi hari di toilet. Menjadi penunggu ruangan itu sembari bertapa dan menghabiskan satu batang rokoknya.

''Waktunya nyuci mobil dulu, biar mening di bawa jemput para tamu.'' gumam Adnan setelah beberapa menit dari toilet.

Tidak sampai 30 menit, mobil sudah bersih dan siap untuk di pakai nanti.

''Masak apa nih kita?'' tanya yang lain.

Mereka sering melakukan masak bersama-sama jika banyak yang libur, beda halnya jika semua sibuk beraktivitas, maka banyak yang memilih untuk mencari warung makan langganan masing-masing.

''Apa aja deh, tapi, aku nanti jam 11 jemput tamu, Bang.'' jawab Adnan.

''Jam berapa sih sekarang?'' tanya lainnya.

''Masih jam 9 Bro.'' sahut Bagas.

''Ohhhh, hiya hiya, kuy lah masak dulu kita.'' jawab Adnan.

Ntah apa yang akan di masak para laki-laki ini, bagi mereka yang penting masak bersama-sama dan hasilnya enak plus mengenyangkan.

Adnan dan Bagas pergi berbelanja sayuran dan para bumbu untuk di masak, setelah semua selesai dan kembali, semua berbagi tugas, ada yang membuat bumbu, ada yang iris-iris sayurannya.

Tidak sampai 60 menit menu makanan sudah tersaji.

Namanya juga beda kepala beda isinya, beda pula cara berfikirnya. Ada yang secara sadar setelah makan langsung di cuci piringnya mengingat memakai secara bersama-sama, ada juga yang dengan cueknya cuma menumpuk piring kotor atau gelas kopi di tempat cucian piring. Kalau tidak saling mengalah, mungkin bisa menjadi sebuah masalah.

##

Adnan langsung buru-buru ke kamar mandi setelah melihat jam di dinding menunjukkan pukul 10.40 WIB.

Ia baru saja selesai menghubungi putrinya, sampai tidak menyadari waktu terus berjalan. Rani memiliki banyak cerita tentang tadi malam, keseruannya bermain bersama sepupunya membuat gadis kecil itu lelah dan tidur lebih cepat, sehingga tidak menghubungi balik ayahnya.

''Jalan dulu Bro.'' ucap Adnan kepada Bagas yang masih fokus dengan game onlinenya di depan pintu kamar.

''Yooo.'' jawab Bagas tanpa memandang Adnan karena matanya masih fokus dengan layar hpnya.

Sebenarnya masih banyak waktunya, karena info dari pak Aji para tamu akan landing sekitar jam 11.45 WIB. Tapi, Adnan tidak ingin terlambat, sebelumnya ia juga ingin mampir ke minimarket terlebih dahulu berbelanja keperluan dia yang sudah mulai menipis.

Adnan memarkirkan mobil di halaman minimarket yang satu arah dengan Bandara.

Ia membeli shampo, odol, tisu, sabun, hal wajibnya yaitu rokok, dan lainnya.

(Hmmmm, padahal Author nggak suka asap rokok😤)

''Oke beres.'' gumam Adnan melihat kreseknya lumayan besar.

Ia melajukan mobil dengan kecepatan sedang agar tidak terlalu lama menunggu di dalam Bandara.

Begitu tiba di area Bandara, ia langsung memarkirkan mobil dengan rapi.

Menunggu ada yang menghubungi, Adnan tetap berada di dalam mobil.

Adnan memutar musik di hpnya dan mendengarkan dengan memasang headset di telinganya. Matanya terpejam sembari menghayati lirik sebuah lagu yang ia dengarkan.

''Apakah aku masih akan diberikan jodoh lagi? jodoh yang benar-benar tidak hanya menerimaku, tapi juga menerima anakku?'' batin Adnan.

Adnan kembali tersenyum membayangkan suatu hal yang ntah kepastiannya akan seperti apa.

Di tengah lamunannya, tiba-tiba musik Adnan berganti nada panggilan masuk, dengan segera Adnan membuka mata dan melihat siapa yang menghubunginya, tercantum nama Pakde Rahman.

''Assalamu'alaikum, Pakde.'' ucap Adnan.

''Wa'alaikumsalam, Pakde sudah turun, Nan.'' ucapnya.

''Ohh, iya iya Pakde tunggu sebentar ya, saya juga sudah di parkiran ini.'' jawab Adnan langsung kembali menghidupkan mesin mobil.

