Mama tidak suka

"Sayang sudah jangan menangis, Kau tahukan Mama hanya asal bicara saja. dia tidak bermaksud menyakitimu," Ujar Sebastian dengan lembut sambil mengusap rambut sang istri yang berwarna coklat terang.

"Hiks ... Aku tahu kalau Mama tidak suka sama aku, aku sadar kalau aku nggak sebanding sama kamu," Marlina bersandar di dada Sebastian yang berbalut kaos berwarna putih.

Pria yang berhati lembut itu sungguh tidak tega melihat wajah sedih Marlina pun segera mendekapnya. Diusap dan dikecup dengan penuh kasih sayang ujung rambut Marlina.

"Sst... udah ya jangan nangis. Nanti hilang lho cantiknya," goda Sebastian yang langsung di tanggapi serius oleh Marlina.

"Iya aku emang tidak cantik kok, terus aja ngejeknya."

Marlina melepaskan diri dari pelukan sang suami dengan, Sebastian bisa saj menahan Marlina dalam pelukannya. Tetapi pria itu tak ingin istrinya semakin marah, ia puk melonggarkan tangan saat Marlina mendorongnya.

"Nggak kok Sayang, kamu cantik apa adanya," ujar Sebastian.

"Mana ada wanita yang cantik apa adanya Mas, semua butuh modal, butuh perawatan." Marlina beranjak dari ranjang, ia melangkah ke meja riangnya untuk melihat wajah yang baru beberapa hari yang lalu melakukan perawatan di dokter kulit terkenal.

Marlina dua tahun lebih tua dari Sebastian, wanita itu selalu merasa insecure dengan wajah dan tubuhnya. Marlina selalu melakukan perawatan rutin di dokter kecantikan yang paling ia percaya.

"Kenapa aku harus bohong, istriku memang cantik." Sebastian memeluk erat tubuh ramping Marlina dari belakang, perlahan ia menyibakkan rambut lurus berwarna coklat terang itu agar bisa mencium wangi tubuh sang istri.

Marlina tersenyum, ia tahu apa yang di inginkan Sebastian sekarang. "Mas aku lagi nggak mood buat itu, aku masih sedih lho karena ucapan Mama tadi."

"Hem ... tapi aku pengen Sayang, kamu sudah selesaikan datang bulannya?" tanya sebastian yang sudah berkabut, sebagai laki-laki normal tentu saja hasrat Sebastian sudah di ubun-ubun setelah tujuh hari berpuasa.

"Boleh minta Tas nggak?"

Marlina meraih tangan suaminya, mengarahkan jemari kekar itu untuk mengusap bongkahan kembar miliknya dengan lembut. Marlina mengerang saat ujung jari Sebastian bermain di sana, walaupun masih tertutup pengaman. Marlina bisa merasakan tangan Sebastian yang dengan kuat meremasnya.

"Beli saja, kenapa harus bertanya?"

"Hem ..."

Pasangan itu pun melakukan ritual malam yang begitu panas, Sebastian sangat menyukai permainan Marlina yang sangat lihai di rajang..

.

.

.

.

Keesokan paginya, rumah itu masih begitu tegang. Sofia masih tak mau mengalah dengan keinginannya untuk memiliki cucu dari Sebastian. Hingga perang dingin pun terjadi, Marlina memilih menghindari mertuanya itu dengan pergi berbelanja dan berkumpul bersama teman-teman sosialita.

Dia tak perduli dengan tatapan Soria yang begitu tajam saat melihat Marlina mengenakan pakaian kurang bahan untuk pergi.

"Udah malem nih, nggak pulang Lu?" tanya seorang laki-laki tampan berambut sebahu yang duduk bersama Marlina.

Wanita itu menggeleng kemudian menyesap minuman yang ada di tangannya.

"Ngapain pulang, suami gue aja nggak ada di rumah," jawabannya setelah menenggak hampir separuh minumannya.

"Pergi kemana lagi Tian?" Tanya pemuda itu lagi sambil menggerakkan kepalanya mengikuti dentuman musik Dj yang menggema di tempat itu.

"Biasalah, keluar kota. Proyek sana, proyek sini. Paling juga dua hari baru pulang. Males di rumah ada mertua. "

"Ssshh... Aaaah.... Lagi dong!" Marlina mengangkat gelas kosong, mengisyaratkan pada bartender untuk menyajikan lagi segelas double shot.

"Udah, nanti kamu mabok gimana pulangnya? Jangan bikin repot gue Lin, gue nggak mau berurusan sama mertua Lo," tukas Hendra.

"Nggak setia kawan banget sih Lo Hen, gue nggak mau pulang hari ini!" Tegas Marlina, ia sungguh malas jika harus berduaan dengan ibu mertua yang sangat menyebalkan dan terus menuntut anak padanya.

Tanpa Marlina tahu, Tian dalam perjalanan pulang malam itu. Dia sengaja membawa hadiah untuk anniversary hari pertama mereka bertemu pertama kali. Mungkin terdengar berlebihan bagi sebagian orang, tetapi itulah Sebastian seorang pria yang hangat dan selalu menghargai setiap kenangan yang berarti baginya.

Namun kadang cintanya yang begitu tulus, membuat dia dengan mudah di manfaatkan oleh Marlina.

"Pulang aja Lo, gue mau ada party lain abis ini," kilah Hendra, bukan dia tidak memperbolehkan Marlina menginap di apartemennya, tetapi bagaimanapun Marlin adalah istri dari orang lain.

"Ck nggak asik banget sih Lo."

Mobil yang membawa Sebastian akhirnya sampai di rumah besar yang selama ini ia tempati bersama Marlina. Dengan senyuman mengembang, Pria berambut hitam itu turun dari mobil dan seger melangkah masuk ke rumah.

"Mama belum tidur?" tanya Sebastian saat mendapati sang Ibu masih duduk di ruang tamu sambil membaca buku.

Sofia menutup buku yang ia baca, Wanita itu bangkit dari duduknya. Sebastian segera mendekat, kemudian mencium takzim tangan Sofia.

"Belum ngantuk, kamu kok pulang? Bukannya kamu ada proyek di medan?" tanya Sofia sekedar basa- basi, dia sudah bisa menebak jika putranya itu ingin memberikan kejut pda istri tercinta yang sayangnya tidak ada di rumah.

Sebastian menggaruk tengkuknya, Pria berusia tiga puluh tahun itu merasa kikuk di depan ibunya. Paper Bag yang berisikan tas mahal yang ia siapkan untuk Marlina sedikit ia sembunyikan di balik tubuhnya.

"Nggak jadi Ma, lusa baru aku mau berangkat," ujar Sebastian.

"Hem, nggak usah malu-malu gitu, bilang aja kamu mau kasih istri kamu itu surprise kan?" Sofia melipat tangannya di dada, menatap tajam pada Sebastian yang malah menyengir tanpa dosa.

Sofia menggeleng pelan, setelah mengambil nafas dalam wanita itu kembali duduk di sofa. Sebastian tersenyum kemudian duduk tepat di samping sang Ibu.

"Emh ... Mama nggak marah?"

"Untuk apa aku marah, aku juga pernah muda Tian. Dan Mama rasa itu juga bukan urusan Mama," jawab Sofia yang seolah acuh.

"Syukurlah, Tian kira Mama bakalan marah dan mengatakan kalau aku terlalu memanjakan Alin, terima kasih Ma, terima kasih sudah mengerti."

"Hem, udah cepet mandi sana."

Sebastian mengangguk, ia pun ingin segera menemui Marlina yang ia yakin sedang tertidur di kamar. Dia tidak sabar melihat reaksi mengemaskan sang istri saat melihat hadiah yang bawa.

Sofia menutup kembali buku yang baru saja ia buka secara acak, wanita paruh baya itu menatap nanar punggung Sebastian yang sedang menaiki tangga dengan bersemangat.

"Semoga kau cepat sadar dari cinta yang membutakan mu Nak," ucap Sofia penuh harap.

Sofia berharap intuisinya selama ini salah. dia benar-benar mengharapkan itu. tetapi setelah dia melihat sendiri malam ini, Sofia bertambah yakin dengan yang ia pikirkan selama ini adalah benar.

"Alin...Sayang," panggil Sebastian dengan mesra saat memasuki kamarnya yang gelap.

Biasanya lampu kamar Sebastian tidak akan pernah mati jika ada Marlina, istrinya itu lebih suka lampu menyala walaupun saat tidur. Namun, Sebastian yang berhati lembut itu tak ingin berpikiran buruk, dia hanya berpikir jika Marlina lupa menyalakan lampu kamar.

"Ali, aku pulang. Apa kau tidak ingin menyambut suamimu?" tanya Sebastian pada udara kosong yang ada di ruangan itu.

Tangan besar Sebastian meraba dinding ang ada di sebelah pintu.

Tack!

Lampu menyala, menunjukan keheningan di sana, ranjang masih sangat rapi dan kosong seolah belum ada tangan yang menjamah. Padahal sebelum Sebastian pulang, dia sempat bertanya tentang keberadaan sang istri dan Marlina memberi tahu kalau dia akan bersiap tidur.

Terpopuler

Comments

EuRo

EuRo

Bagus, deh. semoga aja ketauan belangnya Alin. kasihan Bastian.

2025-01-15

1

Anita♥️♥️

Anita♥️♥️

sepertinya Alin cuma manfaatin Tian deh,, kasian Tian kalo kek gini

2024-04-01

1

Isna Maria Prianti

Isna Maria Prianti

sbnernya rahasia apa yg mamanya sebastian sembunyikan? lanjut thor pokoknya👍

2024-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!