Di dalam kelas.
Setelah keluar dari toko mobil yang di datanginya tadi, Arsa langsung kembali ke kampus. Di lihatnya seisi kelas, Bayu Lesmana tidak masuk kelas hari ini dan mungkin masih di rumah sakit. Sementara itu, berita tentang donasi mahasiswa kaya misterius terus menyebar di seluruh penjuru kampus. Semua mahasiswa di kampus mengetahui tentang hal itu. Namun tidak ada satupun yang tahu identitas konglomerat misterius ini.
Di saat Arsa akan duduk di bangkunya, Iya menemukan sebuah kertas. Setelah Arsa membukanya, ia melihat sebuah catatan yang tertulis di atas kertas tersebut. Serta uang sebesar 20 juta yang berada di atasnya.
"Terima kasih atas kebaikanmu Arsa. Tapi Aku tidak bisa menerima uang itu dengan cuma-cuma" pesan yang tertulis di atas kertas tersebut. Meskipun surat tersebut tidak tertanda tangani dan diberi nama, tapi Arsa sudah tahu siapa yang memberikan surat dan uang yang dipegangnya saat ini. Siapa lagi jika bukan Talita Olivia, si gadis cantik yang menjabat sebagai ketua kelas.
"Talita bahkan tidak mau menerima uang secara cuma-cuma. Ini adalah sebuah hal yang sangat menarik" ucap Arsa dengan senyum yang terukir di bibirnya. Iya tak bisa menahan senyum tersebut ketika mengetahui bagaimana Talita Olivia, gadis cantik yang saat ini berada di depan nya dan duduk di kursi sambil membaca buku. Arsa memandang gadis cantik tersebut dengan seksama.
"Dia sangat berbeda dengan Mila" Arsa menarik nafasnya dalam-dalam. Iya merasa diam-diam memiliki ketertarikan kepada Talita.
Pada saat yang bersamaan, teman sekelas Arsa yang duduk di sampingnya melihat Arsa yang sedang menatap ke arah Talita.
"Arsa, Kenapa kamu terus menatap Talita. Apa kamu menyukainya? Kita semua tahu kalau kamu sudah punya kekasih yang bernama Mila" ucap pria gendut yang tidak jauh dari tempat Arsa duduk.
"Aku dan Mila sudah putus" Jawab Arsa.
"Kenapa kok bisa putus? " Tanya temannya itu lagi dengan sangat terkejut.
"Mila tidak suka karena aku miskin" Jawab Arsa dengan santai.
"Jadi ini alasan kenapa kamu tidak masuk selama 10 hari itu. Ternyata kamu terluka karena cinta" Teman Arsa itu menyimpulkan sesuatu.
"Kalau begitu, maukah kamu aku traktir malam ini" Tanya teman gendut Arsa sambil menepuk bahunya. Mahasiswa itu pasti berfikir kalau mood Arsa sedang tidak baik-baik saja. Jadi iya akan menghibur temannya.
"Baiklah" Arsa langsung mengangguk. Iya tidak berniat untuk menolak tawaran dari temannya.
Malam harinya, Arsa benar-benar datang di tempat yang di janjikan oleh temannya yang gendut itu. Arsa pun segera masuk ke dalam cafe. ia melihat dan mencari temannya ke segala penjuru arah di ruangan Cafe tersebut.
"Arsa" panggil seseorang. Setelah Arsa menoleh, iya melihat seseorang yang iya kenal. Arsa benar-benar tidak menyukai tempat seperti ini.
"Arsa, kemarilah" Panggil temannya itu. Karena Arsa tak kunjung mendekat, lelaki itu mendatangi Arsa.
"Arsa, aku akan mengenalkanmu dengan seorang wanita cantik. Ayo ikutlah aku.
"Kenapa? " Tanya Arsa kembali.
"Arsa kenandra. Karena kamu sedang patah hati, aku ingin mengenalkanmu dengan wanita cantik." Ucap temannya itu. Setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh temannya tersebut, Arsa menyadari bahwa temannya tersebut ingin menyembuhkan luka di hatinya. Arsa pun tersenyum kecut mendengar itu semua. Kekhawatiran temannya yang bernama Adit tersebut sangat berlebihan terhadapnya. Karena tak ingin mengecewakan temannya yang bernama adit itu, Arsa pun melangkah menuju ke meja yang sudah di duduki oleh 2 orang wanita cantik berpakaian elegan. Salah satu dari wanita itu adalah kekasih Adit bernama Afida. Dan yang satunya, Arsa belum pernah melihatnya. Menurut informasi dari Adit, gadis itu bernama Nina.
