Ting tong
Bel rumah Qaynaya berbunyi, disaat dirinya masih mengobrol dengan mama mertuanya. Qaynaya lalu bangkit dari duduknya untuk melihat siapa yang datang, karena memang dirumahnya, dia tidak memakai jasa asisten rumah tangga.
"Qayyyy!" sapaan ceria dan renyah bagaikan kerupuk terdengar begitu nyaring terdengar.
"Sasha" Qaynaya tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, karena dia pikir sahabatnya itu tidak akan secepat ini datang. Setelah cukup berbasa-basi sebentar, Qaynaya mengajak Sasha masuk kedalam rumahnya.
"Apa kamu sendirian?" Qaynaya penasaran karena Sasha terlihat sendirian. Sasha lalu menjelaskan kalau dia memang saat ini sendiri, karena Darius suaminya masih mempunyai pekerjaan penting, tapi setelah semua selesai, suaminya itu pasti akan segera menyusulnya. Sementara itu Ardi langsung menuju ke sekolah, tempat dia mengajar.
Qaynaya kembali terkejut, karena bagaimana bisa Ardi sudah mengajar, karena seharusnya saat ini Ardi baru masuk kuliah. Sasha tersenyum, dan sebelum bisa menjelaskan, Rini datang menghampiri mereka.
"Apa kabar cantik?" Rini memeluk Sasha dan mulai bertanya kabar terbaru dari Sasha. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu secara langsung. Dulunya mereka tinggal di negara yang sama, dan tentu saja sering bertemu, tapi karena Qaynaya sekeluarga memutuskan untuk pindah, mereka akhirnya terpisah.
Waktu makan siang datang, Qaynaya mengajak Sasha untuk makan bersama, sembari mengobrol karena sudah lama tidak bertemu.
"Ardi menjadi lulusan terbaik, dia lalu mendapatkan undangan dari salah satu kampus disana untuk melanjutkan studinya. Tapi dia memilih kuliah di negara ini, sebenarnya dia sudah lebih dahulu datang ke negara ini, karena dia sudah kuliah selama satu semester. Sepertinya sama seperti Aan, dia juga sudah satu semester kan di kelas 12?" Sasha mulai bercerita, sembari menyendokkan nasi kedalam piring yang dipegangnya.
Untuk kesekian kalinya, Qaynaya dibuat terkejut. Bagaimana tidak terkejut, karena itu berarti sudah enam bulan Ardi ada negara ini, tapi dia tidak mengetahuinya. Dan Andjani juga sepertinya tidak mengetahui hal itu, karena tidak pernah menceritakannya.
Sasha kembali bercerita, dan mengatakan kalau Ardi tinggal di sebuah apartemen di dekat universitasnya, dan yang membuat Sasha semakin bangga pada anaknya, karena anaknya tidak manja sama sekali, bahkan mulai hari ini, anaknya itu memutuskan bekerja sambil kuliah.
"Aku sangat merindukan Aan, pasti sekarang dia semakin cantik saja kan seperti dirimu?" Sasha tersenyum dengan manisnya melihat kearah Qaynaya.
"Tentu saja" Rini yang menjawab, karena dia tau kalau menantunya sebenarnya sangat canggung dengan pertemuan kali ini.
Sasha sepertinya tidak berubah, atau mungkin dia sengaja bertingkah seperti itu, karena ingin mencairkan suasana. Sasha dari dulu selalu ceria, dia juga sangat paham bagaimana perasaan anaknya pada Andjani anaknya Qaynaya. Bahkan dulunya dia sering bercanda mengenai hal itu, dan meminta Qaynaya untuk menerima Ardi menjadi menantunya.
"Ardi mengatakan kalau dia ingin focus pada study nya, tapi ada seorang gadis yang terus saja mengejarnya. Aku sangat iri dengan keberanian gadis itu. Kamu juga pasti tau siapa gadis itu. Dia adalah Cheril, anak dari Reina. Awalnya aku juga tidak menyukai gadis itu, tapi gadis itu terus membuktikan kalau dia adalah gadis manis yang baik hati. Jadi aku percaya kalau dia tidak seperti mamanya" Sasha kembali membuat Qaynaya terkejut dengan perkataannya.
Reina adalah mama dari Cheril, gadis yang sedang dibicarakan oleh Sasha, dan Reina adalah orang yang dulunya selalu mengganggu keutuhan hubungan rumah tangga Qaynaya dan Djani.
