Bertemunya Kedua Ibu

Bu Saedah duduk mendampingi Erna dan Rangga. Mata tuanya menatap sayu pada Ferdian. Ibu berusia hampir tujuh puluh tahunan itu ikut meneteskan air mata setelah Ferdian bercerita tentang kondisi Asih dan juga Tami.

"Bagaimana kondisi Asih sekarang?" tanya Bu Saedah menahan kesedihan yang tak terkira.

"Buruk, terus terang saya tidak tahu yang terjadi pasti bagaimana tapi, dia ada dalam pasca traumatik parah." jawab Ferdian.

"Dia janji memberikan kabar pada kami tiap satu bulan! Sepuluh tahun lalu, terakhir kali dia memberikan kabar. Setelah itu kami kehilangan kontak. Saya berpikir positif bahwa Annisa baik-baik saja bersama Asih!" ucap Erna dengan derai air mata.

Hati ibu siapa yang tidak hancur mendapatkan kabar jika putrinya meninggal dunia setelah sekian puluh tahun tidak terdengar kabar.

"Saya harus memastikan kabar ini! Kalau betul bapak adalah utusan keluarga Asih, bawa kami padanya!" Rangga menegaskan sekaligus meminta pada Ferdian.

"Tentu, silahkan bersiap. Kita berangkat sekarang."

Erna dan Rangga meminta ijin pada Bu Saedah untuk memastikan yang sebenarnya terjadi dan tentu saja bu Saedah menyetujuinya. Sambil menunggu keduanya siap, Ferdian berbicara pada Bu Saedah.

"Boleh saya tahu bagaimana semua ini bisa terjadi Bu? Saya sendiri sebagai pembawa pesan juga bingung karena tidak diberikan penjelasan." 

Bu Saedah menghela nafas berat, matanya masih basah saat memulai bercerita. 

"Semua ini berawal dari keinginan Asih. Dia adalah anak panti yang sukses merantau di kota …,"

Asih yang sukses tak pernah lupa dengan Bu Saedah dan rumah panti tempat ia dibesarkan. Ia selalu memberikan bantuan rutin setiap bulan berupa uang dan kebutuhan panti lainnya. Hingga suatu hari Asih datang bersama seorang lelaki bernama Erwin, keduanya meminta restu untuk menikah.

Bahagia tak terkira melanda hati Bu Saedah kala itu, ia pun memberi restu dan gelaran pesta pernikahan sederhana pun dilakukan. Dua tahun setelah pernikahan, Asih kembali datang dengan wajah sedih. Ia tak kunjung hamil sementara mertuanya selalu mendesak untuk memiliki anak.

Saat kembali ke panti, Asih melihat Erna tengah hamil tua. Saat itulah terbesit ide gila Asih untuk mengadopsi anak dalam kandungan Erna. Bu Saedah menolak mentah-mentah begitu juga dengan Rangga dan Erna. Tapi Asih tetap bersikeras dengan keinginannya.

Dengan dalih ia akan diceraikan Erwin dan dibuang mertuanya, Asih memohon pada Erna untuk bisa memberikan anak yang belum dilahirkannya itu. Asih memberikan uang dalam jumlah besar agar Erna dan Rangga mau memberikannya.

Setelah negosiasi alot akhirnya Erna rela melepaskan anak pertama nya itu pada Asih dengan sejumlah perjanjian yang dituangkan dalam hitam diatas putih.

"Semuanya baik-baik saja, Asih selalu berkirim kabar tentang Annisa."

"Annisa?" Ferdian mengernyit.

"Nama anak itu Annisa, tapi Asih mengubahnya menjadi Tami. Erna tak pernah setuju dengan nama itu." jawab Bu Saedah sedih, mata tuanya menerawang mengingat kejadian lampau.

Ferdian kini memahami kenapa Tami merasa tak pernah disebut namanya. Erna, sang ibu kandunh tak pernah bisa merelakan nama anaknya berubah itu sebabnya Tami tak pernah bisa pergi.

Erna dan Rangga telah siap, keduanya berpamitan bersama Ferdian. Menaiki mobil mewah milik Thomas, mobil khusus yang dapat menembus dimensi batas ruang dan waktu. Sepanjang perjalanan Erna tak hentinya mengeluarkan air mata. Rangga, sang suami bersabar dan terus membesarkan hati Erna.

Jarak antara kota tempat Asih dirawat dan rumah panti cukup jauh dan memakan waktu. Ferdian membuka portal dimensi tanpa sepengetahuan Erna dan Rangga. Ia juga menidurkan keduanya selama perjalanan agar tak menyadari perpindahan dimensi. 

"Kita sampai," 

Ferdian membangunkan keduanya setelah mobil tiba di pelataran parkir rumah sakit jiwa tempat Asih dirawat. Setelah menunggu Erna dan Rangga siap selama beberapa saat, Ferdian pun membawa keduanya menjenguk Asih.

Dari keterangan perawat jaga, Asih dipindahkan ke bangsal lain dan kini dalam pengawasan ketat. Ferdian memakluminya, setelah kejadian menghebohkan malam itu tentu pihak rumah sakit dan tim yang menangani akan semakin meningkatkan pengawasan.

Tami telah membuat kekacauan di luar nalar yang sulit diterima akal sehat.

Setelah mendapat izin dari dokter, perawat jaga mengantarkan ketiganya menemui Asih. Kondisi Asih sangat memprihatinkan, rambut acak-acakan dengan tangan terpasang selang infus, wajah pucat, dan selalu diam menatap ke luar jendela. Terdapat beberapa luka di wajah dan bagian tubuh lain. Ferdian bisa menebak itu berasal dari serpihan pecahan kaca.

"Asih," sapa Erna dengan suara bergetar.

Asih merespon dengan menoleh perlahan, "Erna,"

Tangis Erna kembali pecah, ia memeluk Asih yang masih enggan bicara. Hanya lelehan airmata yang membasahi pipinya ketika Erna memeluknya erat.

"Kenapa jadi begini, Asih? Apa yang terjadi?" Erna tak kuasa menahan dirinya.

"Maaf Bu, tolong jangan menanyakan hal sensitif yang bisa memancing emosi Bu Asih." Perawat yang mendampingi mengingatkan.

Rangga mendekati istrinya agar bisa meredam emosi dan menjaga Asih sesuai anjuran perawat jaga. Ferdian hanya memperhatikan interaksi ketiganya tanpa banyak bicara. 

'Apakah ini karma buruk? Putaran takdir memang terkadang sangat menyesakkan dada.' batin Ferdian tanpa berniat untuk menghakimi ketiganya.

Louise muncul tiba-tiba, ia menyelubungi diri dengan tabir gaib. "Tami dalam bahaya, kekuatan jahat hampir menemukannya. Sebaiknya kau bertindak cepat."

  

Terpopuler

Comments

Mahesa

Mahesa

nah ... betul kan ? kenapa sebagai ibunya ga gelisah sama sekali setelah hilang kontak ?

2024-04-29

0

A B U

A B U

,next

2023-08-04

1

Isnaaja

Isnaaja

dasar mertua dimana mana selalu ngeselin,suka ikut campur dan pokonya menyebalkan.😁

2023-05-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!