Satu pertanyaan sesaat mengalihkan perhatiannya. Ia tahu anak-anak merasa bosan dengan pelajaran tapi untuk mengatasi kebosanan tetap bisa dengan menambah ilmu pengetahuan. Ditutupnya buku nan tebal, lalu menyandarkan punggung ke belakang.
"Jadi, kalian mau melakukan apa?" tanya Bu Kim bersambut binar kebahagiaan di wajah anak didiknya.
Seorang siswa dengan seragam cekak mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi, "Bu, bisakah kita lihat pertandingan basket? Pasti bisa menambah pengalaman."
"Bisa, siapa lawannya? Teman satu kelas atau lain sekolah atau justru teman satu sekolah. Kalian pilih yang mana?" tanya balik Bu Kim membuat siswa tadi berpikir harus menjawab apa.
Obrolan bisik-bisik mewarnai penantian jawaban yang akan memutuskan sisa jam pelajaran. Siapa sih yang tidak mau bebas? Jelas lebih enak hanya bersorak di tepi lapangan sembari menikmati pemandangan mengagumkan dari para pemain basket sekolah mereka.
"Bagaimana jika aku menantang ibu? Satu lawan satu." sahut seseorang dengan suara tegas penuh kepercayaan diri.
Bu Kim menoleh ke arah sumber suara yang ternyata lagi-lagi murid kesayangan Pak Gio. Entah kenapa hati merasa malas meladeni anak satu itu tetapi pekerjaan mengharuskan ia untuk profesional. Tantangan sudah dilayangkan, maka tidak baik menolak.
"Satu lawan satu? Apa imbalannya?" Tatapan mata saling terpatri menyebarkan aura permusuhan. "Jika kamu menang, Ibu akan menambah waktu latihan kalian dengan berlatih di lapangan khusus."
Awalnya hanya ingin menantang agar bisa mengembalikan semangat team tapi tawaran sang guru lebih menggiurkan membuat Rafa tersenyum tipis. Kesempatan itu untuk dimanfaatkan jadi harus diterima hanya saja ia bingung akan memberikan imbalan apa. Selain posisinya sebagai leader, tak ada lagi yang bisa diberikan.
Mana mungkin menyerahkan kursi beasiswa yang menjadi jembatan masa depan. Sejenak memikirkan baik-baik apa yang akan diberikan sebagai balasan pertaruhan jika ia kalah nantinya. Senggolan tangan mengembalikan kesadaran yang seketika menyaut penyerahan kekuasaan.
"Aku akan menjadi pemain cadangan." putusnya seketika mendapatkan penolakan dari semua anggota basket bahkan teman sekelas tersentak kaget akan jawaban yang terlalu disayangkan.
Raut wajah tampan, tatapan mata menawan nan tajam memberi kepastian. Tidak ada keraguan, maka bisa dilanjutkan. Akan tetapi tak semudah itu karena tantangan dilakukan secara terbuka, maka harus ada bukti yang nyata.
Bu Kimmy mengambil kertas kosong. Wanita itu sibuk menuliskan sesuatu yang entah tujuannya apa. Selama dua menit hanya ada penantian, "Kemarilah! Tanda tangan surat tantangan mu."
Rafa tertegun karena ia tak menyangka akan seserius itu. Bagaimana bisa guru baru bertindak sedemikian rupa. Padahal seluruh sekolah tau, dia yang selalu menjadi perwakilan ketika lomba antar sekolah tengah berlangsung. Tak ingin menambah durasi lebih lama. Akhirnya surat tantangan ditandatangani keduanya secara pergantian.
Sang guru juga meminta beberapa siswa ikut tanda tangan sebagai saksi. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya karena pertandingan akan diadakan setelah selesai jam pelajaran sekolah. Sehingga semua siswa kembali duduk ke bangku masing-masing untuk meneruskan materi renang.
Suasana kelas yang tegang berbanding terbalik dengan keadaan hangat antara dua sahabat yang baru saja saling bertemu karena kejadian tak terduga. Salah mengambil pesanan dan berakhir menjadi kumpul bersama membahas masa lalu sekedar bernostalgia. Canda tawa yang terdengar begitu renyah menghadirkan rasa bahagia.
"Ngomong-ngomong berapa anak kalian? Pasti banyak donk, kan nikahnya paling awal." ujar seorang pria dewasa dengan penampilan santai setelan training warna hitam.
"Bisa saja kamu, Lion. Kami punya anak satu, tapi sudah mandiri jadi jarang pulang ke rumah." jawab wanita yang enggan melepaskan garpu dari tangan kanan karena sibuk memilah buah melon dari mangkuk suaminya.
Seorang wanita lain dengan penampilan hijab tersenyum mendengar hal itu. Tiba-tiba saja ia memikirkan sesuatu yang bisa menyatukan persahabatan mereka dan tali silaturahmi tidak terputus begitu saja. Diamnya menyadarkan Lion yang ikut tersenyum penuh arti.
"Kalian kenapa senyum-senyum gitu? Jangan ngasih ide yang aneh, ya. Kita gak muda lagi." tukas pria dengan penampilan rapi yang melihat pasutri di depannya tersenyum tanpa alasan.
Lion terkekeh mendengar ketakutan Fairuz. Ia tahu, sang sahabat trauma dengan kejahilannya, "Gak aneh, kok. Sebenarnya kami punya anak cowok satu tapi ya gitu."
"Gitu? Maksudnya gimana? Suka sama cowok?" tanya Fairuz tanpa pikir panjang yang langsung dihadiahi cubitan kesal sang istri.
Pertanyaan sahabatnya tidak salah hanya saja tidak tepat. Sebagai orang tua tentu cemas ketika memiliki anak yang selalu diam di rumah seharian ketika tidak berangkat sekolah. Meski memang weekend jadwal untuk istirahat. Masa setiap waktu ditanya gak main, jawabannya malas mending tidur.
"Anakku normal, Bro." Lion menatap Fairuz serius karena ia tak mau ada salah paham. "Gini loh, dia itu kerjaan cuma diem di rumah pas libur sekolah. Kalau di ajak keluar saja, susah minta ampun. Jadi kiranya anak kalian cewek. Kenapa tidak kita jodohin saja. Hubungan bisa menjadi lebih erat."
Seperti mendapatkan angin segar mendengarkan tawaran perjodohan yang telah lama dinantikan. Tanpa disadari Lion dan istrinya, bahwa Fairuz memang tengah mencari calon menantu untuk putri tunggalnya. Apalagi ia yakin akan didikan yang pasti selalu berpedoman pada agama dan juga ilmu pengetahuan yang luas.
"Sayang, bagaimana menurutmu? Apakah bisa kita pertimbangan calon menantu satu ini?" tanyanya dengan tatapan mata terpatri menatap wanita yang kini tengah diam memikirkan segala sesuatunya.
Suara helaan napas tertahan mengisyaratkan sesuatu yang pasti menjadi beban. Lily tampak termenung bingung ingin menjawab apa karena merasa semua akan percuma. Ia tahu bagaimana sikap putrinya ketika akan dijodohkan dan jangan sampai justru melukai hati orang lain.
"Ly, kamu kenapa? Apa ada masalah dengan anakmu?" tanya Keisha yang bisa merasakan kesedihan sahabat lamanya.
Diam tak mampu bersuara membuat Fairuz merengkuh tubuh istrinya yang mulai gemetar karena rasa takut di hati yang enggan pergi. Trauma yang sulit untuk dihilangkan karena seorang ibu semakin hancur ketika melihat putri semata wayangnya melewati ujian kehidupan yang tidak mudah.
Lion dan Keisha menatap Fairuz. Keduanya berharap mendapatkan penjelasan karena bingung akan situasi yang ada. Setelah dua puluh tahun terpisah, mereka tak tahu apa saja yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Jadi wajar saja merasa tidak tenang dengan situasi yang ada di depan mata.
"Putriku memang sudah pantas menikah hanya saja masa lalunya. Jika aku ceritakan, kalian pun akan menarik lamaran yang sudah ditawarkan." Sejenak menghirup napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Ketenangan kembali mesti tak menyudahi kegelisahan hati.
"Putri kami menjadi korban pelecehan s3ksual di usianya yang masih muda. Meski saat itu tidak berhasil merenggut kehormatannya. Tetap saja putriku menolak mengenal pria manapun. Sejak saat itu kami selalu menjaganya lebih dari apapun bahkan Lily memilih berhenti bekerja dan selalu menemani anak kami.
"Selama dua tahun program perawatan pengembalian kepercayaan diri dijalankan hingga kami melihat senyuman di wajah yang selalu kami rindukan. Akan tetapi perkenalan dengan seorang pria menjadi kehancuran kedua yang kini menambah pendirian putri kami untuk menjauh dari kaum lelaki kecuali papanya sendiri." Fairuz menjelaskan tanpa ragu karena kedua sahabatnya sudah menjadi bagian dari keluarga sejak masa SMA.
Keisha mengusap lengan Lily berharap bisa membantu meringankan beban hati seorang ibu. "Aku tidak akan memaksa tapi perjodohan ini lebih baik untuk kedua keluarga kita. Entah kenapa aku merasa pertemuan ini menjadi jawaban Allah atas do'aku selama sebulan terakhir. Apakah kalian mau memikirkan perjodohan anak-anak kita?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
gercep bu gurunya lgs hitam diatas putih
2023-05-18
0
𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel
Wow... Keren bu Kim mau nantangin murid nya 🤭
2023-05-18
0
Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪
Bu Kimmy malah menantang semua pemain basket
2023-05-18
0