Jangan Pergi

Agus tidak berpikir panjang menolong wanita itu membawanya ke salah satu kamar hotel.

''Nona, saya akan memanggil pelayan,'' ucap Agus.

''Jangan pergi tolong aku,'' rintih ya.

''Tapi Nona, saya harus menemui istriku,'' ujar Agus sambil berusaha melepaskan tangan wanita itu dari leher ya.

''Air?" ucapnya parau.

Agus dengan cepat mengambil minuman tersebut lalu memberikan kepada wanita itu.

''Aku tidak bisa sembarang meminum karena mereka ingin membuatku hilang di muka bumi ini,'' alasan wanita itu.

''Kau mau aku mencobanya?" tanya Agus tiba-tiba kepintarannya hilang karena terlena akan wanita di hadapannya ini.

''Cepatlah! Tubuhku panas?!" sentak wanita itu terus menerus sambil bergerak bagaikan cacing yang kepanasan.

Agus melakukannya setelah itu memberikan kepada wanita tersebut. Setelah itu Agus ndak melepaskan tangannya dari tubuh tersebut.

''Kamu tidak boleh pergi sayang.'' Agus terbelalak karena wanita itu telah melakukan sentuhan yang membuatnya melayang.

''Manis kan?" ucap wanita itu merasa tidak bersalah sudah membuat Agus tegang.

''Keterlaluan kau?!" maki Agus.

Wanita itu kembali melakukan hal yang sama bahkan lebih membuat Agus tidak kuasa untuk melepaskannya.

Karena pengaruh minuman wanita itu bersama Agus telah melewati batas dari sentuhan itu.

Berbeda dengan Anggi tiba-tiba merasa ada yang aneh karena Agus begitu lama di luar.

''Mas Agus di mana ya?'' batinnya.

Anggi memilih keluar dari kamar untuk mencari Agus walaupun tubuhnya kurang nyaman karena kehamilannya.

Kehadiran Anggi mendapat perhatian para pelayan hotel karena dia adalah istri pemilik tempat ini.

''Malam Nyonya,'' sapa mereka bersamaan.

''Malam,'' balas Anggi sambil tersenyum.

''Nyonya Anggi cantik sekali malam ini ya, beruntungnya Tuan Agus bisa mendapatkan istri seperti beliau,'' bisik pelayan melihat Anggi mulai memasuki restoran.

''Permisi Mbak,'' panggil Anggi.

''Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya pelayan tersebut begitu sopan.

''Mas Agus, kalian melihatnya tidak?" tanya Anggi pelan.

''Kami melihatnya menuju ke lantai dua Nyonya,'' tunjuk pelayan tersebut.

''Oh baiklah terima kasih,'' ucap Anggi lalu meninggalkan restoran.

Anggi merasa ada yang aneh terhadap Agus apalagi dia menuju ke lantai dua di sana hanya ada kamar saja.

Setibanya di sana Anggi bingung hendak mau melakukan apa karena ada tiga kamar di lantai ini.

''Mas Agus ada di kamar mana ya?" batin Anggi.

Namun dewa telah berpihak kepadanya tiba-tiba kedua kamar terbuka. Penghuninya keluar bersama dengan pasangannya masing-masing.

Anggi menunduk mengalihkan wajahnya karena tidak mau ingin dikenali oleh orang-orang.

''Syukurlah mereka tidak melihatku,'' gumamnya.

Setelah memastikan situasi aman Anggi mulai berani mendekati kamar yang terakhir. Ragu-ragu adalah yang membuatnya sulit untuk mengetuk pintu.

''Nyonya, sedang apa di sini?" tanya room boy sambel membawa minuman.

''Teman ku menginap disini aku ingin menemuinya,'' alasan Anggi.

''Nona Miu sudah ada di dalam Nyonya sekarang dia bersama dengan seseorang,'' balas room boy tersebut.

''Boleh aku yang mengantar minuman ini ke dalam?" tawar Anggi.

''Tapi Nyonya?" Room boy terbelalak mendengar permintaan Anggi.

''Jangan takut, ini adalah perintah,'' kekeh Anggi agar room boy tidak takut dipecat.

''Baiklah kalau Nyonya yang memintanya.'' Anggi menerima troli tersebut dengan hati-hati mulai mengetuk pintu.

''Bagaimana kalau Mas Agus tidak dalam kamar ini?" ucapnya gusar sambil memperhatikan pintu yang masih tertutup rapat.

Hampir lima menit Anggi berdiri sana hingga akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!