"Semoga saja, lagipula kita tidak boleh melabeli sikap seseorang, hanya karena melihat sikap dan perilaku orang tuanya" Qaynaya terlihat sangat lega mendengarnya, karena Sasha sudah merestui Cheril menjadi pendamping Ardi, jadi kemungkinan besar Ardi juga sudah melupakan rasa cintanya pada Andjani. Lagipula waktu sudah lama berlalu, jadi Qaynaya merasa tidak perlu merasa khawatir lagi.
"Apa Aan cantik kita sudah mempunyai cinta pertama?. Aku selalu menganggap dia adalah anak perempuan ku juga, jadi aku juga ingin tau tentang kisah cintanya" Sasha terlihat antusias saat menanyakannya.
Qaynaya menjelaskan bahwa Andjani belum merasakan perasaan itu, lagipun saat ini Andjani harus focus pada ujian yang sebentar lagi akan dihadapi.
"Apa Cheril juga ada di negara ini?" tanya Qaynaya penasaran.
"Sudah pasti, karena dimanapun ada Ardi, disitulah Cheril berada. Anak itu memang sangat manis"
Qaynaya mengangguk mengerti mendengar jawaban dari Sasha, mereka lalu segera menyelesaikan makan siang, dilanjutkan dengan membersihkan meja dan mencuci piring.
💞SMAN XX💞
Andjani yang merupakan mantan ketua OSIS, diminta untuk membantu anggota baru untuk mempersiapkan penyambutan guru baru yang akan datang. Seharusnya murid kelas 12, sudah tidak perlu lagi melakukan hal ini, karena mereka harus focus pada ujian yang akan segera datang, akan tetapi, para guru merasa kalau Andjani harus turun tangan untuk hal ini dikarenakan ketua OSIS yang menjabat saat ini, tidak bisa menjalankan tugasnya, karena sedang sakit.
Andjani merasa belajarnya tidak akan terganggu hanya dengan membantu untuk acara itu, lagipula acara itu hanya satu hari.
"Jangan lupa, nanti akan ada dua guru baru. Jadi kalung bunganya juga ada dua. Dan kamu sendiri Andjani, yang harus mengalungkannya" perintah guru pada Andjani.
"Baik pak" Andjani hanya bisa menurut.
Andjani adalah bintang disekolah itu, dia juga menjadi primadona disekolah, karena kecantikannya, ditambah dengan prestasinya yang sangat banyak, membuatnya sangat disukai para guru.
"Guru yang akan datang ini, salah satunya masih sangat muda, bapak harap kamu bisa membuatnya nyaman. Disekolah ini tidak banyak yang aksen berbicara dalam bahasa Inggris nya sefasih dan selancar kamu. Bapak hanya takut kalau guru itu menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara sehari-hari, itulah sebabnya bapak meminta dirimu yang menyambutnya"
"Kenapa tidak salah satu guru saja pak yang menyambutnya? bukankah bu Rida sudah menjadi wakil guru yang akan menyambut guru baru itu?" tanya Andjani heran.
"Itu juga tentu saja, tapi harus juga ada dari perwakilan murid. Sudah sana bersiap terlebih dahulu"
"Baik pak" Andjani tidak lagi bertanya, dan memilih mengikuti perintah dari gurunya. Guru yang selama ini menjadi salah satu yang dekat dengannya. Sebagai murid teladan, sudah tentu Andjani dekat dengan para gurunya.
Andjani tidak pernah merasa terganggu dengan murid lain yang tidak menyukai dirinya karena kepintaran yang dia miliki, bagi Andjani yang paling penting adalah belajar dan belajar.
Setelah memastikan seluruh persiapan sudah selesai, Andjani lalu berganti baju, menggunakan baju kebesaran OSIS, tentu saja bersama dengan beberapa teman-temannya. Mereka menggunakan seragam OSIS lengkap, entah kenapa penyambutan guru baru kali ini terkesan sangat mewah.
Guru baru itu ingin supaya besok langsung mulai mengajar, jadi acara perkenalan di laksanakan hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Nuri
semangat Thor 💪
2023-07-01
0
Metta Mo
Kira-kira seperti apa guru barunya? jadi pinisirin..
2023-06-29
0
Vincar
semangat terus Thor, 1 iklan mendarat 😄
2023-06-07
0