Dimana Mochi

"Kamu saya pecat!" Ujar Elsa dengan telunjuk yang menegang mengarah ke wajah Monika.

Monika semakin mengerutkan kening heran, tapi satu hal yang membuat dia marah. Elsa menyebut dia sebagai penipu.

"Apa maksud Anda? di pecat, apa saya melakukan kesalahan?" tanya Monik pake K, tokoh utama kita.

Elsa melotot, kedua bola matanya hampir keluar sagat mengerikan, belum lagi dua tangan penuh cincin berbatu besar nangkring di pinggang yang bertumpuk lemak. "Kamu sudah tidak dibutuhkan di sini! pergi sebelum aku menyuruh satpam menyeretmu!"

"Saya tidak akan pergi kemanapun sebelum bertemu dengan Tuan Min, dan anda tiidak berhak memecat saya Nyonya.

"Banyak omong kamu ya, saya bilang kami tidak perlu karyawan seperti kamu, paham!"

"Maaf Bu, tapi Anda tidak bisa memecat saya," ucap Monika sambil melipat tangan di dada, Sementara Monica pake C tidak mau ikut campur, gadis itu kembali duduk dan mempertebal warna bibirnya. Bukan tanpa alasan Monika berani menantang Elsa tapi dia punya perjanjian dengan Tuan Min itu, tentu saja Elsa tidak bisa memecatnya begitu saja.

"Jangan kurang ajar, memang siapa kamu berani mengatur ku! Kamu hanya penipu! Keluar kamu dari kantor ini!" Geram Elsa.

Monika menurunkan tangan Elsa yang terus saja menegang, menunjuk ke arahnya. Elsa memang sengaja berada di sana untuk mengajari Monica.

"Saya bukan penipu, Ibu sendiri yang menempatkan saya di sini, apa Anda lupa?" geram Monika yang tidak terima disebut penipu.

"Kamu seharusnya bilang kalau kamu bukan Monika yang saya maksud, seharusnya kamu sadar kalau kamu hanya lulusan SMA yang tidak mungkin jadi sekertaris CEO!" sergah Elsa yang untuk menutupi rasa malunya.

Jelas malulah, Monika tidak salah apa-apa, Elsa sendiri yang menempatkan Monika menjadi sekertaris Tuan Min, dia sendiri yang tidak teliti sehingga data diri Monika tertukar dengan Monica yang seharusnya jadi sekertaris.

"Jangan meremehkan orang lain hanya karena lulusan mereka Nyonya. Ilmu tidak harus di dapatkan dari bangku kuliah. Bahkan seorang seperti Anda juga bisa melakukan kesalahan bukan? ," sahut Monika nyalang, dia paling tidak bisa diperlakukan seperti ini.

"Pergi sana, saya tidak ada urusan denganmu lagi!" usir Elsa.

"Tidak! saya tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Tuan Min!" kekeh Monika, selain masalah pekerjaan ada hal lain yang harus ia bicarakan dengan manusia salju itu.

"Mau apa kamu bertemu dengan Tuan? cepat pergi atau aku suruh satpam menyeret mu dengan paksa!" ancam Elsa, wanita yang gemar memakai baju dengan warna mencolok itu berkacak pinggang dan menatap monika dengan nyalang.

"Coba saja Anda ingin menyesal." Monika membusungkan dada seolah menantang wanita yang berdiri di hadapannya.

Elsa langsung memanggil satpam memalui telepon, tak selang lama dua orang berseragam masuk dan memegang lengan Monika.

"Kalian akan menyesal melakukan ini padaku!" sentak Monika.

"Jangan dengarkan dia, seret dia keluar dari gedung ini dan jangan biarkan dia berkeliaran di sekitar sini!" ujar Elsa, kedua pria itu pun mengangguk.

Tanpa sungkan mereka menyeret tubuh gadis itu dengan kasar, beberapa Karyawan yang sudah datang pun melihat kejadian itu. Malu tentu saja, tetapi Monika bersumpah membalas kejadian hari ini dua kali lipat pada Elsa.

"Pergi yang jauh jangan sampai kami melihatmu!" teriak salah seorang pria yang menyeret tubuh Monika.

Kedua orang itu menghempaskan tubuh Monika dengan kasar sampai pantatnya mencium paving. Monika menatap nyalang pada dua pria itu.

"Tunggu saja, kalian pasti akan menyesal," gumam Monika seraya bangkit dari tempat ia jatuh.

Setelah membersihkan debu yang menempel di bajunya. Monika menjauh dari gedung perusahaan itu, sungguh sial nasib Monika, beru berkerja sudah dipecat, padahal baru kemarin dia berangan-angan jadi jutawan setelah di lamar manusia salju yang jadi bosnya. Tetapi kenyataan sudah membantingnya sampai di lantai paving parkiran, ia bahkan masih bisa merasakan nyeri di pantat.

"Sekarang gimana? cari kerja lain kali yak? tuh manusia salju beneran mau jadiin aku pacarnya aku nggak sih, kan lumayan tuh 10 juta tiap bulan. Hais, tapi percuma ngarepin dia, saat seperti ini aja dia nggak dateng, dasar orang aneh, ngomong doang gede. Untung ganteng jadi nggak gitu kesel deh aku, lebih baik aku cari kerja sekarang," gumamnya sambil berjalan ke arah pangkalan tukang ojek yang tak jauh dari gedung perusahaan tempat dia pernah berkerja.

Setelah menimang, ditimbang dan dipikir sambil jalan, Monika memutuskan untuk pulang ke kos. Besok pagi dia kana mencari pekerjaan baru, karena budenya di kampung juga sudah menelpon minta kiriman uang.

"Udah jangan dandan terus, udah hapalkan pekerjaan kamu apa aja?" tanya Elsa yang sedikit kesal dengan Monica yang satu ini.

Gadis itu terus saja bercermin, ada saja yang lakukan pada wajah yang sudah di dempul bedak tebal itu masih saja di touch up lagi dan lagi. Elsa sampai sebal melihat itu, andai gadis itu buka titipan Ridwan, laki-laki yang sedang dekat dengan dia, tidak mungkin Elsa menjadikan dia sekertaris.

Apalagi kegemaran Monica ini berdandan membuat dia sampai tertukar dengan Monika yang tadi. Sebenarnya gadis titipan Ridwan itu sudah ada di kantor bersama para pelamar kerja yang lain. Sayang saat Elsa memanggil nama Monika, malah Monika susi susanti yang menyahut, Elsa yang tidak tahu pun langsung menjadikan Monika yang notabenya melamar menjadi OB sebagai sekertaris, karena memang surat lamaran yang Elsa pegang saat itu adalah milik Monika Susi Susanti, tertukar dengan Monica titipan Ridwan yang tertindih dengan punya pelamar lain.

"Kenapa jadi serumit ini," Keluh pria berambut hitam lebat itu.

"Tidak rumit juga, kau hanya harus mengajak gadis itu makan malam bersama keluarga besar kalian kan, aku yakin dia bisa," Sahut pria dengan jambang tipis yang membingkai wajah tampannya.

Pria berkulit seputih kapas itu berdecak kesal, langkahnya lebar keluar lift saat pintu terbuka. Moodnya sedang buruk hari ini, ceramah panjang lebar seperti sinetron harus menjadi menu sarapan Yoonji pagi ini. Semua karena Yura dan ibu tirinya yang melaporkan pada Sang ayah jika Yoonji berencana untuk menikah minggu depan. Padahal dia hanya mengertak dua wanita itu agar tidak selalu menganggunya.

Sang Ayah pun langsung mencerca Yoonji dengan seribu satu pertanyaan yang berujung keinginan untuk bertemu calon menantu. Yoonji yang belum menyiapkan rencana untuk Monika bertemu dengan keluarganya pun bingung, dia tidak hanya harus membawa Monika bertemu dengan ayahnya tetapi juga menyiapkan gadis itu untuk menjadi seorang calon menantu yang sempurna agar rencana Yoonji tidak gagal.

Mata sipit Yoonji seketika melebar walau tak terlalu besar, sorot matanya tajam kala melihat wanita yang duduk di meja sekertaris, berbeda.

"Dimana Mochi?" tanya Yoonji pada wanita bersetubuh gempal yang sedang berdiri di hadapanya.

Elsa mengerutkan keningnya heran, siapa itu Mochi? apa itu kucing Tuan Min? Atau makanan?

"Aku mau Mochi ada di sini dalam waktu 10 menit, atau kau aku pecat!" geram Yoonji, kemudian melenggang masuk ke ruangannya.

Elsa hanya bisa mengangguk takut walaupun ia tak paham dengan apa yang Tuannya perintahkan, terutama siapa itu Mochi. Fredrick menggeleng pelan, ia berdiri di depan Elsa dengan kedua tangan masuk ke saku celana. Mata biru Fredrick menatap Elsa daan wanita pengganti Monika secara bergantian.

"Kau dalam masalah besar," ujar Fredrick sambil menghela nafas kasar.

"Ap-apa maksudnya Tuan, saya tidak mengerti?" tanya Elsa tergagap.

Dia sengaja di sini menunggu Tuan Min datang untuk menjelaskan keteledorannya, tapi belum sempat ia berucap apapun dia sudah mendapatkan ancaman pemecatannya.

Elsa mengikuti kemana arah mata Fredrick melihat, ia menoleh melihat Monica yang menunduk ketakutan.

"Siapa dia? dan untuk apa dia di sini? dimana Monika?" cerca Fredrick dengan nada serius, membuat elsa semakin gelagapan.

"Saya kemarin melakukan kesalahan Tuan. Wanita ini yang seharusnya berkerja sebagai sekretaris, kemarin saya salah panggil, datanya tanpa sengaja tertukar." Wanita itu tertunduk lalu menjelaskan kesalahan yang ia lakukan dan siapa wanita yang ada bersama dia sekarang.

Fredrick hanya bisa menghela nafas kasar mendengarkan penjelasan Elsa, wanita yang sudah menjabat selama lima tahun sebagai kepala HRD itu hanya bisa menunduk malu, sembari mendelik tajam pada wanita bernama Monica itu.

"Ck, buat dia berkerja di tempat lain dan segera bawa gadis yang kemarin bekerja di sini!" tegas Fredrick, jujur saja dia lebih suka Monika dengan tampilan sederhana daripada Monica yaang satu ini. Meski nama mereka hanya beda satu huruf tetapi mereka jelas sangat berbeda.

"Tapi Tuan." Fredrick mengangkat tangannya, mengisyaratkan Elsa untuk diam.

"Apa kau tidak dengar apa yang Yoonji katakan tadi, bawa dia kemari atau kau yang akan keluar!"

Terpopuler

Comments

Isna Maria Prianti

Isna Maria Prianti

sukurin lo sa,makanya jangan semena mena🤭

2024-04-17

0

Itsaku

Itsaku

kan... kaaan... haiyoloooh elsa 🤣🤣

2023-06-08

1

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

yoonji nyarinya si mochi tauuuuuuuuuu .....
daripada monica pake c ....

ha ha .. kasihan bu elsa ..
buruan gih cari .. monika pake k ....
😉😉😉😉😋😋😋😋

2023-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!