Elvano

"Elvano. Namamu bagus juga." Ucap Vina saat ia melihat kepingan dari logam tipis yang tertulis nama Elvano itu menggantung di lehernya.

"Begitukah?" Elvano yang penasaran dengan dengan yang kalung yang dia pakai, dia pun melepaskan kalungnya dan melihat dengan begitu seksama kalung itu. Di sana memang hanya tertulis nama Elvano saja, tanpa adanya identitas yang lain.

"Jadi, kau benar-benar tidak ingat siapa dirimu?" Tanya Vina terhadap pria yang ada di depannya itu.

Setelah pulang ke rumah, Vina dan Elvano pun duduk di ruang tamu dan saling berbicara satu sama lain agar meluruskan permasalahan diantara mereka berdua.

Permasalahan yang pertama, karena pria asing ini belum mengatakan siapa dan latar belakangnya apa, jadi Vina pun bertanya padanya secara langsung.

Tapi, sekarang yang menjadi permasalahan utamanya, rupanya pria dengan jutaan pesona layaknya model di depannya itu, tidak memiliki ingatan apapun selain nama yang tertulis di kalung itu.

'Aku harus bagaimana ini? Dia kan tetap saja seorang pria, asing pula. Masa dia tinggal di rumah ini, apa kata tetangga? Walaupun dia tampan, mau bagaimanapun aku ini perempuan yang belum bersuami, pasti akan ada pembicaraan negatif, jika dia terlalu lama tinggal di rumah ini.' Dalam proses di tengah pembicaraan itu, Vina pun jadi resah dan gelisah karena tidak mungkin menghidupi orang asing di rumahnya, sebab itu tidak pantas bagi mereka berdua, karena pria ini bukan siapa-siapanya Vina.

'Dekat sekali.' Detik hati Elvano saat tiba-tiba sesaat tadi Vina mendekatinya dengan spontan setelah di iyakan untuk melihat kalung yang di pakai oleh Elvano.

'Oh ya, aku lupa. Aku tiba-tiba jadi duduk terlalu dekat dengannya.' pikir Vina, lalu dia beranjak dari depan Elvano dan duduk kembali di kursinya.

"Iya. Aku sama sekali tidak ingat apapun, bahkan terakhir kali aku bisa sampai seperti ini, aku juga tidak ingat." Kata Elvano, dimana karena keterbatasan dari pakaian besar yang di miliki Vina untuk di pakai oleh pria ini, sekarang pria ini pun bertelanjang dada dan hanya memakai celana kolor berwarna hitam pendek.

'Dia sangat tampan, tubuhnya juga bagus, tapi aku harus tetap berpikiran rasional, dia bukan orang yang harus aku sukai seenak hati. Tetap saja, dia pasti punya kekasih secantik bidadari, karena dia sendiri setampan itu.

Jangan terkecoh dengan tampangnya, Vina. Jangan terpengaruh dengan wajah rupawan nya itu!' pikir Vina. Hanya saja, mau sekeras apapun Vina berusaha, dia tidak bisa mengalihkan pikirannya itu dari khayalan imajinasi liarnya.

Imajinasi itu menggambarkan kalau pria di depannya itu benar-benar seorang suaminya, yah, suami idaman.

'Tiba-tiba aku jadi punya ide menulis. Diam-diamlah Vina, jangan sampai kau ketahuan kalau kau sedang berpikiran liar karena memperhatikannya terus.' batin Vina.

Tapi, semuanya salah, Vina yang sebenarnya sudah ketahuan memperhatikan dirinya terus, dalam diam Elvano tersenyum. 'Matamu itu ketahuan sedang memperhatikanku terus. Walaupun aku memang tidak ingat dengan masa laluku sebelum ini, tapi melihat dia yang secara terang-terangan melihat ke arahku terus, dia cocok sebagai hiburanku juga.' Pikir Elvano dalam diam nya.

"Tapi bagaimana ya? Walaupun aku merasa kasihan denganmu, tapi kau tidak mungkin tinggal di rumah ini terus. Para tetangga pasti akan menggosip.

Walaupun aku tidak begitu peduli, tapi kita berdua itu tetap orang asing yang tidak saling kenal satu sama lain.

Kau memiliki batasan waktu disini. Jadi kau akan bagaimana ke depannya?" tanya Vina.

"Rumah sebelah?" Tanya Elvano singkat.

"Kosong, tapi memangnya kau mau tinggal di tempat itu? Di sana kotor, tidak ada apapun di dalamnya." Vina langsung mengernyitkan matanya saat ia mendengar kalau pria ini akan tinggal di rumah kosong itu?

