Salam pamit

"Ma, aku sudah beli semuanya, mau langsung di masak atau di simpan kulkas?" Tanya Vina setelah dia akhirnya pulang dari pasar.

Tapi, begitu dia pulang, rumah terasa sepi, ayahnya kemungkinan memang sudah bekerja, tapi sang Ibu, dia juga tidak ada di rumah.

'Apa pergi ke hutan ya?' Vina yang melupakan kalau di dalam rumahnya ada satu orang lagi yang sedang tiduran, langsung melepaskan dua lapis jaket, sarung tangan, pakaiannya, serta rok panjang yang sempat melingkar di pinggangnya.

Tentu saja, setelah dia membukanya, dia masih menggunakan pakaian lengkapnya, karena dia senagaja pakai pakaian dobel agar tidak saat di perjalanan tidak dingin.

Setelah melepasnya, Vina langsung duduk selonjor.

"Ahh...jadi gerah. Ingin mandi tapi malas." ucap Vina sambil mengayunkan tangannya untuk memberikan efek dingin pada wajahnya, serta kerah baju yang dia kibaskan ke depan dan ke dalam untuk memberikan ruang angin agar bisa masuk.

Tapi akhirnya setelah dia beberapa saat ngadem diri, dia tiba-tiba melihat si beruang yang sedang tidur!

'A-aku lupa dia ada di rumah! Dia sedang tidur kan?' Vina yang kelabakan karena terkejut bahwa dirinya baru saja melepaskan pakaian dari atas sampai bawah di tempat itu, dia dengan buru-buru langsung mengambil jaket, rok, pakaian atasan, intinya semuanya kedalam pelukan, sampai dia yang hendak pergi dari sana, gara-gara roknya terseret di lantai, kakinya pun tidak sengaja menginjak rok itu sampai akhirnya dia terjatuh.

BRUKKK....

"...!" Alhasil Vina terjatuh dalam posisi tersungkur di samping Elvano.

Elvano yang tadinya menutup matanya, akhirnya membuka kelopak matanya dan menoleh ke arah Vina yang sudah malu setengah mati.

"Kau tidak apa-apa kan?" satu pertanyaan itu akhirnya menghampiri si pembuat gaduh.

"T-tidak. Maaf mengganggu tidurmu." Vina sempat meminta maaf, dan segera memungut kembali pakaiannya yang sempat terlepas dari cengkramannya, dan setelah itu dia pun buru-buru pergi dari sana dengan kecepatan kilat.

"..." Alveno hanya terdiam sambil memperhatikan gerak gerik dari Vina yang terlihat terkejut juga malu itu. 'Kenapa dia pergi seperti orang yang ketakutan? Apakah wajahku seram? Tapi waktu itu dia juga bilang kalau wajahku tampan.' Elvano pun berdiri dari tempat dia tidur dan berjalan menghampiri sebuah cermin yang menempel di dinding depan kulkas persis. 'Kan, wajahku memang tampan, tapi kenapa dia terlihat panik seperti itu? Atau-'

Dan ketika Elvano berpikir kembali dengan apa yang terjadi pada malam tadi, mulut yang menutup rapat itu akhirnya terbuka dan mengatupkan mulutnya seraya melihat bayangan terakhir milik Vani sebelum perempuan itu pergi masuk ke dalam kamarnya.

BRAK....

'Dia takut denganku karena yang terjadi di dalam kamar mandi. Aku pikir dia perempuan yang punya rasa percaya diri yang tinggi, dia bahkan tidak bisa membuat alasan logis, selain bertingkah aneh seperti itu.' Elvano jadi tertawa mencibir melihat tingkah dari Vani yang membuat hatinya terguncang untuk tertawa geli.

_________

"Oh ..., kebetulan sudah jadi, mau aku kirimkan jam berapa? Sekarang? Iya. Akan aku kirimkan sekarang, lokasi ketemuannya di mana?" Tanya Vani, dia saat ini sedang menelepon seseorang yang menjadi pembeli, karena satu minggu yang lalu, Vani mendapatkan orderan untuk membuat mahar.

Setelah selesai bicara, Vani pun keluar dari kamar dan sudah bersiap untuk pergi.

KLEK....

"Kau mau pergi?"

