Bab 4 ~ Tetap berpikiran positif ~

Tasya mengambil buah anggur dari dalam kulkas lalu membawanya ke hadapan mertuanya dan meletakkan nampan buah anggur di hadapan mertuanya.

Setelah meletakkan buah di hadapan mertuanya,Tasya ingin segera untuk melanjutkan pekerjaannya tapi sang mertua kembali memanggilnya.

"Kamu mau kemana buru-buru Tasya? kamar mama masih berantakan bersihkan itu dulu bentar lagi aku mau istrahat kamar harus udah bersih." Perintah sang mertua.Ketenangan Tasya benar-benar diuji saat ibu mertuanya datang berkunjung,sebenarnya dia ingin bertanya kapan ibu mertuanya pulang tapi dia tidak berani karena takut dia tersinggung tapi melihat sikap ibu mertuanya membuatnya sangat kesal.

"Ma aku masih mencuci pakaian di kamar mandi,nanti aku akan membereskan kamar mama,takutnya sebentar lagi hujan_

"Kamu membantah omongan mama,kamu tidak suka mama disini?" Belum selesai Tasya berbicara Hanna langsung memotong ucapan Tasya membuat Tasya takut,dia takut bukan karena dia mertuanya tapi dia takut mertuanya mengadu yang tidak-tidak kepada suaminya nanti .

"Kalau kamu tidak suka aku disini bilang saja,sekarang juga aku bisa pergi,kamu jangan besar kepala di rumah ini karena kamu istri dari anakku,aku tidak percaya dia lebih menyayangimu dari pada aku sebagai ibunya,kamu mau bukti aku ingin melihatnya." Ucap mertuanya dengan nada sedikit menghina seakan sudah bisa memastikan kalau Andrew benar-benar sangat menyayanginya.

Tasya hannya diam,dia bingung dengan sikap ibu mertuanya,dari awal dia sampai di kota ini bersama mereka dia seakan ingin merebut perhatian dari suaminya.

"Bukan begitu Bu,aku tidak bilang kalau aku tidak suka ibu tinggal bersama kami,aku hannya bilang kepada ibu untuk menunggu,dan aku minta kepada ibu jangan mencari masalah dengan ku,aku rasa aku sudah melayani ibu dengan baik tapi kenapa sikap ibu sangat aneh? apa aku melakukan sesuatu yang salah di hadapan ibu?"Jawab Tasya dengan penuh emosi tapi dia menahannya karena tidak ingin terjadi keributan di antara mereka berdua.

Hanna tampak tidak suka mendengar jawaban dari Tasya,dia menatap Tasya dengan tatapan yang sangat tajam,lalu pergi dari hadapan Tasya menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Tasya menarik napas berat meninggalkan ruang tamu menuju kamar mandi untuk melanjutkan pekerjaannya tadi,dia tidak ingin memikirkan sikap ibu mertuanya yang sangat aneh.

" Sayang aku sangat benci dengan istrimu yang kurang ajar ini,sepertinya dia sangat tidak menyukai aku,dia memarahi ku hannya karena aku menyuruhnya membereskan kamar aku benci..."

Hanna mengirim pesan kepada Andre,dengan menjelekkan Tasya,dia ingin Andre segera menalak Tasya karena dia sangat cemburu atas kehadiran Tasya di antara mereka berdua.

Hanna menunggu balasan pesannya dari Andre,dia sangat berharap Andre segera menyudahi hubungan mereka berdua,dari awal sebelum menikah dengan Tasya Hanna menolak keras keinginan Andre untuk menikahi Tasya,dia sangat menolak karena dia cemburu berat.

"Andai saja si tua bangka itu sudah mati mungkin Andre tidak akan menikah dengan pacarku,aku takut suatu hari wanita itu benar-benar hamil,sudah pasti harta suamiku akan jatuh kepada Andre dan aku tidak mau kehilangan semua kemewahan yang selama ini sudah aku terima." Ucapnya dalam hati.

Sudah lama sekali Hanna menunggu Handoko suaminya meninggal tapi sampai detik ini pria itu belum juga mati yang ada dia malah semakin sehat dan tubuhnya semakin bugar walaupun nafsunya tidak sebesar dulu.

Hanna sama sekali tidak keluar dari dalam kamar sampai Tasya menyelesaikan semua pekerjaannya.Tasya mendekati kamar mertuanya lalu mengetuk dari luar maksud hatinya dia ingin. meminta maaf masalah yang tadi pagi dia takut kalau mertuanya memang tersinggung atas ucapannya tadi pagi.

Padahal Tasya tidak berniat sedikit pun untuk menolak permintaan mertuanya dia hannya ingin mertuanya sabar saja tapi sampai saat ini mertuanya malah tidak keluar dari dalam kamarnya.