Tapi apa? Justru respon yang di berikan oleh Elvano kepada Vina, adalah sebuah senyuman singkat yang memiliki banyak makna.

"Aku mau, tapi melihatmu bertanya seperti itu, kau khawatir padaku ya?"

"Ya jelas lah! Orang sepertimu tinggal di tempat seperti itu, rasanya itu bukan levelmu saja." tukas Vina dengan terus terang, sebab bagaimanapun Elvano yang seharusnya tinggal di tempat mewah, setidaknya di hotel bintang lima, malah memilih tempat kumuh yang tidak di huni sama sekali oleh si pemilik barunya.

Elvano yang mendengar jawaban dari Vina kalau dianya benar-benar khawatir padanya, Elvano pun jadi semakin merekahkan senyuman mautnya itu.

'Kenapa dia terus tersenyum sih? Apa dia pikir aku akan tergoda olehnya?' pikir Vina, dia memang tergoda dengan senyuman dari bibir seksi itu, tapi mau bagaimanapun dirinya harus tetap menahan diri.

_____________

"Vina, apa kau di rumah?" Seseorang sedang memanggil namanya, dan orang yang di carinya, ada di tempat lain.

"Ya! Tunggu sebentar!" Teriak Vina, dia ada di rumah sebelah. Dan karena ada tamu, dia segera pergi menghampirinya dengan penampilannya yang acak-acakan di penuhi dengan keringat.

"Loh, kau sedang apa Vin? Itu bukannya rumah kosong punya tetangga?"

"Iya, aku sedang beres-beres, karena mau di pakai." jawab Vina, dia pun melepaskan sepatu boots, sarung tangan, lalu setelah mencuci tangan dan kaki, dia menyeka keringatnya dengan handuk yang kebetulan sedang di jemur. "Apa kau mau mengambil pesananmu?"

"Iya. Aku telepon, tapi tidak kunjung di angkat, jadinya aku kesini sekalian saja." jawab perempuan ini.

"Oh, maaf, handphoneku lagi di charger. Bentar, aku akan ambilkan." Vina pun pergi masuk kedalam rumah, dan mengambilkan bingkai mahar yang sudah jadi.

Setelah keluar dan mau memberikan bingkai mahar itu kepada temannya, temannya itu pun akhirnya bertanya. "Memangnya siapa yang mau menempati rumah itu?"

"Dia." Tiba-tiba saja seorang pria yang baru saja keluar dari rumah nya Vina, dan hendak menjemur handuk, di tunjuk oleh Vina.

"G-gila Vin! Dia tampan, dari mana kau bisa dapat pria bule seperti dia!" Bisik temannya Vina ini dengan bisikan yang penuh dengan penekanan, karena saking girang juga bisa melihat bule dari dekat.

"Aku dapat dari belakang rumah." jawab Vina dengan polosnya, dan menyerahkan kantong kresek kepada temannya itu.

"A-apa? Belakang rumah? Bohong, masa kau dapat pria itu dari belakang rumah? Memangnya di belakang rumahmu itu ada penampungan orang bule seperti dia?" tanyanya lagi, karena saking tidak percayanya terhadap jawaban dari Vina ini.

"Aku tidak menyuruhmu untuk percaya ucapanku juga." sahut Vina, lalu dia pun menerima uang dari temannya itu.

"Tapi apa aku bisa kenalan dengannya?"

Vina pun menoleh ke belakang, dan melihat Elvano dengan menggaruk belakang rambutnya itu sambil melihat pemandangan luar. "Elvano, dia mau kenalan, mau ngga?"

Dan begitu setelah nama pria itu di panggil, Elvano akhirnya menoleh ke arah mereka berdua. Tidak seperti Vina yang sudah mulai terbiasa dengan wajahnya, sehingga Vina bersikap biasa saja, maka tidak dengan temannya itu.

Karena ada yang mau mengenalkannya, Elvano pun berjalan menghampiri perempuan tersebut.

"Perkenalkan, namaku Riska." mengulurkan tangannya itu untuk berjabat tangan dengan Elvano.

"Aku Elvano." menerima jabatan tangannya itu.

'Siapapun pasti memang langsung terpesona.' detik hati Vina, merasa iri dengan Riska yang terlihat begitu menyukainya itu. "Kalau sudah, aku mau lanjut beres-beres."

"Iya, makasih ya Vin maharnya." kata Riska, melepaskan jabatan tangannya Elvano.

