Part 5#Seimbang, Penasaran

Tampaknya anak itu mendengarkan musik dengan volume kencang. Awalnya ingin membahas tentang tantangan tapi melihat Rafa yang terlelap akhirnya melangkah pergi meninggalkan depan kelas IPA 1. Ia tak ingin mengusik ketenangan orang meski itu murid didiknya sendiri.

Setidaknya di jam istirahat menjadi waktu bebas untuk semua siswa dari tanggung jawab belajar. Waktu berlalu begitu cepat dan tanpa sadar sudah pukul dua siang. Suara bel yang terdengar bergema di seluruh lorong menandakan hari telah usai melakukan kegiatan belajar mengajar.

Anak-anak mulai meninggalkan kelas tetapi tidak dengan siswa kelas IPA 1. Dimana mereka ingin menyaksikan pertandingan satu lawan satu. Pasti seru dan menegangkan meski hati was-was karena takut sang leader kalah. Semua orang yang mengetahui tantangan itu sudah memenuhi pinggir lapangan basket.

Sementara yang akan bertanding masih tak menampakkan batang hidungnya. Baik Rafa maupun Bu Kimmy tengah berganti pakaian di ruangan masing-masing. Keduanya seperti duplikat yang memilih memakai kaos longgar dengan celana training warna hitam nan elastis. Tak lupa mengganti sepatu olahraga agar bisa menyesuaikan diri saat dilapangan.

Melihat keramaian di lapangan kepala sekolah merasa heran sehingga menonton dari tempatnya berdiri yaitu di depan jendela dari dalam ruangan. Kepercayaan seorang guru akan selalu berusaha memastikan para siswa tidak melakukan hal di luar batas.

Dari tempatnya mempertahankan selama lima menit, barulah pusat perhatian teralihkan ketika dua insan dari arah berlawanan menuju ke lapangan secara bersamaan. Apalagi para siswa semakin bertepuk tangan riuh menyambut keduanya.

Itu berarti memang leader team basket dan guru olahraga yang baru tengah ditunggu tapi untuk apa? Belum juga memahami situasi tiba-tiba salah satu penjaga sekolah datang mengalihkan perhatiannya. Pak mamat memberikan laporan bahwa di lapangan akan diadakan pertandingan.

Laporan si penjaga membuat kepala sekolah hanya menghela napas panjang. Ingin datang ke lapangan untuk menghentikan karena Rafa masih terlalu dini untuk menantang guru profesional sekelas Kimmy. Akan tetapi jika melakukan hal tersebut, justru akan membuat reputasi team basket tercoreng. Kebingungannya hanya bisa dirasakan seorang diri.

Sementara di lapangan basket. Kimmy tampak begitu tenang dan santai bahkan tidak mempedulikan suara disekitarnya. Wanita itu sibuk mengikat rambut panjangnya menjadi gelungan tak lupa mengikat menggunakan tali karet berwarna hitam.

"Ready?" tanya Rafa dengan tatapan siap menyerang yang hanya dijawab anggukan kepala.

Peraturan cukup mudah yaitu selama tiga puluh menit permainan harus mencetak nilai dan siapapun di antara keduanya yang memiliki nilai tertinggi menjadi pemenang. Tampak Rafa melemparkan bolanya ke Bu Kim menandakan memberikan kesempatan pertama pada wanita itu.

Bola yang melambung ditangkap dengan begitu mudah, "Are you sure?" tanyanya memastikan tindakan Rafa tidak akan disesali.

"Mulai saja! Malas aku ngomong, Bu." jawab Rafa tengil membuat Bu Kim menyeringai tetapi seringaian itu begitu samar.

Permainan di mulai ditemani sorak para penonton. Jantung berdebar dengan tatapan mata tak berkedip. Baru saja dimulai dan mereka terpana mengikuti gerakan lincah Bu Kimmy yang melakukan dribbling. Teknik memantulkan bola dengan langkahnya penuh perhitungan mulai mendekati Rafa.

Si pemuda bisa melihat lawannya tidak sembarangan bahkan bola yang dimainkan tampak begitu menikmati sentuhan tangan lembut sang guru baru. Tak ingin memberikan kesempatan untuk melakukan penyerangan, ia mulai menghadang melakukan perlawanan tetapi ketika tatapan mata saling pandang.

Fokusnya teralihkan tiba-tiba saja bola melambung ke udara bersama putaran tubuh sinergis yang membuatnya terpesona. Bu Kim melakukan passing lalu menangkap bola dengan cepat tanpa kesulitan berarti. Rafa yang tertegun kembali sadar karena sorakan para penonton tetapi sayang.

Shooting pertama yang dilakukan Bu Kim berhasil mencetak skor pertama. Para penonton kecewa sedangkan anggota team basket mulai gelisah melihat perhatian mulus guru baru mereka. Tentu saja tidak menyangka wanita lembut dengan penampilan modis begitu lincah di bergerak memainkan bola basket.

Pertandingan terus berlangsung selama tiga puluh menit lebih lima detik. Tantangan yang membuat semua orang hampir pingsan tetapi hasil akhir memuaskan karena skor sama dan Bu Kim mengakhiri tanpa memperpanjang durasinya. Wanita itu merasa puas dengan permainan Rafa yang memang bisa dilatih lebih baik lagi.

"Mulai besok sore, datanglah ke mansion di jalan Gelatik Jakarta pusat. Kalian akan mendapatkan pelatihan tapi sebagai gantinya. Tidak ada pertandingan selama sebulan ini dengan sekolah lain atau pertandingan bebas. Paham?" jelas Bu Kim membuat raut wajah semua anggota team basket berseri.

Rafa hanya menyimak karena ia masih memikirkan pertandingan yang baru saja berakhir. Gurunya itu terlihat berbeda ketika di luar jam pelajaran sekolah. Apa itu perasaannya saja atau memang hanya bersikap profesional. Sebenarnya bukan hanya itu karena ia merasa di menit terakhir pertandingan sang guru mengalah agar ia bisa memasukkan bola ke ring.

Menarik, aku ingin tau kelebihan Bu Kim itu apa saja tapi bagaimana caranya?~tanya harinya pada diri sendiri.

Lamunannya masih memiliki kesadaran sehingga tak seorangpun menyadari akan rasa di hati yang mulai penasaran dengan sosok guru baru mereka. Setelah semua berakhir, satu per satu meninggalkan lapangan begitu juga dengan Rafa yang langsung ke tempat parkir setelah mengambil tasnya dari kursi penonton.

Sudah waktunya pulang apalagi sekarang pukul tiga sore. Pasti sudah ada yang menunggu di depan pintu rumah dengan bibir cemberut karena keterlambatannya. Moge berwarna putih mengkilap menjadi kendaraan pemuda itu sejak dua tahun yang lalu.

Sepoi angin terasa menyegarkan menyentuh wajahnya karena kaca helm dibiarkan terbuka. Jalanan yang dilewati tetap sama setiap harinya tapi ketika melihat kedai martabak langganan sudah buka. Pemuda itu langsung melipir menyiapkan alasan agar orang rumah percaya dengan alasannya.

"Mang, dua ya seperti biasa." pesannya lalu duduk dikursi plastik warna hijau tosca.

Sambil menunggu Rafa memainkan gawainya. Kedua tangannya sibuk memainkan game untuk menghilangkan kejenuhan karena di sekitar sangatlah sepi hingga si Mamang memanggil memberikan pesanan yang sudah siap dibawa pulang.

Perjalanan dilanjutkan tapi kali ini memilih jalan pintas agar lebih cepat sampai ke rumah. Jalan yang melewati sebuah kampung dengan rumah padat penduduk. Anak-anak yang berlarian tanpa menoleh kiri kanan membuat Rafa mengurangi kecepatan motornya.

Seharusnya waktu bisa dipercepat tetapi alhasil semakin terlambat. Motor memasuki gerbang halaman sebuah rumah tingkat dua dengan nuansa asri karena di penuhi tanaman segar bahkan sayur mayur dan beberapa pohon buah cangkok. Itulah rumahnya meski sederhana tetap nyaman karena kebersamaan yang nyata.

"Assalamu'alaikum, Bunda. Rafa pulang!" seru Rafa sewajarnya agar tidak kena omel ayahnya yang pasti sudah pulang bekerja.

Ruang tamu yang terasa dingin seketika menghempaskan hawa panas dari luar. Tatapan mata menelusuri seluruh sudut ruangan sejauh mata memandang. Aneh dan tumben tidak ada orang di rumah tapi mobil ayahnya ada di depan.

"Kebiasaan ayah nih, masih siang udah mojok sama bunda. Yaudah lah, mending aku mandi saja." Sebelum ke kamar, Rafa meletakkan martabak ke atas meja makan. Baru menaiki anak tangga dengan riang karena sebentar lagi bisa menikmati empuknya kasur di dalam kamar.

Terpopuler

Comments

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

deh jgn sombong dlu rafa

2023-05-18

0

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

Jam ini adalah hal yang paling di tunggu, segera pulang ke rumah dan istirahat

2023-05-18

0

❤️⃟WᵃfQueen Lee

❤️⃟WᵃfQueen Lee

guru yang baik mau mengerti keadaan murid-murid nya

2023-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1#Bu Kim
2 Part 2#Bu Kim VS Rafa
3 Part 3#Tantangan Terbuka, Perjodohan
4 Part 4#Kantin
5 Part 5#Seimbang, Penasaran
6 Part 6#Ultimatum Bunda
7 Part 7#Restoran Mozart's
8 Part 8#Pengakuan Kimmy, Rafa Dilema
9 Part 9#Semobil
10 Part 10#Tanya Balik
11 Part 11#Pernikahan, Nafkah
12 Part 12#Pulang
13 Part 13#Sabar
14 Part 14#Deal by Kimmy
15 Part 15#Karena Si Pengacau
16 Part 16#Sang Mantan, Masa Depan
17 Part 17#MAHAR
18 Part 18#Sah, Wejangan
19 Part 19#Anak-anak, Fasakh
20 Part 20#Teman? Fase latihan
21 Part 21#Mansion
22 Part 22#Ujian Rafa, Kimmy Salut
23 Part 23#Malam Pertama Berujung ...
24 Part 24#Mimpi Ashana
25 Part 25#Ibu dan Putranya
26 Part 26#Calling
27 Part 27#Panggilan, Lapangan
28 Part 28#Pertandingan Lagi
29 Part 29#Rafael Darren Adelio
30 Part 30#Kegelisahan Hati, Lapar
31 Part 31#Fahmi Al Nahdi, SWF
32 Part 32#Ikut Ke Kota, Dihukum
33 Part 33#Pertandingan, Cerai?
34 Part 34#Nasehat Naumi, Ketegangan Makan Siang
35 Part 35#Waktu cepat Berlalu
36 Part 36#Kimmy dan Ketiga Siswa Baru
37 Part 37#Home World Students
38 Part 38#Darren, Rafa
39 Part 39#Masih Di Asrama
40 Part 40#Si Kembar
41 Part 41#Makan Siang Bersama
42 Part 42#Waktu cepat Berlalu
43 Part 43#Melihat Darren, Sang Sahabat
44 Part 44#Berkas, Lamunan
45 Part 45#Ditengah Emosi ada Hati
46 Part 46#Karakter Sama, Tindakan Sisil
47 Part 47#Hukuman Rindu, Obrolan Hangat
48 Part 48#Sebait Puisi
49 Part 49#Semua Obrolan, Hutan
50 Part 50#Pertandingan, Malam
51 Part 51#Malam Terakhir
52 Part 52#Lapangan
53 Part 53#Pertandingan Pembuktian Diri
54 Part 54#Ending
55 Part 55#Baku Hantam-Rumah Sakit
56 PROMOSI NOVEL
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Part 1#Bu Kim
2
Part 2#Bu Kim VS Rafa
3
Part 3#Tantangan Terbuka, Perjodohan
4
Part 4#Kantin
5
Part 5#Seimbang, Penasaran
6
Part 6#Ultimatum Bunda
7
Part 7#Restoran Mozart's
8
Part 8#Pengakuan Kimmy, Rafa Dilema
9
Part 9#Semobil
10
Part 10#Tanya Balik
11
Part 11#Pernikahan, Nafkah
12
Part 12#Pulang
13
Part 13#Sabar
14
Part 14#Deal by Kimmy
15
Part 15#Karena Si Pengacau
16
Part 16#Sang Mantan, Masa Depan
17
Part 17#MAHAR
18
Part 18#Sah, Wejangan
19
Part 19#Anak-anak, Fasakh
20
Part 20#Teman? Fase latihan
21
Part 21#Mansion
22
Part 22#Ujian Rafa, Kimmy Salut
23
Part 23#Malam Pertama Berujung ...
24
Part 24#Mimpi Ashana
25
Part 25#Ibu dan Putranya
26
Part 26#Calling
27
Part 27#Panggilan, Lapangan
28
Part 28#Pertandingan Lagi
29
Part 29#Rafael Darren Adelio
30
Part 30#Kegelisahan Hati, Lapar
31
Part 31#Fahmi Al Nahdi, SWF
32
Part 32#Ikut Ke Kota, Dihukum
33
Part 33#Pertandingan, Cerai?
34
Part 34#Nasehat Naumi, Ketegangan Makan Siang
35
Part 35#Waktu cepat Berlalu
36
Part 36#Kimmy dan Ketiga Siswa Baru
37
Part 37#Home World Students
38
Part 38#Darren, Rafa
39
Part 39#Masih Di Asrama
40
Part 40#Si Kembar
41
Part 41#Makan Siang Bersama
42
Part 42#Waktu cepat Berlalu
43
Part 43#Melihat Darren, Sang Sahabat
44
Part 44#Berkas, Lamunan
45
Part 45#Ditengah Emosi ada Hati
46
Part 46#Karakter Sama, Tindakan Sisil
47
Part 47#Hukuman Rindu, Obrolan Hangat
48
Part 48#Sebait Puisi
49
Part 49#Semua Obrolan, Hutan
50
Part 50#Pertandingan, Malam
51
Part 51#Malam Terakhir
52
Part 52#Lapangan
53
Part 53#Pertandingan Pembuktian Diri
54
Part 54#Ending
55
Part 55#Baku Hantam-Rumah Sakit
56
PROMOSI NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!