"KYAA..!" Vina langsung terkejut, jantungnya yang langsung di pacu memompa dengan sebegitu cepatnya, adalah keberhasilan dari pria ini dalam mengagetkannya. 'K-kenapa dia ada di depan kamarku?! Ya ampun, kaget. Aku sampai lemes, gara-gara kemunculannya yang tidak terduga ini. Aku bahkan sampai hampir menganggapnya penjahat, gara-gara dia tingginya benar-benar melampauiku seperti ini.' pikir Vina, dia sudah berjongkok dengan wajah sudah di tutupi dengan kedua telapak tangannya.

'Dia sampai terkejut sampai seperti itu? Tidak terduga juga.' Elvano yang merasa kasihan dengan Vina, sudah mengulurkan tangannya ke arahnya, tapi respon yang diberikan oleh Vina, justru tatapan benci.

"Kenapa kau ada di depan kamarku?! Aku kan terkejut!" Vina menepis tangan itu, dan segera berdiri.

PLAK...

"...!" Hanya saja, saat Vina menepis tangan Elvano sampai sekeras itu, dia jadi merasa bersalah sendiri. 'Padahal aku yang terkejut sendiri, tapi aku jadi memerahinya. Apa-apaan aku ini.' Vina yang merasa pusing itu langsung memperbaiki rambutnya yang sempat menghalangi wajahnya karena belum dia ikat. "Maaf, aku bukan bermaksud memarahimu, aku hanya terkejut saja." ucap Vina lagi, langsung meminta maaf.

Elvano yang langsung mendapatkan permintaan maaf dari perempuan yang ada di depannya itu, langsung mengepalkan tangannya dan menarik tangannya sendiri.

"Akulah yang tidak sopan, akulah yang seharusnya minta maaf."

'Eh, ternyata dia bisa minta maaf juga. Aku pikir dia orang yang sombong dan tidak tahu cara minta maaf.' detik hati Vina. "Ya sudah, aku mau pergi dulu." kata Vina, menutup pintunya dan menguncinya, sebab mau bagaimanapun dia takut kalau pria asing ini hanyalah orang asing modal tampang doang, dan di dalamnya punya niat jahat untuk mencuri sesuatu di rumahnya.

"Kau mau pergi kemana?" Tanya Elvano.

"Aku harus COD, mengantarkan pesanan." jawab Elvano, lalu dia pun pergi ke ruang tamu, memakai jaket, menguncir rambut pendeknya ke belakang, memakai kacamata, jam tangan, dan tidak lupa, dia memakai tas kecil yang isinya adalah uang, kartu ATM, dan KTP saja.

Tidak ada penampilan lebih dari Vina ini, karena dia adalah perempuan yang suka berpenampilan seadanya saja.

"Memangnya kau membuat pesanan apa?" tanyanya dengan wajah super polos.

Vina yang memperhatikan wajah dari pria itu, benar-benar mendapatkan satu kesan pertanyaan yang super polos, padahal wajah dan penampilannya saja sudah seperti seorang gangster, tapi pertanyaan tadi benar-benar seperti orang yang tidak tahu apapun.

'Dia bukan pimpinan gangster yang sedang kabur drai musuhnya kan? Jadi terlihat imut sih, tapi- tetap saja aku harus waspada.' Detik setelah berpikir demikian, Vina pun menjawab. "Aku membuat ini."

Vina pun masuk ke dalam kamar depan, di sana sebenarnya cukup berantakan, karena disana adalah kamar tidur milik kakak nya, tapi karena tidak di pakai, karena kakak nya sudah tinggal dengan suaminya, dia pun jadi bisa menguasai kamar yang sedikit lebih besar dari kamar milik Vina sendiri.

Dan yang Vina ambil adalah buket uang.

Elvano terkesiap, karena uang baru yang di bungkus dengan plastik uang itu, di susun sedemikian rupa dan di jadikan buket yang cukup cantik karena di beri hiasan beberapa bunga.

Isinya juga cukup banyak, terdiri dari seratus ribuan keluaran terbaru, jelas itu buket uang seharga lebih dari satu juta, tidak, tepatnya justru ada dua juta dua ratus, setelah dia menghitungnya dengan cepat.

"Itu bagus."

Vani yang mendengarkan pujian itu, jadi tersenyum-senyum sendiri. 'Baru kali ini aku di puji dari seorang pria tampan. Eh tunggu! Aku harus bersikap waspada, jangan tergoda karena tampang wajahnya yang- rupawan itu.'

"Kau membuatnya sendiri?" Tanya Elvano lagi, dan setelah itu dia kembali melirik pada bibir yang sedang di sembunyikan dengan telapak tangan, karena sedang tersenyum sendiri. 'Ketahuan, dia tidak tahan dengan pujianku.'

"Ya iya lah. Jika aku tidak membuatnya sendiri, kenapa mereka pesan dariku?" Jawab Vina dengan percaya diri.

"Lalu bagaimana caramu membawanya?" Dia akhirnya mempunyai rasa penasaran yang cukup tinggi, karena di sana tidak ada mobil selain sepeda motor.

"Untup apa aku pusing-pusing cara membawanya gimana. Aku kan hanya tinggal memasukkannya ke dalam tas." Vina pun mencari kantong plastik yang besar, meletakkannya di dalam kantong plastik itu, dia memberikannya tal plastik di kedua sisi kantong plastik tersebut agar bisa membentuk sebuah tas tenteng, dan setelah itu, dia masukkan kedalam tas gendong ukuran yang sedikit lebih besar dari tubuhnya. "Aku mau pergi, kau di sini saja. Tidak apa-apa kan?"

"Hati-hati di jalan." kata Elvano.

Vina sedikit tersentak kaget, karena dia seperti baru saja di berikan ucapan hati-hati dari seorang suami. 'Ah, pikiranku jadi semakin ngawur ini. Hush...hush...' Vina langsung menggeleng-gelengkan dengan kuat agar semua khayalannya itu bisa pergi dari kepalanya. "I-iya. Kalau ada orang, bilang saja lagi COD." kata Vina lagi, sebelum akhirnya dia pun pergi keluar rumah dan mengendarai motornya sendirian.

___________

'Padahal sampai beberapa hari yang lalu, aku ngeluh sendiri soal aku jomblo ini dan itulah. Sampai-sampai aku seperti orang gila, karena aku senyum-senyum sendiri setiap kali aku dapat foto laki-laki tampan di medsos.

Tapi- kenapa di rumahku sekarang ada pria asing seperti dia?

Sebentar, dia memang, bisa bicara bahasa indonesa, tapi kedengarannya dia punya kosa kata yang beda. Apa jangan-jangan dia itu bule ya? Sedang traveling ke indonesia, tapi karena tampangnya orang kaya, dia di rampok, lalu dia pun di hajar habis-habisan, sampai seperti itu?' Satu pikiran yang begitu panjang dan lebar pun sampai di kepala kecilnya.

Dan perjalanan yang membutuhkan waktu sampai lima belas menit itu, berhasil di lalui oleh Vina.

Dia akhirnya bertemu dengan si pemesan buket.

"Wah, ternyata anda malah membawanya sendiri." ucap perempuan berkerudung itu saat melihat Vina sampai di depannya, dan menggendong buket di belakang punggungnya dengan menggunakan tas.

"Iya, karena tidak ada yang membantuku membawanya, jadi aku membawanya seperti ini." jawab Vina. dia melepaskan tas gendongnya itu dari punggungnya, dan langsung mengeluarkan tas dari plastik hitam besar yang berisi buket uang. "Ini,"

Wanita itu pun mengambilnya dari tangannya Vina dan memperhatikan isi yang ada di dalamnya. "Bagus sekali, bisa jadi langganan ini."

"Makasih kak."

"Mas, ini bantu pegangin." Wanita ini pun menyerahkan buket itu ke laki-laki yang masih naik motor.

"Bagus juga. Biayanya berapa kalau seperti ini?" tanyanya, dia adalah kakak dari perempuan berkerudung itu.

"Itu harganya dua ratus ribu kak. Tergantung dari kertas buketnya sih kak, kan selembarnya mahal. Bisa harga murah, tapi kertas yang di buat tidak akan sebanyak itu kak. Jadi terserah yang memesan, aku hanya memasang harga jasa saja." jawab Vina. Sebenarnya jantungnya sudah berdegup kencang, karena dia orang yang tidak begitu pandai bicara, dan sekalinya bicara, dia harus berpikir keras lebih dulu.

"Iya mas, aku pakai yang mahal biar lebih kelihatan berisi, lagian walaupun aku juga bisa buat sendiri, tapi kan aku punya kesibukanku. Dari pada buang-buang waktu, aku jadi minta padanya." ucap sang adik dari pria tersebut. "Ini uangnya, sekali lagi terima kasih ya."

"Iya kak." Dengan senang hati, Vina pun menerima uangnya.

"Kalau begitu kami pamit dulu."

"Begitu ya, nanti kapan-kapan aku pesen juga deh, untuk pacarku."

"Haahah, aku tunggu ya kak orderan selanjutnya." jawab Vina. Dan mereka berdua pun pergi dari sana. 'Lumayan, modal lima puluh ribu, aku bisa dapat keuntungan seratus lima puluh ribu. Semoga ada yang order lagi.' benak hati Vina, lalu dia pun pergi dari sana.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top banget 😍

2023-11-06

1

Mommy QieS

Mommy QieS

dua kuntum gift 🌹🌹 dan vote mingguan untuk mu, kak.

2023-07-24

0

Anita

Anita

modal 50 ribu dPet 200 ribu, banyak juga untungnya😌

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Penyerangan
2 Pertolongan
3 Terbangun
4 Salam pamit
5 Elvano
6 Kebaikan
7 Hadiah yang pas
8 Titip Diriku Padamu, Vina.
9 Jalan berdua
10 Perbandingan
11 Pencarian
12 Keberadaannya
13 Mall
14 Modus
15 Gara-gara pembalut
16 Gendongan
17 Berdarah Lemas
18 Makan malam berdua
19 Abel
20 Rasa suami
21 Khawatir
22 Godaan Nikmat
23 Kondangan
24 Pengintaian pertama
25 Delvin
26 Tamu tidak di undang
27 Ingin Egois
28 Ciuman yang di renggut.
29 Kecurigaan
30 30 : solusi
31 31 : Selamat tinggal
32 32 : Kelebihan Pesangon
33 33 : Hubungan
34 34 : Penculikan
35 35 : Batasan Vano.
36 36 : Kesan yang masih tertinggal dalam hati
37 37 : Siksaan Tanpa Alasan Pasti
38 38 : Vano khawatir lagi
39 39 : Arthur
40 40 : Vina Tersiksa
41 41 : Mainan Baru Itu Vina
42 42 : Harapan?
43 43 : Persiapaan
44 44 : Sama tidak sama
45 45 : Siksaan berat dalam kegelapan
46 46 : Insiden Kegelapan
47 47 : Malam Menegangkan
48 48 : Pilihan Antara Arthur Atau Elvano
49 49 : Ancaman Keras Arthur
50 50 : Menjemput maut
51 51 : Misi Penyelamatan
52 52 : Tekad Elvano
53 53 : Menerjang Maut
54 54 : Penyelamatan Tragis
55 55 : Berkorban
56 56 : Hujan peluru
57 57 : Tidur panjang
58 58 : Cincin Pasangan
59 59 : Pengorbanan
60 60 : Awal yang baru
61 61 : Perasaan Derita Hati
62 62 : Debat
63 63 : Kecupan
64 64 : Berdua Di Ruftoop
65 65 : Kebohongan
66 66 : Tabrakan
67 67 : Mual
68 68 : Pikiran Kolotnya
69 69 : Kotoran
70 70 : Verina
71 71 : Penampilan Verina
72 72 : Rencana
73 73 : Mual
74 74 : Target
75 75 : Mengambil Langkah Pertama
76 76 : Mencari Sebab
77 77 : Gawat Darurat
78 78 : Tugas Penting
79 79 : Pemberesan
80 80 : Makan Berdua Dengan Tetangga
81 81 : Kebodohannya Elvano Yang Terencana
82 82 : Puding Kehormatan
83 83 : Malam Bersama Dengan Elvano
84 84 : Perlakuan Khusus?
85 85 : Kata Hati?
86 86 : Gara-gara mabuk
87 87 : Mempermainkan
88 88 : Keinginan
89 89 : Kutukan
90 90 : Emosi Vina
91 91 : Perpisahan
92 92 : Kesehatan Mental
93 93 : Obat kematian?
94 94 : Menunggu
95 95 : Alasan Pilihanmu
96 96 : Lingerie
97 97 : Karena Elvano
98 98 : Amarahnya Vina
99 99 : Pertengkaran
100 100 : Permintaan
101 Rencana Terencana
102 Sasaran
103 Perlindungan Delvin
104 Jawaban
105 Pilihannya
106 Penyelamatan Gila
107 Pendapat
108 Jalur pelarian Vina
109 Perhatian
110 Saingan Jalanan
111 Waktunya Berburu.
112 Buruan Abel
113 Bom
114 Adu Kekuatan
115 Akhir
116 Gara-gara
117 Berbeda
118 Buah Mimpi Yang Mendalam.
119 Keinginan
120 Hampir
121 Arthur
122 Pergulatan di Dalam Kamar
123 Saran Berbuah Keputusan
124 Arthur >< Elvano
125 Hak Waris
126 Maaf
127 Hasil Keputusan Elvano
128 Tebak Hasutan
129 Amarah Elvano
130 Niat Tujuan Hati Nurani Elvano
131 Maaf
132 Percaya
133 Salah Paham
134 Sisi Memalukan
135 Ujung Dari Peristiwa
136 Stimulan Rasa Khawatirnya Vina
137 Tidak tahu, maka harus tahu
138 Logika & Perasaan
139 Rangkulan
140 Keraguan
141 Kisah Tak Terduga
142 Debat Perasaan
143 Kesenangan Dalam Permainan Hidup
144 Cincin
145 Hari Pertama
146 Delvin, Campur Tangan
147 Pulang X Pulang
148 Hatinya Luluh
149 Masalah Cinta
150 Elvano Cosplay
151 Situasi
152 Elvano Melepaskan
153 Akibat Pilihannya
154 Diluar Ekspektasi
155 Rencana Elvano Untuk Masa Depan
156 Pelajaran Orang Naif
157 Makan Berdua
158 Strategi Dalam Diamnya
159 Gara-gara masalah percintaan
160 Dibalik Rahasia Rencana Abel
161 Pulang
162 Rindu Bakso
163 Rencana Elvano Untuk Masa Depan
164 Rencana Besar Elvano
165 Menjenguk
166 Tawaran Dari Rencana
167 Lagi-lagi Masalah
168 Fitnah Berbuah Konflik
169 Rencana Sebenarnya Abel
170 Elvano Di Tangkap
171 Di Balik Alasan
172 Penyesalan Dalam Diamnya.
173 Dua Bule Kocak
174 Elvano Pingsan
175 Rahasia Kecil Cincin
176 Jebakan
177 Ujung Kasus
178 Siksaan Ke 2
179 Inikah akhirnya?
180 Akhir dari segalanya.
181 Akhir dari yang kalah
182 Posisi Sesungguhnya Travers.
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Malam Penyerangan
2
Pertolongan
3
Terbangun
4
Salam pamit
5
Elvano
6
Kebaikan
7
Hadiah yang pas
8
Titip Diriku Padamu, Vina.
9
Jalan berdua
10
Perbandingan
11
Pencarian
12
Keberadaannya
13
Mall
14
Modus
15
Gara-gara pembalut
16
Gendongan
17
Berdarah Lemas
18
Makan malam berdua
19
Abel
20
Rasa suami
21
Khawatir
22
Godaan Nikmat
23
Kondangan
24
Pengintaian pertama
25
Delvin
26
Tamu tidak di undang
27
Ingin Egois
28
Ciuman yang di renggut.
29
Kecurigaan
30
30 : solusi
31
31 : Selamat tinggal
32
32 : Kelebihan Pesangon
33
33 : Hubungan
34
34 : Penculikan
35
35 : Batasan Vano.
36
36 : Kesan yang masih tertinggal dalam hati
37
37 : Siksaan Tanpa Alasan Pasti
38
38 : Vano khawatir lagi
39
39 : Arthur
40
40 : Vina Tersiksa
41
41 : Mainan Baru Itu Vina
42
42 : Harapan?
43
43 : Persiapaan
44
44 : Sama tidak sama
45
45 : Siksaan berat dalam kegelapan
46
46 : Insiden Kegelapan
47
47 : Malam Menegangkan
48
48 : Pilihan Antara Arthur Atau Elvano
49
49 : Ancaman Keras Arthur
50
50 : Menjemput maut
51
51 : Misi Penyelamatan
52
52 : Tekad Elvano
53
53 : Menerjang Maut
54
54 : Penyelamatan Tragis
55
55 : Berkorban
56
56 : Hujan peluru
57
57 : Tidur panjang
58
58 : Cincin Pasangan
59
59 : Pengorbanan
60
60 : Awal yang baru
61
61 : Perasaan Derita Hati
62
62 : Debat
63
63 : Kecupan
64
64 : Berdua Di Ruftoop
65
65 : Kebohongan
66
66 : Tabrakan
67
67 : Mual
68
68 : Pikiran Kolotnya
69
69 : Kotoran
70
70 : Verina
71
71 : Penampilan Verina
72
72 : Rencana
73
73 : Mual
74
74 : Target
75
75 : Mengambil Langkah Pertama
76
76 : Mencari Sebab
77
77 : Gawat Darurat
78
78 : Tugas Penting
79
79 : Pemberesan
80
80 : Makan Berdua Dengan Tetangga
81
81 : Kebodohannya Elvano Yang Terencana
82
82 : Puding Kehormatan
83
83 : Malam Bersama Dengan Elvano
84
84 : Perlakuan Khusus?
85
85 : Kata Hati?
86
86 : Gara-gara mabuk
87
87 : Mempermainkan
88
88 : Keinginan
89
89 : Kutukan
90
90 : Emosi Vina
91
91 : Perpisahan
92
92 : Kesehatan Mental
93
93 : Obat kematian?
94
94 : Menunggu
95
95 : Alasan Pilihanmu
96
96 : Lingerie
97
97 : Karena Elvano
98
98 : Amarahnya Vina
99
99 : Pertengkaran
100
100 : Permintaan
101
Rencana Terencana
102
Sasaran
103
Perlindungan Delvin
104
Jawaban
105
Pilihannya
106
Penyelamatan Gila
107
Pendapat
108
Jalur pelarian Vina
109
Perhatian
110
Saingan Jalanan
111
Waktunya Berburu.
112
Buruan Abel
113
Bom
114
Adu Kekuatan
115
Akhir
116
Gara-gara
117
Berbeda
118
Buah Mimpi Yang Mendalam.
119
Keinginan
120
Hampir
121
Arthur
122
Pergulatan di Dalam Kamar
123
Saran Berbuah Keputusan
124
Arthur >< Elvano
125
Hak Waris
126
Maaf
127
Hasil Keputusan Elvano
128
Tebak Hasutan
129
Amarah Elvano
130
Niat Tujuan Hati Nurani Elvano
131
Maaf
132
Percaya
133
Salah Paham
134
Sisi Memalukan
135
Ujung Dari Peristiwa
136
Stimulan Rasa Khawatirnya Vina
137
Tidak tahu, maka harus tahu
138
Logika & Perasaan
139
Rangkulan
140
Keraguan
141
Kisah Tak Terduga
142
Debat Perasaan
143
Kesenangan Dalam Permainan Hidup
144
Cincin
145
Hari Pertama
146
Delvin, Campur Tangan
147
Pulang X Pulang
148
Hatinya Luluh
149
Masalah Cinta
150
Elvano Cosplay
151
Situasi
152
Elvano Melepaskan
153
Akibat Pilihannya
154
Diluar Ekspektasi
155
Rencana Elvano Untuk Masa Depan
156
Pelajaran Orang Naif
157
Makan Berdua
158
Strategi Dalam Diamnya
159
Gara-gara masalah percintaan
160
Dibalik Rahasia Rencana Abel
161
Pulang
162
Rindu Bakso
163
Rencana Elvano Untuk Masa Depan
164
Rencana Besar Elvano
165
Menjenguk
166
Tawaran Dari Rencana
167
Lagi-lagi Masalah
168
Fitnah Berbuah Konflik
169
Rencana Sebenarnya Abel
170
Elvano Di Tangkap
171
Di Balik Alasan
172
Penyesalan Dalam Diamnya.
173
Dua Bule Kocak
174
Elvano Pingsan
175
Rahasia Kecil Cincin
176
Jebakan
177
Ujung Kasus
178
Siksaan Ke 2
179
Inikah akhirnya?
180
Akhir dari segalanya.
181
Akhir dari yang kalah
182
Posisi Sesungguhnya Travers.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!