"Iya, sama-sama." Jawab Vina, dia kembali memakai sepatu boots, dan sarung tangan serta masker, karena dia akan pergi merapikan dan membersihkan rumah itu. Walaupun kecil, tetap saja harus di bersihkan dengan benar.

Dan Riska pergi dengan rona pipi di wajahnya, sebab saking senangnya bisa berjabat tangan dengan Elvano.

"Mau aku ban-"

"Tidak perlu. Dari pada lukamu kembali terbuka gara-gara banyak bergerak, lebih baik istirahat saja. Biar aku yang urus rumah itu." karena sudah mendapatkan izin dari pemilik serta dari pihak Rt juga Rw, kalau Elvano akan tinggal di rumah itu, jadi sekarang mereka pun tidak lagi memiliki masalah apapun.

Yang satu, Rt dan Rw sudah tahu situasi dan kondisi dari Elvano yang ditemukan terluka parah, dan apalagi karena hilang ingatan, maka tidak ada yang bisa di lakukan untuk mencari identitasnya, selain menunggu.

Yang ke dua, rumah kosong yang tidak di pakai itu, adalah rumah yang memang tidak di tempati karena si pemilik membeli sebidang tanah tapi ada rumah.

Dan karena si pemilik tanah juga sudah punya rumah sendiri, maka jelas rumah kecil itu bukan tempat yang harus di tempati nya, maka dari itu si pemilik tanah pun memberikan akses untuk menghuninya, dan bahkan tidak di kenai biaya apapun.

Itu merupakan sebuah keuntungan, jalan milik Elvano yang justru benar-benar di permudah.

Tapi untuk masalah makan dan mandi, kedua orang tua Vina mempersilahkan kamar mandi rumahnya di gunakan saja oleh Elvano.

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

manisnya

2023-05-16

0

Anita

Anita

Jangan gegabah Vin, jangan terpengaruh dengan tampangnya yang menggoda, cari tau dulu siapa dia sebenarnya agar kau tidak menyesal nanti

2023-05-14

0

Wong kam fung

Wong kam fung

bilang aja Elvano gk boleh pergi

2023-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Penyerangan
2 Pertolongan
3 Terbangun
4 Salam pamit
5 Elvano
6 Kebaikan
7 Hadiah yang pas
8 Titip Diriku Padamu, Vina.
9 Jalan berdua
10 Perbandingan
11 Pencarian
12 Keberadaannya
13 Mall
14 Modus
15 Gara-gara pembalut
16 Gendongan
17 Berdarah Lemas
18 Makan malam berdua
19 Abel
20 Rasa suami
21 Khawatir
22 Godaan Nikmat
23 Kondangan
24 Pengintaian pertama
25 Delvin
26 Tamu tidak di undang
27 Ingin Egois
28 Ciuman yang di renggut.
29 Kecurigaan
30 30 : solusi
31 31 : Selamat tinggal
32 32 : Kelebihan Pesangon
33 33 : Hubungan
34 34 : Penculikan
35 35 : Batasan Vano.
36 36 : Kesan yang masih tertinggal dalam hati
37 37 : Siksaan Tanpa Alasan Pasti
38 38 : Vano khawatir lagi
39 39 : Arthur
40 40 : Vina Tersiksa
41 41 : Mainan Baru Itu Vina
42 42 : Harapan?
43 43 : Persiapaan
44 44 : Sama tidak sama
45 45 : Siksaan berat dalam kegelapan
46 46 : Insiden Kegelapan
47 47 : Malam Menegangkan
48 48 : Pilihan Antara Arthur Atau Elvano
49 49 : Ancaman Keras Arthur
50 50 : Menjemput maut
51 51 : Misi Penyelamatan
52 52 : Tekad Elvano
53 53 : Menerjang Maut
54 54 : Penyelamatan Tragis
55 55 : Berkorban
56 56 : Hujan peluru
57 57 : Tidur panjang
58 58 : Cincin Pasangan
59 59 : Pengorbanan
60 60 : Awal yang baru
61 61 : Perasaan Derita Hati
62 62 : Debat
63 63 : Kecupan
64 64 : Berdua Di Ruftoop
65 65 : Kebohongan
66 66 : Tabrakan
67 67 : Mual
68 68 : Pikiran Kolotnya
69 69 : Kotoran
70 70 : Verina
71 71 : Penampilan Verina
72 72 : Rencana
73 73 : Mual
74 74 : Target
75 75 : Mengambil Langkah Pertama
76 76 : Mencari Sebab
77 77 : Gawat Darurat
78 78 : Tugas Penting
79 79 : Pemberesan
80 80 : Makan Berdua Dengan Tetangga
81 81 : Kebodohannya Elvano Yang Terencana
82 82 : Puding Kehormatan
83 83 : Malam Bersama Dengan Elvano
84 84 : Perlakuan Khusus?
85 85 : Kata Hati?
86 86 : Gara-gara mabuk
87 87 : Mempermainkan
88 88 : Keinginan
89 89 : Kutukan
90 90 : Emosi Vina
91 91 : Perpisahan
92 92 : Kesehatan Mental
93 93 : Obat kematian?
94 94 : Menunggu
95 95 : Alasan Pilihanmu
96 96 : Lingerie
97 97 : Karena Elvano
98 98 : Amarahnya Vina
99 99 : Pertengkaran
100 100 : Permintaan
101 Rencana Terencana
102 Sasaran
103 Perlindungan Delvin
104 Jawaban
105 Pilihannya
106 Penyelamatan Gila
107 Pendapat
108 Jalur pelarian Vina
109 Perhatian
110 Saingan Jalanan
111 Waktunya Berburu.
112 Buruan Abel
113 Bom
114 Adu Kekuatan
115 Akhir
116 Gara-gara
117 Berbeda
118 Buah Mimpi Yang Mendalam.
119 Keinginan
120 Hampir
121 Arthur
122 Pergulatan di Dalam Kamar
123 Saran Berbuah Keputusan
124 Arthur >< Elvano
125 Hak Waris
126 Maaf
127 Hasil Keputusan Elvano
128 Tebak Hasutan
129 Amarah Elvano
130 Niat Tujuan Hati Nurani Elvano
131 Maaf
132 Percaya
133 Salah Paham
134 Sisi Memalukan
135 Ujung Dari Peristiwa
136 Stimulan Rasa Khawatirnya Vina
137 Tidak tahu, maka harus tahu
138 Logika & Perasaan
139 Rangkulan
140 Keraguan
141 Kisah Tak Terduga
142 Debat Perasaan
143 Kesenangan Dalam Permainan Hidup
144 Cincin
145 Hari Pertama
146 Delvin, Campur Tangan
147 Pulang X Pulang
148 Hatinya Luluh
149 Masalah Cinta
150 Elvano Cosplay
151 Situasi
152 Elvano Melepaskan
153 Akibat Pilihannya
154 Diluar Ekspektasi
155 Rencana Elvano Untuk Masa Depan
156 Pelajaran Orang Naif
157 Makan Berdua
158 Strategi Dalam Diamnya
159 Gara-gara masalah percintaan
160 Dibalik Rahasia Rencana Abel
161 Pulang
162 Rindu Bakso
163 Rencana Elvano Untuk Masa Depan
164 Rencana Besar Elvano
165 Menjenguk
166 Tawaran Dari Rencana
167 Lagi-lagi Masalah
168 Fitnah Berbuah Konflik
169 Rencana Sebenarnya Abel
170 Elvano Di Tangkap
171 Di Balik Alasan
172 Penyesalan Dalam Diamnya.
173 Dua Bule Kocak
174 Elvano Pingsan
175 Rahasia Kecil Cincin
176 Jebakan
177 Ujung Kasus
178 Siksaan Ke 2
179 Inikah akhirnya?
180 Akhir dari segalanya.
181 Akhir dari yang kalah
182 Posisi Sesungguhnya Travers.
