'Maafkan aku, Nab,' gumam Gara dalam hati.
Kini dia telah mantap untuk memilih ikut dalam permainan teman-temannya meskipun tidak sepenuh hati. Dibandingkan dengan yang lainnya, Gara paling tidak bisa untuk merayu wanita. Mungkin ini adalah pengalaman pertamanya untuk mendekati seorang wanita.
"Ok! Gue ikutan!" seru Gara.
Ketiga temannya tersenyum senang. Mereka akhirnya berhasil untuk membuat Gara terbujuk. Hal ini juga akan menjadi sesuatu yang menarik bagi ketiganya di mana mereka akan melihat bagaimana Gara akan beraksi.
Setelah terjadi kesepakatan, mereka kembali ke meja masing-masing. Mereka menggunakan kesempatan jam kosong untuk tidur dan sebagian lain membuat kegaduhan bersama teman sekelas mereka.
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam pulang sekolah telah berbunyi. Satu kelas kompak untuk tidak mengerjakan tugas dan akan mengumpulkannya besok pagi.
Sebagai langkah awal untuk mendekati Nabila, mereka berencana untuk menghampirinya ke depan kelasnya. Berbeda dengan saat jam istirahat tadi, kini mereka datang secara terpisah. Mereka menunggu Nabila di tempat yang berbeda-beda.
Kenzi menunggunya di taman, Daud menghampirinya ke depan kelas sedangkan Birawa menunggunya di parkiran. Keberadaan Gara tidak diketahui oleh ketiga temannya. Dia tidak terlihat lagi di lingkungan sekolah dan telah keluar dengan motor besarnya.
Nabila dan Leny begitu terkejut saat melihat Daud bersandar di sebuah tiang dengan bertumpu pada bahu kirinya sedangkan kakinya berdiri dengan setengah terlipat. Pengalaman kurang menyenangkan saat jam istirahat membuat Nabila sedikit waspada. Dia berjalan cepat dan berpura-pura tidak melihat Daud.
"Heh, tunggu!" seru Daud sambil berjalan cepat mengikuti Nabila dan Leny.
Nabila masih pura-pura tidak mendengar dan terus berjalan.
"Gue minta maaf dah berbuat kasar sama lu tadi," ucap Daud kemudian.
"Udah aku maafin. Sekarang kamu boleh pergi," jawab Nabila tanpa menoleh ke arah Daud.
Dalam hati Daud mengumpat. Jika bukan karena taruhan, mungkin dia tidak akan sudi berurusan dengannya.
"Segitu kesalnya lu sama gue. Apakah gue nggak pantes temenan sama lu?"
Ucapan Daud membuat langkah Nabila berhenti. Saat ini mereka berdiri di jalan yang membelah taman tempat di mana Kenzi menunggu.
"Sebenarnya apa, sih, mau kamu? Sebentar-sebentar kamu tengil, sesaat kemudian kamu baik." Nabila menatap Daud dengan kesal.
"Maaf. Tadi gue terbawa emosi." Demi mendapatkan simpati Nabila, Daud mencoba berakting memelas.
Kenzi yang semula duduk di taman, beranjak dan berjalan menghampiri mereka. Sudah menjadi pembawaannya terlihat sangat tenang dalam suasana apapun.
"Sorry, apakah gue boleh gabung sama kalian?" tanyanya.
"Silakan! Jalanan ini milik umum, siapapun boleh lewat di sini." Nabila kembali berjalan cepat hingga membuat Leny terbirit-birit mengikutinya.
Menurut Leny, apa yang terjadi hari ini sangatlah aneh. Tidak biasanya Grup Dragon bermain-main di kelas IPA. Sikap mereka juga terlihat aneh.
'Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah anggota Grup Dragon begitu menyukai Nabila. Tidak dapat disangkal, Nabila memang cantik,' gumam Leny dalam hati.
Hampir seluruh siswi di sekolah mengharapkan perhatian anggota Grup Dragon. Jika mereka berada di posisi Nabila saat ini, mungkin mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dan mengambil keuntungan.
"Sebaiknya kalian tidak mengikutiku lagi karena aku terburu-buru." Nabila kembali berjalan.
Kedua tangan Daud mengepal. Hanya Kenzi yang mengerti betapa sulitnya baginya untuk bisa menguasai diri saat sedang emosi.
"Sudah ... sudah! Nggak enak jadi tontonan. Sebaiknya kita pulang ke rumah masing-masing." Kenzi mencoba menjadi penengah.
Mereka berempat pun terdiam. Daud dan Kenzi segera pergi ke parkiran untuk menyusul Birawa yang tengah menunggu di sana. Dalam hati mereka bertanya-tanya ketika tidak melihat Nabila pergi ke tempat parkir dan berpikir mungkin dia biasa di antar jemput oleh keluarganya.
Hanya Gara yang tahu tempat yang mungkin dilalui oleh Nabila. Dia menghentikan motornya di tikungan yang tidak terlihat dari jalan besar. Jika tidak salah perhitungan, itu adalah satu-satunya hal yang akan dilalui oleh Nabila.
Dugaannya ternyata benar. Di kejauhan terlihat Nabila sedang berjalan kaki menuju ke arahnya. Gara mulai bersiap untuk menghadangnya dengan mengeluarkan motor ke tempat yang terlihat oleh Nabila.
'Siapa pengendara motor ini? Aku harus berhati-hati.' Nabila tidak bisa mengenali Gara yang menggunakan helm full face.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments