Satu bulan telah berlalu sejak Luna bekerja di perusahaan Dewa. Dan yang Luna rasakan adalah tersiksa. Semua pekerjaan yang iya lakukan tidak ada yang benar. Pernah suatu hari Luna lupa mengirimkan sebuah email ke seseorang, atau Luna mencatat nomor dengan salah. Dewa memarahinya sengan habis-habisan. Masalah kopi yang terlalu panas atau dingin pun juga menjadi masalah untuk Dewa. Luna merasakan panas di hatinya setiap hari. Yang di harapkan Luna adalah seseorang yang memiliki hati, bukan iblis yang berupa manusia.
Di saat yang sama, Luna mendengar ponselnya berdering. Luna sudah mengira bahwa pesan masuk itu pasti dari Dewa. Namun setelah melihatnya, Luna terkejut.
"75.000.000" ucap Luna dengan kagum. Dan uang itu telah masuk ke rekening pribadinya. Pengirim atas nama Dewa Andriano. Luna tersenyum memandang deretan angka rupiah yang berada di M-bankingnya. Gaji yang setara di dapatkan oleh Luna, sepadan dengan kerja keras yang di lakukannya. Dan saat memandang jam, sudah menunjukkan waktu makan siang. Luna pun berdiri dan keluar dari ruangannya.
Luna masuk ke dalam lift, Luna mendengar ponselnya berdering.
'Halo tuan, ada yang bisa saya bantu? " ucap Luna ketika dia sudah menggeser layar ponselnya.
"Aku buruh kamu, cepat ke ruangan saya sekarang juga" Suara Dewa terdengar sangat keras di telinga Luna, sehingga iya sampai menutup telinganya. Dan belum sempat Luna menjawab apapun, Dewa sudah mengakhiri panggilan itu. Tak ada pilihan lain, akhirnya Luna berjalan dengan malas menuju ke ruangan bos kejamnya itu.
'Tok tok tok' Luna mengetuk pintu ruangan Dewa.
"Masuk" terdengar suara dari dalam ruangan tersebut. Luna segera membuka pintu dan masuk. Saat sudah di dalam ruangan tersebut, Luna melihat Dewa yang tengah sibuk dengan tumpukan dokumen di depannya.
"Aku mau kamu pergi ke alamat ini untuk mengambil pesanan jas yang akan aku gunakan untuk malam ini. Dan kamu gunakan kartu ini untuk membeli bajumu sendiri yang cocok untuk nanti malam juga." Kata Dewa di depan Luna.
"Baiklah tuan. Tapi saya tidak perlu menggunakan uang anda untuk membeli keperluan pribadiku. Aku sudah punya uang sendiri. Dan terima kasih atas gajij yang telah anda berikan" Ucap Luna.
"Aku tidak bertanya apakah kamu punya uang atau tidak. Kalau aku sudah mengatakan gunakan kartuku, ya gunakan saja. Gajimu terserah mau kamu gunakan untuk apa" Kata Dewa kembali. Luna merasa ingin memprotes apa yang sudah Dewa katakan. Namun iya mengurungkannya karena mungkin akan menjadi urusan yang panjang. Luna pun segera mengambil secarik kertas bertuliskan alamat itu serta sebuah kartu kredit yang di berikan oleh Dewa. Iya langsung keluar dari ruangan yang menurutnya membuat sesak di dada tersebut.
Ketika Luna telah sampai pada alamat yang berada di tulisan tersebut. Iya melihat sebuah toko pakaian dengan brand terkenal. Luna pun segera masuk. setelah berkata kepada petugas yang melayani di toko tersebut, akhirnya Luna mendapatkan apa yang disuruh kan oleh Dewa. dan di saat yang bersamaan ia mendengar ponselnya berdering.
" lebih baik kamu cepat melakukan tugasmu dengan baik dan jangan terlambat kembali ke kantor" isi pesan yang dikirimkan oleh Dewa kepada Luna. akhirnya setelah mengambil setelan jas milik Dewa, Luna segera mencari baju yang pas untuk dirinya sendiri.
" Aduh aku kenapa bisa lupa sih. Kenapa nggak aku tanyain acara acara apa malam ini" kumam Luna sendiri saat dia keluar dari toko tersebut. akhirnya ia berpindah sebuah mall dan di sana ia mencari baju yang akan digunakan untuk nanti malam.
"Baju yang seperti apa ya yang akan aku pakai nanti malam. Lagian aku nggak tahu itu acara apa. dasar Dewa selalu menyebalkan dan seenaknya sendiri" kalau Luna saat Iya mengitari beberapa butik yang berada di mall.
" wah yang ini cocok sekali... Kak saya mau yang ini yang ini satu ya" setelah mencobanya Luna merasa bahwa gaun itu sangat cocok untuk dirinya. enggak ya ingin pelayan di toko baju tersebut membungkusnya. Iya bener-bener teringat dengan pesan singkat yang dikirimkan oleh Dewa kepadanya tadi. tak ingin membuang-buang waktu, Luna pun segera kembali ke kantor.
setelah buru-buru untuk segera bisa sampai ke kantor. Luna langsung menuju ke ruangan Dewa. Luna segera mengetuk pintu ruangan tersebut. bolak-balik ia mengetuk dan tak ada jawaban sekalipun. hampir beberapa menit berlalu setelah ia datang. karena tak ada jawaban sama sekali, Luna pun membuka pintu dan segera masuk.
" kok nggak ada ya. Ke mana sih? " gumam Luna sendiri saat dia sudah berada di ruangan Dewa. karena tak ada orang di situ, Luna langsung menggantungkan jas yang iya pegang ke sebuah gantungan.
" setelah makan siang kamu boleh pulang. dan Bersiaplah untuk acara nanti malam" ucap Dewa secara tiba-tiba mengejutkan Luna. Luna menoleh ke kanan dan ke kiri menyapu ruangan tersebut dengan pandangannya. dan ia melihat Dewa yang baru saja keluar dari kamar mandi pribadinya.
" baik Tuan Terima kasih" setelah mengucapkan terima kasih, Luna pun langsung keluar dari ruangan Dewa.
" Aduh, kenapa aku bisa lupa untuk menanyakan acara apa nanti malam ini. Ah nanti aku akan mengirimkan pesan sajalah kepada dewa." Aluna mengambil ponselnya lalu menanyakan acara apa nanti malam yang akan ia datangi.
" acara gala amal. Kamu Pulanglah Dan bersiaplah mulai dari sekarang aku akan menjemput ke rumahmu" balasan dari dewa membuat Luna membacanya dengan serius.
Setelah Luna sampai di rumahnya, dia beristirahat. Iya segera mandi dan merias dirinya. Begitu selesai mandi, Luna segera mencoba baju yang baru saja dibelinya. Dan waktu saat ini menunjukkan pukul 07.20 menit. Luna merasa santai karena dia telah selesai berdandan sebelum Dewa datang ke rumahnya. Luna menggunakan sebuah gaun berwarna hitam dengan lengan panjang. Make up Flawless dengan lipstik berwarna merah.
Saat baru saja duduk di sofa, Luna mendengar bel rumahnya berbunyi. Luna sudah mengira jika yang datang tersebut adalah dewa. Dengan cepat Luna berdiri.
" Mama lu mah pergi dulu ya. Jangan lupa untuk minum obatnya" Luna berpamitan kepada mamanya terlebih dahulu sebelum pergi.
" Iya sayang hati-hati, selamat bersenang-senang" jawab Mama Luna dari dalam dapur. Luna pun segera keluar dari rumah. di luar rumah ia melihat Dewa yang sedang bersandar di mobilnya.
"Wah Dewa tampan sekali" gumam Luna dalam hatinya. di saat Luna sudah mendekat ke arahnya, Dewa membukakan pintu mobil. dan setelah Luna masuk, Dewa menutup pintu lalu berputar mengelilingi mobil untuk masuk ke kursi kemudi.
"Apakah kamu sudah siap berangkat? " tanya Dewa sambil memasangkan sabuk pengamannya dan tersenyum pada Luna.
" tumben sekali dia bisa tersenyum" ucap Luna dalam hatinya.
" Ya sudah Mari kita berangkat"jawab Luna dengan singkat. akhirnya Dewa menjalankan mobilnya menuju ke tempat acara diadakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments