Bad Boy Karatan
Suara bel tanda masuk kelas terdengar begitu kencang membuat para siswa seketika berhamburan kembali masuk ke kelas masing-masing. Sekolah SMA Nusa Bangsa Internasional Jakarta merupakan sekolah elit pada anak konglomerat. Seharusnya demikian tetapi tetap menerima siswa jalur beasiswa.
Beasiswa yang bukan main karena siswa dengan jalur tersebut memiliki otak briliant. Nilai IQ yang bisa membuat para anak orang kaya bungkam. Seperti dia si anak lelaki dengan tampang urakan yang selalu menjadi pusat perhatian para cewek seantero sekolah.
Namanya Rafandra Darren Adelio atau biasa dipanggil Rafa. Tampang not bad meski selalu menggulung lengan seragamnya, topi terbalik menutupi kepala dengan wajah datar tetapi tengil. Pemuda itu tak banyak omong hanya saja sekali bicara langsung pada kena mental.
Seperti biasanya para siswa kelas dua belas IPA 1 berkumpul di lapangan karena hari ini jadwal olahraga kelas mereka. Ditemani mentari pagi yang cukup hangat, Anak-anak sudah menunggu guru mereka. Akan tetapi entah dimana Pak Gio saat ini.
Guru olahraga yang selalu menjadi tempat curhat anak basket itu masih belum menampakkan diri. Aneh karena tidak seperti biasanya tetapi setelah menunggu selama sepuluh menit. Justru kepala sekolah yang datang dan meminta para siswa untuk kembali ke kelas.
Kecewa tentunya karena rutinitas hari selasa yang menjadi healing ditiadakan. Bagaimana lagi? Tak mungkin mengeluh karena semua itu keputusan kepala sekolah sendiri. Akhirnya semua siswa kelas dua belas IPA 1 masuk kembali ke kelas tapi tak seorangpun ingin berganti seragam sekolah formal.
"By the way, Gue denger ada guru baru loh." bisik salah satu siswa yang duduk paling depan hanya saja suaranya itu seperti lonceng membuat seisi kelas heboh tak karuan.
Baru saja di dalam kelas lima menit. Suasana sudah berubah kacau akan canda tawa yang tanpa aturan hingga perhatian mereka teralihkan pada suara langkah kaki seorang wanita muda yang memasuki kelas seraya mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum, Anak-anak." sapanya lalu meletakkan sebuah buku tebal ke atas meja guru. Tatapan mata menyusuri wajah satu per satu siswa yang tampak tertegun karena kedatangannya. "Apa kalian tidak mau menjawab salam? Hukumnya wajib untuk menjawab salam."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab serempak beberapa siswa dengan kesadaran yang tersisa, sedangkan yang lain sibuk berlari memikirkan hal di luar ekspektasi.
Wajah polos dengan tatapan mata tenang, rambutnya panjang tergerai sepinggang. Outfit yang dipakai pun rapi meski kekinian. Wanita modis tetapi rasa sederhana karena polesan make up tak begitu tampak menutupi wajah aslinya.
"Perkenalkan, saya guru olahraga kalian yang baru dan menggantikan Bapak Gio selama sebulan. Beliau menugaskan saya untuk menjadi pembimbing selama melakukan ibadah umroh. Jadi, salam kenal dari saya dan kalian bisa panggil Bu Kim." jelas wanita yang memiliki nama lengkap Kimmy Rosella.
Sambutan hangat tampak akan diterimanya karena anak-anak memang begitu antusias untuk berkenalan tapi dari seluruh siswa. Tatapan matanya terhenti pada seorang siswa yang terlelap menikmati mimpi indah dan mengabaikan sesi perkenalan karena dianggap tidak penting.
"Baiklah, hari ini hanya perkenalan tapi semua anggota basket silahkan kembali ke lapangan! Ibu tunggu kalian." Kim menyudahi obrolannya dengan para siswa, lalu beranjak pergi meninggalkan kelas.
Senangnya ketika mendadak jam pelajaran berubah menjadi kebebasan. Apalagi para pemain basket diminta berkumpul. Apalagi jika bukan untuk tanding. Para siswa cewek memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana permainan sang idola.
Lapangan basket sekolah begitu luas dan terbagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi berbeda-beda. Beberapa siswa yang tergabung menjadi anggota basket sudah berkumpul. Baik pemain utama dan juga anggota cadangan.
"Pagi, Anak-anak. Coba kalian berdiri jadi dua team. Pemain utama sisi barat dan pemain cadangan sisi kiri." tegas Bu Kim tanpa basa-basi begitu memasuki lapangan basket langsung siap mengeksekusi.
Meski yang lain sudah berkumpul tapi seseorang masih saja belum datang. Entah kemana anak satu itu. "Bu Kim, bisa tunggu sebentar. Kapten kami masih di kelas."
"Kapten? Apa kalian sadar bahwa tugas seorang pemimpin memberikan contoh yang baik." jawab Bu Kim tak ingin diganggu gugat, membuat siswanya menundukkan kepala. "Hars, kamu pindah ke team inti!"
"Tapi, Bu. Saya ...," Hars merasa akan menjadi sasaran amukan jika sampai melakukan permintaan guru baru yang tidak tau apapun tentang penghuni sekolahnya. "Lima menit saja, Bu. Kita tunggu Kapten Rafa datang."
Penolakan Hars justru semakin membuang waktu sedangkan bagi seorang guru ia tidak menyukai waktu yang terbuang sia-sia. Entah kenapa wajah murid satu itu tampak ketakutan seakan jika melakukan permintaannya akan berakhir di atas brankar rumah sakit.
"Kalian mau mulai atau ibu sendiri yang pergi dari sini?" Bu Kim menatap satu per satu anggota team basket dengan tatapan serius tak berkedip membuat anak-anak saling pandang kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
💦Mak Phi-khun
Yuk, semangat lagi berhalu... 😌😌😌☺️☺️💞💞
2023-06-02
1
Cand💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
jarang2 guru olga cewek biasa cowok.. bakal di kerjain anak2 cowok🤭
2023-05-18
0
Cand💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
gpp urakan asal jgn tong kosong nyaring bunyinya
2023-05-18
0