"Arsa, cepat kamu sapa dan berkenalan dengan Nina" Menggunakan siku tangannya, Adit memberi tahu kepada Arsa.
"Hai... Nama saya Arsa Kenandra" Arsa menyodorkan telapan tangannya untuk bersalaman. Meskipun Arsa tidak tertarik dengan gadis di depannya itu, demi sebuah pertemanan, iya mau melakukan apa yang Adit katakan.
Reaksi Nina saat Arsa mengulurkan tangannya hanyalah melihat. Iya terlihat menyebikkan mulutnya tanda tidak menyukai Arsa. Penampilan Arsa terlihat sangat biasa. Bahkan iya hanya menggunakan baju tanpa merek yang di belinya dari pasar malam. Ekspresi Nina terlihat begitu kecewa dengan orang yang di ajak oleh Adit.
"Nama saya Nina Arneta" Nina menjawab dengan sangat santai dan memilih untuk tidak menerima uluran tangan Arsa. Arsa yang tahu di tolak, hanya tersenyum kecut dan menurunkan tangannya yang menggantung di udara. Secara tidak langsung, Arsa tahu bahwa Nina memandang rendah kepada dirinya. bahkan, Iya tidak menerima uluran tangan dari Arsa.
"Adit, kamu bilang akan mengenalkan Nina pada seseorang. Siapa orang itu? " Tanya Afida kepada kekasihnya.
"Ini... Aku mau mengenalkan Arsa kepadanya. Dan aku berniat memberitahu tentang keluarganya juga" Jawab Adit. Arsa yang mendengar apa yang di ucapkan oleh Adit langsung mengernyitkan dahinya.
Sedangkan Afida yang sudah mengetahui bahwa kekuarga Arsa adalah orang miskin, mencoba untuk membantu Adit berbicara. Sangat jelas dari sikap dan ucapan Afida hanya untuk mengejek Arsa yang menurut mereka berasal dari keluarga miskin. Yang tidak beruang, berarti bukan teman. kira-kira seperti itulah yang ada di dalam fikiran kedua wanita di depan Arsa tersebut.
Sebenarnya Arsa tidak pernah menyukai Afida karena sikapnya. Iya juga sudah berkali-kali memberi tahu Adit sebelum iya jadian dengan Afisa untuk tidak melanjutkannya. Namun sayang sekali. Adit yang sudah di butakan oleh cinta seakan telah tuli dari semua apa yang di katakan oleh Arsa.
"Saya anak yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga saya sangat miskin, jadi tidak akan ada perkenalan di antara kita." Kata Arsa sambil menyeruput kopi di depannya. Adit yang mendengar apa yang diucapkan oleh Arsa merasa tak enak. Untuk menghilangkan rasa canggung di antara mereka ber 4, Adit mencoba berbicara untuk mencairkan suasana.
"Arsa ini adalah seorang mahasiswa yang sangat cerdas. Aku yakin di saat dia sudah lulus nanti, dia akan menjadi orang yang sukses. Masa depan Arsa akan cerah" Ucap Adit mengalihkan pembicaraan.
"Oh... Kamu kuliah di universitas biasa. Pekerjaan apa yang bisa kamu dapatkan nanti setelah lulus. Sekeras apapun kamu bekerja, kamu tidakkan bisa kaya seperti para konglomerat yang sudah populer itu" Ucap Nina mencibir Arsa.
"Akhir-akhir ini, ada seorang anak konglomerat misterius di kampus kita yang dengan diam-diam menyumbangkan uang sebanyak 1 milyar ke universitas. Seseorang seperti Arsa mana bisa dibandingkan dengan orang kaya itu, meskipun dia bekerja keras seumur hidupnya" Sambung Afida.
"Tentu saja aku tidak bisa dibandingkan dengan mahasiswa misterius itu." Ucap Arsa sambil tersenyum. Sebenarnya Arsa ingin mengatakan bahwa dia adalah mahasiswa misterius itu. Tapi setelah dipikir-pikir, mereka tidak akan percaya apa yang akan Arsa katakan. Malah sebaliknya, mereka akan menertawakan Arsa. Di kira menyombongkan diri. Arsa pun tidak jadi mengatakan hal tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 643 Episodes
Comments
Astuti tutik2022
Suka sih tpi amburaduuulll
2023-12-12
5
Nuri Maulidia
sdh biasa
2023-10-23
1