Episodes
1 Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2 Part 2 : Sedikit Cemburu
3 Part 3 : Pernah Muda
4 Part 4 : Pertemuan Pertama
5 Part 5 : Demit Sialan
6 Part 6 : Saya Jinak Kok
7 Part 7 : Om-om
8 Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9 Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10 Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11 Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12 Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13 Part 13 : Calon Orang Sukses
14 Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15 Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16 Part 16 : Kalah Sama Bocil
17 Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18 Part 18 : Sangat Berjasa
19 Part 19 : Dasar Pecarang
20 Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21 Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22 Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23 Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24 Part 24 : Cukup Tau Aja
25 Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26 Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27 Part 27 : Reflek
28 Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29 Part 29 : Keringat Dingin
30 Part 30 : Kelewat Gaul
31 Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32 Part 32 : Happy Birthday
33 Part 33 : Semoga Berjodoh
34 Part 34 : Kamu Itu Beda
35 Part 35 : Manisnya Kelewatan
36 Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37 Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38 Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39 Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40 Part 40 : Nasi Padang
41 Part 41 : Calon Mertua?
42 Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43 Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44 Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45 Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46 Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47 Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48 Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49 Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51 Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52 Part 52 : Playboy Cap Cicak
53 Part 53 : Benar-benar Kompak
54 Part 54 : Sweet Banget
55 Part 55 : Mimpi
56 Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57 Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58 Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59 Part 59 : Mumpung?
60 Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61 Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62 Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63 Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64 Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65 Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66 Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67 Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68 Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69 Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70 Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71 Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72 Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73 Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74 Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75 Part 75 : TERIMA KASIH
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Part 1 : Sepenggal Cerita di Masalalu
2
Part 2 : Sedikit Cemburu
3
Part 3 : Pernah Muda
4
Part 4 : Pertemuan Pertama
5
Part 5 : Demit Sialan
6
Part 6 : Saya Jinak Kok
7
Part 7 : Om-om
8
Part 8 : Ponakan Kunti Lagi Halu
9
Part 9 : Mari Kita Lihat Peluang
10
Part 10 : Bukan Jaman Penjajahan
11
Part 11 : Bayangan Yang Terlalu Jauh
12
Part 12 : Siap Tanggungjawab Lahir dan Bathin
13
Part 13 : Calon Orang Sukses
14
Part 14 : Apa Belum Pengin Nikah?
15
Part 15 : Sepertinya Saya Menyukai Tyas
16
Part 16 : Kalah Sama Bocil
17
Part 17 : Bayangkan Ini Anak Kita
18
Part 18 : Sangat Berjasa
19
Part 19 : Dasar Pecarang
20
Part 20 : Kelihatan Orang Lagi Jatuh Cinta
21
Part 21 : Spesial Dari Calon Istri
22
Part 22 : Belum Melangkah Jauh
23
Part 23 : Seseorang Yang Menunggu Kehadiranmu
24
Part 24 : Cukup Tau Aja
25
Part 25 : Semenjak Pacaran Sama Adnan
26
Part 26 : Calon Bidadari Surgaku
27
Part 27 : Reflek
28
Part 28 : Pengin Jauh Dari Daerah Itu
29
Part 29 : Keringat Dingin
30
Part 30 : Kelewat Gaul
31
Part 31 : Tiba-tiba Kamu Datang
32
Part 32 : Happy Birthday
33
Part 33 : Semoga Berjodoh
34
Part 34 : Kamu Itu Beda
35
Part 35 : Manisnya Kelewatan
36
Part 36 : Siap Mendengarkan dan Memahami
37
Part 37 : Sesi Cerita Adnan
38
Part 38 : Sesi Cerita Adnan Part 2
39
Part 39 : Nggak Perlu Khawatir
40
Part 40 : Nasi Padang
41
Part 41 : Calon Mertua?
42
Part 42 : Tandanya Beneran Sayang
43
Part 43 : Kedatangan Calon Mertua
44
Part 44 : Sudah Gadis Ya Kamu
45
Part 45 : Sudah Mau Nikah Lagi
46
Part 46 : Masih Gini-gini Aja
47
Part 47 : Ibu Nggak Setuju
48
Part 48 : Harus Mundur Dari Adnan
49
Part 49 : Pengingat atau Ujian?
50
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
51
Part 51 : Jangan Sampai Terkecoh
52
Part 52 : Playboy Cap Cicak
53
Part 53 : Benar-benar Kompak
54
Part 54 : Sweet Banget
55
Part 55 : Mimpi
56
Part 56 : Kamu Ragu Sama Mas?
57
Part 57 : Berbenah dan Introspeksi Diri
58
Part 58 : Terlihat Menjaga Jarak
59
Part 59 : Mumpung?
60
Part 60 : Dia Sangat Mendukung
61
Part 61 : Siap Dengan Segala Keputusanmu
62
Part 62 : Sangat Amat Menyakiti Tyas
63
Part 63 : Mimpinya Bikin Galau
64
Part 64 : Nggak Usah Sok Baik!
65
Part 65 : Tidak Bisa Melanjutkan
66
Part 66 : Kenapa Kita Harus Berakhir
67
Part 67 : Kita Tanpa Ikatan
68
Part 68 : Masih Sangat Mencintai Kamu
69
Part 69 : Nunggu Apa Sih?
70
Part 70 : Mohon Maaf Lahir dan Bathin
71
Part 71 : GE-GA-NA Gelisah Galau Merana
72
Part 72 : Aku Masih Belum Percaya
73
Part 73 : Jangan Pernah Dekati Tyas Lagi!
74
Part 74 : Cicak Nggak Sopan
75
Part 75 : TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!