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Malam Penyerangan
2
Pertolongan
3
Terbangun
4
Salam pamit
5
Elvano
6
Kebaikan
7
Hadiah yang pas
8
Titip Diriku Padamu, Vina.
9
Jalan berdua
10
Perbandingan
11
Pencarian
12
Keberadaannya
13
Mall
14
Modus
15
Gara-gara pembalut
16
Gendongan
17
Berdarah Lemas
18
Makan malam berdua
19
Abel
20
Rasa suami
21
Khawatir
22
Godaan Nikmat
23
Kondangan
24
Pengintaian pertama
25
Delvin
26
Tamu tidak di undang
27
Ingin Egois
28
Ciuman yang di renggut.
29
Kecurigaan
30
30 : solusi
31
31 : Selamat tinggal
32
32 : Kelebihan Pesangon
33
33 : Hubungan
34
34 : Penculikan
35
35 : Batasan Vano.
36
36 : Kesan yang masih tertinggal dalam hati
37
37 : Siksaan Tanpa Alasan Pasti
38
38 : Vano khawatir lagi
39
39 : Arthur
40
40 : Vina Tersiksa
41
41 : Mainan Baru Itu Vina
42
42 : Harapan?
43
43 : Persiapaan
44
44 : Sama tidak sama
45
45 : Siksaan berat dalam kegelapan
46
46 : Insiden Kegelapan
47
47 : Malam Menegangkan
48
48 : Pilihan Antara Arthur Atau Elvano
49
49 : Ancaman Keras Arthur
50
50 : Menjemput maut
51
51 : Misi Penyelamatan
52
52 : Tekad Elvano
53
53 : Menerjang Maut
54
54 : Penyelamatan Tragis
55
55 : Berkorban
56
56 : Hujan peluru
57
57 : Tidur panjang
58
58 : Cincin Pasangan
59
59 : Pengorbanan
60
60 : Awal yang baru
61
61 : Perasaan Derita Hati
62
62 : Debat
63
63 : Kecupan
64
64 : Berdua Di Ruftoop
65
65 : Kebohongan
66
66 : Tabrakan
67
67 : Mual
68
68 : Pikiran Kolotnya
69
69 : Kotoran
70
70 : Verina
71
71 : Penampilan Verina
72
72 : Rencana
73
73 : Mual
74
74 : Target
75
75 : Mengambil Langkah Pertama
76
76 : Mencari Sebab
77
77 : Gawat Darurat
78
78 : Tugas Penting
79
79 : Pemberesan
80
80 : Makan Berdua Dengan Tetangga
81
81 : Kebodohannya Elvano Yang Terencana
82
82 : Puding Kehormatan
83
83 : Malam Bersama Dengan Elvano
84
84 : Perlakuan Khusus?
85
85 : Kata Hati?
86
86 : Gara-gara mabuk
87
87 : Mempermainkan
88
88 : Keinginan
89
89 : Kutukan
90
90 : Emosi Vina
91
91 : Perpisahan
92
92 : Kesehatan Mental
93
93 : Obat kematian?
94
94 : Menunggu
95
95 : Alasan Pilihanmu
96
96 : Lingerie
97
97 : Karena Elvano
98
98 : Amarahnya Vina
99
99 : Pertengkaran
100
100 : Permintaan
101
Rencana Terencana
102
Sasaran
103
Perlindungan Delvin
104
Jawaban
105
Pilihannya
106
Penyelamatan Gila
107
Pendapat
108
Jalur pelarian Vina
109
Perhatian
110
Saingan Jalanan
111
Waktunya Berburu.
112
Buruan Abel
113
Bom
114
Adu Kekuatan
115
Akhir
116
Gara-gara
117
Berbeda
118
Buah Mimpi Yang Mendalam.
119
Keinginan
120
Hampir
121
Arthur
122
Pergulatan di Dalam Kamar
123
Saran Berbuah Keputusan
124
Arthur >< Elvano
125
Hak Waris
126
Maaf
127
Hasil Keputusan Elvano
128
Tebak Hasutan
129
Amarah Elvano
130
Niat Tujuan Hati Nurani Elvano
131
Maaf
132
Percaya
133
Salah Paham
134
Sisi Memalukan
135
Ujung Dari Peristiwa
136
Stimulan Rasa Khawatirnya Vina
137
Tidak tahu, maka harus tahu
138
Logika & Perasaan
139
Rangkulan
140
Keraguan
141
Kisah Tak Terduga
142
Debat Perasaan
143
Kesenangan Dalam Permainan Hidup
144
Cincin
145
Hari Pertama
146
Delvin, Campur Tangan
147
Pulang X Pulang
148
Hatinya Luluh
149
Masalah Cinta
150
Elvano Cosplay
151
Situasi
152
Elvano Melepaskan
153
Akibat Pilihannya
154
Diluar Ekspektasi
155
Rencana Elvano Untuk Masa Depan
156
Pelajaran Orang Naif
157
Makan Berdua
158
Strategi Dalam Diamnya
159
Gara-gara masalah percintaan
160
Dibalik Rahasia Rencana Abel
161
Pulang
162
Rindu Bakso
163
Rencana Elvano Untuk Masa Depan
164
Rencana Besar Elvano
165
Menjenguk
166
Tawaran Dari Rencana
167
Lagi-lagi Masalah
168
Fitnah Berbuah Konflik
169
Rencana Sebenarnya Abel
170
Elvano Di Tangkap
171
Di Balik Alasan
172
Penyesalan Dalam Diamnya.
173
Dua Bule Kocak
174
Elvano Pingsan
175
Rahasia Kecil Cincin
176
Jebakan
177
Ujung Kasus
178
Siksaan Ke 2
179
Inikah akhirnya?
180
Akhir dari segalanya.
181
Akhir dari yang kalah
182
Posisi Sesungguhnya Travers.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!