"Bu....Ibu ...Aku minta maaf ya Bu atas ucapan ku tadi pagi,ibu tolong keluar agar aku bisa membersihkan kamar ibu." Tasya terus memanggil dari dalam kamar tapi mertuanya tidak menyahut sama sekali.

Lama sekali Tasya berdiri di depan pintu kamar yang di tempati mertuanya tapi sampai saat ini sama sekali tidak di buka hingga akhirhya Tasya mengalah lalu pergi dari depan pintu kamar mertuanya.

Tasya masuk ke dalam kamarnya untuk istrahat,dia selalu istrahat kalau semua pekerjaannya selesai.Dia bermain ponsel dan membuka sosial medianya,dia sangat kaget saat melihat teman dekatnya sudah memamerkan gambar bayinya yang baru lahir.

"Enak sekali Raisa sudah punya anak,kapan ya mas Andre mau kami untuk punya anak,kenapa dia selalu memaksaku untuk minum pil KB padahal tujuan orang menikah itu untuk punya anak tapi entah kenapa suamiku belum mau punya anak." Ucapnya dalam hati lalu menutup ponselnya karena moodnya tiba-tiba memburuk saat membayangkan penolakan suaminya beberapa bulan yang lalu.

Sejak mereka menikah delapan bulan yang lalu,Andre dengan tegas menolak untuk tidak punya anak terlebih dahulu,dia tidak memberi tahu alasannya yang jelas Andre mengatakan belum siap menjadi ayah.

Walaupun Tasya kecewa atas penolakan suaminya itu,dia tidak mempermasalahkan itu karena dia sangat mencintai Andre,dia tidak mau ribut hannya karena masalah kecil dia hannya berharap suatu saat suaminya itu mau membuka hatinya untuk punya anak.

Tasya ketiduran sampai akhirnya hari sudah sore dan Hanna sudah memasak makanan kesukaan kekasih gelapnya.Dia keluar dari dalam kamar saat melihat keadaan yang sangat sepi dan benar saja saat dia mengintip kamar Tasya,dia tertidur dengan lelap dan saat itu juga Hanna buru-buru untuk memasak.

Hari sudah semakin sore,Hanna selesai memasak langsung menghidangkan makanan di atas meja tidak lama kemudian dia mendengar mobil Andre memasuki bagasi rumah.

Hanna yang sudah mandi langsung menyambut pacarnya lalu mencium bibirnya dengan sangat mesra walaupun sedikit canggung Andre membalasnya dia takut kalau Tasya melihat aksi mereka berdua.

"Sudah istrimu sedang tidur,dia memang wanita kurang ajar,bisa-bisanya dia tidur sementara aku memasak di dapur." Hanna mulai mengadu yang tidak-tidak kepada Andre agar pria itu marah kepada istrinya.

"Memangnya kenapa kamu sayang,dari tadi kamu begitu marah kepadanya,ada apa sih?" Tanya Andre lalu membawa wanita itu masuk ke dalam rumah.

"Aku sangat kesal dengan wanita itu,kapan kamu menceraikan dirinya? aku tidak tahan melihat kalian tidur bersama jangan sampai dia hamil nanti." Ucap Hanna dengan wajah masam.

"Tunggu sayang kamu sabar,papa saja belum mati,aku masih membutuhkan pembantu gratis di rumah ini." Jawab Andre dengan senyum yang jahat.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

semoga aja kebodohan Tasya gak lama bisa langsung peka

2025-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Pengenalan ~
2 Bab 2 ~ Mengikuti aturan ibu mertua ~
3 Bab 3 ~ Sabar ~
4 Bab 4 ~ Tetap berpikiran positif ~
5 Bab 5 ~ Mengikuti cara mereka ~
6 Bab 6~ Aku bukan bodoh ~
7 Bab 7~ Cinta yang salah ~
8 Bab 8 ~ Aku sedih ~
9 Bab 9 ~ Kamu bukan yang dulu lagi ~
10 Bab 10 ~ Mengemis ~
11 Bab 11 ~ Ternyata ~
12 Bab 12 ~ Kamu memang wanita jalang ~
13 Bab 13 ~ Rencana jahat ~
14 Bab 14 ~ Acuh ~
15 Bab 15 ~ Aku lebih pintar ~
16 Bab 15 ~ Pergi bersama mertua"
17 Bab 16 ~ Acuh dengan mereka ~
18 Bab 17 ~ Heran ~
19 Bab 18 ~ Ceraikan aku mas ~
20 Bab 20 ~ Tidak rela ~
21 Bab 21 ~ Keputusan ku bulat mas ~
22 Bab 22 ~ Apa maksud mu ~
23 Bab 23 ~ Wanita gila ~
24 Bab 24 ~ Tega sekali mereka ~
25 Bab 25 ~ Mulai berubah ~
26 Bab 26 ~ Andre kapan kamu menikahi ku?~
27 Bab 27 ~ Kamu bukan Andre yang dulu ~
28 Bab 28 ~ Tidak terima ~
29 Bab 29 ~ Kamu sudah tidak menarik ~
30 Bab 30 ~ Menderita ~
31 Bab 31 ~ Kembali ke rumah ~
32 Bab 32 ~ Sedih ~
33 Bab 33 ~ Takut cerita ~
34 Bab 34 ~ Memberinya pelajaran ~
35 Bab 35 ~ Dilema ~
36 Bab 36 ~ Menerima cinta mu ~
37 Bab 37 ~ Menyesal ~
38 Bab 38 ~ Menerima kenyataan ~
39 Bab 38 ~ Tidak tau malu ~
40 Bab 40 ~ Wanita sampah ~
41 Bab 41 ~ Dia wanita licik ~
42 Bab 42 ~ Lelaki brengsek ~
43 Bab 43 ~ Menyesal ~
44 Bab 44 ~ Tidak terima ~
45 Bab 45 ~ Menikmatinya ~
46 46 ~ Rasakan itu ~
47 Bab 47 ~ Sakit ~
48 Bab 48 ~ Sakit part 2 ~
49 Bab 49 ~Di rendahkan ~
50 Bab 50 ~ Kamu sudah mulai gila
51 Bab 51 ~ Harga diri ~
52 Bab 52 ~ Pingsan ~
53 Bab 53 ~ Sangat bahagia ~
54 Bab 54 ~ Belum bisa terima ~
55 Bab 55 ~ Di hajar ~
56 Bab 56 ~ Ada yang berubah ~
57 Bab 57 ~ Tidak mau dibohongi ~
58 Bab 58 ~ Sabar ~
59 Bab 59 ~ Kita kerja sama saja ~
60 Bab 60 ~ Kembali lah sayang ~
61 Bab 61 ~ Hancur karena keluarga ~
62 Bab 62 ~ Biarkan saja ~
63 Bab 63 ~ Aku akan memiliki mu ~
64 Bab 64 ~ Syok ~
65 bab 65 ~ Kemana Hanna? ~
66 Bab 66 ~ Curiga ~
67 Bab 67 ~ Menjalankan aksi ~
68 Bab 68 ~ Siapa kalian ~
69 bab 69 ~ Penasaran ~
70 Bab 70 ~ Ternyata dia wanita iblis ~
71 Bab 71 ~ Hati-hati ~
72 Bab 72 ~ Gagal lagi ~
73 Bab 73 ~ Sebuah keajaiban ~
74 Bab 74 ~ Lupakan semua ~
75 Bab 75 ~ Ada apa ?"
76 Bab 76 ~ Uang satu miliar ~
77 bab 77 ~ Memelihara iblis ~
78 Bab 78 ~ Kemana mereka ~
79 Bab 79 ~ Kamu pikir itu sedikit ~
80 Bab 80 ~ Benar-benar tidak tau malu ~
81 Bab 81 ~ Memohon Ampun ~
82 Bab 82 ~ Terima kasih papa
83 Bab 83 ~ Kamu tetap anakku ~
84 Bab 85 ~ Menyesal ~
85 Bab 86 ~ Bahagia sekali ~
86 Bab 87 ~ Perjalanan hidup ~
87 Bab 88 ~ Pokus memperbaiki diri ~
88 Bab 89 ~ Lega ~
89 Bab 90 ~ Kamu sangat baik ~
90 Bab 91 ~ Kenalan ~
91 Bab 91 ~ Benar-benar tidak tau malu ~
92 Bab 92 ~ Keluarga benalu ~
93 bab 93 ~ Merasa cocok ~
94 Bab 94 ~ Putus asa dengan hidup ~
95 Bab 95 ~ Kamu terlalu polos ~
96 Bab 96 ~ Dewa penolong ~
97 bab 97 ~ Aku ingin bersama Hanna ~
98 Bab 98 ~ Di lamar ~
99 Bab 99 ~ Bahagia sekali ~
100 Bab 100 ~ Malu ~
101 Bab 101 ~ Selamat tinggal kesedihan ~
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 ~ Pengenalan ~
2
Bab 2 ~ Mengikuti aturan ibu mertua ~
3
Bab 3 ~ Sabar ~
4
Bab 4 ~ Tetap berpikiran positif ~
5
Bab 5 ~ Mengikuti cara mereka ~
6
Bab 6~ Aku bukan bodoh ~
7
Bab 7~ Cinta yang salah ~
8
Bab 8 ~ Aku sedih ~
9
Bab 9 ~ Kamu bukan yang dulu lagi ~
10
Bab 10 ~ Mengemis ~
11
Bab 11 ~ Ternyata ~
12
Bab 12 ~ Kamu memang wanita jalang ~
13
Bab 13 ~ Rencana jahat ~
14
Bab 14 ~ Acuh ~
15
Bab 15 ~ Aku lebih pintar ~
16
Bab 15 ~ Pergi bersama mertua"
17
Bab 16 ~ Acuh dengan mereka ~
18
Bab 17 ~ Heran ~
19
Bab 18 ~ Ceraikan aku mas ~
20
Bab 20 ~ Tidak rela ~
21
Bab 21 ~ Keputusan ku bulat mas ~
22
Bab 22 ~ Apa maksud mu ~
23
Bab 23 ~ Wanita gila ~
24
Bab 24 ~ Tega sekali mereka ~
25
Bab 25 ~ Mulai berubah ~
26
Bab 26 ~ Andre kapan kamu menikahi ku?~
27
Bab 27 ~ Kamu bukan Andre yang dulu ~
28
Bab 28 ~ Tidak terima ~
29
Bab 29 ~ Kamu sudah tidak menarik ~
30
Bab 30 ~ Menderita ~
31
Bab 31 ~ Kembali ke rumah ~
32
Bab 32 ~ Sedih ~
33
Bab 33 ~ Takut cerita ~
34
Bab 34 ~ Memberinya pelajaran ~
35
Bab 35 ~ Dilema ~
36
Bab 36 ~ Menerima cinta mu ~
37
Bab 37 ~ Menyesal ~
38
Bab 38 ~ Menerima kenyataan ~
39
Bab 38 ~ Tidak tau malu ~
40
Bab 40 ~ Wanita sampah ~
41
Bab 41 ~ Dia wanita licik ~
42
Bab 42 ~ Lelaki brengsek ~
43
Bab 43 ~ Menyesal ~
44
Bab 44 ~ Tidak terima ~
45
Bab 45 ~ Menikmatinya ~
46
46 ~ Rasakan itu ~
47
Bab 47 ~ Sakit ~
48
Bab 48 ~ Sakit part 2 ~
49
Bab 49 ~Di rendahkan ~
50
Bab 50 ~ Kamu sudah mulai gila
51
Bab 51 ~ Harga diri ~
52
Bab 52 ~ Pingsan ~
53
Bab 53 ~ Sangat bahagia ~
54
Bab 54 ~ Belum bisa terima ~
55
Bab 55 ~ Di hajar ~
56
Bab 56 ~ Ada yang berubah ~
57
Bab 57 ~ Tidak mau dibohongi ~
58
Bab 58 ~ Sabar ~
59
Bab 59 ~ Kita kerja sama saja ~
60
Bab 60 ~ Kembali lah sayang ~
61
Bab 61 ~ Hancur karena keluarga ~
62
Bab 62 ~ Biarkan saja ~
63
Bab 63 ~ Aku akan memiliki mu ~
64
Bab 64 ~ Syok ~
65
bab 65 ~ Kemana Hanna? ~
66
Bab 66 ~ Curiga ~
67
Bab 67 ~ Menjalankan aksi ~
68
Bab 68 ~ Siapa kalian ~
69
bab 69 ~ Penasaran ~
70
Bab 70 ~ Ternyata dia wanita iblis ~
71
Bab 71 ~ Hati-hati ~
72
Bab 72 ~ Gagal lagi ~
73
Bab 73 ~ Sebuah keajaiban ~
74
Bab 74 ~ Lupakan semua ~
75
Bab 75 ~ Ada apa ?"
76
Bab 76 ~ Uang satu miliar ~
77
bab 77 ~ Memelihara iblis ~
78
Bab 78 ~ Kemana mereka ~
79
Bab 79 ~ Kamu pikir itu sedikit ~
80
Bab 80 ~ Benar-benar tidak tau malu ~
81
Bab 81 ~ Memohon Ampun ~
82
Bab 82 ~ Terima kasih papa
83
Bab 83 ~ Kamu tetap anakku ~
84
Bab 85 ~ Menyesal ~
85
Bab 86 ~ Bahagia sekali ~
86
Bab 87 ~ Perjalanan hidup ~
87
Bab 88 ~ Pokus memperbaiki diri ~
88
Bab 89 ~ Lega ~
89
Bab 90 ~ Kamu sangat baik ~
90
Bab 91 ~ Kenalan ~
91
Bab 91 ~ Benar-benar tidak tau malu ~
92
Bab 92 ~ Keluarga benalu ~
93
bab 93 ~ Merasa cocok ~
94
Bab 94 ~ Putus asa dengan hidup ~
95
Bab 95 ~ Kamu terlalu polos ~
96
Bab 96 ~ Dewa penolong ~
97
bab 97 ~ Aku ingin bersama Hanna ~
98
Bab 98 ~ Di lamar ~
99
Bab 99 ~ Bahagia sekali ~
100
Bab 100 ~ Malu ~
101
Bab 101 ~ Selamat tinggal kesedihan ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!