Suruhan Jesika

Agus langsung meraih kunci mobil miliknya dari pelayan mengikuti arah mobil membawa Anggi.

Dia sudah mengantisipasi suatu saat hal ini akan terjadi, diam-diam selama ini Agus membuat alat pelacak di mobil tersebut.

Setibanya di kediaman milik istrinya Agus memilih tidak masuk ke dalam.

Perasaannya sakit melihat Anggi terpukul karena dia bersama dengan wanita lain dalam keadaan yang tidak benar.

''Kenapa aku bisa berakhir di sana?" gumamnya.

Agus berusaha keras untuk mengingat apa yang terjadi kepada di hotel bahkan itu miliknya sendiri.

Tiba-tiba ponselnya berdering melihat laporan sekretaris kedua bola masalah terbelalak.

''Wanita itu ternyata tidak benar?" Agus merasa kacau malam itu terjebak bersama dengan wanita yang berambisi kepadanya.

''Anggi harus melihat ini kalau tidak rumah tangga kami akan menjadi taruhan ya,'' gumam Agus.

Melihat kedatangan majikan ya penjaga rumah Anggi baru pertama ini tidak memperbolehkan Agus masuk ke dalam.

''Maaf Tuan, Nyonya memberikan perintah kepada kami kalau anda tidak boleh masuk ke dalam,'' ucapnya sambil menunduk.

''Aku ini mengatakan sesuatu kepada istriku, beri aku masuk ke dalam,'' pinta Agus pelan.

''Tapi Tuan-'' Agus langsung memotong ucapan penjaga itu.

''Aku dan istriku mau menyelesaikan kesalahpahaman ini.'' Penjaga melihat manik mata Agus langsung memperbolehkan masuk ke dalam.

Sejauh ini Agus begitu baik kepada mereka tidak mau marah ataupun membentak.

Agus langsung masuk dengan langkah yang tergesa-gesa berharap kesalahpahaman ini berakhir malam ini juga.

''Sayang, buka pintunya?" panggil Agus.

Anggi masih menangis dalam kamar sendirian terkejut mendengar suara Agus.

''Pergi Mas, aku tidak mau diganggu!" ucap Anggi.

''Sayang, aku sudah mendapatkan buktinya kalau aku tidak bersalah. Semua yang kau lihat itu tidak ada yang benar.'' Anggi sama sekali tidak menjawab ataupun merespon.

Agus tetap berusaha meyakinkan istrinya itu tapi sama sekali usahanya tidak ada berbuah.

Berat hati Agus memilih duduk di pintu berharap Anggi keluar dan mau menemuinya.

Asisten rumah tangga melihat majikan saat ini sedang terpuruk merasa kasihan. Pertama kali bagi mereka melihat Agus dalam keadaan yang prustasi.

Selama ini rumah tangga majikan baik-baik saja bahkan harmonis. Cinta dan kehangatan dalam diri mereka dapat dirasakan mereka semuanya.

''Semoga Nyonya mau mendengar Tuan,'' doa asisten ke rumah tangga tersebut.

Hingga mentari pagi hari mulai memasuki ke rumah tersebut Anggi bahkan tidak kunjung mau keluar.

Agus bangun karena merasakan tubuhnya dingin satu malam menunggu Anggi keluar dari kamar namun tidak ada.

''Anggi, buka pintunya!" panggil Agus lagi.

Sekretaris ya datang menghampiri Agus membawa minuman dan makanan.

''Tuan, perhatikan kesehatan anda, Nyonya saat ini sedang menenangkan diri di dalam,'' ucap sekretaris tersebut.

''Dari mana kau tahu?" tanya Agus lemas.

''Bukan kah Tuan meletakkan kamera pengawas di dalam kamar Nyonya?" Agus baru menyadari itu langsung meraih ponsel ya.

Dia dengan jelas dapat melihat apa yang dilakukan Anggi saat ini sedang termenung dibalik balkon.

''Oh Anggi,'' ucapnya lirih.

Setelah memastikan keadaan Anggi baik-baik saja baru pun Agus kembali segar.

Kali ini dia harus menyelesaikan masalah kesalahpahaman ini tapi sekretaris langsung menghentikan niatnya untuk menemui Anggi.

''Tuan harus melihat video ini!" tunjuk ya.

''Apa itu?" Agus terkejut bukan main melihat wanita yang bersamanya kemarin malam.

''Suruhan Jesika?!" pekiknya terbelalak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!