Agus tidak menyangka kalau mantan kekasihnya itu ternyata menyuruh seorang wanita untuk merusak rumah tangga ya.
''Di mana Jesika sekarang?" tanya ya.
''Ada di apartemen Raya Tuan.'' Agus memerintahkan kepada sekretarisnya itu untuk mengamankan Jesika karena ini akan membawa dampak buruk terhadap Anggi.
''Aku harus bertemu dengan Jesika, untuk sementara itu lebih baik amankan dia bersama dengan wanita suruhan ya itu!" perintah Agus.
''Baik Tuan,'' jawab sekretaris Agus dengan cepat.
Saatnya untuk memberitahukan kepada Anggi yang sebenarnya terjadi di hotel itu.
Kembali Agus mengetuk pintu berulang kali tapi Anggi tetap kekeh tidak mau membuka.
''Sayang, kumohon buka pintu ya! Kita harus bicara semua ini adalah jebakan,'' pinta Agus.
''Jangan menggangguku Mas,'' teriak Anggi.
Agus tidak mau membuat Anggi semakin marah kepadanya memilih pergi dari tempat itu untuk sementara waktu.
Namun tiba-tiba langkahnya berhenti melihat seorang pria asing datang ke rumah ini.
''Tuan, selamat pagi,'' sapa ya.
''Siapa kau oh?" tanya Agus heran.
''Saya dari pengadilan negeri agama memberikan surat ini kepada anda.'' Agus menerimanya perasaannya tidak enak.
''Kau boleh pergi!" Pemuda itu langsung meninggalkan tempat tersebut sementara Agus dengan cepat langsung membuka isi map berwarna coklat tersebut.
Kedua bola matanya terbelalak melihat belum ada dua puluh empat jam masalahnya dengan wanita lain, Anggi sudah melayangkan gugatan cerai.
''Kita cerai Mas, aku akan merawat anak ini dengan baik.'' Agus langsung menoleh ke belakang terkejut melihat Anggi sudah berdiri dengan wajah yang terlihat sembab.
''Sa-sayang?!" ucapnya terbata-bata.
''Aku sudah salah mencintaimu Mas, sikap manis yang sudah kau tunjukkan kepadaku ternyata selama ini palsu.'' Anggi langsung membuang wajahnya ke samping tidak mau melihat Agus.
Pria itu langsung mendekati Anggi berharap wanitanya mau mendengar penjelasan dari dia.
''Sayang, sampai kapanpun aku tidak akan cerai denganmu. Aku bisa menjelaskan yang terjadi kemarin malam di hotel itu,'' mohon Agus.
''Mau menjelaskan apa lagi Mas? Kedua bola mata ku sudah melihat aksi mu dengan wanita itu. Tega sekali kau Mas melakukan itu dalam keadaan ku saat ini.'' Anggi menangis tubuhnya bahkan tidak kuat untuk ditahan untuk saja Agus langsung menangkap ya.
''Lepaskan aku Mas, aku tidak mau disentuh oleh mu,'' tolaknya.
''Anggi, kumohon dengarkan dulu penjelasanku dari tadi kamu yang bicara!" Agus tidak menyangka kalau dia membentak Anggi untuk pertama kalinya.
''Mas, kau membentakku?" tanya Anggi gugup.
''Sayang, bukan seperti itu aku tadi tidak bisa mengontrol emosi ku karena kau tidak memberiku kesempatan bicara,'' ucapnya sambil memperhatikan tubuh Anggi mundur.
''Jangan mendekat Mas, kau sudah menyakiti kami berdua,'' tangisnya.
''Anggi, aku mohon dengarkan dulu aku,'' ucap Agus penuh dengan kesabaran.
Anggi tetap tidak mau mendengar penjelasan Agus akhirnya dia berlari ke atas untuk kembali sendiri.
''Anggi tunggu!" Agus berlari mengejar Anggi namun langkahnya berhenti karena melihat Anggi tergelincir karena langkahnya tidak bisa sesuai dengan yang satunya.
''Mas?!" teriaknya.
Anggi merasa kesakitan apalagi perut ya telah terbentur ke anak tangga.
''Anggi?'' Agus terkejut bukan main melihat ke langsung Anggi terjatuh hingga noda berwarna merah mulai berceceran di lantai.
''Mas,'' ucap Anggi lalu tidak sadarkan diri.
''Anggi, bangunlah dengan membuat aku merasa bersalah!" panggil Agus kencang sehingga suaranya memenuhi rumah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments