Lantai penjara yang dingin dan kotor, gadis itu tergolek tidak berdaya dengan mata terpejam disana. Jika ia tengah sadar tentu akan berteriak tidak terima karena meniduri lantai kotor itu, tali tambang juga terikat di kedua lengannya yang saat ini tersembunyi di belakang tubuh.
"Buka cadarnya!"
Hanya dengan satu perintah itu seorang lelaki yang mengenakan pakaian serba putih langsung melepaskan cadar yang menutupi sebagain wajah Lan Hua. Bibir ranum dan juga pahatan dagu yang sempurna itu kini nampak begitu jelas.
"Tuan muda ini adalah Nona Lian Lan Hua, nona dari keluarga Lian."
"Kau yakin Bai?"
Lelaki berbaju putih yang dipanggil Bai itu mengangguk dengan mantap, "Saya tidak akan pernah salah mengenali orang Tuan muda."
Lelaki dengan topeng emas yang dipanggil dengan sebutan tuan muda itu diam-diam menarik salah satu sudut bibirnya. Membentuk sebuah seringaian disana.
"Seorang nona muda yang sebentar lagi akan menjadi menantu kerajaan tentu tidak boleh bermain-main sejauh ini." ucapnya santai.
"Tapi Tuan, bukankah aneh jika nona Lan Hua malam-malam seperti ini keluar kediaman dengan pakaian pelayan. Tidak seorangpun yang berani memasuki tempat ini tetapi ia malah sampai masuk ke dalam. Seharusnya ia memiliki niat tersembunyi."
Lelaki itu menggeleng, tidak setuju dengan perkataan Bai. "Niat yang kau katakan bukanlah niat jahat, karena itu pasti akan membutuhkan perencaan matang dan perhitungan. Gadis Lian ini hanyalah tersesat, kembalikan dia ke kediaman Lian."
"Baik Tuan."
***
Kelopak mata indah itu perlahan terbuka, menampilkan manik mata hitam pekat yang kini bergerak ke kanan dan kiri. Memperhatikan sekitarnya sembari mencari titik kesadarannya.
"Nona sudah sadar?"
Pertanyaan itu berasal dari Xiao Min, pelayan dari Lan Hua.
Lan Hua tidak menjawab pertanyaan Xiao Min, ia mengedarkan pandangannya untuk memastikan tempat dimana ia berada. Tempat yang ia lihat pertams kali setelah membuka mata ini adalah kamar pribadinya.
Menepuk kepalanya sedikit untuk mengembaliman kesadaran, kini dahinya justru mengeryit. Seingatnya ia baru saja kabur dari kediaman lalu dikejar hingga masuk ke kawasan terlarang. Lan Hua masih mengingat jika ia menemukan sebuah kediaman berpenghuni dan masuk ke dalamnya, hingga sebuah pedang bertengger di lehernya lalu ia tidak mengingat apapun lagi.
Lan Hua bangkit untuk mengganti posisinya menjadi duduk.
"Xiao Min tadi malam aku masuk ke kawasan terlarang yang kau ceritakan, di tengah tempat itu ada kediaman yang sangat indah, ada orang yang tinggal disana."
Xiao Min menatap Lan Hua sebentar sebelum tawanya pecah, Lan Hua membelakakan matanya karena pelayannya itu justru tertawa dengan apa yang ia ceritakan.
"Kenapa kau tertawa?!" tanya Lan Hua kesal.
Xiao Min menghentikan tawanya, "Nona tidak ada yang berani masuk kekawasan terlarang karena sangat menyeramkan, tidak mungkin ada yang memiliki kediaman disana."
"Aku tidak berbohong Xiao Min, aku melihatnya sendiri dengan mataku. Tadi malam aku hampir mati disana."
"Mungkin Nona hanya bermimpi, tadi malam Nona ditemukan tidak sadarkan diri di kediaman ujung belakang setelah menghilang dari sore."
Lan Hua tenggelem dalam pikirannya, rasanya kejadian itu bukan mimpi karena rasanya sangat nyata. Bagaimana ketakutannya saat pedang itu bertengger di lehernya masih bisa ia rasakan. Namun yang menganjal lagi jika itu memang terjadi mengapa ia bisa kembali ke kediaman bukannya malah dihabisi oleh orang misterius itu.
"Tapi itu terasa nyata bukan seperti mimpi."
════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════
Dont forget to click the vote button!
════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════
Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^
And, see you.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments