Saat ini Lili sedang disibukan oleh tugas-tugas yang harusnya dikerjakan oleh Dewanya, namun mana berani dia memerintahkan Sang Dewa.
"Haaah... Kapan ini akan selesai"
Lili sesekali akan mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya.
"Apa kau kesusahan, Lili?"
!
"Ya, Dewa"
Lili yang kaget segera membukukan badannya ketika mendengar suaranya.
"Jawab aku, Lili"
"Anda mau saya jawab jujur atau bohong Ya, Dewa?"
"Hm. Kalau begitu beri aku jawaban bohong"
Sang Dewa Tertinggi berjalan dan mendaratkan bokongnya disebuah kursi yang tidak jauh dari tempat Lili bekerja.
"Kalau itu mau anda, baiklah"
Lili mengambil nafas sebelum berkata.
"Kau tahu Ya, Dewa. Tugas-tugasmu ini sangat banyak dan merepotkan tentu saja aku sangat kesusahan mengurusnya, harunya anda yang mengurus ini semua bukan saya. Belum lagi saya harus menangani para orang tidak waras itu yang terus-menerus meminta untuk bertarung dengan anda padahal sudah saya peringatkan untuk tidak lagi melakukannya. Ya, dasar orang gila mau saja bertarung dengan orang gila juga.
Sejujurnya, apa anda tidak ingin kembali mengerjakan tugasmu Ya, Dewa? Aku ini sangat sibuk jadi ayolah bantu aku sedikit untuk mengurusnya. Haisss anda memang tidak bisa diandalkan, anda tahu Ya, Dewa. Tanpaku anda tidak akan bisa melakukan apapun, huft.."
Lili menghembuskan nafasnya yang lega setelah mengatakan kalimat panjang tersebut.
Sedangkan Sang Dewa Tertinggi yang mendengarnya hanya diam sebelum tertawa terbahak-bahak.
"Kau benar, Lili. Aku tanpamu tidak bisa apa-apa, dan" Sang Dewa Tertinggi tersenyum sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kenapa aku merasa terganggu dengan senyumannya" batin Lili.
"Dan apa Ya, Dewa?" Tanya Lili penasaran.
"Hehe apa kau bisa membantuku sekali lagi, Lili?"
"Tuh Kan apa aku bilang. Tentu apa yang ingin anda perintahkan Ya, Dewa?"
"Bagus. Aku ingin terlahir kembali atau apalah untuk pergi jauh dari semua ini" ucapnya dengan tenang.
"Apa?"
"Maksud anda, anda ingin pergi jauh dari sini? "
"Tepat sekali kau memang cerdas Lili." Pujinya.
Entah kenapa dari pada pujian Lili ingin dia dibebaskan dari kertas-kertas itu.
"Apakah kau bisa, Lili?"
Setelah memikirkannya Lili menyarankan Sang Dewa untuk pergi kesebuah jurang gelap yang akan menjadi jalan ke dunia lain di bagian timur yang letaknya jauh dari istana.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang"
Huft..
Lili bernafas lega sebab Dewanya tidak mengetahui soal jurang hitam tersebut, jika dia tahu bisa dipastikan dia akan menolaknya karena dianggap hal sepele. Ya, di jurang hitam sebenarnya bukan jalan menuju dunia lain melain kan sebuah sarang hewan ganas disana, beberapa waktu lalu Lili sempat mendapat sebuah kertas yang menjelaskan kekacauan yang dibuat oleh hewan ganas tersebut.
Sang Dewa pergi dengan kecepatan tinggi dan hanya butuh beberapa menit baginya untuk sampai ditempat.
"Hm? Jadi ini yang Lili maksud"
Dia berdiri di depan jurang hitam yang menganga dengan lebar, asap beracun yang berwarna tipis kehitaman terlihat di sekitar jurang tetapi tidak akan berpengaruh pada Sang Dewa.
"Apa aku harus lompat saja?" Tanyanya pada angin.
Wush...
Seakan mendapatkan jawabannya Sang Dewa pun tanpa ragu melompat ke bawah dengan senyum yang merekah.
"Akhirnya aku pergi dari sini"
Tubuhnya terjun dengan bebas kebawah dan Bruk dia mendarat dengan elegan di sebuah batu besar. Tanda tanya mulai bermunculan di kepalanya, wajahnya kebingungan ketika yang dia temuai bukanlah dunia baru melainkan sebuah sarang hewan.
"Apa Lili salah memberi informasi?" katanya dengan pelan.
"Tidak-tidak Lili tidak mungkin seceroboh itu."
Sang Dewa berjalan kedepan sebuah hewan besar yang mirip dengan ular namun memiliki 3 kepala yang sedang tertidur di sarangnya.
"Oi! Ular ayo bangun! Apa kau tahu jalan menuju dunia lain?"
Sang Dewa bertanya ketika didepan Hewan ganas tersebut.
Srttt...
Desiran ular yang menyeramkan terdengar begitu menyayat bahkan batu batu disekitarnya pun berubah menjadi kerikil.
"Hm? Hey! Apa kau mendengar ku?" Teriaknya sekali lagi.
"Siapa kau?"
Suara serak dan berat terdengar dari arah hewan besar tersebut yang rupanya dia tidak mengetahui siapa pria yang berdiri didepannya sekarang.
"Oh mereka sering menyebutku Sang Dewa Tertinggi"
"Apa kau orang gila? Mana ada Dewa ceroboh seperti dirimu" cibir sang ular.
"Yayaya terserah kau sajalah. Jadi, apa kau tahu jalan menuju dunia lain?"
"Untuk apa kau pergi ke sana?"
"Ck! Kau ini banyak tanya sekali rupanya tinggal jawab saja apa susahnya sih!" Sang Dewa yang kesal langsung meninju perut ular didepannya yang menyebabkan dia langsung tewas seketika.
"Oh! Maaf aku kelepasan" Dengan tidak bersalahnya dia pergi berjalan semakin kedalam sarang hewan ular tersebut.
Hewan ganas yang memiliki bentuk ular besar berkepala 3 itu mati dengan keadaan yang tidak tahu kenapa, dia adalah hewan yang ditakuti semua orang sudah banyak kota-kota yang menjadi mangsanya dan beberapa Dewa pun sudah turun tangan untuk bertarung bersama melawan hewan tersebut namun hasilnya mereka tidak bisa mengalahkannya. Namun sekarang dia mati hanya dengan satu pukulan dari pria yang nampak ceroboh yang mengaku dirinya sebagai Sang Dewa Tertinggi.
"Baiklah, aku sudang berjalan cukup jauh dan masih tidak menemukan jalan itu juga" Sang Dewa duduk disebuah batu dan mengamati sekitarnya.
"Apa itu jalannya?"
Karena penasaran dia pun berjalan kearah sebuah gua yang tadi dia anggap hanya gua biasa, ketika dia memasukinya benar saja ada sebuah lingkaran aneh berwarna hitam dengan pusaran angin didalamnya yang dapat terlihat dengan jelas.
Dengan Semangat Sang Dewa melompat masuk kedalam lingkaran aneh itu.
Angin yang berputar dengan dahsyat menghantam tubuhnya, rasanya seperi pijatan Choki hewan peliharaan Lili. Dengan santai Sang Dewa duduk bersila menunggu lingkaran aneh itu membawanya ke dunia lain.
Satu jam
Satu hari
Satu minggu
Satu bulan
Satu tahun
Dua tahun
100 tahun
500 tahun
Entah sudah berapa waktu yang terlewat sejak Sang Dewa memasuki lingkaran aneh itu dan akhirnya dia kini bisa melihat sebuah cahaya di kejauhan.
"Akhirnya"
"Rumah baru, tunggulah aku akan datang menemui mu" dengan senyum lebar dia keluar dari lingkaran aneh itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Lanjut
2023-05-31
0
Erarefo Alfin Artharizki
rapih banget tulisannya. ajari aku yaa
2023-05-24
1
Bagus weh, tulisannya rapi dan enak di baca dan di mengerti.
semangat Thor. aku tunggu update lanjutan
2023-05-24
2